Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada By. E dengan berat badan lahir

rendah pada masalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh salama 6

hari mulai dari tanggal 07 – 06 – 2014 sampai dengan tanggal 12 – 06 -2014

diruangan Perinatologi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat kesenjangan yang

akan dibahas sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.

Pada bab ini penulis akan membahasnya sesuai dengan asuhan keperawatan

yang sudah ditetapkan, meliputi : Pengkajian, Diagnose keperawatan, Intervensi

keperawatan, Implementasi keperawatan dan Evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk

mengumpulkan data sesuai dasar untuk menentukan masalah pasien

sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan yang diberikan, dalam

mengumpulkan data ,penulis menggunakan metode wawancara dengan

keluarga bayi, observasi, pemeriksaan fisik dan mempelajari dokumentasi

atau status pasien. Pada pengkajian penulis menemukan gejala yang sama

antara kasus bayi E dengan teori tanda dan gejala BBLR pada masalah

kebutuhan nutrisi yang dikemukakan oleh Proverawati A, (2010) yaitu BB

kurang dari 2500 gr, rambut lanugo banyak, aktivitas dan tangisan lemah,

94
95

refleks menghisap dan menelan lemah, pernafasan cepat, bayi sesak, dan

memakai oxsigen, ekstrimitas dingin.

Penyebab BBLR yang dikemukakan oleh pantiawati (2010) sama

dengan yang di temukan pada bayi E yaitu kurang bulan yaitu usia

kehamilan ibu 33 minggu dan disebabkan oleh faktor lingkungan seperti zat-

zat racun yaitu asap rokok.

4.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan atau kesimpulan yang

diambil berdasarkan data dari pengkajian dan merupakan tahap kedua dari

proses keperawatan setelah pengkajian.

Ditinjau dari konsep teoritis menurut Proverawati ( 2010 ) pada bayi

dengan Asfiksia ada 5 (Lima) diagnosa keperawatan yang mungkin

dijumpai yaitu:

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan imaturitas reflek menghisap.

b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas fungsi

paru.

c. Resiko Ketidak efektifan pengturan suhu berhubungan dengan

imaturitas pengaturan suhu tubuh dan keterbatasan lemak subkutan.

d. Resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas kekebalan tubuh.

e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lemak subkutan

minimal.
96

Sedangkan pada studi kasus By. E penulis menemukan 3 diagnosa

keperawatan yaitu:

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan imaturitas reflek menghisap.

Diagnose ini di angkat berdasarkan keadaan bayi lemah,bibir sianosis,

reflek isap lemah, reflek roothing lemah, reflek menelan lemah, BB

tak bertambah- tambah, dan terpasangnya selang OGT.

b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas fungsi

paru. Diagnosa ini diangkat berdasarkan keadaan bayi tampak lemah,

sianosis, pernafasan cuping hidung, ada retraksi dinding dada,

pernafasan 66 x/menit, Suhu 35,8 ͦ C, Nadi 124 x/menit dan terpasang

O2.

c. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan imaturitas

pengaturan suhu tubuh dan penurunan lemak subkutan.

Diagnose ini diangkat berdasarkan keadaan bayi teraba dingin di

daerah tangan dan ujung kakinya terlihat pucat, bibir pucat, dengan

tanda-tanda ini bayi perlu penanganan / perawatan yang intensif.

Sedangkan diagnosa yang tidak ditemukan pada kasus By. E akan

tetapi di kemukakan oleh yaitu :

a. Resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas kekebalan tubuh. Pada

kasus By. E tidak di temukan tanda dan gelaja resiko infeksi seprti

kulit tidak kriput, tidak ada jaringan trauma.


97

b. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lemak subkutan

minimal. Pada kasus By. E tidak di temukan tanda dan gejala seperti

kulit bayi dalam keadaan kering, lapisan lemak subcutan bertambah.

4.3 Intervensi keperawatan

Dalam membuat dan menyusun intervensi keperawatan atau rencana

keperawatan penulis sesuaikan dengan prioritas masalah keperawatan yang

telah dirumuskan dan tetap mengacu pada rencana asuhan keperawatan

secara teoritis dan menyesuaikan dengan kasus.

Pada saat pengkajian penulis tidak banyak menemukan kesenjangan

yang berarti antara konsep teori dengan studi kasus. Diagnosa keperawatan

pada konsep teori ada 5 diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan,

sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan karena

data-data yang mendukung untuk ditegakkannya suatu diagnosa lain tidak

dijumpai. Dalam rencana tindakan keperawatan penulis menyusun dan

merumuskan berdasarkan konsep teoritis dengan memperhatikan prioritas

maasalah dan kebutuhan bayi, adapun intervensi keperawatan yang penulis

rumuskan seperti pada diagnosa pertama Ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturitas reflek menghisap,

diagnosa kedua Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas

fungsi paru, dan diagnosa ketiga Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh

berhubungan dengan imaturitas pengaturan suhu tubuh dan penurunan


98

lemak subkutan dapat direncanakan intervensi sesuai teori yang ada dan

tidak ada kesenjangan intervensi yang dilakukan.

4.4 Implementasi keperawatan

Pada tahap implementasi yang dilakukan selama enam hari perawatan

rencana yang dibuat dapat dilaksanakan tindakan keperawatan sesuai

intervensi yang telah dibuat, seperti pada diagnosa Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Ketidak efektifan pola napas, dan

Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh, yaitu melakukan tindakan dengan

melakukan pemasangan OGT bila refleks hisap dan menelan, pasang O2 bila

pola nafas tidak efektif dan tempat bayi dalam inkubator. Dari 3 diagnosa

diatas tindakan yang tidak dilakukan yaitu melakukan cution dan fisioterafi

dada. Pada By. E, rencana yang dapat diamplikasikan kedalam tindakan

nyata dan ada faktor-faktor pendukung yang membuat pelaksanaan tindakan

berjalan dengan baik, antara lain :

a. Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan keluarga bayi dan

tim kesehatan lainnya.

b. Adanya motivasi dan keinginan keluarga bayi untuk mempercepat

kesembuhan anaknya, sehingga kelurga bayi mau melaksanakan

nasehat yang diberikan perawat.

c. Adanya intervensi yang harus di lakukan pemasangan OGT, karena

reflek hisap dan menelan lemah, sehingga perlu dilakukan untuk


99

pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi sehingga kebutuhan nutrisi bayi

terpenuhi dengan baik utuk peningkatan berat badan bayi.

4.5 Evaluasi

Pada Evaluasi dari 3 diagnosa dan melakukannya 6 hari yang penulis

tegakkan pada kasus By. E ada sesuai kasus masalah yang ditemukan, maka

didapatkan evaluasi sebagai berikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan imaturitas refleks menghisap di lakukan implementasi bayi

berangsur – angsur terpenuhi kebutuhan nutrinya.

1. Ibu mengatakan bayinya belum bisa menyusui ASI secara

langsung.

2. Bayi tampak lemah.

3. Refleks hisap masih lemah

4. BB bulum meningkat

5. Bayi kurang aktif

Dengan terlaksananya tindakan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan secara efektif selama 6 hari keperawatan dan sesuai dengan

tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengenai masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada By. E

maka terdapat hasil evaluasi yaitu belum teratasi

b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas fungsi

paru.
100

1. Ibu mengatakan bayinya sudah berkurang sesaknya

2. Ibu mengatakan bayinya kecil.

3. Bayi tampak lemah

4. Bayi sudah berkurang sesaknya

Dengan terlaksananya tindakan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan secara efektif selama 6 hari keperawatan dan sesuai dengan

tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengenai masalah

ketidakseimbangan pola nafas pada By. E maka terdapat hasil evaluasi

yaitu teratasi sebagian .

c. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan imaturitas

pengaturan suhu tubuh dan penurunan lemak subkutan.

1. Ibu mengatakan bayi tidak lemah dan dingin lagi.

2. Ibu mengatakan bayinya kecil

3. Tidak cyanosis

4. Bayi tidak terasa dingin

Dengan terlaksananya tindakan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan secara efektif selama 6 hari keperawatan dan sesuai dengan

tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengenai masalah resiko

ketidakseimbangan suhu tubuh pada By. E maka terdapat hasil

evaluasi yaitu teratasi sebagian.

Anda mungkin juga menyukai