Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun
pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena
disamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih
terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi
oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampai
kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya,
memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan
mudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa
cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya
bulat, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan
bahan tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel, 1994).
Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah
yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986). Tablet
hanya memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik. Untuk
menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi persyaratan,
pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang peranan yang sangat
penting dalam proses pembuatannya (Hadisoewignyo, 2013).
Metoprolol tatrat merupakan jenis obat yang tergolong golongan
antihipertensi, hipertensi dalam pengobatannya diperlukan aksi yang cepat
dan zat aktif mampu tersimpan lama dalam peredaran darah agar mampu
mengontrol tekanan darah maka dari itu hal yang mendasari kami
memformulasikan metoprolol tatrat kedalam bentuk sediaan tablet (Effionora,
2012).

1
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
Maksud Percobaan untuk mengetahui atau cara pelaksanaan
praktikum teknologi sediaan solid dalam bentuk tablet menggunakan
granulasi basah.
Tujuan Percobaan Mampu menyusun dan mengkaji praformulasi
bahan aktif (Metoprolo tatrat) yang akan digunakan dalam pembuatan
sediaan tablet, Mampu menentukan metode pembuatan dan pemilihan bahan
tambahan berdasarkan kajian praformulasi bahan, Mampu menghitung
jumlah bahan yang akan digunakan dalam pembuatan satu batch, Mampu
melakukan evaluasi serbuk, granul, tablet dan menganalisa penyimpangan
yang terjadi selama pembuatan tablet.

I.3 Prinsip Percobaan


Metode granulasi basah yaitu proses pencampuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih denganatau tanpa zat
tambahan, dimana zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
bahan pengisi, zat pengikat, zat pelincir, zat pengembang, zat pembasah
atau zat lainnya yang cocok (Fatmawaty, 2012).
Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi
dari obat. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsopsi
dalam saluran cerna, maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke
dalam cairan tubuh untuk dilarutkan (Ansel, 1989). Waktu hancur dipengaruh
oleh penghancur (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat. Selain itu,
tablet juga harus memiliki kekerasan yang cukup dan keregasan yang sesuai
dengan persyaratan yang ad, karena semakin kecil presentase kehilangan
bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang diberikan oleh
sedian obat tersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan,
keregasan, dan waktu hancur dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat
dalam tubuh
Tablet terdapat berbagai ragam bentuk ukuran, bobot,
kekersan,ketebalan, sifat disolusi dan desintegrasi dalam aspek
laintergantung pada pengguanaan yang dimaksudkan dan metode
pembuatanya. Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar,
atau konveks. Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk dengan
membuat pons dengan lubang kempa cetakan yang didesain secara khusus
(siregar, 2010)

3
Pada praktikum ini, zat aktif yang digunanakan adalah metaprolol.
Metaprolol adalah derivat atenolol yang juga selektif tidak memiliki efek lokal
anastetik tetapi bersifat lipofilik. Dosis untuk hipertensi oral pagi hari 50 mg
bila perlu dinaikkan sampai 1dd 200 mg (tjang, 2010). Metaprolol tartrat
merupakan obat goglongan beta bloker kardio selektif dimanadigunakan
untuk penyakithipertensi, angina pektoris dan aritmia jantung. Metaprorol
tartrat merupakan bahan aktif yang tidak komplit dalam bioavailabilitasnya
karena memiliki jangka waktu yang pendek. Bentuknya serbuk, larut dalam
pelarut air dan memiliki permeabilitas yang tinggi dalam gastrointestinal (BCS
kelas 1) (young.dkk, 2007).
Keuntungan dari tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa
menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaann amorfnya, flokulasi,
atau rendahnya berat jenis.selain itu obat yang sukar dibasahi, lambat
melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsinya tinggi melalui saluran
cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin
diformulasikan dan diperbaiki dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavailabilitas obat cukup. Kemudian obat yang rasanya biasanya pahit,
obat denag bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap
peka oksigen atu kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan
sebelum di kempa atau memerlukan penyalutan terlebih dahulu (Lachman,
2008).
Komposisi tablet terdiri dari bahan pengisi, pengikat, glidan,
penghancur, pelicin, anti lekat, pewarna, pengaroma dan pemanis
(Swarbrick, 2007). Dalam pembuatan tablet ada 3 metode yang digunakan
yaitu, granulasi bash, granulasi kering dan kempa langsung. Langkah dari
granulasi basah adalah penimbangan, pencampuran, granulasi,
pemmgayakan basah, pengeringan, pengayakan kering, pelincir dan
pengempaan peralatan tergantung dari uraian atau kualitas atas kandungan
zat aktif, pengisi atau penghancur (Gennaro,1990).

