Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi, para ahli berlomba-lomba melakukan berbagai
macam penelitian dalam bidang teknologi. Sekarang sangat banyak hal- hal yang menarik yang
membuat para ilmuan penasaran untuk mengetahui berbagai macam hal tentang teknologi, dan
khususnya tentang bahan- bahan kimia, reaksi maupun manfaatnya. Pada makalah ini, kami akan
membahas tentang benda- benda atau unsur- unsur kimia yang berkaitan dengan senyawa
aromatik atau benzena tersebut. Banyak sekali hal yang sangat menarik yang perlu diketahui dan
di pelajari tentang senyawa aromatik. Michael Farady dapat mengisolasi senyawa benzena dari
gas yang ditekan. Senyawa ini merupakan induk dari kelompok senyawa aromatik. Nama
aromatik digunakan bukan karena aroma (bau) senyawanya melainkan karena sifat- sifatnya
yang istimewa.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan dan mendeskripsi tentang senyawa aromatik benzena dan turunannya.
2. Menjelaskan mamfaat dan dampak dari penggunaan senyawa benzena bagi kehidupan.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan senyawa benzena?
2. Apakah senyawa aromatik?
3. Apa saja yang termasuk senyawa aromatik dan bagaimana strukurnya?
4. Apa yang dimaksud dengan senyawa aromatik heterosiklik?
5. Apa saja syarat senyawa aromatic?
6. Apa saja turunan benzena?
7. Bagaimana penamaan senyawa benzena?
8. Apa kegunaan senyawa benzena dan dampaknya?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Senyawa Aromatik


Senyawa aromatis adalah senyawa benzena atau senyawa yang mempunyai sifat kimia
seperti benzena. Senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang hanya
terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron π yang berdelokalisasi.Sifat
kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonjugasi secara sempurna dalam cincin.
Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom
bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti naftalena, ataupun
polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik monosiklik sederhana biasanya berupa cincin
beranggota lima, seperti pirola, ataupun cincin beranggota enam, seperti piridina. Semua
senyawa aromatis berdasarkan benzen, C6H6, yang memiliki enam karbon dan simbol. Setiap
sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen sebagai berikut:

Aromatisasi
Aromatisitas adalah sebuah sifat kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya
terdiri dari ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang
lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi. Aromatisitas
juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan resonansi.
Syarat-syarat Aromatisitas:
1. Molekul harus berbentuk siklik.
2. Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π, membentuk sistem
berkonjugasi.
3. Molekul haruslah planar.
4. Jumlah elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
5. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.

2
Senyawa aromatis terdiri dari beberapa kategori yaitu:
1. Benzena 8. Benzaldehida 15. Mangostin
2. Furan 9. Benzil bromida 16. Pirola
3. Natalena 10. Dilapiola 17. Plumbagin
4. Antrasena 11. Estragola 18. Polietilena
5. Kuinazolina 12. Ftalimida 19. Tereftalat
6. Asam Benzoat 13. Gugus fenil 20. Purina
7. Adrenalin 14. Isoksazola
2.2 Benzena
Benzena kali pertama ditemukan oleh Michael Faraday pada 1825. Faraday berhasil
mengisolasi benzena dari gas dan memberinya nama hidrogen bikarburet (bicarburet of
hydrogen). Pada 1833, ilmuwan Jerman, Eilhard Mitscherlich berhasil membuat benzena melalui
distilasi asam benzoat dan kapur. Mitscherlich memberi nama senyawa tersebut dengan sebutan
benzin. Pada 1845, ilmuwan Inggris, Charles Mansfield yang bekerja sama dengan August
Wilhelm von Hofmann, mengisolasi benzena dari tar batubara. Empat tahun kemudian,
Mansfield memulai produksi benzena dari tar batubara dalam skala industri. Berdasarkan hasil
penelitian, benzena memiliki rumus kimia C6H6. Rumus kimia ini memberikan misteri mengenai
struktur yang tepat untuk benzena selama beberapa waktu setelah benzena ditemukan. Hal
tersebut dikarenakan rumus kimia C6H6 tidak sesuai dengan kesepakatan ilmuwan bahwa atom C
dapat mengikat 4 atom dan atom H mengikat 1 atom.Masalah ini akhirnya sedikit terpecahkan
setelah menunggu selama 40 tahun. Ilmuwan Jerman, Friedrich August Kekule mengusulkan
agar struktur benzena berupa cincin heksagonal.
Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak mengandung ikatan rangkap karena benzena
tidak bereaksi seperti halnya senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap. Namun,
struktur benzena ini menimbulkan masalah karena atom C tidak taat asas. Berdasarkan
kesepakatan, 1 atom C seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan pada struktur yang diusulkan
Kekule atom C hanya mengikat 3 atom.
2.3 Furan
Furan, juga dikenal sebagai furfuran dan furana, adalah sejenis senyawa kimia
heterosiklik. Ia umumnya diturunkan dari dekomposisi termal bahan-bahan yang mengandung
pentosa (misalnya kayu tusam). Furan tidak berwarna, mudah terbakar, sangat mudah menguap

