Anda di halaman 1dari 22

anajemen Pendidikan

Tulisan ini diambil sebagain besar dari tulisan Subagio, M.Pd.

Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai
kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen
bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada
salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan
mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
1. Fungsi Perncanaan (Planning)
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan
demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam
pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti
tujuan jangka menengah dan di atas perencanaan jangka panjang menengah ini pula, ia harus
menentukan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan
skala prioritas, mana yang harus dikerjakan terebih dahulu dan secara bertahap serta terencana
melaksanakan tahap-tahap berikutnya sampai tujuan jangka pendek itu dapat tercapai sepenuhnya,
perlu diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya.

Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan,
rencana yang harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Oleh karena itu perencanaan
harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi baru secepat mungkin. Perencanaan adalah proses dimana manajemen memutuskan tujuan
dan cara mencapainya. Perbedaan pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat perencanaan yang
berbeda pula. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena dalam kenyataannya
perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-
keputusan perencanaan.

Salah satu aspek yang juga penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (making
decision), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.

Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu:


a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
b) Merumuskan tujuan saat ini.
c) Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan
sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi pendidikan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan pendidikan.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua
aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.
Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-
kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur
formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Pembagian kerja
adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggungjawab dalam
melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Ada beberapa pengertian organisasi antara lain:


a) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya
yang ada.
b) Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dan pada tiap kelompok diikuti
dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok.
c) Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
d) Cara para manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan
mendelegasikan wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai
dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
a) Bagan organisasi formal;
b) Pembagian kerja;
c) Departementalisasi;
d) Rantai perintah atau kesatuan perintah;
e) Tingkat-tingkat hiraki manajemen
f) Saluran Komunikasi; dan
g) Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :


a) Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan
organisasi,
b) Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan
oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,
atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
c) Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini
akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak
efisiensian dan konflik.

3. Fungsi Pengarahan (Actuating)


Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian
tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa pronsip yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
a) Prinsip mengarah kepada tujuan.
b) Prinsip keharmonisan dengan tujuan.
c) Prinsip kesatuan komando.

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka
bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di
atas.

Cara-cara pengarahan yang dilakukan, seperti:


a) Orientasi: Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan
dapat dilakukan dengan baik.
b) Perintah: Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk
melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c) Delegasi wewenang: Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepadabawahannya.
Beberapa hal yang tercakup dalan Actuating yaitu :

1. Komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang
terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain
menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horizontal. Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang
dijadikan pedoman:

 Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal
untuk mencapai tujuannya.
 Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui
interaksi antar individu.

1. Coordinating. Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan,
dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan
pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan
bila perlu memberi teguran.
2. Motivating. Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan
kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau
mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil
guna.
3. Leading. Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A.
Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1)
mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan
bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)


Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan
semula. Controlling (pengawasan) ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana
yang ditetapkan (Ulbert Silalahi,2000). Pengawasan (controlling) dapat diartikan sebagai proses
untuk menetapkan pekerjaan apa yang yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila
perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. (M.
Manullang,1998).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk
mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan dan sekaligus
melakukan tindakan-tindakan perbaikan apabila penyimpangan sudah terjadi dari apa yang sudah
direncanakan.

Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam
perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya
ditetapkan dengan jelas. Dalam controlling mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan
memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat
pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Dapat kita tarik
kesimpulan bahwa fungsi controlling merupakan suatu proses untuk mengawasi segala kegiatan
tertuju pada sasarannya.

Kata “pengawasan” sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan
dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan, sehingga tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan
organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang
berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya
merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan. Dari berbagai batasan pengawasan
(controlling), bahwa tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama, maka pengawasan pada
taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan
dan untuk mengetahui kelemahan-kelamahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaikinya baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.

Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan
mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah:
a) Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
b) Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.
c) Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin
terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
d) Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.
e) Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan
dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control). Control suatu sistem
akan menjadi efektif apabila:
a) Keluaran yang sesungguhnya diukur dengan tepat dan dibandingkan dengan keluaran yang
diinginkan.
b) Keputusan-keputusan tindakan yang diperlukan dilaksanakan.
c) Umpan balik informasi cukup cepat untuk mengadakan perbaikan-perbaikan sebelum factor-faktor
dalam proses menjadi tidak sesuai dengan perbaikan-perbaikan yang dibuat.

A. Perencanaan.

Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan mengerjakannya.