4
Pada granulasi kering pada saat proses ketidakmungkinan campuran
beberapa bahan untuk campuran untuk tujuan kelembapan menyebabkan
proses pengembangan pengganti granulasi kering yang dikenal sebagai
proses penekanan. Sedangkan pada kempa langsung terdiri dari
pengempaan tablet secara langsung bahan serbuk bahan tanpa modifikasi
sifat fisik dari bahan itu sendiri. Pengempaan langsung pada metode
pembuatan tablet untuk jumlah kecil dan sifat fisik kimia kristal (Gennaro,
1990).
Masalah – masalah yang sering timbul pada pembuatan tablet yaitu
pittingg, capping, dan laminasi. Pitting mengacu pada terjadinya tanda lubang
kecil pada permukaan tablet atau punc yang dihubungkan dengan pelicin
yang tidak cukup atau hambatan suatu permukaan yang keras. Sedangkan
capping dan laminasi mengacu pada kelewatan mekanik yang merusak
tablet. Kerekatan akibat laminasi bisa terjadi sepanjang langkah produksi
(jones, 2008).
Sifat-sifat tablet yang ideal atau baik yaitu tablet harus memenuhi
spesifikasi keseragaman bobot dan kekerasan, diameter tablet tidak lebih
dari 7/16 inci dan tablet diharapkan memberikan penambahan yang baik
(parrot, 1970).
Untuk evaluasi yang dilakukan pada tablet yaitu berat tablet, ketebalan
tablet, kekerasan tablet, daya hancur, dan disolusi tablet (Howard,1985).

II.2 Uraian Bahan Aktif


II.2.1 Uraian Farmakolog
Nama : Metoprolol Tartart
Kelas Farmakologi : Antihipertensi
Indikasi : Hipertensi,infark miokard akut, angina
Mekanisme Kerja : Penurunan frekuensi denyut jantung dan
kontraktilitas miokard sehingga
menurunkan curah jantung , menghambat

5
sekresi renin di sel glomerulus ginjal
dengan akibat penurunan produksi
Angiotensin 2 dan efek sentral yang
mempengaruhi aktivitas saraf simpatis,
perubahan pada sensitivitas reseptor,
perubahan aktivitas neuron adrenergik
perifer.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap metoprolol
turunnya β-bloker lain atau komponen
apapundari produk obat
Efek samping : Gagal Ganjung, Hipertensi,Sakit
Kepala,Konstipasi
Toksisitas : -
Dosis dan pemberian Hipertensi : 100-200 mg / Hari
Angina : 100-200 mg /Hari
Interaksi obat : Ca antagonis, Klonodin, insulin, Obat
Hipoglekimia oral, Lidokain, alkohol,
NSAID, Prazosin, propafenom,
nitrogliserin
Farmakokinetika : Metoprolol tartart cepat dan hampir
semuanya diserap dalam saluran cerna,
penyerapan dosis tunggal oral 20-100 mg
bisa sempurnah dalam 2,5-3 jam.
II.2.2 Uraian sifat fisika kimia bahan aktif
Nama resmi : METOPROLOL TARTRATS

Nama Lain : Metoprolol tartrat


RM/BM : (C15H25No3)2.C4H6O6/ 684,82

6
Pemerian : Serbuk hablur, warna putih, tidak berbau
dan tidak berasa
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air mudah larut
dalam metilen klorida, dalam kloroform
pKa dan pH larutan : 6,0 dan >.o
Titik lebur : -
Polimerfisme : -
Informasi tambahan : -
Stabilitas : Suhu : 25°C
Cahaya : lindungi dari cahaya
pH : 6,0-7,0
air :-
lainnya : -
Inkompatibilitas : Kompleks amproterisin B, kolesteril sulfat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

