Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai
kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen
bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada
salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan
mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
1. Fungsi Perncanaan (Planning)
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan
demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam
pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti
tujuan jangka menengah dan di atas perencanaan jangka panjang menengah ini pula, ia harus
menentukan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan
skala prioritas, mana yang harus dikerjakan terebih dahulu dan secara bertahap serta terencana
melaksanakan tahap-tahap berikutnya sampai tujuan jangka pendek itu dapat tercapai sepenuhnya,
perlu diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya.
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan,
rencana yang harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Oleh karena itu perencanaan
harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi baru secepat mungkin. Perencanaan adalah proses dimana manajemen memutuskan tujuan
dan cara mencapainya. Perbedaan pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat perencanaan yang
berbeda pula. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena dalam kenyataannya
perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-
keputusan perencanaan.
Salah satu aspek yang juga penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (making
decision), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua
aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.
Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-
kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur
formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Pembagian kerja
adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggungjawab dalam
melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai
dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
a) Bagan organisasi formal;
b) Pembagian kerja;
c) Departementalisasi;
d) Rantai perintah atau kesatuan perintah;
e) Tingkat-tingkat hiraki manajemen
f) Saluran Komunikasi; dan
g) Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka
bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di
atas.
1. Komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang
terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain
menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horizontal. Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang
dijadikan pedoman:
Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal
untuk mencapai tujuannya.
Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui
interaksi antar individu.
1. Coordinating. Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan,
dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan
pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan
bila perlu memberi teguran.
2. Motivating. Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan
kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau
mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil
guna.
3. Leading. Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A.
Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1)
mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan
bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk
mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan dan sekaligus
melakukan tindakan-tindakan perbaikan apabila penyimpangan sudah terjadi dari apa yang sudah
direncanakan.
Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam
perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya
ditetapkan dengan jelas. Dalam controlling mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan
memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat
pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Dapat kita tarik
kesimpulan bahwa fungsi controlling merupakan suatu proses untuk mengawasi segala kegiatan
tertuju pada sasarannya.
Kata “pengawasan” sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan
dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan, sehingga tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan
organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang
berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya
merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan. Dari berbagai batasan pengawasan
(controlling), bahwa tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama, maka pengawasan pada
taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan
dan untuk mengetahui kelemahan-kelamahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaikinya baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.
Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan
mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah:
a) Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
b) Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.
c) Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin
terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
d) Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.
e) Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan
dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control). Control suatu sistem
akan menjadi efektif apabila:
a) Keluaran yang sesungguhnya diukur dengan tepat dan dibandingkan dengan keluaran yang
diinginkan.
b) Keputusan-keputusan tindakan yang diperlukan dilaksanakan.
c) Umpan balik informasi cukup cepat untuk mengadakan perbaikan-perbaikan sebelum factor-faktor
dalam proses menjadi tidak sesuai dengan perbaikan-perbaikan yang dibuat.
A. Perencanaan.
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan mengerjakannya.
….Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif), dan
bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa
yang bertanggungjawab, mengapa hal itu harus dicapai.[3]
Dari pendapat tersebut jelas diketahui bahwa pada dasarnya membuat perencanaan itu
menyangkut 5 W+I H (What, Who, Why, When, Where dan How) yang secara singkatnya akan
dijelaskan sebagai berikut;
Untuk itulah dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang pemimpin harus benar-
benar tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan bisa memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin muncul di masa yang akan datang. Lebih lanjut Roger A. Kauffman
(1972) menjelaskan bahwa Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk seefisien dan seefektif
mungkin.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam membuat perencanaan membutuhkan data dan
informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada
masa yang akan dating. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh E. Mc. Farland dalam bukunya
Supervision Management bahwa;
Perencanaan adalah Suatu keaktifan pimpinan untuk meramalkan keadaan yang akan datang
dalam mencapai harapan, kondisi dan hasil yang akan datang.[4]
Merujuk pada pendapat tersebut, berdasarkan kurun waktunya sering kita kenal dengan
perencanaan tahunan atau jangka pendek (kurang dari 5 tahun), rencana jangka
menengah/sedang (5-10 tahun) dan rencana jangka panjang (diatas 10 tahun).