Beishline (1957) mengungkapkan bahwa;

….Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif), dan
bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa
yang bertanggungjawab, mengapa hal itu harus dicapai.[3]

Dari pendapat tersebut jelas diketahui bahwa pada dasarnya membuat perencanaan itu
menyangkut 5 W+I H (What, Who, Why, When, Where dan How) yang secara singkatnya akan
dijelaskan sebagai berikut;

1. What : Apa yang harus dikerjakan


2. Why : Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan
3. Who : Siapa yang akan mengerjakan
4. When : Kapan pekerjaan tersebut dikerjakan
5. Where : Dimana pekerjaan itu dilakukan
6. How : Bagaimana cara mengerjakannya

Untuk itulah dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang pemimpin harus benar-
benar tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan bisa memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin muncul di masa yang akan datang. Lebih lanjut Roger A. Kauffman
(1972) menjelaskan bahwa Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk seefisien dan seefektif
mungkin.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam membuat perencanaan membutuhkan data dan
informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada
masa yang akan dating. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh E. Mc. Farland dalam bukunya
Supervision Management bahwa;

Perencanaan adalah Suatu keaktifan pimpinan untuk meramalkan keadaan yang akan datang
dalam mencapai harapan, kondisi dan hasil yang akan datang.[4]

Merujuk pada pendapat tersebut, berdasarkan kurun waktunya sering kita kenal dengan
perencanaan tahunan atau jangka pendek (kurang dari 5 tahun), rencana jangka
menengah/sedang (5-10 tahun) dan rencana jangka panjang (diatas 10 tahun).

Memang benar untuk membuat perencanaan yang baik seorang pemimpin harus mampu
memprediksi jauh kedepan, kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi, baik itu kesalahan
maupun kegagalan sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan harapan. Untuk membuat
perencanaan yang baik harus memuat beberapa hal sebagai berikut;

1. Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya apa yang harus
diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan bisa
dihasilkan.
2. Penjelasan mengapa rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan mengapa tujuan
tertentu harus dicapai.
3. Penjelasan tentang lokasi secara fisik dimana dimana rencana tindakan harus dilakukan
sehingga tersedia fasilitas sumber daya yang dibutuhkan.
4. Penjelasan tentang kapan dimulainya tindakan dan kapan kapan selesainya tindakan itu di
setiap unit organisasinya dengan menggunakan standar waktu yang telah ditetapkan
dalam unitnya.
5. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya baik mengenai
kualitas dan kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu.
6. Penjelasan secara rinci tentang teknik-teknik mengerjakan tindakan yang telah ditetapkan,
sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar.[5]

Sedangkan untuk membuat rencana yang baik, sehingga hasilnya sesuai dengan harapan maka
perlu melalui beberapa macam proses perencanaan sebagai berikut;

1. Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitable Growth Approach).

Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kita semakin hari semakin berkembang. Dengan
perkembangan yang terus menerus tersebut akan terjadi ketidakseimbangan antara sarana dan
kebutuhan masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya proses perencanaan yang baik sehingga
lembaga bisa terus berkembang dan tetap dipercaya oleh masyarakat.

Proses perencanaan tersebut dapat lakukan dengan menganalisa sarana dan prasarana yang
dimiliki, kemudian menghubungkannya dengan kebutuhan masyarakat sehingga akan diketahui
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul, mencari solusi yang terbaik dan
perkembangan yang menguntungkan bagi lembaga pasti akan diperoleh.

1. Pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Treath).

Perencanaan memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk membuat suatu rencana yang baik
maka kita perlu memperhatikan dan menganalisa beberapa factor baik ekstern maupun intern.
Factor-faktoir tersebut harus menyangkut kelebihan (Strength) yang dimiliki,
kelemahannya (Weaknesses), kemungkinan yang mungkin terjadi (Opportunity), dan hambatan
yang mungkin dihadapi (Treath).[6]

Setelah keempat factor tersebut diketahui, maka kita dapat menyusun rencana yang strategis yang
kemudian diterjemahkan dalam rencana-rencana operasional dengan mencantumkan target-target
yang harus dicapai dari rencana operasional tersebut. Dimana secara jelas dapat digambarkan
dalam bagan berikut;

Gambar 3: Proses Perencanaan


Adapun kegunaan dalam suatu perencanaan adalah sebagai berikut;

1. Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga hasil yang diperoleh
bisa seefektif dan seefisien mungkin.
2. Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan sehingga penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi sehingga bisa dihindari lebih awal.
3. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang
mungkin muncul sehingga sehingga lebih waspada dan dan dapat diselesaikan dengan
cepat.
4. Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tak terkendali.[7]

B. Pengorganisasian

Perkataan organisasi berasal dari kata Yunani “Organon” dan istilah Latin ”Organum” yang
berarti alat, bagian, anggota atau badan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa istilah organisasi
setiap ahli mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Chester I. Bernard mengemukakan bahwa
organisasi adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih.[8] Sedangkan Oliver Shelsom, John M. Phiffner, S. Owen Lane mereka
sepakat bahwa organisasi adalah penggabungan kerja orang-orang atau sekelompok orang-orang
yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas.

Nanang Fatah (2004: 71) dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan menyebutkan bahwa;

Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu
lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah
perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi
tersebut dapat tercapai secara efektif.[9]
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pengorganisasian pada intinya merupakan proses
pembagian kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada
orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Yang mana hal
tersebut dapat dituangkan dalam bagan proses pengorganisasian sebagai berikut;

Gambar 4: Proses Pengorganisasian

Dengan demikian diketahui bahwa unsure-unsur dasar pembentuk organisasi ada beberapa
yaitu pertama, Adanya tujuan bersama, kedua adanya dua orang atau lebih, ketiga adanya
pembagian kerja yang jelas, keempat adanya kerja sama yang baik. Sedangkan M. Bukhori Dkk
menyebutkan bahwa pada hakekatnya pengorganisasian itu menyangkut empat hal yang lebih
mudahnya disebut dengan WERE (Work, Employee, Relation, Environmen).

C. Kepemimpinan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan
untuk mengarhkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakannya.[10]

Sedangkan Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat diartikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 implikasi penting dari pengertian tersebut
yaitu pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut. Disini terdapat
unsure kesediaan bawahan untuk menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, Kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang. Disini pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan bawahan, akan tetapi bawahan tidak dapat mengarahkan kegiatan
pemimpin. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan, pemimpin juga dapat
mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan
apa yang harus dilakukan, akan tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan melaksanakan
perintahnya.[11]

Dari beberapa hal tersebut diatas, diketahui bahwa bagaimana pemimpin berperilaku akan sangat
berpengaruh terhadap roda organisasi yang mana tingkah laku tersebut akan banyak dipengaruhi
oleh latar belakang pengetahuannya, nilai-nilai dan pengalaman mereka. Mengenai bidang
kebebasan penggunaan wewenang pemimpin terhadap bawahaanya akan dijelaskan dalam bagan
berikut;

Gambar : 5 Perilaku Pemimpin

Keterangan

1. Pimpinan membuat keputusan


2. Pimpinan menjual keputusan
3. Pimpinan menyajikan gagasan
4. Pimpinan menawarkan keputusan
5. Pimpinan menerima saran, membuat keputusan
6. Pimpinan minta kelompok untuk membuat keputusan
7. Pimpinan memperbolehkan bawahan berfungsi dalam batas tertentu.[12]

Dari beberapa uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pemimpin mempunyai pengaruh
yang cukup besar bagi perkembangan organisasi. Untuk itulah, setiap organisasi harus bisa
menemukan pemimpin-pemimpin yang sesuai sehingga visi dan misi organisasi bisa terwujud
sesuai dengan harapan.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para spikolog dan para peneliti lainnya telah
menemukan beberapa karakteristik pemimpin adalah sebagai berikut; Edwin Ghiselli dalam
penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat adalah sebagai berikut;

1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (Supervisory ability) atau


pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan
orang lain.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggungjawab dan
keinginan sukses.
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
4. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk
menghadapi masalah.
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengemabngkan serangkaian
kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi baru.[13]

Sedangkan H. Jodeph Reitz (1981) mengungkapkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi


efektifitas pemimpin meliputi:

1. Kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin. Misalnya jika
dia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan maka cenderung akan menerapkan
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan.
2. Pengharapan dan perilaku atasan. Misalnya atasan yang memakai gaya berorientasi pada
tugas cenderung manajer juga akan menggunakan gaya itu.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi gaya kepemimpinan
manajer. Contohnya jika seorang karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya
akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pemimpin.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin
contohnya bawahan yang bekerja pada pengolahan data (Litbang) menyukai pengarahan
yang lebih berorientasi kepada tugasnya.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
Contohnya, kebijakan dalam pemberian penghargaan terhadap prestasi bawahan akan
mempengaruhi motifasi kerja bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan. Misalnya manajer membentuk persahaban dengan rekan-
rekan dalam organisasi. Sikap rekan mereka tersebut akan mempengaruhi perilaku rekan-
rekan yang lain.[14]
D. Pengawasan
Tak dapat disangkal bahwa pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting
demi tercapainya tujuan organisasi. Supaya pengawasan yang dilakukan dapat efektif, maka
haruslah terkumpul data-data dan fakta-fakta yang bersangkutan. Beberapa cara mengumpulkan
fakta tersebut diantaranya;

1. Peninjauan Pribadi. Dalam hal ini pemimpin mengadakan peninjauan (melihat


sendiri) kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
2. Interview atau lisan. Ketika bawahan melaporkan hasil kerjanya, pemimpin langsung
menanyakan sendiri apa yang ingin diketahuinya.
3. Laporan tertulis. Disini pemimpin bisa melihat laporan pertanggungjawaban hasil kerja
bawahannya.
4. Laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa, misalnya ketika terjadi
kekeliruan atau ketidakwajaran dsb.[15]

Setelah fakta dan data tersebut terkumpul pengawasan baru bisa dilakukan melalui tiga proses
sebagai berikut;

1. Menetukan dan menetapkan standart.

Standar disini bisa dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu Pertama standart fisik: kualitas dan
kuantitas hasil produksi dan waktu, Kedua Standart biaya, standar penghasilan dan standar
deviasi, Ketiga standar intelegible yaitu standar yang tidak bisa diukur dengan bentuk fisik
maupun bentuk uang.

1. Evaluasi.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan hasil kerja maka perlu adanya evaluasi. Evaluasi
bisa dilakukan dengan melihat laporan tertulis maupun laporan langsung dari bawahan kepada
atasan.

1. Tindakan perbaikan.

Perbaikan tindakan dilakukan supaya tujuan pengawasan bisa direalisir dengan baik ssuai dengan
harapan.

Selain itu pengawasan juga diperlukan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen tercapai. Ada tiga macam tipe pengawasan yang dituangkan dalam bagan berikut ini,

ngawasan
Gambar 6: Tipe-Tipe Pengawasan

Pengawasan Feedforward control (Pengawasan Pendahuluan) dirancang untuk mengantisipasi


masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar dan tujuan sebelum kegiatan
diselesaikan.

Pengawasan Concurrent control (Pengawasan Ya-Tidak) dirancang untuk mengetahui mana


syarat atau prosedur yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan dilanjutkan.

Pengawasan Feedback control (Pengawasan Umpan Balik) dirancang untuk mengukur hasil-hasil
dari suatu kegiatan, menemukan penyimpangan-penyimpangan dari rencana dan standar yang
telah ditentukan dan penemuan-penemuan baru yang akan diterapkan di masa yang akan

. PENGERTIAN MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Admistrasi pendidikan dalam arti luas ialah proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam
bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya organisasi. Pengarahan meliputi motivasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, komunikasi, koordinasi, negoisasi dan
perubahan organisasi. Sedangkan pengendalian meliputi pemantuan, penilaian dan
pelaporan. Administrasi pendidikan mencakup bidang-bidang garapan yang luas,
diantaranya administrasi personel, administrasi kurikulum, kepemimpinan,
kepengawasan atau supervisi pendidikan, administrasi bisnis pendidikan, organisasi
lembaga pendidikan dan sebagainya.

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan


pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Sebagian para ahli berpendapat bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen
seperti yang dinyatakan Sutisna (1987) bahwa dalam pemakaiannya secara umum
administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan
manajer. Namun, sebagian ahli lainnya berpendapat bahwa manajemen berbeda dengan
administrasi. Manajemen lebih cocok digunakan untuk lembaga-lembaga swasta yang
bersifat lebih mengutamakan kepentingan komersil, sedangkan administrasi lebih cocok
digunakan untuk lembaga-lembaga pemerintahan yang bersifat lebih mengutamakan
kepentingan sosial.
B. PENTINGNYA ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi pendidikan atau adminstrasi sekolah tidak hanya menyangkut soal-soal tata
usaha sekolah, tetapi menyangkut semua kegiatan sekolah, baik yang mengenai materi,
personel, perencanaan, kerja sama, kepemimpinan, kurikulum, dan sebagainya, yang
harus di atur sehingga menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya
kondisi-kondisi belajar-mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pendidikan.