II.3 Uraian Bahan Tambahan


II.3.1 Avicel pH 102
Nama resmi : CELLULOSE MICROCRYSTAL
Nama lain : Avicel
Kelas Fungsional : Pengisi
Konsentrasi : ad 100%
RM/BM : C6H1005/36000
Pemerian : Hablur putih, tidak berasa dan tidak
berbau
Kelarutan : Tidak larut dalam air tidak larut dalam
asam lemah
pKa dan pH larutan : -

7
Titik lebur : 260-270 oc
Informasi lain : -
Stabilitas : Bahan higroskopik yang stabil
Inkompatibilitas : Tidak sesuai dengan agent pengoksidasi
yang kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
II.3.2 Talk
Nama resmi : TALCUM
Nama lain : Talk
Kelas Fungsional : Glidant
Konsentrasi : 1-10%
RM/BM : -
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau dan tidak
berasa
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan tidak larut dalam
semua hampir semua pelarut organik
pKa dan pH larutan : />-10
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Bahan yang stabil dan dapat disterilkan
dengan pemanasan pada 1600c selama
kurang dari 1 jam
Inkompatibilitas : Senyawa amonium kuartesina
Penanganan : Penggunaan pelindung mata, sarung
tangan karena talk dapat megiritasi.
Toksisitas : -
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8
II.3.3 Magnesium stearat
Nama resmi : MAGNRSII STEARAS
Nama lain : Magnesium stearat
Kelas fungsional : Lubrikan
Konsentrasi : 0,25-5%
RM/BM : C76H70MgO4/591,24
Pemerian : Serbuk halus, putih, tidak berasa dan
tidak berbau
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan tidak larut dalam
etanol dan eter
pKa dan pH larutan : -
Titik lebur : 88,5oc
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil dan disimpan ditempat sejuk
Inkompatibilitas : Tidak kompetibel dengan asam kuat,
alkali dan garam lain
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
II.3.4 PVP
Nama resmi : POLIVINIL PIROLIDON
Nama lain : PVP, Povidan
Kelas fungsional : Pengikat
Konsentrasi :
RM/BM : C6H9NO/-
Pemerian : Serbuk, warna putih sampai krem, tidak
berbau dan rasa pahit
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan larut dalam

9
etanol, methanol dan kloroform p.

pKa dan pH larutan : -


Titik lebur : 150°C
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil pada suhu 110-130°C, mudah
terurai adanya udara, dapat campur
dengan air stabil di tempat kering.
Inkompatibilitas : Sultanazol, Na.Salisilat, tenobarbital
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

II.3.5 Natrium benzoat


Nama resmi : SODIUM BENZOATE
Nama lain : Natrium benzoat
Kelas fungsional : Pengawet
Konsentrasi : 0,02-0,5%
RM/BM : C753NaO2/144,11
Pemerian : Granul atau Kristal, warna putih, rasa
manis dan asam, tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam air 2 bagian air, larut dalam
90 bagian etanol (95%) P
pKa dan pH larutan : -/5,0
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Dapat disterilkan dengan Autoklaf /

10
pengeringan
Inkompatibilitas : Tidak kompetibel dengan gelatin, garam
kalsium, dan dari logam berat, termasuk
petrak, timbal.
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
II.3.6 Aerosil
Nama resmi : SILIKON DIOKSIDA KOLOIDAL
Nama lain : Aerosil
Kelas fungsional : Absorben
Konsentrasi : 0,5-2%
RM/BM : SiO2 / 60,05
Pemerian : Serbuk amorf , warna kebiru-biruan, bau
khas dan rasa khas

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, praktis tidak


larut dalam pelarut organik, asam
pKa dan pH larutan : 3,8-4,2
Titik lebur : 10000c
Informasi lain : Pengisi
Stabilitas : Stabil meskipun hisgroskopik
Inkompatibilitas : Inkam denagn pengoksidasi kuat
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

