Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

TRAINING OF TRAINERS PEMANFAATAN


ASESMEN KOMPETENSI SISWA INDONESIA
AKSI FOR SCHOOL
TAHUN 2018

REGION MAKASSAR
TANGGAL : 9 – 13 Oktober 2018

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

1
DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................ 4

B. Tujuan ...................................................................................... 5

C. Hasil Yang Diharapkan ......................................................... 6

D. Pelaksana Kegiatan ................................................................. 6

E. Pembiayaan ............................................................................. 6

BAB II : PELAKSANAAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINERS


PEMANFAATAN ASESMEN KOMPETENSI SISWA INDONESIA
FOR SCHOOL ............................................................................... 7

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................... 7

B. Peserta Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for


School .................................................................................................7

C. Fasilitator Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for


School................................................. 9

D. Panitia Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for


School...................................................... 9

E. Struktur Program Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan


AKSI for School......................………. 10

F. Bahan dan Materi Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan


AKSI for School.................................................................. ……… 10

G. Jadwal dan Tata Tertib ……………………………………… 10

H. Output Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for


School..……………………… 13

2
BAB III : HASIL KEGIATAN TRAINING OF TRAINERS PEMANFAATAN
ASESMEN KOMPETENSI SISWA INDONESIA FOR SCHOOL
…........................................................................................................ 14

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan .......................................... 14

B. Penilaian dan Evaluasi Peserta ……………………………. 19

C. Dukungan, Hambatan, dan Solusi …….....……………….. 19

BAB IV : PENUTUP ........................................................................................ 20

A. Kesimpulan ............................................................................... 20

B. Saran ........................................................................................... 20

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mempercepat SMP di seluruh Indonesia memenuhi Standar Nasional


Pendidikan (SNP), Pemerintah, melalui Direktorat Pembinaan SMP menetapkan
sejumlah SMP sebagai Sekolah Rujukan. Sekolah-sekolah tersebut berperan untuk
mengimbaskan praktik-praktik baik dan/atau keunggulan-keunggulan mereka
dalam memenuhi dan/atau memperkaya SNP kepada sekolah-sekolah di
sekitarnya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, yaitu untuk mengembangkan keterampilan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Sebagaimana diamanatkan di dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, setiap satuan
pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu
pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi
atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Pemenuhan dan penjaminan mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab
dari setiap komponen di satuan pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan pada
satuan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu
pada seluruh komponen satuan pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan sistem
penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dilakukan dengan
pendekatan pelibatan seluruh komponen satuan pendidikan (whole school
approach) agar seluruh komponen satuan pendidikan bersama-sama memiliki
budaya mutu. Budaya mutu adalah kesadaran kolektif seluruh ekosistem satuan
pendidikan untuk mendorong terjadinya proses pencapaian dan peningkatan
mutu yang tiada henti, terus-menerus, dan berkelanjutan yang diwujudkan
melalui penjaminan mutu secara mandiri sesuai standar mutu pendidikan.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
agar penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik pada segala lapisan
pengelolaan pendidikan dasar dan menengah. Sistem penjaminan mutu
pendidikan dasar dan menengah terdiri dari dua komponen yaitu Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
SPME adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standardisasi pendidikan.
SPMI adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan
dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan.
SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan
memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan

4
secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan
pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan
serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar
pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan
optimal, dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi rujukan penerapan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah
rujukan, sebagai gambaran langsung kepada satuan pendidikan lain yang akan
menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola pengimbasan
pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Maksud dari pengembangan sekolah rujukan dan pengimbasannya adalah
meningkatkan mutu pendidikan melebihi dari standar nasional pendidikan serta
menciptakan budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan. Sekolah rujukan
diharapkan menjadi percontohan sekolah berbasis SNP melalui penerapan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri dan melakukan pengimbasan
penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah lain hingga seluruh
sekolah terampil menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada
tahun 2019. Untuk mencapai hal tersebut, secara bertahap pemerintah telah
menjalankan program dan kegiatan pengembangan sekolah rujukan melalui
penyiapan fasilitator pengembangan sekolah rujukan, workshop/pelatihan sistem
penjaminan mutu internal untuk sekolah rujukan, pendampingan sekolah rujukan
dan pengimbasan serta monitoring dan evaluasi sekolah rujukan.
Kegiatan pendampingan dilakukan untuk menguatkan dan membina sekolah
rujukan agar sekolah rujukan dapat mengimplementasikan SPMI, melakukan
pengimbasan SPMI bagi sekolah imbas serta untuk membantu mengatasi berbagai
kendala yang muncul pada saat pelaksanaan SPMI di sekolah rujukan.
Pendamping sekolah rujukan merupakan fasilitator daerah yang sebelumnya telah
dibekali oleh PSMP dan LPMP.
Untuk memfasilitasi pemangku kepentingan yang ada di sekolah kami dan
Sekolah-sekolah Imbas untuk melakukan kegiatan-kegiatan pemenuhan dan/atau
pengayaan SNP dan indikator-indikator Sekolah Rujukan dan
merintis/melaksanakan pengimbasan, pada tahun 2019 SMPN 3 Sengkang
memberikan sosialisasi dan implementasi SPMI dan pengelolaan manajemen
sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS ). Melalui sosialisasi dan implementasi
tersebut setiap sekolah pemangku berkepentingan ( stackholder ) yang ada di
sekolah dan sekolah imbas dipandu untuk memahami konsep dan prosedur
pengembangan SPMI dan pengelolaan manajemen sekolah/Pemetaan Mutu
Pendidikan ( EDS ).

Selain melalui Sosialisasi juga melakukan pembinaan lainnya, yaitu dengan


melakukan monitoring dan evaluasi di lapangan. Dari monitoring dan evaluasi
tersebut antara lain ditemukan adanya indikasi bahwa sekolah (kepala sekolah,
guru, dan staf TU, Komite Sekolah/Orang tua siswa dan pengawas ) kurang
memahami konsep dan mekanisme pengembangan SPMI dan pengelolaan
manajemen sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS ). Secara keseluruhan

5
diketahui bahwa mereka masih memerlukan dukungan dari Pemerintah untuk
memenuhi indikator-indikator Sekolah Rujukan dan mengimbaskan keunggulan-
keunggulan dan praktik-praktik baik mereka.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 2018 SMPN 3 Sengkang
memberikan sosialisasi

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Sosialisasi ini adalah untuk:
1. mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pelaksanaan dan capaian
program-program pengembangan Sekolah Rujukan tahun 2018 khususnya
dalam pengembangan SPMI dan pengelolaan manajemen
sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS ) ;
2. meningkatkan pemahaman pemangku kepentinga sekolah ( stackholder )
dan sekolah imbas terhadap konsep pengembangan SPMI dan
pengelolaan manajemen sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS );
3. Menguatkan pelaksanaan SPMI dan pengelolaan manajemen
sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS ) kepada pengawas, kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan lain, orang tua/komite sekolah dan
pemangku kepentingan di dalam maupun luar sekolah ( sekolah imbas )

C. Hasil Yang Diharapkan

Sejalan dengan tujuan di atas, hasil yang hendak dicapai melalui sosialisasi ini
adalah untuk:
1. teridentifikasinya kelebihan dan kekurangan pelaksanaan dan capaian
program pengembangan Sekolah Rujukan tahun 2018 khususnya dalam
pengembangan SPMI dan pengelolaan manajemen sekolah/Pemetaan
Mutu Pendidikan ( EDS ) ;
2. meningkatkan pemahaman pemangku kepentinga sekolah ( stackholder )
dan sekolah imbas terhadap konsep pengembangan SPMI dan
pengelolaan manajemen sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS );
3. Menguatkan pelaksanaan SPMI dan pengelolaan manajemen
sekolah/Pemetaan Mutu Pendidikan ( EDS ) kepada pengawas, kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan lain, orang tua/komite sekolah dan
pemangku kepentingan di dalam maupun luar sekolah ( sekolah imbas )
Sekolah Rujukan nantinya diharapkan dapat dijadikan percontohan
sekolah berbasis SNP melalui penerapan penjaminan mutu pendidikan
secara mandiri dan melakukan pola pengimbasan penerapan penjaminan
mutu pendidikan kepada sekolah lain hingga seluruh sekolah terampil
menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada tahun
2019.

