2. Tingkat Diskriminasi
Menurut Velasques (2003:373) dengan melihat indicator statistic tentang
distribusi anggota kelompok dalam organisasi yang bersangkutan dapat diperkirakan
tentang terjadinya diskriminasi pada kelompok tertentu dalam suatu organisasi. Ada 3
perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam itu yaitu :
Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang
terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain dalam
pekerjaan yang sama.
Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat
yang sama.
Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih
menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
Argument Non-Utilitarian
Argument non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual menyatakan
bahwa:
Diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.
Tindakan diskriminatif melanggar prinsip ini dengan 2 cara yaitu :
Diskriminasi dilakukan berdasarkan keyakinan bahwa terdapat kelompok superior
dan inferior
Kelompok yang terdiskriminasi ditempatkan dalam posisi sosial dan ekonomi yang
rendah, kaum perempuan dan minoritas memiliki peluang kerja terbatas dan memperoleh
gaji yang lebih kecil.
Diskriminasi merupakan pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan yang dilakukan
dengan cara membedakan orang berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu yang
tidak relevan dengan pekerjaan yang dilakukan.
4. Tindakan Alternatif
Akibat praktek diskriminasi masa lalu, kaum minoritas dan perempuan saat ini
tidak mempunyai keahlian yang sebanding dengan kaum mayoritas dan pria. Untuk
menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan melakukan
tindakan alternative, yaitu tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang
lebih representative dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum
perempuan dan minoritas. Tindakan afirmatif dikritik dengan alasan bahwa upaya
memperbaiki kerugian diskriminasi masa lalu diatasi justru dengan melakukan
diskriminasi kebalikan (reserve discrimination), yaitu dengan memberikan preferensi
kepada kaum minoritas dan perempuan. Diskriminasi kebalikan apa pun bentuknya tetap
merupakan tindakan yang tidak adil, karena merupakan diskriminasi.
Para pendukung program tindakan afirmatif menyatakan bahwa criteria lain selain ras
dan jenis kelamin perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program
tindakan afirmatif. Sampai saat ini kontroversi sehubungan dengan kelayakan moral
program tindakan afirmatif belum berakhir.