Memang benar untuk membuat perencanaan yang baik seorang pemimpin harus mampu
memprediksi jauh kedepan, kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi, baik itu kesalahan
maupun kegagalan sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan harapan. Untuk membuat
perencanaan yang baik harus memuat beberapa hal sebagai berikut;
1. Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya apa yang harus
diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan bisa
dihasilkan.
2. Penjelasan mengapa rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan mengapa tujuan
tertentu harus dicapai.
3. Penjelasan tentang lokasi secara fisik dimana dimana rencana tindakan harus dilakukan
sehingga tersedia fasilitas sumber daya yang dibutuhkan.
4. Penjelasan tentang kapan dimulainya tindakan dan kapan kapan selesainya tindakan itu di
setiap unit organisasinya dengan menggunakan standar waktu yang telah ditetapkan
dalam unitnya.
5. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya baik mengenai
kualitas dan kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu.
6. Penjelasan secara rinci tentang teknik-teknik mengerjakan tindakan yang telah ditetapkan,
sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar.[5]
Sedangkan untuk membuat rencana yang baik, sehingga hasilnya sesuai dengan harapan maka
perlu melalui beberapa macam proses perencanaan sebagai berikut;
Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kita semakin hari semakin berkembang. Dengan
perkembangan yang terus menerus tersebut akan terjadi ketidakseimbangan antara sarana dan
kebutuhan masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya proses perencanaan yang baik sehingga
lembaga bisa terus berkembang dan tetap dipercaya oleh masyarakat.
Proses perencanaan tersebut dapat lakukan dengan menganalisa sarana dan prasarana yang
dimiliki, kemudian menghubungkannya dengan kebutuhan masyarakat sehingga akan diketahui
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul, mencari solusi yang terbaik dan
perkembangan yang menguntungkan bagi lembaga pasti akan diperoleh.
Perencanaan memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk membuat suatu rencana yang baik
maka kita perlu memperhatikan dan menganalisa beberapa factor baik ekstern maupun intern.
Factor-faktoir tersebut harus menyangkut kelebihan (Strength) yang dimiliki,
kelemahannya (Weaknesses), kemungkinan yang mungkin terjadi (Opportunity), dan hambatan
yang mungkin dihadapi (Treath).[6]
Setelah keempat factor tersebut diketahui, maka kita dapat menyusun rencana yang strategis yang
kemudian diterjemahkan dalam rencana-rencana operasional dengan mencantumkan target-target
yang harus dicapai dari rencana operasional tersebut. Dimana secara jelas dapat digambarkan
dalam bagan berikut;
1. Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga hasil yang diperoleh
bisa seefektif dan seefisien mungkin.
2. Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan sehingga penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi sehingga bisa dihindari lebih awal.
3. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang
mungkin muncul sehingga sehingga lebih waspada dan dan dapat diselesaikan dengan
cepat.
4. Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tak terkendali.[7]
B. Pengorganisasian
Perkataan organisasi berasal dari kata Yunani “Organon” dan istilah Latin ”Organum” yang
berarti alat, bagian, anggota atau badan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa istilah organisasi
setiap ahli mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Chester I. Bernard mengemukakan bahwa
organisasi adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih.[8] Sedangkan Oliver Shelsom, John M. Phiffner, S. Owen Lane mereka
sepakat bahwa organisasi adalah penggabungan kerja orang-orang atau sekelompok orang-orang
yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas.
Nanang Fatah (2004: 71) dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan menyebutkan bahwa;
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu
lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah
perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi
tersebut dapat tercapai secara efektif.[9]
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pengorganisasian pada intinya merupakan proses
pembagian kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada
orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Yang mana hal
tersebut dapat dituangkan dalam bagan proses pengorganisasian sebagai berikut;
Dengan demikian diketahui bahwa unsure-unsur dasar pembentuk organisasi ada beberapa
yaitu pertama, Adanya tujuan bersama, kedua adanya dua orang atau lebih, ketiga adanya
pembagian kerja yang jelas, keempat adanya kerja sama yang baik. Sedangkan M. Bukhori Dkk
menyebutkan bahwa pada hakekatnya pengorganisasian itu menyangkut empat hal yang lebih
mudahnya disebut dengan WERE (Work, Employee, Relation, Environmen).