Tanpa administrasi dan kepemimpinan yang baik, sulit kiranya bagi sekolah untuk
berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran yang seharus nya
dicapai sekolah itu. Banyak sekali peristiwa dan kesulitan serta hambatan yang mungkin
terjadi tanpa diduga sebelumnya, yang mengharuskan guru-guru dan kepala sekolah
memikul tanggung jawab dan mengambil kebijaksanaan. Suatu sekolah dapat berjalan
baik dan berarah juga setiap tahun sekolah itu menentukan dan membuat dahulu
rencana dan kebijakan (policy) yang akan dijalankan pada tahun itu, juga informasi-
informasi yang menunjukkan bagaimana rencana dan kebijakan itu dapat dilaksanakan
dengan baik hendaknya dikumpulkan. Rencana atau program dan kebijakan sekolah
hendaknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
pembahruan pendidikan.

Tidak pula dapat diabaikan bahwa, untuk melaksanakan rencana atau program sehingga
mencapai hasil yang baik, diperlukan adanya organisasi dan koordinasi yang baik dan
teratur, adanya komunikasi yang jelas dan lancar, pengawasan atau supervisi yang
kontiyu dan konsekuen, dan adanya penilaian (evaluasi) yang dilakukan dengan teratur
dan tepat. Untuk itu setiap akhir tahun perlu diadakan evaluasi untuk menilai rencana
mana yang telah berhasil dan dapat berjalan lancar, dan mana yang mengalami
kesukaran dan perlu diperbaiki.
Perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi, dan evaluasi, semuanya
adalah fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang pokok dan sangat penting.

Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika
pelaksanaannya melalui proses-proses yang menuruti garis fungsi-fungsi administrasi
pendidikan tersebut.

C. FUNGSI-FUNGSI POKOK MANAJEMEN PENDIDIKAN


Para ahli berbeda pendapat dalam mengemukakan fungsi-fungsi manajemen,
diantaranya:
1. Menurut Henry Fayol, mengemukan bahwa fungsi-fungsi administrasi dan manajemen
adalah:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Commanding (Pemberian perintah)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
e. Controlling (Pengawasan)

2. Menurut Juther M.Gullick :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Staf)
d. Directing (Pembimbingan)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Reporting (Pembuatan laporan)
g. Budgeting (Penganggaran)

3. Menurut George R. Terry :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (usaha menggerakkan pegawai agara mau bekerja dengan penuh kesadaran
dalam rangka merealisasikan rencana yang telah disusun)
d. Controlling (Pengawasan)

4. Menurut John F. Mee :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Motivazing (Pemberian rangsangan atau dorongan)
d. Controlling (Pengawasan)
5. Menurut John D. Millet :
a. Directing (Pembimbingan)
b. Facilitating (meberikan kemudahan)

6. Menurut Harold Koontz :


a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Staf)
d. Leading (kegiatan memimpin)
e. Controlling (Pengawasan)

Sedangkan secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:


1. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari 5 hal, yaitu :
a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana
melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai
efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
d. Mengembangkan alternatif-alternatif
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
Jika disimpulkan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan dan planning adalah sebagai penetapan tujuan, policy,
prosedur, budget, dan program dari sesuatu organisasi.

2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan
organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi.
Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian
terdiri dari :
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-
sumber lain yang diperlukan.

3. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan personalia
pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas
memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

4. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,
saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan
tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar
pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju
kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.

5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan
orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud,
antara lain :
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-penjelasan
d. Memberi bimbingan atau nasihat
e. Mengadakan coaching
f. Bila perlu memberi teguran.

7. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan
melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.

8. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang
benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.

9. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik
secara lisan maupun secara tulisan.

10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih
pasti dapat dilakukan.
Misalnya, suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di
akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti jumlah
lulusan SLTA dan lain sebagainya.
Pengertian-pengertian :

1. Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya

yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk

mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan

merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?

4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai

sasaran tadi.

2. Organizing

Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara

yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

3. Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang

berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat

diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.

4. Activating

Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam

suatu kegiatan manajemen.

5. Staffing

Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau

pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat
yang lebih tinggi.
6. Directing / Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi

bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas

masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah

ditetapkan semula.

7. Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai

kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,

menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam

upaya mencapai tujuan organisasi.

8. Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau

pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat

yang lebih tinggi.

9. Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

 Mengambil keputusan
 Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
 Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.

Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap

bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

10.Innovating

Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang

bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru

untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.

11. Representing

Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.

12. Budgeting

Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem
keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
13. Assembling

Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang

berhubungan dengan manajemen itu sendiri.

14. Resources

Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM

sehingga terjadi ketepatgunaan.

15. Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,

semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa

yang diinginkan oleh atasan.

16. Actuating

Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk

mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya

adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara

bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah

kepemimpinan (leadership).

17. Communication

Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak

kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi

dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal

ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki kepemimpinan.

18. Decision Making

Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari

proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif

yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya

bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

19. Improving

Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan,

kerjasma, dan lain-lain.


HUMAN RELATION

Pengertian Human Relation


Human Relation merupakan salah satu fungsi manajemen, yang bertujuan untuk
mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya,
mengevaluasi prilaku public, dengan membuat perencanaan, kebijakan-kebijakan,
menggunakan komunikasi yang jelas agar public dapat memahami dan menerima rencana atau
program yang sudah dibuat.

Pada dasarnya humas adalah :


1. Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kepercayaan dari publik atau
masyarakat.
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini public yang bisa diterima dan menguntungkan
semua pihak.
3. Merupakan unsur pentingdalam manajemen guna mencapai tujuan sesuai dengan harapan
perusahaan.
4. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya baik
internal maupun eksternal.

Humas mempunyai tiga macam arti, yaitu :

1. Memberi informasi kepada masyarakat.


2. Mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat.
3. Mengsinerjikan sikap dan perbuatan masyarakat dengan perusahaan.
Empat unsur filsafah humas, yaitu :
1. Humas merupakan salah satu filsafah manajemen yang bersifat sosial.
2. Humas merupakan perwujudan dari filsafah kebijakan.
3. Humas merupakan komunikasi dua arah yang saling menunjang, menginformasikan,
mempertahanan dan mempromosikan kepada konsumen sehingga terciptanya saling
pengertian.
4. Humas merupakan cara pendekatan untuk menciptakan opini politik.
Persyaratan dasar seorang Human Relation, yaitu :
1. Memiliki kemampuan untuk mengamati, menganalisis persoalan-persoalan yang terjadi.
Seorang Human Relation harus memahami masalah-masalah yang terjadi. Dia harus bisa
mengamati dan menganalisis masalah tersebut, apa yang menyebabkan dan bagaimana jalan
keluar terhadap masalah yang dihadapi tersebut.
2. Memiliki kemampuan untuk menarik perhatian.
Kemampuan untuk menarik perhatian publik atau masyarakat sangatlah dibutuhkan oleh
seorang Human Relation agar bisa dipercayai. Karena seorang Human Relation harus memberi
informasi kepada masyarakat, mengubah sikap dan tinggkahlaku masyarakat dan
mensinerjikan sikap dan perbuatan masyarakat dengan perusahaan. Jika ia sudah mampu untuk
menarik perhatian orang-orang disekitarnya maka ia sudah bisa menjadi seorang Human
Relation.
3. Memiliki kemampuan mempengaruhi publik atau masyarakat.
Mempengaruhi publik atau masyarakat harus bisa dilakukan oleh seorang Human Relation,
sebab jika publik atau masyarakat sudah terpengaruh maka seorang Human Relation akan lebih
mudah untuk mencapai tujuan sesuai dengan harapan perusahaan.

4. Mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan baik.


Seorang human Relation harus bisa menjalin hubungan baik, baik dengan perusahaan maupun
dengan publik atau masyarakat karena seorang Human Relation merupakan komunikasi dua
arah yang saling menunjang, menginformasikan, mempertahankan dan memproomosikan
kepada konsumen sehingga terciptanya saling pengertian.

Kesemua ini adalah untuk membantu dalam melaksanakan fungsi Human Relation,
hal ini memerlukan suatu proses yang panjang yang berguna untuk menemukan strategi dalam
mengatasi problema yang muncul di dalam masyarakat atau konsumen.

