FASE FARINGEAL
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus
faring anterior (arkus palatoglosus) dan refleks
menelan segera timbul.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase
faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan
memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu
pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan
pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian
atas. Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan
umur.
FASE ESOFAGEAL
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa
disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal
yaitu 3-4 cm/ detik.
Proses pembentukan suara dapat dibagi menjadi tiga subproses,
yaitu: pembangkitan sumber, artikulasi dan radiasi (Furui,2001).
Organ tubuh yang terlibat dalam proses produksi suara meliputi
paru-paru, tenggorokan (trachea), laring (larinx), faring (pharynx),
rongga hidung (nasal cavity), dan rongga mulut (oral cavity). Terdapat
suatu lintasan vokal (vocal tract) yang terdiri dari faring (koneksi
antara kerongkongan dan mulut) dan mulut (Rabiner dan Juang,
1993). Bentuk lintasan vokal dapat berubah sesuai dengan
pergerakan rahang, lidah, bibir dan organ internal lainnya.
The Joint Committee on Infant Hearing tahun 2000 dan The American Academy of Pediatrics
(AAP) tahun 1999 merekomendasikan skrining untuk bayi baru lahir dilakukan dalam 3 bulan
pertama usianya dan intervensi sudah dilakukan sebelum usia 6 bulan. Oleh karena itu, Ibu
harus memperhatikan perkembangan bahasa si Kecil dimulai dari sejak ia lahir.
Ibu bisa menilai bagaimana perkembangan bahasa si Kecil sudah sesuai dengan usianya atau
belum melalui tabel Milestones of Language Development :
10 - 16 bulan berbicara kata yang mudah, menunjuk bagian tubuh atau memahami
kata sederhana
Ibu bisa memberikan stimulus untuk menilai perkembangan bahasa si Kecil. Satu bulan
pertama si Kecil dapat dievaluasi dengan memberikan suara yang keras dan tiba-tiba, apakah
dia memberikan respon berupa mengedipkan mata, reflek tangan dan kaki terangkat ke atas,
atau tiba-tiba terbangun. Bulan-bulan berikutnya Ibu bisa memberikan stimulus melalui
suara-suara, memanggil nama, atau dengan mengamati perilakunya. Jika Ibu menemukan
ketidaksesuaian perkembangan bahasa dengan umurnya, segera bawa si Kecil kepada tenaga
medis terkait untuk dievaluasi lebih lanjut.