Anda di halaman 1dari 12

PENERIMAAN HADIAH

ATAU
BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA

DOSEN PEMBIMBING :
ALI RASYIDI, SE, M.Ak

KELOMPOK : HADIJAH (1512311200)


ALFIA RIZQI APRILLIA (1512311202)
DILLAVEGA NANDY APRILIA (1512311206)

AKUNTANSI IV/C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah kami dapat menyalesaikan
makalah Komunikasi dan Etika Bisnis. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi dan Etika Bisnis. Untuk itu kami
selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Terutama kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan bimbingannya


sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Selaku penyusun
kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali
lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terutama bagi kami selaku penyusun.

Surabaya, 23 Mei 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………..4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..4
C. TUJUAN………………………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA………………………………………………………...5
B. PENGERTIAN PROFESI…………………………………………………… ..6
C. PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH TAMAHAN
LAINNYA……………………………………………………………………. .7
D. CONTOH KASUS……………………………………………………………..9

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan
hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi
saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama,
protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya
yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia
untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa
etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan
demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek
atau sisi kehidupan manusianya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Etika Profesi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-
tamahan Lainnya ?
3. Apa contoh kasus dari Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-
tamahan lainnya ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Etika Profesi
2. Untuk mengetahui pengertian dari Penerimaan Hadiah atau Bentuk
Keramah-tamahan Lainnya
3. Untuk mengetahui contoh kasus dari Penerimaan Hadiah atau Bentuk
Keramah-tamahan Lainnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
a. Drs. O.P. SIMORANGKIR : Etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam Sistematika Filsafat : Etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Drs. H. Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya prilaku manusia :

a. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau
diambil.
b. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teoriteori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia
dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

5
b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan
khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

B. Pengertian Profesi
Profesi, Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu
hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan
keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup
disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas
sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi,
artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE,
timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan
istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang
yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi.
Berikut pengertian profesi dan profesional menurut DE GEORGE : PROFESI,
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan
purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian
yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal

6
yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi
waktu luang.Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa
“PEKERJAAN/PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan

PROFESI :

 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.


 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama(purnah
waktu)
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

PROFESIONAL :

 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya


 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya
 Bangga akan pekerjaannya

C. PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH TAMAHAN


LAINNYA
Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapatterjadi
ketika anggota timassurance, KAP, atau Jaringan KAPmenerima hadiah atau
bentuk keramah-tamahan lainnya dari klienassurance.Ancaman tersebut
demikian signifikan, sehingga tidakada satupun pencegahan yang dapat
mengurangi ancamantersebut ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika nilai
hadiahatau bentuk keramah-tamahan lainnya tersebut secara jelas
tidaksignifikan.Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepatadalah dengan
menolak untuk menerima hadiah atau bentukkeramah-tamahan lainnya tersebut.

Penerimaan hadiah oleh akuntan sebagai bentuk keramah- tamahan

Sekarang ini banyak sekali korupsi dan kejahatan kerah putih yang
terjadi di bumi indonesia,begitu banyak kasus –kasus korupsi muncul silih
berganti,tanpa membuat pelaku dari korupsi itu sendiri menjadi jera dengan ulah
yang dilakukannya. Banyak rakyat indonesia yang hidup dibawah garis

7
kemiskinan, tapi para pelaku korupsi seperti buka manusia lagi yang tidak punya
hati nurani mereka tetap saja melakukan aksinya walaupun sudah disidang dan
dihukum pun mereka masih bisa mengatur korupsi yang dilakukannya dibalik
penjara. Alangkah lucu dan bobroknya negeri ini seperti negeri yang tidak punya
hukum lagi, orang yang sudah dihukum pun bisa mengatur perkaranya.

Kalau kita kaitkan dengan prinsip-prinsip akuntan,profesi akuntan adalah


hal yang rentan sekali dengan prilaku korupsi,dimana seorang akuntan bisa saja
disuap oleh klien atau orang-orang yang ingin pelaporan perusahaan nya bagus.
Seorang akuntan haruslah menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal yang akan
membuat diri seorang akuntan itu akan mudah dipengaruhi. Dapat kita lihat
seorang akuntan bisa saja menerima bingkisan atau hadiah dari seorang klien
nya,yang dalam hal ini hadiah yang diberikan seorang klien terhadap dirinya
akan menjadikan dirinya menjadi tidak konsisten terhadap profesi atau kasus
yang sedang dihadapi seorang akuntan. Dapat kita bayangkan kalau lah seorang
akuntan atau auditor dengan mudah nya dapat dipengaruhi, tentu hal-hal yang
seharusnya tidak bisa atau tidak pantas akan menjadi pantas, tentu akan diatur
dengan rapi dan baik.

Penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan Praktisi maupun


anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya mungkin saja
ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitally ) oleh
klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman
kepentingan pribadi terhadap objektivitas dapat terjadi ketika hadiah dari klien
diterima, atau ancaman intimidasi terhadap objektivitas dapat terjadi sehubungan
dengan kemungkinan dipublikasikannya penerimaan hadiah tersebut.

Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai, dan


maksud dibalik pemberian tersebut. Jika pemberian tersebut disimpulkan oleh
pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi
yang relevan sebagai pemberian yang secara jelas tidak signifikan, maka Praktisi
dapat menyimpulkan pemberian tersebut sebagai pemberian yang diberikan
dalam kondisi bisnis normal, yaitu pemberian yang tidak dimaksudkan untuk

8
memengaruhi pengambilan keputusan atau untuk memperoleh informasi. Dalam
kondisi demikia, Praktisi dapat menyimpulkan tidak terjadinya ancaman yang
signifikan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Jika ancaman
yang dievaluasi merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke
tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima
pemberian tersebut.

D. Contoh Kasus
a. Kasus Gayus
Kasus gayus, seharusnya negara mendapatkan pendapatan yang
besar dari pajak, tapi dengan imbalan atau hadiah yang diterima pendapatan
yang besar tadi akan hilang akan menjadi kecil dan uangnya akan mengalir
ke orang pribadi atau ke seorang akuntan,yang imbasnya tentu akan
dirasakan juga oleh kita sebagai rakyat indonesia.
Jadi dapat kita simpulkan apapun pemberian yang diterima oleh
seorang akuntan atau auditor akan mempengaruhi kredibilitasnya sebagai
seorang akuntan ataupun auditor, yang seharusnya dia dapat memutuskan
sesuatu kasus dengan objektiv dan baik tapi akibat dari penerimaan hadiah
tadi, akan membuat seorang akuntan akan mudah dipengaruhi dan akan
menjadikan dirinya seorang yang dapat dikendalikan. Prinsip-prinsip dari
akuntan sangat melarang keras seorang akuntan menerima hadiah dari klien
dan dari siapapun yang akan membuat dirinya dapat terpengaruh.

b. Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap


pajak

September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus


menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok
aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan
faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya
PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di
bursa New York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang

9
susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun,
Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak
perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker
melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya. Badan
pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya
dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat
perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG
terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun,
kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan KPMG pun terselamatkan.

Analisis Kasus

Menurut saya, akuntan internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono


belum sepenuhnya menerapkan 4 prisip etika akuntan. Dari kedelapan prinsip
akuntan yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas,
objektifitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku
profesional, dan standar teknis, prinsip-prinsip etika akuntan yang dilanggar
antara lain :

Tanggung jawab profesi, dimana seorang akuntan harus bertanggung


jawab secara professional terhadap semua kegiatan yang dilakukannya. Akuntan
Internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono kurang bertanggung jawab
karena dia terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.

Kepentingan Publik, dimana dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta


Siddharta & Harsono diduga tidak bekerja demi kepentingan publik karena
diduga sengaja terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia yang disiati telah
menerbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus
dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc.
yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu saja sangat berbahaya, termasuk
bagi perusahaan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono.

Integritas, dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang


tinggi. Dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta tidak menjaga integritasnya,
karena telah melakukan penyogokan aparat pajak di indonesia.

Objektifitas, dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap


independen atau tidak memihak siapapun. Dalam kasus ini akuntan KPMG
memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan menyogok aparat
pajak di Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari permaslahan di atas dapat di simpulkan bahwa di dalam kode etik
profesi akuntan publik memiliki aturan-aturan yang harus di patuhi dalam hal ini
yaitu tentang penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan laiinya
Penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan Praktisi maupun anggota
keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya mungkin saja ditawari suatu
hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitally ) oleh klien.
Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman
kepentingan pribadi terhadap objektivitas dapat terjadi ketika hadiah dari klien
diterima, atau ancaman intimidasi terhadap objektivitas dapat terjadi sehubungan
dengan kemungkinan dipublikasikannya penerimaan hadiah tersebut.
Kesimpulan dari kasus KPMG:
Jadi pihak KPMG telah menyuap aparat pajak senilai UU$ 75.000. Cara
untuk menutupi itu semua, sehingga diterbitkanlah faktur palsu untuk biaya jasa
profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak
perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York.

Solusi untuk kasus tersebut adalah sebagai berikut:

 Harus adanya upaya untuk memperbaiki kesalahan yang telah ada sebelumnya
dan tidak mengulanginya lagi.
 Dilakukannya perbaikan sistem akuntansi dan konsistensi penerapan Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum di perusahaan.
 Lebih selektif dan teliti lagi dalam memilih calon auditor atau auditor yang
benar-benar kompeten dan profesional untuk bekerja dikantor tersebut untuk
mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPMG-Siddharta Siddharta &
Harsono

11
DAFTAR PUSTAKA

 Black Law Dictionary;


 UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
 Peraturan BPK No. 2 Tahun 2007 tentang Kode Etik Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia
 Wikipedia Indonesia
 Mediacare.blogspot.com

12

Anda mungkin juga menyukai