Tugas seorang Humas ialah :

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi baik secara lisan,
tertulis maupun melalui gambar-gambar, supaya konsumen memiliki pengertian dan tujuan
dari perusahaan tersebut.
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan dari konsumen.
3. Memperbaiki citra organisasi atau perusahaan.
4. Memiliki tanggung jawab sosial.
5. Komunikasi timbal balik.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Human Relation, yaitu :


1. Menetapkan tujuan organisasi atau perusahaan secara jelas.
Human Relation harus menentukan dan menetapkan tujuan organisasi atau perusahaan secara
jelas, karena semua pekerjaan yang dilakukan ialah untuk mencapai suatu tujuan. Jika
tujuannya jelas maka akan memudahkan karyawannya untuk bekerja sesuai dengan tujuan
organisasi atau perusahaan tersebut.
2. Menggunakan komunikasi yang jelas dan etis.
Komunikasi yang digunakan haruslah jelas dan etis, sebab jika kita menggunakan komunikasi
yang kurang jelas maka kawan bicara kita akan lebih sulit untuk memehami apa-apa yang
sedang kita informasikan. Tunjukkanlah bahwa kita seorang yang punya wawasan dengan
berkomunikasi secara jelas dan etis.
3. Membuat konsep kualitas produk yang ditawarkan.
Seorang Human Relation harus bisa memikirkan dan menciptakan produk-produk apa saja
yang akan ditawarkan kepada konsumen, produk yang disenangi dan bisa diterima baik oleh
publik dan masyarakat. Maka dari itu perlu dibuat konsep kualitas produk yang akan
ditawarkan.
4. Produk yang dikeluarkan benar-benar dibutuhkan.
Seperti yang dijelaskan diatas tadi, produk yang akan dikeluarkan atau dipasarkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan harus disenangi dan benar-benar dibutuhkan oleh konsumen
sehingga akan bisa diterima baik di masyarakat.
5. Meminta nasehat dan pengarahan dari pimpinan agar visi dan misi organisasi atau perusahaan
dapat dicapai.
Suatu organisasi atau perusahaan pastinya memiliki visi dan misi yang harus dicapai, maka
tidak ada salahnya jika seorang Human Relation meminta nasehat dan pengarahan kepada
pimpinan tentang apa-apa saja yang akan dilakukan, kemungkinan-kemungkinan apa saja yang
akan terjadi dan cara-cara mengatasinya.
6. Memberi kesempatan kepada pimpinan maupun anggota organisasi atau perusahaan untuk
memberikan ide-ide baik berupa usulan maupun kritik yang sifatnya membangun.
Ide-ide dari pimpinan maupun anggota organisasi atau perusahaan baik berupa usulan maupun
kritikan yang sifatnya membangun tidak ada salahnya didengar. Karena dari usulan dan
kritikan anggota lain, kita bisa mengetahui dimana kekurangan dan kesalahan dan hal-hal apa
saja yang akan dilakukan kedepannya.
7. Harus mampu mendengarkan, memperhatikan, menghargai, mempercayai ide-ide, usul dan
saran maupun keluhan dan kritikan.
Sebagai seseorang yang berhubungan langsung dengan publik dan masyarakat, maka kita
harus mampu mendengarkan, memperhatikan, menghargai, mempercayai ide-ide, usul dan
saran maupun keluhan dan kritikan dari pihak lain. Karena dengan begitulah kita bisa
tingkatkan kualitas produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Kita akan bisa mengetahui
hal-hal apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh publik atau masyarakat.

SINKRONISASI dan SIMPLIFIKASI DALAM MANAJEMEN

SINKRONISASI dan SIMPLIFIKASI DALAM MANAJEMEN

Sinkronisasi adalah proses pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan. Tujuan
utama sinkronisasi adalah menghindari terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan oleh
beberapa proses yang berbeda (mutual exclusion) serta untuk mengatur urutan jalannya proses-
proses sehingga dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari deadlock atau starvation.

Maksud dan Tujuan Sinkronisasi

Maksud dari kegiatan sinkronisasi adalah agar substansi yang diatur dalam sebuah manajemen tidak
tumpang tindih, saling melengkapi (suplementer), saling terkait, Adapun tujuan dari kegiatan
sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan pengaturan suatu bidang tertentu yang dapat
memberikan kepastian hukum yang memadai bagi penyelenggaraan bidang manajemen tersebut
secara efisien dan efektif.

Ruang Lingkup Sinkronisasi

Sinkronisasi manajemen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Sinkronisasi Vertikal

Dilakukan dengan melihat apakah suatu peraturan dalam manajemen yang berlaku dalam suatu
bidang tertentu tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain.