D. Pelaksana Kegiatan

6
Pelaksana kegiatan adalah SMP Negeri 3 Sengkang Rujukan Kabupaten Wajo
dengan bantuan pemerintahan pusat Direktorat Jenderal Pendidkan Menengah
Pertama.

E. Pembiayaan

Biaya pelaksanaan kegiatan ini berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) Direktorat
Pembinaan SMP, melalui Kegiatan sosialisasi, Tahun Anggaran 2018.

7
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINERS PEMANFAATAN


ASESMEN KOMPETENSI SISWA INDONESIA FOR SCHOOL

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan di Region Makassar 2 adalah:

Hari : Selasa s.d. Sabtu


Tanggal : 9 s.d. 13 Oktober 2018
Tempat : Hotel Singgasana
Jl. Kajaolalido Nomor 16, Tallo
Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Check-in : Selasa, 9 Oktober 2018 (Pukul 12.30 WITA)
Pembukaan : Selasa, 9 Oktober 2018 (Pukul 14.00 WITA)

Check-out : Sabtu, 13 Oktober 2018 (Pukul 12.30 WITA)

B. Peserta Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for School

Peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah guru – guru dari MGMP Bahasa
Indonesia, IPA, Matematika. masing masing satu orang yang berasal dari
kabupaten-kabupaten pada provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

C. Fasilitator Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for School

Fasilitator berasal dari Dosen beberapa perguruan tinggi, PUSPENDIK dan


guru

Fasilitator mata pelajaran IPA di kelas IPA 2 adalah:


1. Prof. Imam Cahyono
2. Heny Khristiani, S.Si., M.Pd

D. Panitia Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for School


Panitia pelaksana kegiatan di region Makassar sebanyak 8 orang, berasal dari
Direktorat Pembinaan SMP, Jakarta.

8
E. Struktur Program Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for School

F. Bahan dan Materi Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for


School
1. Pengenalan system penilaian di Indonesia
2. Pengenalan AKSI4school
3. Pengenalan aplikasi AKSI4school
4. Latihan penggunaan aplikasi AKSI4school – modul pendataan
5. Latihan penggunaan aplikasi AKSI4school –modul tes
6. Latihan penggunaan aplikasi AKSI4school-modul pengolahan
7. Pembahasan substansi topik
8. Pembahasan resep perbaikan ke pembelajaran
9. Rencana Tindak lanjut

G. Jadwal dan Tata Tertib

1. Jadwal

Terlampir

2. Tata Tertib
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari peserta adalah sebagai
berikut:
1. Setibanya di tempat Bimbingan Teknis segera menghubungi panitia
untuk:
a) Melapor mengenai kehadirannya.
b) Menyerahkan kelengkapan dokumen perjalanan.
c) Menyerahkan biodata yang telah diisi beserta pasfoto terakhir.
d) Menerima bahan-bahan bimbingan teknis.

9
e) Menerima kunci kamar.
2. Penempatan peserta diatur berdasarkan jenis kelamin.
3. Dimohon agar peserta menempati kamar yang telah disiapkan oleh panitia.
4. Selama kegiatan berlangsung:
a) Berpakaian rapi dan sopan dalam mengikuti kegiatan.
b) Selama Kegiatan Peserta memakai Name Tag yang dibagikan oleh
panitia ketika Check in. (Bagi peserta yang tidak memakai Name Tag tidak
diperkenankan memasuki ruangan kegiatan dan ruangan makan).
c) Wajib mengikuti semua kegiatan secara aktif sesuai jadwal yang telah
disusun oleh panitia dan mengisi daftar hadir.
d) Sudah hadir dalam ruang kegiatan, 15 menit sebelum kegiatan
dimulai, dan tidak merokok di dalam ruangan kegiatan.
e) Saling menjaga hubungan baik untuk menyambung tali kasih sayang
dengan sesama peserta, dengan nara sumber/fasilitator, dan juga dengan
panitia penyelenggara
5. Meninggalkan kompleks penginapan selama kegiatan bimbingan
teknis harus seizin panitia penyelenggara.
6. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian
berdasarkan kesepakatan antara peserta dan panitia penyelenggara.