11
II.3.7 Amylum manihot
Nama resmi : AMYLUM MANIHOT
Nama lain : Pati singkong
Kelas fungsional : Penghancur
Konsentrasi : 5-25%
RM/BM : C6H16C5/1300-1000
Pemerian : Granul atau Kristal, warna putih, rasa
manis, asam dan tidak berbau
Kelarutan : Tidak larut dalam air larut dalam 90
bagian etanol (95%) P
pKa dan pH larutan : 4,0-8,0
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Pati kering stabil jika terlindung dari
kelembapan tinggi
Inkompatibilitas : Inkam dengan pengoksida
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik , sejuk dan
kering

12
BAB III
METODE KERJA
III.1 Rancangan Formula
Tiap 150 mg mengandung :
Metoprolol tartrat 100 mg
Pvp 2%
Magnesium Stearat 1%
Talk 2%
Amilum manihot 5%
Avicel pH 102 ad 100%

III.2 Formula Yang Disetujui


Tiap 150 mg mengandung :
Metoprolol tartrat 50 mg
Pvp 5%
Magnesium Stearat 1%
Talk 2%
Amilum manihot 10%
Aerosil 1%
Natrium benzoat 0,02%
Avicel pH 102 ad 100%

III.3 Perhitungan
III.3.1 Perhitungan Bahan
1. Metoprolol tartrat 50 mg
5
2. Pvp 5% = 𝑥150 = 7,5 mg
100
1
3. Mg stearat 1% = 𝑥150 = 1,5 mg
100
2
4. Talk 2% = 𝑥150 = 3 mg
100

13
10
5. Amilum manihot 10% = 𝑥150 = 15 mg
100
1
6. Aerosil 1% = 𝑥150 = 1,5 mg
100
0,02
7. Na. Benzoat 0,02% = 𝑥150 = 0,03 mg
100

8. Avicel pH 102 = 150 mg – (50 + 7,5 + 1,5 + 3 + 15 +


1,5 + 0,03) = 71,47 mg
III.3.2 Perhitungan untuk lebih 10 %
10
1. Metoprolol tartrat = 5 [100 × 5 ] = 5,5 g
10
2. Pvp = 750 [ 100 𝑥750 = 825 g
10
3. Mg stearat = 150 [ 100 𝑥150] = 165 g
2
4. Talk = 300[100 𝑥300] = 330 g
10
5. Amilum manihot = 1500 [100 𝑥1500] = 2000 g
1
6. Aerosil = 150 [ 𝑥150] = 165 g
100
10
7. Na. Benzoat = 3 [100 𝑥3] = 3,3 g
10
8. Avicel pH 102 = 2147 g [100 × 2147] = 2361 g

III.3.3 Perhitungan Batch


1. Metoprolol tartrat = 50 mg x 10 = 500 mg
2. Pvp = 7,5 𝑚𝑔 𝑥 10 = 75 𝑚𝑔
3. Mg stearat = 1,5 𝑚𝑔 𝑥 10 = 15 mg
4. Talk = 1,5 𝑚g x 10 = 15 mg
5. Amilum manihot = 15 𝑚𝑔 𝑥 10 = 150 𝑚g
6. Aerosil = 1,5 𝑚𝑔 𝑥 10 = 15 𝑚g
7. Na. Benzoat = 0,03 mg x 10 = 0,3 mg
8. Avicel pH 102 = 2147 mg x 10 = 214,7 mg

14
III.4 Rekaman Produksi

Tanggal Pengesahan :
Nomor Reg : DKL1800100410 A1
NAMA PRODUKSI : METOTRAT®
Nomor Bets : I 800410

Tabel Formula
Produksi : PT.STIFA FARMA ……………………………………………..
Isi bersih : @ 100 Tablet
Tgl Tgl Produksi : Dibuat oleh : Disetujui oleh :
Formulasi : 27 April 2018 PT. Stifa Farma
13 April 2018
Kode bahan Nama bahan Fungsi Jumlah/dosis Jumlah/batch
O1 MT Metoprolol Tartrat Zat aktif 50 mg 5,5 g
02 PV Polivinilpirolidon Pengikat 7,5 mg 8,25 g
03 MS Mg.Stearat Glidan 1,5 mg 165 mg
04 TK Talk Pelincir 3 mg 330 mg
05 AM Amilum Penghancur 15 mg 1,65 g
06 AL Aerosil Adsorben 1,5 mg 165 mg
07 NB Natrium benzoat Pengawet 0,03 mg 3,3 mg
08 AV Avicel Pengisi 71,47 mg 78,617 g

Alur produksi
Tahap Bahan Alat Parameter Hasil
Timbangan Sesuai
Penimbangan Semua bahan Sesuai
digital perhitungan
Pembuatan
Pvp , etanol Lumpang Homogenitas Homogen
larutan ikat
Lumpang &
Mixing I MT+AV+AM Homogenitas Homogen
Alu
Larutan ikatan Lumpang &
Mixing II Homogenitas Homogen
PVP+ Mixing I Alu

15
Ayakan Melewati
Pengayakan Mixing I Melewati ayakan
No.40 ayakan
Susut
Pengeringan Hasil ayakan oven sesuai
pengeringan
Lumpang &
Mixing III Talk + Mg.stearat Homogenitas Homogen
Alu
Melewati
Pengayakan Aerosil + mixing III Ayakan No.4 Melewati ayakan
ayakan
Pencetak
Cetak tablet granul Tablet Tablet
tablet

III.4 Format Hasil Evaluasi


Nama Jenis alat bahan Kriteria Hasil
evaluasi
produksi/No
Kadar lembab oven Granul 2-4 % 3,4 %
Reg/No
kering
bacth
Susut oven Granul <10% 3,30%
METOTRAT®/
pengeringan kering
DKL1800100410
Bj mampat Gelas ukur Granul < 2 ml 1,4 ml
A1/ I 800410
100 ml kering memenuhi
syarat
Keseragaman Timbangan 20 Tablet 7,5 % Untuk Tabel
bobot Analitik untuk A dan B
Tabel A, memenuhi
15 % syarat tidak
untuk ada satu
Tabel B tablet yang
menyimpang
Keseragaman Jangka 3 tablet Diameter Memenuhi
Ukuran Sorong tidak syarat
lebih dari

16
3 kali dan
tidak
kurang
dari 1/3
tablet
Uji Kekerasan Hardnes 3 tablet 4-10 Hanya satu
tester tablet yang
memenuhi

III.5 Cara Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan sesuai perhitungan
3. Dimasukkan sebagian avicel ke dalam lumpang untuk menutup pori-
pori
4. Dimasukkan metoprolol tartrat, natrium benzoat gerus hingga
homogen
5. Ditambahkan 2,5% amilum manihot dan sisa avicel gerus hingga
homogen
6. Dibuat larutan pengikat dengan melarutkaan pvp dalam etanol 70%
7. Ditetesi campuran dengan larutan pengikat hingga terbentuk massa
8. Diayak pada mesh no.12
9. Dikeringkan pada oven pada suhu 50°C selama ±15 menit
10. Dievaluasi granul
11. Dimasukkan mg. Stearat, talk, dan sisa amilum hingga homogen
12. Diayak pada mesh no.14
13. Dicetak tablet dan dievaluasi
14. Dikemas diberi etiket dan brosur

17
III.6 Evaluasi
1. Evaluasi Granul
a. Uji Kadar Lembab
Ditimbang seksama 5 g granul basah (A gram), dikeringkan
oven pada suhu 40°C sampai diperoleh bobot konstan, kemudian
ditimbang (B gram). Hitung kadar lembab/kadar air menggunakan
persamaan :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐺𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ −𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐺𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
%MC= × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐺𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

Keterangan : MC (Moisture content)


Syarat kadar lembab yang baik adalah 1-15 %.
(Liebermenet al, 1994, Fatmawaty, 2015)
b. Uji Sudut Diam (Angle of repose)
Granul yang telah kering ditimbang sebanyak 25 g, dimasukkan
ke dalam corong yang lubang dibawahnya ditutup, kemudian
dijatuhkan di atas kertas grafik pada ketinggian 10 cm dari
2ℎ
permukaan kertas, lalu dihitung sudut kemiringannya. Tan α ꞊ ,
𝑑

dimanah adalah tinggi kerucut dari serbuk granul dan d merupakan


diameter kerucut (Lieberman et al, 1994, Fatmawaty, 2015).
c. Uji Kecepatan Alir
Pengujian dilakukan seperti pada pengujian sudut istirahat.
Waktu alir ditentukan menggunakan “stopwatch” dihitung pada saat
granul mulai mengalir hingga granul berhenti mengalir
Kecepatan alir dihitung dengan rumus :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Kecepatan alir = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟

Syarat I < 15% : menunjukkan sifat aliran yang baik


I > 15% : menunjukkan sifat aliran yang buruk
(Fatmawaty, 2015).

18
d. Penetapan Bobot Jenis Sejati
Pengujian Bj Sejati dilakukan dengan cara ditimbang
piknometer 25 ml yang kosong (a), kemudian piknometer diisi
dengan paraffin cair dan dihitung kembali (b).
𝑏−𝑎
𝐵𝑗 𝑃𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 =
25

Granul sebanyak 1 g diisikan kedalam piknometer kosong


kemudian ditimbang (c), lalu parafin cair dimasukkan kedalamnya
hingga penuh, kemudian ditimbang kembali (d), bobot jenis sejati
dapat dihitung dengan rumus :

(𝑐 − 𝑎) × 𝐵𝑗 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑗 𝑆𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 =
(𝑐 + 𝑏) − (𝑎 + 𝑑)
e. Uji BJ Nyata, Bj Mampat dan Porositas
Sebanyak 25 g granul dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml
dan dicatat volumenya. Kemudian dilakukan pengetukan dengan
alat dan dicatat volume ketukan ke 10 ke 50 dan ke 500, lalu
dilakukan perhitungan sebagai berikut :

bobot granul
Bj nyata =
volume awal

bobot granul
Bj mampat =
volume mampat
Bj mampat
Porositas = 1 −
Bj sejati
(Lachman, 1994).
2. Evaluasi Tablet
a. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah tablet cacat fisik atau tidak
b. Uji keseragaman Ukuran

19
- Tebal Tablet
- Diameter tablet
Menggunakan jangka sorong, tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
1
kurang dari 1 3 tebal tablet.

c. Uji Keseragaman Bobot


Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu persatu tidak boleh lebih rata-rata tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpan dari bobot rata-rata dari kolom A, dan tidak boleh
satu tablet bobotnya menyimpan.

20
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
IV.1 DASAR FORMULASI
IV.1 Dasar Pembuatan sediaan
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan (Lannie;2013).
Keuntungan metoprolol dibuat dalam sediaan tablet karena tablet lebih
stabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena berada dalam bentuk
kering dengan kadar air yang rendah, tablet tersedia dalam berbagai tipe
tablet antara lain tablet kunyah, hisap, effervescent, bukal dan sublingual
(Aisyah fatmawaty ; 2012).
Metoprolol tatrat merupakan zat aktif dengan masuk dalam kelas BCS
1 artinya kelarutan tinggi dan permeabilitas tinggi. Metoprolol merupakan
derivate atenolo yang juga selektif, tidak memiliki ISA atau efek lokal
anastesik, tetapi bersifat lipofil. Metoprolol merupakan β bloker. Obat ini
bersifat kardioselektif dan penetrasinya ke SSP minimal, sehingga kurang
menimbulkan efek samping sentral dan cukup diharapkan akan
meningkatkan kepatuhan pasien. Dosis lazi 50-100 mg peroral sekali sehari
(Fater ; 2009)
IV.1.2 Studi Preformulasi Zat Aktif
Dosis (OOP;2007), dosis lazim 50-100 mg peroral sekali sehari,
hipertensi oral pada pagi hari 50 mg, 100-200 x 1 dd, angina 100-400mg oral
perhari, aritmia 1-2 dd 100 mg, migrant 1-2 dd 100 mg
Indikasi (ISO;2016) Metoprolol tatrat hipertensi, angina pectoris,
gangguan irama jantung, infark miokard, hipertirodisme, gangguan jantung
fungsional dan migrant

21
Mekanisme kerja (Fater ; 2007) penurunan frekuensi denyut jantung
dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung, menghambat
sekresi rennin di sel-sel sukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan
produksi angiotensin II.
Farmakokinetika resorpsi cepat dan praktis lengkap BA 40-50%, akibat
FPE agak tinggi. Efek hipotensif biasanya agak cepat pp±12 % plasma t1/2 3-
4 jameksresi melalui ginjal sebagai metabolit inaktif.
Efek samping iritasi mata, alergi dan hipotensi, perhatian pada ibu
hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan kelainan
lainnya, kontraindikasi asma bronchial, gagal jantung dan brakikardia.
IV.3 Studi preformulasi zat tambahan
1. PVP (Pengikat)
Digunakan sebagai sebagai pengikat tablet dalam metode granulasi
basah. PVP memiliki keuntungan tidak toksik karena tidak diserap dari
saluran gastrointestinal dan membran mukosa (Rowe ; 2009)
2. Amilum Manihot (Penghancur dalam dan luar)
Saat pembuatan tablet desintegran ditambahkan selama pembuatan
granul untuk fase internal dan setelah granulasi untuk fase eksternal
sehingga desintegran akan melapisi bagian dalam dan luar.
Menurut Rahayu ; 2017 amilum manihot sebagai bahan penghancur
sangat efektif yang dapat dilihat dari semua persyaratan sifat uji fisik
tablet.
Amilum digunakan sebagai desintegran dengan konsentrasi 3-25%
(Rowe;2009).
3. Avicell (Pengisi)
Memiliki keuntungan sebagai pengisi pada metode granulasi basah,
dimana range yang direkomendasikan antara 5-15%. Keuntungan
digunakan avicell yaitu mampu menahan air, mengurangi kerapuhan

22
tablet, mengurangi kelebihan air dan baik untuk sistem release
(sunagianto;1995).
4. Natrium benzoate (Pengawet)
Digunakan sebagai pengawet karena memiliki pemerian yang tidak
berbau stabil diudara dan mudah larut didalam air (FI edisi IV;1995).
Menurut permenkes no 33 tahun 2012 natrium benzoate memiliki
toksisitas yang rendah terhadap manusia dan hewan sehingga saat ini
tidak memiliki efek karsinogenik dikonsumsi dan efek teratogenik
5. Aerosil, Magnesium sterat dan talcum (Adsorben, pelincir dan pelicin)
Aerosil ditambahan untuk menghindari terjadi kelembapan pada
metorpolo tatrat, untuk magnesium stearat dan talk digunakan sebagai
pelican dan pelincir pada proses eskternal pencetakan tablet.
IV.2 Hasil Evaluasi
1. Kadar lembab
Diketahui : bobot granul basah = 24, 20 gram
Bobot granul kering = 23,40 gram
Ditanyakan : % MC (Moisture Content) kadar lembab
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
% MC = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
24,20 𝑔𝑟𝑎𝑚−23,40 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100 %
23,40 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 3,4% (Memenuhi syarat)


Syarat %MC= 2-4 %
2. Susut pengeringan
Diketahui : bobot granul basah = 24,20 gram
Bobot granul kering = 23,40 gram
Ditanyakan : % LOD(Lost on drying) susut pengeringan
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
%LOD = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
24,20 𝑔𝑟𝑎𝑚−23,40 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,20 𝑔𝑟𝑎𝑚
× 100%

23
= 3,30 % (Memenuhi syarat)

Syarat %LOD ≤ 10%

3. Uji Waktu mampat


Diketahui : Granul sebelum dimampatkan (Wo) = 40 ml
Granul setelah dimampatkan 500 kali(Vt) = 32 ml
Ditanyakan : Bj Mampat ?
Bj Mampat = Wo/Vt
= 40 ml/32 ml
= 1,25 ml (memenuhi syarat)
Syarat uji waktu mampat tidak lebih dari 2 ml
IV.3 Pembahasan
Tablet adalah sediaan padat, kompajk, dinuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaan nya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih denganatau tanpa zat
tambahan, dimana zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
bahan pengisi, zat pengikat, zat pelincir, zat pengembang, zat pembasah
atau zat lainnya yang cocok.
Metoprolol tatrat merupakan zat aktif dengan masuk dalam kelas BCS
1 artinya kelarutan tinggi dan permeabilitas tinggi. Metoprolol merupakan
derivate atenolo yang juga selektif, tidak memiliki ISA atau efek lokal
anastesik, tetapi bersifat lipofil. Metoprolol merupakan β bloker. Obat ini
bersifat kardioselektif dan penetrasinya ke SSP minimal, sehingga kurang
menimbulkan efek samping sentral dan cukup diharapkan akan
meningkatkan kepatuhan pasien. Dosis lazim 50-100 mg peroral sekali sehari
Berdasarkan hasil eavluasi granul metoprolol tatrat, dari uji kandungan
lembab, susut pengeringan, dan uji waktu mampat granul memenuhi semua
persyaratan ketiga uji yang dilakukan, yang datanya dilampirkan pada bagian
hasil evaluasi.