2. Sinkronisasi Horisontal.

Dilakukan dengan melihat pada berbagai peraturan dalam manajemen yang sederajat dan
mengatur bidang yang sama atau terkait. Sinkronisasi horisontal juga harus dilakukan secara
kronologis, yaitu sesuai dengan urutan waktu ditetapkannya peraturan-peraturan tersebut.
Sinkronisasi Manajemen Pendidikan dan Manajemen Perusahaan

Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan secara sistematis oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Secara artikulasi bahasa manajemen juga
dapat dikatakan sebagai indikator untuk mencapai keberhasilan.

Dalam konteks pendidikan secara umum banyak sekali jenis manajemen yang ada, mulai dari
manajemen pendidikan sampai manajemen pribadi yang tingkatannya lebih khusus lagi. Dalam ilmu
manajemen terdapat beberapa langkah kerja yang sudah pasti dilakukan selain adanya organisasi
yang mengatur sebagai substansi efektif.

Manajemen pendidikan dikatakan sebagai pengatur berjalannya fungsi pendidikan. Tak heran mulai
dari penataan manajerial sekolah, perpustakaan, layanan khusus, perubahan, peserta didik sampai
manajemen dengan basis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam beberapa substansi tersebut dikhususkan lagi menjadi satu kesatuan yang pada nantinya
bertujuan untuk mencapai hasil maksimal. Dasar struktural kerja pada sistem manajerial juga tidak
jauh dari POCA (planning, organizing, controlling dan actuating). Penerapan POCA inipun sangat
mendasar sekali demi tercapainya tujuan.

Kesatuan substansi dan langkah kerja yang struktural sangat mendukung berjalannya kegiatan
manajerial yang dilakukan. Interaksi antar lingkup substansi dilakukan dengan kebutuhan berbeda
tetapi tujuan yang sama. Dalam manajemen perusahaan substansi dan lingkup kerja yang ada sedikit
berbeda dengan manajerial pendidikan.

Perusahaan lebih mangutamakan waktu, tingkatan kerja dan hasil. Pada perusahaan besar, semisal
skala nasional, manajerial yang diterapkan lebih dari satu jenis fungsi manajemen. Dari beberapa
jenis ini nantinya akan disatukan dalam manajemen khusus, tidak heran jika beberapa perusahaan
memiliki sistem manajerial yang berbeda.

Pada sekolah-sekolah yayasan terkadang diberlakukan sistem penyatuan antara manajerial


perusahaan dan manajerial pendidikan. Terdapat beberapa substansi tambahan yang sebelumnya
tidak ada pada dunia pendidikan tetapi diterapkan dalam menuai hasil maksimal.

Yayasan yang dinaungi perusahaan biasanya menginginkan beberapa perubahan yang diterapkan
pada dunia pendidikan. Secara hasil memang berkualitas, karena kinerja dan manajerial perusahaan
memang dikhususkan untuk kepentingan yang lebih luas.
Jika dilihat dari mind mapping kerja secara kasar, sangat jelas terdapat beberapa perbedaan antara
perusahaan dan pendidikan. Beberapa diantaranya yakni perubahan waktu dan tenaga. berbicara
konteks substansi manajemen waktu dan tenaga yang terdapat dalam manajemen perusahaan, jika
disatukan dalam manajemen pendidikan akan tampak sedikit berbeda dari manajemen pendidikan
secara umum. Kinerja pendidik dalam kasus ini akan lebih maksimal dengan waktu yang berlebih dan
unsur tenaga lebih maksimal lagi.

Beberapa hal kecil yakni perusahaan kebanyakan menerapkan cek lock kerja yang terbilang sesuai
kebutuhan masing-masing, sedangkan dunia pendidikan menerapkan cek lock kerja sesuai dengan
waktu standar. Efisiensi waktu jika diterapkan pada manajerial pendidikan akan memberikan kadar
waktu yang banyak tersisa, sehingga tampak lebih boros waktu dan tenaga.

Pengaturan substansi pendidikan dan perusahaan memang terbilang sedikit berbeda, untuk
memberikan tingkatan sinkronisasi yang bermutu, perlu sekali menerapkan perubahan-perubahan
yang difungsikan untuk mempertajam kinerja, waktu, dan tenaga sehingga dengan perpaduan sistem
manajerial yang berbeda akan dihasilkan satu tujuan yang diinginkan.

Hal ini sangat sesuai sekali seperti terdapat pada makna manajemen yang berarti mendapatkan hasil
yang diingikan dan lebih efektif dalam penerapannya.

Anda mungkin juga menyukai