3
dengan titik didih mendekati suhu kamar. Ia beracun dan kemungkinan karsinogenik.
Hidrogenasi katalitik furan dengan katalis paladium menghasilkan tetrahidrofuran. Furan
bersifat aromatik karena satu pasangan menyendiri elektron pada atom oksigen terdelokalisasi ke
dalam cincin, menghasilkan sistem aromatik 4n+2 (lihat kaidah Hückel) yang sama
dengan benzena. Oleh karena aromatisitasnya, molekul berbentuk datar dan tidak
mempunyai ikatan rangkap dua yang diskret. Oleh karena aromatisitasnya, sifat-sifat furan
berbeda dengan eter heterosiklik yang umumnya dijumpai seperti tetrahidrofuran. Ia lebih reaktif
daripada benzena pada reaksi substitusi elektrofilik. Hal ini dikarenakan oleh efek pendonoran
elektron dari heteroatom oksigen. Kajian pada kontributor resonansi menunjukkan peningkatan
rapatan elektron cincin, mengakibatkan peningkatan laju substitusi elektrofilik.
2.4 Naftalena
Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih dengan
rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat
volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah
terbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa
fraksionasi minyak bumi. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguapwalau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudahterbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan dari
destilasi tar batu bara, dan sedikit darisisa fraksionasi minyak bumi. Naftalena merupakan suatu
bahan keras yang putih dengan bau tersendiri, dan ditemui secara alami dalam bahan bakar fosil
seperti batu bara danminyak.
Naftalena digunakan sebagai reaksi intermediet dari berbagai reaksi kimia industri, seperti
reaksi sulfonasi, polimerisasi, dan neutralisasi. Selain itu, naftalena juga berfungsi sebagai
fumigan (kamper, dsb), surfaktan, dsb. Eksposur terhadap jumlah besar naftalena dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel darah, dan menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai
haemolytic anaemia. Penyakit ini telahdiperhatikan pada orang tertentu, terutama anak-anak,
setelah termakan kapur barus yangmengandung naftalena. Antara gejala yang mungkin terjadi
setelah eksposur terhadap jumlah besar naftalena adalah lelah, hilang nafsu makan, mual, muntah
dan diare. Kulit mungkin menjadi pucat atau kuning. Bayi yang baru lahir terutama menghadapi
risiko sel darahnya rusak jika terpajan pada naftalena. Kerusakan terhadap sel darahnya
melepaskansuatu produk (bilirubin) yang menyebabkan bayi tersebut menjadi kuning dan dalam
kasus parah, mungkin mengakibatkan kerusakan otak.

4
2.5 Asam Benzoat
Penggunaan pengawet Benzoat dimaksudkan untuk mencegah kapang dan bakteri. Benzoat
sejauh ini dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di AS, benzoat termasuk senyawa kimia
pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally Recognized
as Safe (GRAS). Bukti-bukti menunjukkan pengawet ini mempunyai toksisitas yang sangat
rendah terhadap hewan maupun manusia. Ini karena hewan dan manusia mempunyai mekanisme
detoksifikasi benzoat yang efisien.Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa
tumbuhan. Dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan
makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu
akan meningkatkan keasaman dari urin.
Penggunaan asam benzoat pada produk pangan antara lain pada minuman buah-buahan
segar, squash buah-buahan, sirup, minuman bersoda/soft drink, bir, cita rasa buah-buahan
imitasi, kecap, acar timun botol, margarin, selai dan saus. Sedangkan Kalium benzoat dan
sodium benzoat biasa digunakan pada margarin, selai nanas, apriket yang dikeringkan, jelli,
sirup, saus tomat, anggur, dan minuman beralkohol lainnya. Sodium benzoat juga digunakan
dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0% dalam larutan obat) dan
mengobati cara hidup dalam perlakuan dari pasien dengan peredaran urea enzymopathies.
Efektifitas (daya guna) asam benzoat berkurang jika makanan mengandung lemak. Efektifitas
benzoat bertambah jika bahan banyak mengandung garam dapur (NaCl) dan gula pasir.
Penambahan senyawa belerang (SO2) atau senyawa sulfit (SO3-2 ) dan gas karbon (CO2) dapat
meningkatkan efektifitas senyawa benzoat dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Senyawa
benzoat dapat digunakan pada makanan dan minuman pada konsentrasi 400 sampai 1000 mg per
kg bahan. Untuk keperluan pengolahan saus ini, jumlah asam atau sodium benzoat yang
digunakan adalah 8 gram.
Asam benzoat termasuk salah satu jenis zat pengawet organik. Zat pengawet organik lebih
banyak dipakai daripada yang organik karena bahan ini lebih mudah dibuat dan dipakai dalam
bentuk asam maupun garamnya seperti asam sorbat, asam propionat, asam benzoat dan asam
asetat.
Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga berperan sebagai antioksidan
karena pada umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama, yaitu mengandung
cincin benzen tidak jenuh disertai dengan gugus hidroksil atau gugus amina. Antioksidan dapat

5
menghambat setiap tahap proses oksidasi, dengan penambahan antioksidan maka energi
persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan sehingga reaksi oksidasi berhenti.
2.6 Adrenalin
Adrenalin (bahasa Inggris: adrenaline, epinephrine) adalah sebuah hormon yang
memicureaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Tidak hanya gerak, hormon ini pun
memicureaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau cahaya yang terang.
Reaksi yang kitasering rasakan adalah frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan
keterkejutan. Reaksi ini dalam batas tertentu menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan,
mungkin juga menjadisebuah hobi hingga disebut adrenaline junkie. Pada mamalia, kelenjar
adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuksegitiga yang terletak di
atas ginjal (ad, “dekat” atau “di” + renes, “ginjal”). Kelenjar ini bertanggungjawab pada
pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan
hormon adrenalin.
2.7 Dilapiola
Dilapiola adalah senyawa organik yang umumnya diekstraksi dari tumbuhan adas sowa
atau adas obat ("dill" atau Anethum graveolens). Ia juga dapat ditemukan pada berbagai jenis
tumbuhan lainnya. Senyawa ini berhubungan dekat dengan apiola, yang memiliki gugus metoksi
yang berada pada posisi yang berbeda pada cincin benzena.
2.8 Estragola
Estragola, ataupun p-alilanisola merupakan senyawa organik alami. Struktur kimianya
terdiri dari cincin benzena yang bersubstituen gugus metoksi dan gugus propenil.Estragola
merupakan isomer dari anetola.Ia berwarna bening sampai pucat kekuningan. Ia merupakan
komponen utama minyak tarragon. Estragole digunakan dalam parfum dan sebagai zat aditif
makanan.

2.9 Ftalimida
Ftalimida adalah senyawa imida yang mempunyai dua gugus karbonil yang berikatan
dengan amina primer atau amonia.Senyawa ini berupa padatan putih pada temperatur
kamar.Ftalimida digunakan dalam sintesis kimia plastik dan penelitian.
2.10 Gugus fenil

6
Dalam kimia, gugus fenil atau cincin fenil (atau sering disingkat -Ph) adalah salah satu
gugus fungsional pada suatu rumus kimia. Pada gugus ini, enam atom karbon disusun pada
struktur cincin siklik.Cincin ini bersifat sangat stabil, dan merupakan bagian dari kelompok
senyawa aromatik. Cincin fenil bersifat hidrofobik (menolak air) dan hidrokarbon
aromatik.Gugus ini dapat ditemukan di banyak senyawa organik.Cincin ini diperkirakan
diturunkan dari benzena, (C6H6).Di beberapa literatur kimia, benzena sendiri sering
disingkat Ph. Senyawa bergugus fenil paling sederhana adalah fenol, C6H5OH.
2.11 Plumbagin
Plumbagin (5-Hidroksi-2-metil-1,4-naftokuinon) merupakan senyawa naftokuinon yang
diturunkan dari tumbuh-tumbuhan dan memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Telah
ditemukan bahwa ia memiliki aktivitas antimikroba. Pada hewan, ia memiliki efek
antimalaria, antikanker, kardiotonik, anti kesuburan, dan anti-aterosklerosis.Nama plumbagin
berasal dari genus tumbuhan Plumbago, yang darinya ia pertama kali diisolasi
2.12 Polietilena
Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalah termoplastik yang digunakan
secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik
ini diproduksi setiap tahunnya.Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang
monomer etilena (IUPAC: etena). Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan
PE, perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS) dan Polipropilena (PP).
Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda.
Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa diproduksi
melalu proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi,
atau polimerisasi adisi kationik. Setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.
Melihat kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit melihat sifat
fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi bergantung pada tipe
polietilena.Pada tingkat komersil, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik lelehnya
berkisar 120oC hingga 135oC.Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar 105oC hingga
115oC.
Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang
sangat baikdan tidak larut pada temperatur ruang karena sifat kristalinitas mereka. Polietilena

