Anda di halaman 1dari 6

TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL DARAH MERAH DAN UJI GOLONGAN DARAH

I. Tujuan :
Tujuan dari praktikum ini yaitu,
1. Mengetahui cara menetukan jenis – jenis golongan darah.
2. Mengetahui tekanan osmotic sel darah merah dan berbagai akibat bila sel berada
diluar larutan fisiologi.
II. Dasar Teori :
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu
proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel – sel
darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 50% dari jumlah darah dalam tubuh
manusia, sedangkan sel – sel darah ada pada darah sekitar 45 % . sel – sel darah
dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Membrane eritrosit mengandung dua antigen yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini
disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibody yang terdapat dalam plasma akan bereaksi
spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi
(penggumpalan) eritrosit. Antibody plasma yang menyebabkan penggumapalan
aglutinogen disebut agglutinin. Ada dua macam agglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-
A) dan agglutinin-b (zat anti-B). Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase
yang mengandung asetil glukisamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan
aglutinogen-B mwngandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. (Kimball,
1999)

Reaksi dengan Serum


Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
Anti-A Anti-B
O Tidak terdapat a dan b - -
A A b Aglutinasi -
B B a - Aglutinasi
AB A dan B Tidak terdapat Aglutinasi Aglutinasi
Tabel 2.1 Sistem golongan darah ABO dan reaksi golongan darah terhadap serum
anti-A dan anti-B.
Osmosis pada hakekatnya adalah sustu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakann bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput permeable secara
diffrensisasi dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah. Pada
proses osmosis akan berhenti jika kecepata desakan keluaran air seimbang dengan
masuknya iar yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Tekanan osmosis cairan
dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis
sama dengan cairan tesebut. Larutan fisiologi adalah larutan isotonic yang terbuat dari
NaCl 0,9% yang sama dengan cairan tubuh atau darah. Larutan fisilogis lebih kecil dari
0,9% (0,8% , 0,6%, 0,3%, 0,1%) merupakan larutan hipotenis, sedangkan larutan
fisiologis lebih besar dari 0,9% ( 1%, 2%) merupakan larutan hipertonis. Darah yang
masuk ke dalam lautan hipotonis makan membrane akan mengembang karena larutan
hipotonis masuk ke dalam sel darah merah kemudian pecah di suatu tempat sehingga
Hb keluar dimana peristiwa ini disebut hemolisi. Darah yang masuk ke dalam larutan
hipertonis maka membran akan terarik ke segalah arah sehingga pecah di banyak
tempat sehingga sel darah merah mengkerut akibat Hb keluar dimana peristiwa ini
disebut krenasi (Juwon dan Zulfa, 2000)

Gambar 2.1 Perbedaan konsentrasi yang menyebabkan perubahan pada dinding sel

III. Bahan dan Cara Kerja


Pada praktikum uji golongan darah, disiapkan alat dan bahan- bahan yang akan
digunakan diantarnya jarum lanset, kaca petridis, kapas , alcohol70%, sampel darah
sebanyak sepuluh mahasiswa, buffer anti-A, buffer anti-B, dan buffer anti-D/O.
Langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan jari manis tangan kiri disterilkan
terlebih dahulu dengan kapas yang alcohol 70% sebelum diambil darahnya. Diukur
dahulu kedalaman jarum lanset 2 – 3 cm. Jarum lanset ditarik kemudian diletakkan
diujung jari manis tangan kiri lalu ditekan sampai keluar darah. Darah yang keluar
diteteskan pada tiga lobus kaca Petridis yang sudah dibersihkan dengan alcohol, setiap
lobur diisi satu tetes darah. Kemudian masing – masing lobus ditetesi dengan tiga jenis
buffer. Buffer warna biru ditetesi pada lobus anti-A, buffer warna kuning ditetesi pada
lobus anti-B, dan buffer warna merah ditetesi pada lobus anti-D/O masing – masing
satu tetes. Kemudian tetesan darah yang sudah dicampur buffer digoyangkan perlahan.
Lalu diamati perubahan yang terjadi apakah darah encer atau menggumpal.
Pada praktikum tekanan osmosis sel darah merah disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan diantaranya tabung reaksi, pipet tetes, glass objek , beaker glass, label,
jarum lanset, kapas , alcohol 70%, sampel darah, larutan NaCl 0,3 %, larutan NaCl
0,9%, dan larutan NaCl 5%. Hal yang pertama yang dilakukan jari manis tangan kiri
disterilkan dengan kapas yang diisi alcohol 70%. Jarum lanset ditarik kemudian
diletakkan diujung jari manis tangan kiri lalu ditekan sampai keluar darah. Sebelumnya
disiapkan larutan NaCl 0,3 %, larutan NaCl 0,9%, dan larutan NaCl 5% pada masing –
masing tabung reaksi kira – kira 2 – 3 ml. Kemudian darah yang sudah keluar
dimasukkan kedalam tabung rekasi dan digoyangkan secara perlahan. Setelah
semuanya homogen diambil beberapa tetes sampel dari masing – masing tabung reaksi
kemudian diletakkan pada glass objek dan diamati dibawah mikroskop.
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Golongan Darah
Golongan Darah
NO Nama
A B O AB
1 Yuli √
2 Mang Ayu √
3 Bulqis √
4 Yanthi √
5 Tadzkia √
6 Wanda √
7 Megan √
8 Adit √
9 Yolanda √
10 Jojor √
11 Christian √
12 Indah √
Jumlah 2 5 4 1
Jenis
NO Nama Hasil Keterangan Golongan
Darah

Tidak terjadi
penggumpalan
1 Megantari pada masing- O
masing kaca
preparat

Terjadi
penggumpalan
2 Yuli pada kaca B
preparat B
(buffer kuning)

Terjadi
penggumpalan
3 Bulqis AB
pada setiap kaca
preparat
Terjadi
penggumpalan
pada kaca
preparat anti A
4 Mangayu (buffer biru) A
yang dapat
ditentukan jenis
golongan darah
A

Tekanan Osmotik
NO
FOTO PERBESARAN KETERANGAN
.

Pemberian larutan
NaCl 0,9 % pada sel
1 10X darah merah→Bulat,
bintik berisi wrna
hitam.

Pemberian larutan
2 10X
NaCl
Pemberian larutan
3 10X
NaCl

Berdasarkan data

Anda mungkin juga menyukai