Anda di halaman 1dari 8

Validasi Proses

Validasi proses memberikan fleksibilitas dalam proses pengontrolan produksi untuk


mencapai kualitas produk obat yang diinginkan sekaligus mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
USFDA mendefinisikan validasi proses sebagai "membangun bukti yang terdokumentasi yang
memberikan jaminan tingkat tinggi bahwa proses tertentu akan secara konsisten menghasilkan
spesifikasi produk dan karakteristik kualitas yang dinginkan atau telah ditetapkan sebelumnya”
(Anju dan Pandey, 2017).

Jenis Validasi
1. Validasi Prospektif
Validasi yang dilaksanakan sebelum produksi rutin dilakukan dan sebelum produk
dipasarkan (BPOM, 2013).
2. Validasi Konkuren
Validasi yang dilaksanakan sambal melakukan produksi rutin untuk dijual dan sesuai
dengan protocol yang telah disiapkan dan disetujui. Bets dapat diluluskan berdasarkan hasil
serangkaian uji pengawasan mutu yang intensif, pengkajian kondisi pembuatan dan
persetujuan dari pemastian mutu. Validasi ini dilaksanakan apabila, missal: terjadi
perubahan pabrik pembuat eksipien atau perubahan mesin dengan spesifikasi yang sama
(BPOM, 2013).

3. Validasi Retrospektif
Validasi proses pembuatan produk yang telah dipasarkan dilaksanakan berdasarkan data
pembuatan, pengujian, dan pengawasan bets. Data 10-30 bets produk yang dibuat dengan
menggunakan pembuatan yang sama, dievaluasi keterkendalian dan kehandalan prosesnya
(BPOM, 2013).

Parameter Kritis
1. Filtrasi (tekanan pada saat filtrasi, dan kecepatan filtrasi)
2. proses filling (kecepatan mesin filling, dan filling weight)
Pengujian
1. uji mikroba dengan penanaman pada media agar