H. Output Kegiatan Training of Trainers Pemanfaatan AKSI for School

Kegiatan TOT pemanfaatan AKSI for school diharapkan mampu menghasilkan:


1. Rencana tindak lanjut dari setiap peserta workshop yang terkait dengan implementasi
dan disseminasi AKSI for school
2. Membuat laporan hasil ToT Pemanfaatan Asessmen Kompetensi Siswa kepada
pejabat terkait di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

10
BAB III

HASIL KEGIATAN TRAINING OF TRAINERS PEMANFAATAN ASESMEN


KOMPETENSI SISWA INDONESIA FOR SCHOOL

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

1. Hari Selasa, 9 Oktober 2018


Pembukaan dilaksanakan pada pukul 14.00-15.00. kegiatan dibuka oleh
kepala LPMP provinsi Sulawesi Selatan. Setelah istirahat dilanjutkan dengan
materi Sistem Penilaian di Indonesia dan Materi pengenalan AKSI for
school.
2. Hari Rabu, 10 Oktober 2018
Hari ke dua dilanjutkan dengan materi penjelasan aplikasi AKSI (paralel
kelas) dan praktek aplikasi.
3. Hari Kamis, 11 Oktober 2018
Hari ketiga dilanjutkan dengan pembahasan pada substansi tema tiap mata
pelajaran. Setiap mata pelajaran dibagi dalam dua kelas.
4. Hari Jumat, 12 Oktober 2018
Hari keempat masih dilanjutkan dengan pembahasan pada substansi tema
tiap pelajaran di masing-masing kelas mata pelajaran.
5. Hari Sabtu, 13 Oktober 2018
Hari kelima pembuatan rencana tindak lanjut dan penutupan kegiatan.

B. Penilaian dan Evaluasi Peserta

TOT Pemanfaatan AKSI for school secara umum berjalan lancar dan sukses.
Peserta terlihat antusias dan hal yang baru dengan tipe soal seperti di AKSI for
school. Diskusi berjalan dengan aktif dan sekitar 90% peserta terlibat dalam
diskusi. Guru yang latar belakang fisika bisa lebih memahami materi biologi
begitu juga sebaliknya. Peserta merasakan banyak manfaatnya kegiatan TOT
Pemanfaatan AKSI for school. Evaluasi secara umum peserta kooperatif dan
semangat untuk TOT Pemanfaatan AKSI for school.

C. Dukungan, Hambatan, dan Solusi

a) Dukungan

11
 Peserta rata-rata adalah guru yang sudah berpengalaman sehingga
diskusi lebih hidup dan masukan menjadi lebih banyak untuk
merancang pembelajaran yang nantinya bisa dijadikan inspirasi di
daerah.

 Tim IT dari Puspendik siap untuk disetiap ruang sehingga jika ada
kendala bisa langsung teratasi.

b) Hambatan

 Saat peserta membuka aplikasi AKSI ada beberapa peserta yang


laptopnya tidak support, sehingga menghambat peserta saat identifikasi
soal.

 Masih ada beberapa peserta yang kurang terlibat secara aktif dalam
diskusi.

c) Solusi

 Peserta yang laptopnya tidak support bergabung dengan peserta yang


lain dalam identifikasi soal.

 Fasilitator memancing peserta yang kurang aktif untuk terlibat secara


aktif.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Pemahaman peserta tentang asesmen sebagai umpan balik pembelajaran dan


pemahaman topik pada modul AKSI4school semakin meningkat.
 Peserta memiliki komitmen membuat rencana tindak lanjut implementasi
dan disseminasi AKSI4school yang nantinya dilaksanakan di daerahnya
masing-masing.

B. Saran

Untuk menguatkan peserta setelah memperoleh materi membuat desain


pembelajaran, maka perlu adanya pelatihan pembuatan soal yang relevan.

13
LAMPIRAN-LAMPIRAN

14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai