OLEH :
IMELGI AFRINES
11111675
II B
D III KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penulis bisa
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ TERAPI BERMAIN PADA ANAK”.Makalah ini
dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas keperawatan anak. Dalam menyelesaikan makalah ini
penulis mendapatkan saran, petunjuk dan himbauan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Terutama kepada Dosen pembimbing mata kuliah keperawatan anak, kepada teman- teman,
dan serta orang tua penulis yang selalu membimbing dan memberi motivasi kepada penulis,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Sebagai hasil karya manusia biasa, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan, jauh dari kekurangan dan kesimpulan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran, pesan, pendapat ataupun kritik yang membangun diri pembaca.Demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya makalah yang berjudul “TERAPI BERMAIN PADA ANAK “. Maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih dan berharap agar makalah ini dapat menjadi pedoman dalam kehidupan
kita semua semoga berguna ,bermanfaat, dan bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah cara ilmiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadari. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan seuai dengan keinginan sendiri
untuk memperoleh kesenangan ( Boster 2000 ).
Bermain merupakan sesuatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Azis, 2005).
Mewarnai merupakan suatu bentuk terapi bermain yang terapeutik yang memiliki
efek penyembuhan pada anak. Mewarnai merupakan suatu metode yang alami bagi anak
untuk mengekspresikan diri. Pada saat awal anak sekolah, anak laki – laki dan perempuan
dapat mengungkapkan pemikiranya dan perasaannya lebih baik melalui gambar dari pada
lewat kata (Koppitz, 1999). Menurut Riswanto (2008) mewarnai juga merupakan salah satu
permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik.
Pada anak usia 3 – 6 tahun, hospitalisasi merupakan suatu pengalaman yang
menyeramkan dan dapat berdampak pada perkembangannya. Pada usia ini anak sangat
mudah untuk merasakan efek hospitalisasi, mulai dari ketakutan terhadap adanya perlukaan
tubuh, keterbatasan, dan kehilangan otonomi (Masykur, 2008).
Kegiatan mewarnai dapat digunakan untuk melatih proses mental, kemampuan
berpikir, mengingat berimajinasi, mengekspresikan emosi dan mengungkapkan emosi
sehingga meningkatkan kemampuan berpikir (Steele, 1998).
Dengan pendekatan mewarnai anak dapat mengekspresikan pemikiran dan
perasaannya sehingga membantu anak untuk mengerti dirinya sendiri dan orang lain dan
mewarnai biasanya melatih batasan posisi warna merah atau warna kuning agar tidak
melewati garis (Hardi Mulyono, 2008).
Mewarnai, termasuk kedalam terapi permainan yang kreatif dan dapat digunakan
sebagai metode kesehatan untuk merubah perilaku anak dari cemas menjadi senang dan
gembira ketika anak dirawat dirumah sakit. Dengan mewarnai buku anak dapat
mengekspresikan perasaan yang sedang dialaminya dan merupakan salah satu cara bagi
anak untuk berkomunikasi, tanpa mengguakan kata – kata (Soepart, 2003).
Dari survey awal ditemukan data rasa cemas yang dirasakan oleh anak – anak yang
dirawat diruang rawat inap anak kebanyakan terjadi akibat perubahan dari lingkungan yang
baru dan juga akibat dari tindakan yang dilakukan terhadap anak oleh perawat dan dokter
sehingga akan mempengaruhi pada proses penyembuhannya, dari observasi yang dilakukan
saat praktek keperawatan dibangsal anak didapatkan data 4 orang anak yang ditemui, 4
orang diantaranya mengalami kecemasan yang ditunjukan dengan respon menangis saat
didekati, anak mencari orang tuanya dan memaksa orang tuanya untuk tinggal bersamanya.
Tidak hanya anaknya yang mengalami kecemasan tapi orang tuanya juga mengalami
kecemasan, dari 4 oranng tua pasien, sebagian dari mereka mengatakan cemas melihat
kondisi anaknya yang sakit dan ada dari mereka yang tidak melihat tindakan medis yang
dilakukan pada anaknya.
Berdasarkan uraian diatas, saya tertarik untuk melakukan terapi bermain mewarnai
pada anak (3 – 6 tahun) dengan masalah hospitalisasi di ruang rawat inap anak
RSUP.M,Djamil.Padang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3 – 6 tahun yang
mengalami kecemasan saat dirawat dirumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat perkembangan motorik halus anak usia 3 – 6 tahun yang
dirawat diruang rawat inap anak di RSUP.M,Djamil.Padang
b. Untuk mengetahui tingkat perkembangan motorik kasar anak usia 3 – 6 tahun yang
dirawat diruang rawat inap anak di RSUP.M,Djamil.Padang
c. Untuk mengetahui tingkat perkembangan bahasa anak usia 3 – 6 tahun yang dirawat
diruang rawat inap anak di RSUP.M,Djamil.Padang
d. Untuk mengetahui tingkat perkembangan personal sosial anak usia 3 – 6 tahun yang
dirawat diruang rawat inap anak di RSUP.M,Djamil.Padang
BAB II
TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN (PRA SEKOLAH)
A. Defenisi Bermain
Bermain merupakan sesuatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Azis, 2005).
Mewarnai merupakan suatu bentuk terapi bermain yang terapeutik yang memiliki efek
penyembuhan pada anak. Mewarnai merupakan suatu metode yang alami bagi anak untuk
mengekspresikan diri. Pada saat awal anak sekolah, anak laki – laki dan perempuan dapat
mengungkapkan pemikiranya dan perasaannya lebih baik melalui gambar dari pada lewat
kata (Koppitz, 1999). Menurut Riswanto (2008) mewarnai juga merupakan salah satu
permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik.
Pada anak usia 3 – 6 tahun, hospitalisasi merupakan suatu pengalaman yang menyeramkan
dan dapat berdampak pada perkembangannya. Pada usia ini anak sangat mudah untuk
merasakan efek hospitalisasi, mulai dari ketakutan terhadap adanya perlukaan tubuh,
keterbatasan, dan kehilangan otonomi (Masykur, 2008).
B. Fungsi Bermain
Bermain memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Perkembangan Sensori Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih
pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan dari kelemahan dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. Perkembangan Moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan
aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak
misalnya : marah,takut,benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis,menggambar
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN UNTUK ANAK USIA 3-6 TAHUN
1. Coleader
Tahap pembukaan :
a. Salam Terapetik
Salam terapeutik kepada adik-adik
Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur Menanyakan nama
lengkap dan nama panggilan dari semua adik
Menjelaskan tujuan kegiatan
Membuat kontrak waktu
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan adik-adik saat ini
Tahap pelaksanaan
Leader
a. Kontrak
Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
Lama kegiatan 20-30 menit
b. Menjelaskan aturan main
Ketika kakak berbicara adik-adik mendengarkan
Ketika akan bertanya atau menjawab mengangkat tangan terlebih dahulu, setalah
itu berbicara
Tidak diperkenankan merebut alat permainan dan alat permainan digunakan
secara bersama
Tidak diperkenankan berkelahi
Merapikan alat permainan setelah melakukan permainan,
Fasilitator
Memotivasi klien dalam kegiatan
Memfasilitasi dalam
Observer
Mengamati jalannya acara
Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c. Kegiatan bermain
Mewarnai gambar
d. Penutup
Istirahat
Evaluasi kegiatan
Doa
Membereskan alat
Setting tempat :
Keterangan :
: leader
: Orang Tua Pasien
: Co leader
: Audiens
: Fasilitator & observer
: CI Klinik dan CI Akademik
C. Pengorganisasian
a. Leader : Yuni permatasari, A.Md.Kep
b. Co Leader : Resti Oktari, A.Md.kep
c. Fasilitator : Regina Yuneva, A.Md.kep
d. Observer : Mimit Sepnatul Husna, A.Md.kep
e. Peserta : Anak Usia Pra sekolah (3 – 6 tahun)
1. Leader
Membuka acara dan mempersilahkan masing-masing anggota kelompok
memperkenalkan diri.
Mepersilakan adik-adik memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan diadakannya terapi
Menjelaskan teknik bermain
2. Co Leader
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
3. Observer
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya permainan serta perilaku yang diharapkan
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok
Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya proses kegiatan
4. Fasilitator
Memotivasi adik-adik dalam terapi bermain
Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Sebagai role model bagi klien dalam kagiatan
D. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur.
- Peserta Terapi Bermain Anak – Anak Usia 3 – 6 Tahun
- Mahasiswa, orang tua, anak mengikuti acara dari awal hingga akhir
- Tempat dan alat sesuai rencana
- Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan tugas masing – masing.
b. Evaluasi Proses.
- Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
- Leader mampu memimpin acara.
- Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
- Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
- Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
- Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
- Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi Hasil.
- Mahasiswa dapat melakukan tugas masing – masing dengan baik
- Peserta terapi jumlahnya sesuai dengan yang direncanakan yaitu 5 orang yang
berusia 3 – 6 tahun
- Tempat dan alat sesuai dengan rencana
- Melalui terapi sesuai dengan rencana
- Kegiatan terapi dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana
- Peserta terapi dapat memperlihatkan aspek tumbuh kembangnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, bagi anak bermain sama
dengan bekerja bagi orang dewasa, bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik , motorik, intelektual,social,kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi saat anaksakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkebangan yang normal,
mengekpresikan dan mengalihkan perasaan kegiatan fantasi. Dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalahan dan membantu untuk anak untuk
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di rumah sakit.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaliknya di RS
juga di sediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang dirawat.
Tempatkan petugas kesehatan yangmengerti tentang kejiwaan anak-anak dan pandai
membujuk anak-anak untuk ditugaskkan di ruang anak.
DAFTAR PUSTAKA
Danusantoso, H. 2000. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Hipokrates : Jakarta
Price Silvia A, dkk. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3,Jilid I, Media Aesculapius : Jakarta