Prosedur
Berikut merupakan protap validasi proses aseptis berdasarkan CPOB (gambar 1.) :
Perintah untuk melaksanakan Validasi Proses Aseptis diturunkan ke Bagian Produksi
menggunakan Manufacturing Order sesuai Penerbitan Manufacturing Order No. .....................
- Larutan steril TSB yang sudah dibuat diinkubasikan pada suhu 20 - 30°C selama minimal 5 hari
di dalam inkubator. Catat suhu inkubasi setiap hari. Setelah 5 hari inkubasi amati apakah larutan
tetap jernih.
- Bila larutan tetap jernih, lakukan pengisian sesuai ”Catatan Pengolahan Bets” yang telah
disiapkan untuk Validasi Proses Aseptis.
- Selama proses pengisian Kepala Bagian Validasi mencatat aktivitas Operator Pengisian melalui
jendela Ruang Pengisian di koridor (Kelas D).
- Gunakan udara tekan yang dilewatkan melalui filter 0,2 µm sebagai pengganti penggunaan gas
N2 karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
- Lakukan inkubasi larutan sisa pengisian (100 ml). Masukkan larutan yang tersisa pada tubing
ke dalam kolf dan inkubasikan kolf selama 14 hari pada suhu 20 - 30°C di dalam inkubator.
Catat suhu inkubasi tiap hari.
- Setelah semua ampul diisi, inkubasikan ampul selama 14 hari: Sebelum inkubasi semua ampul
dibalik balik agar seluruh permukaan terbasahi larutan media inkubasi 7 hari pada suhu 20 -
25°C, amati apakah terjadi kekeruhan, catat, balik balikkan ampul dan inkubasikan selama 7
hari berikutnya pada suhu 30 - 35°C. Lakukan monitoring suhu inkubasi secara kontinu dengan
data logger. Lampirkan hasil monitoring pada Catatan Pengolahan Bets.
- Lakukan inspeksi visual terhadap semua ampul hasil pengisian pada hari ke 7 dan hari ke 14
inkubasi. Amati dan catat jumlah ampul yang keruh.
- Setelah seluruh ampul diinspeksi oleh Operator Inspeksi Visual, Inspektur Pengawasan Mutu
melakukan pemeriksaan AQL pada ampul hasil inspeksi tersebut pada hari ke 7 dan hari ke 14.
Lakukan terhadap ampul yang keruh.
Gambar 1. Protap validasi proses aseptis
Gambar 2. Prosedur validasi proses aseptis
Uji mikrobiologi
Uji mikrobiologi yang dilakukan pada sediaan tetes mata yaitu melakukan uji sterilitas
dengan melihat adanya mikroba pada sediaan tetes mata yang ditumbuhkan pada media agar,
apabila terdapat mikroba dilakukan isolasi atau identifikasi mikroba. Setelah melakukan uji
sterilitas dilanjutkan menghitung jumlah mikroba dengan Total Count merupakan salah satu
analisis berdasarkan pemeriksaan mikrobiologis. Total count yaitu perhitungan jumlah tidak
berdasarkan atas jenis, tetapi secara kasar terhadap golongan atau kelompok besar mikroorganisme
umum seperti bakteri, fungi, mikroalga, ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu (Luckyama,
2016).
Sediaan tetes mata diuji sterilitasnya meliputi beberapa tahap, yaitu pelarutan media uji,
evaluasi media uji, dan uji sterilitas sediaan. Media yang digunakan untuk uji sterilitas adalah
media Tioglikolat dan Soybean-Casein Digest. Media Tioglikolat dibuat dengan menimbang 29,8
g, lalu dilarutkan di dalam 1 L akuades, didihkan sampai larut sempurna. Media diisikan ke dalam
tabung reaksi, ditutup dengan kapas yang dibalut kasa, lalu disterilkan dengan autoklaf selama 30
menit pada suhu 121oC. Untuk media Soybean-Casein Digest dibuat dengan menimbang 30 g
kemudian dilarutkan ke dalam 1 L akuades, didihkan sampai larut sempurna. Media diisikan ke
dalam tabung reaksi dan ditutup dengan kapas yang dibalut kasa, disterilkan dengan autoklaf
selama 30 menit pada suhu 121oC. Media uji yang telah dibuat harus dievaluasi sebelum digunakan
dalam uji sterilitas dari sediaan tetes mata. Pengujian media meliputi uji sterilitas media, uji
fertilitas media, dan uji efektifitas media (Farmakope ed 5).
Uji sterilitas media dilakukan dengan mengambil media Tioglikolat dan Soybean Casein
Digest steril masing-masing dua tabung dan diinkubasikan pada suhu 30-35 oC (untuk Tioglikolat)
dan suhu 20-25 oC (untuk Soybean-Casein Digest) dalam waktu tidak kurang dari 7 hari. Sisa media
disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 10 oC sampai waktu penggunaan. Pertumbuhan
bakteri atau jamur dapat diketahui dengan timbulnya kekeruhan pada media (Farmakope ed 5).
Uji fertilitas dilakukan dengan cara penanaman bakteri Bacillus subtilis ke dalam dua
tabung reaksi yang berisi media Tioglikolat steril, diinkubasikan pada suhu 30-35 oC selama tidak
kurang dari 7 hari. Kemudian ke dalam dua tabung reaksi yang berisi media Soybean-Casein Digest
masing-masing ditanamkan jamur Candida albicans, diinkubasikan pada suhu 20-25 oC selama
tidak kurang dari 7 hari. Diamati apakah terjadi kekeruhan atau tidak (Farmakope ed 5).
Uji efektifitas dilakukan dengan cara menanamkan bakteri Bacillus subtilis ke dalam dua
tabung reaksi berisi media Tioglikolat steril kemudian masing-masing ditambahkan sediaan uji 2
mL kemudian diinkubasikan pada suhu 30-35 oC selama tidak kurang dari 7 hari. Ke dalam dua
tabung reaksi berisi media Soybean-Casein Digest steril, masing-masing ditanamkan jamur
Candida albicans serta ditambahkan 2 mL sediaan uji, diinkubasikan pada suhu 20-25 oC selama
tidak kurang dari 7 hari. Amati apakah terjadi kekeruhan atau tidak (Farmakope ed 5).
Sebelum melakukan uji sterilitas dari sediaan, pada meja lemari aseptis terlebih dahulu
dilap dengan alkohol 70%, lalu dinyalakan lampu ultraviolet (UV) dan aliran udara laminar selama
1 jam. Kemasan obat tetes mata bagian luarnya dibersihkan dengan alkohol 70%. Tiga tabung
reaksi yang berisi media Tioglikolat, ke dalam masing-masing tabung diteteskan 2 mL sediaan uji
dan diinkubasikan pada suhu 30-35 oC. Hal yang sama dilakukan terhadap tiga tabung reaksi yang
berisi media Soybean-Casein Digest, dan diinkubasikan pada suhu 20-25 oC. Inkubasi dilakukan
selama tidak kurang dari 14 hari dan setiap hari diamati apakah terjadi kekeruhan (Farmakope ed
5).
Pada uji sterilitas perlu adanya kontrol sterilitas media uji, kontrol positif, dan kontrol
negatif. Kontrol positif, yaitu tabung berisi media Tioglikolat yang telah ditanami bakteri indikator
Bacillus subtilis dan juga tabung yang berisi media Soybean-Casein Digest yang telah ditanami
jamur Candida albicans, kemudian diinkubasikan bersama dengan tabung uji lainnya. Kontrol
negatif yaitu tabung yang berisi media Tioglikolat dan tabung media Soybean-Casein Digest yang
telah diberi 5 tetes (sediaan tetes mata steril) dan diinkubasikan bersama dengan tabung uji lainnya.
Kontrol sterilitas media uji, yaitu tabung yang berisi media Tioglikolat dan tabung berisi media
Soybean-Casein yang tidak ditanami, tetapi diinkubasikan juga bersama tabung uji lainnya
(Farmakope ed 5).

Evaluasi Hasil Validasi Proses Aseptis


1. Target hendaklah dengan pertumbuhan nol dan ketentuan berikut hendaklah diterapkan:
a) Bila mengisi kurang dari 5.000 unit, tidak boleh ditemukan unit tercemar;
b) Bila mengisi 5.000 sampai dengan 10.000 unit:
Batas Waspada : Satu (1) unit tercemar hendaklah diikuti dengan investigasi dan
pertimbangan untuk mengulang media fill;
Batas Bertindak : Dua (2) unit tercemar merupakan pertimbangan untuk dilakukan validasi
ulang setelah investigasi;
c). Bila mengisikan lebih dari 10.000 unit:
Batas Waspada : Satu (1) unit tercemar hendaklah dinvestigasi;
Batas Bertindak : Dua (2) unit tercemar merupakan pertimbangan untuk dilakukan validasi
ulang setelah investigasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anju G and Pandey P. 2017. Process Validation of Pharmaceutical Dosages Form: A Review.
Biomed J Sci & Tech Res. 1(5).
BPOM. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik Aneks
1 Pembuatan Produk Steril. Jakarta: BPOM RI.
Luckyama. 2016. Identifikasi Cemaran Mikroba Pada Sediaan Tetes Mata Setelah Penggunaan
dan Penyimpanan. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi ke-5 Buku II. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013; 1240 ̶ 1242, 1359.

Anda mungkin juga menyukai