C. Kepemimpinan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan
untuk mengarhkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakannya.[10]
Sedangkan Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat diartikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 implikasi penting dari pengertian tersebut
yaitu pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut. Disini terdapat
unsure kesediaan bawahan untuk menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, Kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang. Disini pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan bawahan, akan tetapi bawahan tidak dapat mengarahkan kegiatan
pemimpin. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan, pemimpin juga dapat
mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan
apa yang harus dilakukan, akan tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan melaksanakan
perintahnya.[11]
Dari beberapa hal tersebut diatas, diketahui bahwa bagaimana pemimpin berperilaku akan sangat
berpengaruh terhadap roda organisasi yang mana tingkah laku tersebut akan banyak dipengaruhi
oleh latar belakang pengetahuannya, nilai-nilai dan pengalaman mereka. Mengenai bidang
kebebasan penggunaan wewenang pemimpin terhadap bawahaanya akan dijelaskan dalam bagan
berikut;
Keterangan
Dari beberapa uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pemimpin mempunyai pengaruh
yang cukup besar bagi perkembangan organisasi. Untuk itulah, setiap organisasi harus bisa
menemukan pemimpin-pemimpin yang sesuai sehingga visi dan misi organisasi bisa terwujud
sesuai dengan harapan.
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para spikolog dan para peneliti lainnya telah
menemukan beberapa karakteristik pemimpin adalah sebagai berikut; Edwin Ghiselli dalam
penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat adalah sebagai berikut;
1. Kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin. Misalnya jika
dia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan maka cenderung akan menerapkan
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan.
2. Pengharapan dan perilaku atasan. Misalnya atasan yang memakai gaya berorientasi pada
tugas cenderung manajer juga akan menggunakan gaya itu.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi gaya kepemimpinan
manajer. Contohnya jika seorang karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya
akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pemimpin.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin
contohnya bawahan yang bekerja pada pengolahan data (Litbang) menyukai pengarahan
yang lebih berorientasi kepada tugasnya.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
Contohnya, kebijakan dalam pemberian penghargaan terhadap prestasi bawahan akan
mempengaruhi motifasi kerja bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan. Misalnya manajer membentuk persahaban dengan rekan-
rekan dalam organisasi. Sikap rekan mereka tersebut akan mempengaruhi perilaku rekan-
rekan yang lain.[14]
D. Pengawasan
Tak dapat disangkal bahwa pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting
demi tercapainya tujuan organisasi. Supaya pengawasan yang dilakukan dapat efektif, maka
haruslah terkumpul data-data dan fakta-fakta yang bersangkutan. Beberapa cara mengumpulkan
fakta tersebut diantaranya;
Setelah fakta dan data tersebut terkumpul pengawasan baru bisa dilakukan melalui tiga proses
sebagai berikut;
Standar disini bisa dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu Pertama standart fisik: kualitas dan
kuantitas hasil produksi dan waktu, Kedua Standart biaya, standar penghasilan dan standar
deviasi, Ketiga standar intelegible yaitu standar yang tidak bisa diukur dengan bentuk fisik
maupun bentuk uang.
1. Evaluasi.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan hasil kerja maka perlu adanya evaluasi. Evaluasi
bisa dilakukan dengan melihat laporan tertulis maupun laporan langsung dari bawahan kepada
atasan.
1. Tindakan perbaikan.
Perbaikan tindakan dilakukan supaya tujuan pengawasan bisa direalisir dengan baik ssuai dengan
harapan.
Selain itu pengawasan juga diperlukan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen tercapai. Ada tiga macam tipe pengawasan yang dituangkan dalam bagan berikut ini,
ngawasan
Gambar 6: Tipe-Tipe Pengawasan
Pengawasan Feedback control (Pengawasan Umpan Balik) dirancang untuk mengukur hasil-hasil
dari suatu kegiatan, menemukan penyimpangan-penyimpangan dari rencana dan standar yang
telah ditentukan dan penemuan-penemuan baru yang akan diterapkan di masa yang akan
Tanpa administrasi dan kepemimpinan yang baik, sulit kiranya bagi sekolah untuk
berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran yang seharus nya
dicapai sekolah itu. Banyak sekali peristiwa dan kesulitan serta hambatan yang mungkin
terjadi tanpa diduga sebelumnya, yang mengharuskan guru-guru dan kepala sekolah
memikul tanggung jawab dan mengambil kebijaksanaan. Suatu sekolah dapat berjalan
baik dan berarah juga setiap tahun sekolah itu menentukan dan membuat dahulu
rencana dan kebijakan (policy) yang akan dijalankan pada tahun itu, juga informasi-
informasi yang menunjukkan bagaimana rencana dan kebijakan itu dapat dilaksanakan
dengan baik hendaknya dikumpulkan. Rencana atau program dan kebijakan sekolah
hendaknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
pembahruan pendidikan.
Tidak pula dapat diabaikan bahwa, untuk melaksanakan rencana atau program sehingga
mencapai hasil yang baik, diperlukan adanya organisasi dan koordinasi yang baik dan
teratur, adanya komunikasi yang jelas dan lancar, pengawasan atau supervisi yang
kontiyu dan konsekuen, dan adanya penilaian (evaluasi) yang dilakukan dengan teratur
dan tepat. Untuk itu setiap akhir tahun perlu diadakan evaluasi untuk menilai rencana
mana yang telah berhasil dan dapat berjalan lancar, dan mana yang mengalami
kesukaran dan perlu diperbaiki.
Perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi, dan evaluasi, semuanya
adalah fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang pokok dan sangat penting.
Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika
pelaksanaannya melalui proses-proses yang menuruti garis fungsi-fungsi administrasi
pendidikan tersebut.
2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan
organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi.
Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian
terdiri dari :
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-
sumber lain yang diperlukan.
3. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan personalia
pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas
memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
4. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,
saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan
tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar
pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju
kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.
5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan
orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud,
antara lain :
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-penjelasan
d. Memberi bimbingan atau nasihat
e. Mengadakan coaching
f. Bila perlu memberi teguran.
7. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan
melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.
8. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang
benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.
9. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik
secara lisan maupun secara tulisan.
10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih
pasti dapat dilakukan.
Misalnya, suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di
akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti jumlah
lulusan SLTA dan lain sebagainya.
Pengertian-pengertian :
1. Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya
yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai
sasaran tadi.
2. Organizing
Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara
3. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang
berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
4. Activating
Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam
5. Staffing
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat
yang lebih tinggi.
6. Directing / Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
7. Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam
8. Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat
9. Leading
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap
bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
10.Innovating
Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
11. Representing
Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
12. Budgeting
Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem
keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
13. Assembling
Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang
14. Resources
Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM
15. Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa
16. Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
17. Communication
Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal
Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya
bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
19. Improving
Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan,
Kesemua ini adalah untuk membantu dalam melaksanakan fungsi Human Relation,
hal ini memerlukan suatu proses yang panjang yang berguna untuk menemukan strategi dalam
mengatasi problema yang muncul di dalam masyarakat atau konsumen.
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi baik secara lisan,
tertulis maupun melalui gambar-gambar, supaya konsumen memiliki pengertian dan tujuan
dari perusahaan tersebut.
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan dari konsumen.
3. Memperbaiki citra organisasi atau perusahaan.
4. Memiliki tanggung jawab sosial.
5. Komunikasi timbal balik.
Sinkronisasi adalah proses pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan. Tujuan
utama sinkronisasi adalah menghindari terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan oleh
beberapa proses yang berbeda (mutual exclusion) serta untuk mengatur urutan jalannya proses-
proses sehingga dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari deadlock atau starvation.
Maksud dari kegiatan sinkronisasi adalah agar substansi yang diatur dalam sebuah manajemen tidak
tumpang tindih, saling melengkapi (suplementer), saling terkait, Adapun tujuan dari kegiatan
sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan pengaturan suatu bidang tertentu yang dapat
memberikan kepastian hukum yang memadai bagi penyelenggaraan bidang manajemen tersebut
secara efisien dan efektif.
1. Sinkronisasi Vertikal
Dilakukan dengan melihat apakah suatu peraturan dalam manajemen yang berlaku dalam suatu
bidang tertentu tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain.
2. Sinkronisasi Horisontal.
Dilakukan dengan melihat pada berbagai peraturan dalam manajemen yang sederajat dan
mengatur bidang yang sama atau terkait. Sinkronisasi horisontal juga harus dilakukan secara
kronologis, yaitu sesuai dengan urutan waktu ditetapkannya peraturan-peraturan tersebut.
Sinkronisasi Manajemen Pendidikan dan Manajemen Perusahaan
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan secara sistematis oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Secara artikulasi bahasa manajemen juga
dapat dikatakan sebagai indikator untuk mencapai keberhasilan.
Dalam konteks pendidikan secara umum banyak sekali jenis manajemen yang ada, mulai dari
manajemen pendidikan sampai manajemen pribadi yang tingkatannya lebih khusus lagi. Dalam ilmu
manajemen terdapat beberapa langkah kerja yang sudah pasti dilakukan selain adanya organisasi
yang mengatur sebagai substansi efektif.
Manajemen pendidikan dikatakan sebagai pengatur berjalannya fungsi pendidikan. Tak heran mulai
dari penataan manajerial sekolah, perpustakaan, layanan khusus, perubahan, peserta didik sampai
manajemen dengan basis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam beberapa substansi tersebut dikhususkan lagi menjadi satu kesatuan yang pada nantinya
bertujuan untuk mencapai hasil maksimal. Dasar struktural kerja pada sistem manajerial juga tidak
jauh dari POCA (planning, organizing, controlling dan actuating). Penerapan POCA inipun sangat
mendasar sekali demi tercapainya tujuan.
Kesatuan substansi dan langkah kerja yang struktural sangat mendukung berjalannya kegiatan
manajerial yang dilakukan. Interaksi antar lingkup substansi dilakukan dengan kebutuhan berbeda
tetapi tujuan yang sama. Dalam manajemen perusahaan substansi dan lingkup kerja yang ada sedikit
berbeda dengan manajerial pendidikan.
Perusahaan lebih mangutamakan waktu, tingkatan kerja dan hasil. Pada perusahaan besar, semisal
skala nasional, manajerial yang diterapkan lebih dari satu jenis fungsi manajemen. Dari beberapa
jenis ini nantinya akan disatukan dalam manajemen khusus, tidak heran jika beberapa perusahaan
memiliki sistem manajerial yang berbeda.
Yayasan yang dinaungi perusahaan biasanya menginginkan beberapa perubahan yang diterapkan
pada dunia pendidikan. Secara hasil memang berkualitas, karena kinerja dan manajerial perusahaan
memang dikhususkan untuk kepentingan yang lebih luas.
Jika dilihat dari mind mapping kerja secara kasar, sangat jelas terdapat beberapa perbedaan antara
perusahaan dan pendidikan. Beberapa diantaranya yakni perubahan waktu dan tenaga. berbicara
konteks substansi manajemen waktu dan tenaga yang terdapat dalam manajemen perusahaan, jika
disatukan dalam manajemen pendidikan akan tampak sedikit berbeda dari manajemen pendidikan
secara umum. Kinerja pendidik dalam kasus ini akan lebih maksimal dengan waktu yang berlebih dan
unsur tenaga lebih maksimal lagi.
Beberapa hal kecil yakni perusahaan kebanyakan menerapkan cek lock kerja yang terbilang sesuai
kebutuhan masing-masing, sedangkan dunia pendidikan menerapkan cek lock kerja sesuai dengan
waktu standar. Efisiensi waktu jika diterapkan pada manajerial pendidikan akan memberikan kadar
waktu yang banyak tersisa, sehingga tampak lebih boros waktu dan tenaga.
Pengaturan substansi pendidikan dan perusahaan memang terbilang sedikit berbeda, untuk
memberikan tingkatan sinkronisasi yang bermutu, perlu sekali menerapkan perubahan-perubahan
yang difungsikan untuk mempertajam kinerja, waktu, dan tenaga sehingga dengan perpaduan sistem
manajerial yang berbeda akan dihasilkan satu tujuan yang diinginkan.
Hal ini sangat sesuai sekali seperti terdapat pada makna manajemen yang berarti mendapatkan hasil
yang diingikan dan lebih efektif dalam penerapannya.