24
Berdasarkan hasil evaluasi tablet metoprolol tatrat dari ketiga uji yang
dilakukan yakni keseragaman bobot, keseragaman ukuran dan kekerasan
hanya satu uji yang tidak memenuhi yakni uji kekerasan. Menurut literature
untuk uji kekerasan yang baik pada range 4-8 kg, sedangkan pada tablet
yang di buat dalam praktikum dibawah 4 kg, yakni 2 dan 3 hanya ada 1 yang
memenuhi yakni 4 kg, hal ini dikarenakan pengikat yang di tambahkan yakni
PVP menggunakan konsentrasi yang rendah, jika konsentarasi PVP
dinaikkan menjadi 5% akan menghasilkan tablet yang tidak mudah rapuh
(Fatmawaty, 2012).

25
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan percobaan dapat disimpulkan bahwa, dalam
proses formulasi tablet metoprolol tatrat, dalam membuat tablet metoprolol
tatrat disusun oleh beberapa bahan tambahan yakni, bahan pengikat, bahan
penghancur, bahan pelican, bahan pelincir, bahan pengawet serta bahan
pengisi, untuk metode pembutan tablet yang digunakan yakni metode
granulasi basah dengan membuat larutan pegikat PVP, untuk jumlah tablet
yang akan diproduksi yakni 100 tablet untuk 10 batch dan evaluasi granul
yang telah dilakukan yakni evaluasi kadar lembab, susut pengeringan dan uji
waktu mampat.

V.2 SARAN
Dalam pembuatan formula ini beberapa hal yang menjadi kendala,
maka dari itu kami perlu adanya evaluasi dalam hal penyiapan alat dan
bahan yang kurang memadai karena jika formula yang disetujui tidak
digunakan maka hasil yang diperoleh pun tidak akan sesuai yang diharapkan,
karena penggantian bahan yang tiba-tiba tanpa ada konfirmasi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Lachman, leon. Dkk.2012.teori dan praktek farmasi industri. UI press. Jakarta

Siregar, Ch. J. P., 2010, Teknologi Sediaan Tablet, Dasar-dasar PRAKTIS,


EGC, Bandung.

Swarbick, J., 2007, Enclyclopedia of Pharmaceutical Technology, third


edition, Informal Healthcare, USA.

Dirjen Pom, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI; Jakarta.

Ansel C. Howard. 2008. Pengantar sediaan Farmasi Edisi IV. UI. Press ;
Jakarta

D. Young, Hugh dan Roger A. Friedman, Fisika Universitas Erlangga. Jakarta

Parrot, E.L.,1970, Pharmaucetical Technology Fundamental Pharmaucetics,


Third Ed., Burgess Pub. Mineapolis.

Hadisoewignyo, Lanie dan Fudholi, Ahmad. 2013. Sediaan Solida .


Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Effinora Anwar. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi . Dian Rakyat :


Jakarta

Fatmawaty Aisyah, dkk. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi STIFA-AFK :


Makassar

Gan Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Fakultas Kedokteran
UI : Jakarta

Tjay Hoan Tan. 2010. Obat-obat Penting Edisi IV. PT Elex Media Kompetindo
: Jakarta

27
Rowe, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient Fifth Edition.
Pharmaceutical : UK

28
LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

“TABLET METOPROLOL TATRAT”

OLEH

TRANSFER D 2017

ASISTEN : MUTHMAINNAH ASDAR

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2018

29

Anda mungkin juga menyukai