Anda di halaman 1dari 8

PREPLANNING PROGRAM BERMAIN ANAK

Untuk Anak dengan Karies Gigi

Dosen Pengampu:
Ns. Meira Erawati. M.Si, Med

Oleh :
Ressy Amalia Anjani 22020115120030
Aulia Nur Prasetya 22020115120035
Sulistiyani 22020115120051
Irmaya Nur Solikah 22020115130080
Afriana Dwi Saputri 22020115130081
Verawati 22020115130085
Dyah Sukma I 22020115120045
Ika Rahmawati 22020115120004
Quthni Arviandi 22020115130106

Kelas A 15 1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3-6
tahun. Pada usia ini, perkembangan motorik, intelektual, emosional anak berjalan
terus-menerus (Potter & Perry, 2005). Perkembangan tersebut dapat distimulasi
dengan cara bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka
rela, dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban. Bermain
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-
anak dapat berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, dan melakukan apa yang dapat dilakukan. Dengan bermain, anak-anak
dapat menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn)
kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi
kebutuhannya (need) serta dengan bermain, fisik anak akan terlatih dan kemampuan
kognitif dan kemampuan interaksi dengan orang lain akan berkembang (Zaini,
2015).
Fenomena yang berkembang saat ini adalah bahwa anak-anak masih banyak
yang diarahkan oleh orang tua dalam hal bermain, apabila hal ini dibiarkan terus
menerus maka kemampuan kognitif anak tidak akan berkembang. Hal ini
disebabkan karena dengan bermain yang disesuaikan dengan keinginan anak akan
mengembangkan kreativitas anak sehingga akan memicu perkembangan kognitif
anak. Salah satu metode bermain untuk meningkatkan kognitif anak yaitu dengan
cara bercerita.
Metode bercerita merupakan suatu cara dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menyampaikan secara kronologis mengenai bagaimana
terjadinya suatu hal yang sebenarnya terjadi atau rekaan (Poewardaminta, 2007
dalam Putri, 2017). Berdasarkan penelitian Indarwati (2017) metode bercerita
efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kecerdasan anak.

B. Sasaran
Anak usia 4 tahun 11 bulan beserta dengan ibunya
C. Kasus
An. O berjenis kelamin laki – laki dan berusia 4 tahun 11 bulan setelah
dilakukan pengkajian ditemukan beberapa masalah. Masalah yang ditemukan pada
An. O tersebut adalah karies gigi. Setelah di tanya ternyata An. O tidak mengetahui
cara menyikat gigi yang benar serta waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bermain
Bermain merupakan salah satu pendekatan dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan untuk anak usia dini secara menyenangkan. Menurut Papalia seorang
ahli perkembangan manusia dalam bukunya Human Development seperti dikutip
oleh Imam Musbikin (2010: 77) mengatakan bahwa anak dapat berkembang dengan
cara bermain (Zaini, 2015). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak
(Sudono, 2000).
B. Manfaat Bermain
Manfaat bermain dalam perkembangan anak menurut Jonson et all (1999) dalam
Tedjasaputra (2001):
1. Psikoanalitik, untuk mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap frustrasi.
2. Kognitif-piaget, untuk mempraktikkan dan melakukan konsolidasi konsep-
konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya.
3. Kognitif-Vygotski, untuk memajukan berpikir abstrak, belajar dalam kaitan,
pengaturan diri.
4. Kognitif-brunner/Sutton-smith singer, untuk memunculkan fleksibilitas perilaku
dan berpikir, imajinasi dan narasi, mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan
dari luar.
5. Arousal modulation, untuk membuat anak tetap terjaga pada tingkat optimal
dengan menambah stimulasi.
6. Bateson, untuk memajukan kemampuan dalam memahami berbagai tingkatan
makna.
C. Pengertian Metode Bermain dengan Bercerita
Bercerita merupakan cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran
secara lisan dalam bentuk cerita dari orang tua kepada anak. Ada beberapa macam
teknik bercerita yang dikemukakan oleh Moeslichatoen (2004) yang dapat
dipergunakan antara lain sebagai berikut: membaca langsung dari buku cerita,
bercerita degan menggunakan ilustrasi gambar dari buku. menceritakan dongeng,
bercerita dengan menggunakan papan flannel, bercerita dengan menggunakan
media boneka, dramatisasi suatu cerita, bercerita sambil memainkan jari-jari tangan.
D. Tujuan Metode Bermain dengan Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk
memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang
disampaikan lebih baik. Menurut Moeslichatoen (2004) tujuan kegiatan bercerita
bagi anak adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan
keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan
sosial.
2. Anak menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan bercerita.
3. Anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan
oleh orang lain.
4. Anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya.
5. Anak dapat menjawab pertanyaan.
6. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang didengarkan
dan diceritakannya,sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat
laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakannya pada orang
lain.
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN

A. Judul Program
Terapi Bermain Bercerita menggunakan Finger Puppet.
B. Deskripsi Program
Kegiatan terapi bermain yang dilaksanakan
C. Tujuan Program
Diharapkan dengan program terapi bermain “Finger Print” dapat meningkatkan
pengetahuan dan perilaku anak mengenai sikap menggosok gigi yang benar.
D. Alat yang Diperlukan
1. Sikat dan pasta gigi
2. Gelas
3. Manekin gigi
4. Boneka tangan
E. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : 25 Oktober 2018
Tempat : Kos Dewi Shinta, Jurang Belimbing
Waktu : 14.00 WIB
F. Sistematika Proses Program
1. Pelaksanaan intervensi diakukan dirumah klien dengan persetujuan sebelumnya
2. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk terapi bermain
3. Mempersiapkan kesiapan anak dan ibu anak
4. Narator akan membuka cerita
5. Para pemain boneka jari memainkan perannya sesuai dengan arahan narator
6. Salah satu anggota akan mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan benar
7. Review isi cerita oleh fasilitator
8. Memberikan salam saat terapi bermain selesai
G. Hal-hal yang perlu diwaspadai
1. Anak tidak memperhatikan saat demonstrasi berlangsung
2. Anak tidak kooperatif selama terapi bermain
3. Anak bermain sendiri selama kegiatan terapi bermain
H. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
1. Menghindari pelaksanaan di waktu tidur siang anak
2. Memperhatikan kondisi mood anak untuk menghindari penolakan dari anak
I. Pengorganisasian
Penanggung jawab program : Verawati
Narator : Ika Rahmawati
Pemeran 1 : Irmaya Nur S.
Pemeran 2 : Aulia Nur Prasetya
Pemeran 3 : Sulistiyani
Perawat : Afriana D.S
Fasilitator : Dyah Sukma dan Ressy Amalia
Dokumentasi : Quthni A.
J. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Sebelum pelaksanaan kegiatan preplanning telah dipersiapkan sehari
sebelumnya
2. Proses
a. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Anak yang diberikan terapi adalah An. O usia 4 tahun 11 bulan dengan
karies gigi, keadaan umum baik.
c. Terapi dapat dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan
d. Anak antusias dalam kegiatan terapi bermain
e. Pelaksanaan terapi bermain dapat berjalan dengan lancar
3. Hasil
An. O dapat memberikan feedback terhadap terapi bermain yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Indarwarti, A. (2017). Mengembangkan Kecerdasan Kognitif Anak Melalui Beberapa


Metode. Psycho Idea, 15(2), 109-118.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4. Jakarta:EGC

Putri, H. (2017). Penggunaan metode cerita untuk mengembangkan nilai moral anak
TK/SD. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 3(1), 87-95.
Tedjasaputra, M. S. (2001). Bermain, mainan, dan permainan untuk pendidikan usia dini.
Jakarta: Grasindo.

Tyas W.I, dkk. (2015). Efektivitas Bercerita dengan Media Boneka Jari Terhadap Ketaatan
Menggosok Gigi Pada Anak Usia 4-6 tahun di KB-TK Assakinah Wirosari
Grobogan. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 2(1),1-8.

Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini.
Jakarta: Grasindo.

Zaini, .(2015). Bermain Sebagai Metode Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini.

Anda mungkin juga menyukai