7
umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang tinggi dalam hidrokarbon aromatik seperti
toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi seperti trikloroetana atau triklorobenzena.
Penggunaan polietilena yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang amat
serius.Polietilena dikategorikan sebagai sampah yang sulit didegradasi oleh alam,
membutuhkan waktu ratusan tahun bagi alam untuk mendegradasinya secara efisien.
1.12.1 Polietilena tereftalat

Polietilena tereftalat (disingkat PET, PETE atau dulu PETP, PET-P) adalah
suatu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi
dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman dan wadah
makanan, aplikasi thermoforming, dan dikombinasikan dengan serat kaca dalam resin
teknik. PET merupakan salah satu bahan mentah terpenting dalam kerajinan tekstil.
PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semi-kristal yang
putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan riwayat
termalnya. Monomernya dapat diproduksi melalui esterifikasi asam
tereftalat dengan etilen glikol, dengan air sebagai produk sampingnya. Monomer PET
juga dapat dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil
tereftalat dengan metanol sebagai hasil samping. Polimer PET dihasilkan melalui
reaksi polimerasi kondensasi dari monomernya.Reaksi ini terjadi sesaat setelah
esterifikasi/transesterifikasinya dengan etilen glikol sebagai produk samping (dan
etilen glikol ini biasanya didaur ulang).

3.1 Sifat, Kegunaan, serta Dampak Senyawa Benzena dan Turunannya


Sifat yang dimiliki senyawa turunan benzena sangat beragam bergantung pada jenis
substituennya.Sifat-sifat khas ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.Senyawa benzena
dan turunannya banyak digunakan di bidang kesehatan, industri, pertanian, dan sebagai
bahan peledak. Beberapa pabrik di Indonesia, yaitu Bekasi dan Surabaya telah memproduksi
bahan kimia turunan benzena seperti alkil benzena sulfonat yang digunakan sebagai bahan
baku pembuatan detergen. Berikut ini beberapa senyawa benzena dan turunannya.
1. Benzena
Benzena merupakan zat kimia yang tidak berwarna, mudah terbakar, dan berwujud cair.
Benzena digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik dan bahan kimia

8
lainnya, seperti detergen dan bahan bakar kendaraan. Namun, benzena juga diketahui
dapat menyebabkan kanker sel darah putih (leukimia) bagi manusia. Jika mengisap
benzena dengan kadar yang cukup tinggi, dapat menyebabkan kematian. Meminum atau
memakan makanan yang mengandung benzena dalam jumlah cukup tinggi dapat
menyebabkan berbagai masalah, mulai dari muntah-muntah, iritasi lambung, kepala
pusing, hingga kematian.
2. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat memiliki sifat analgesik, antipiretik, antiradang,
dan antikoagulan.Karena sifat-sifat itulah aspirin biasanya digunakan sebagai obat sakit
gigi dan obat pusing.Senyawa ini memiliki titik didih 140 °C dan titik leleh 136
°C.Mengonsumsi aspirin secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada
kesehatan.Di antaranya gangguan pencernaan pada lambung, seperti sakit maag dan
pendarahan lambung.
Aspirin bekerja di dalam tubuh dengan menghambat terbentuknya prostaglandins
yang dihasilkan enzim prostagandin synthase.Pembentukan prostaglandins menimbulkan
efek demam dan pembengkakan, serta meningkatkan sensitivitas reseptor rasa
sakit.Dengan terhambatnya pembentukan prostaglandins, aspirin dapat mengurangi
demam dan pembengkakan, juga dapat digunakan sebagai penahan rasa sakit sehingga
aspirin banyak digunakan untuk obat sakit gigi dan obat sakit kepala.

3. Anilina
Anilina memiliki rumus kimia C6H5NH2 dan biasa dikenal dengan nama fenilamina
atau aminobenzena. Senyawa turunan benzena ini mengandung gugus amina.Berikut
struktur molekul anilina.Anilina memiliki wujud cair pada suhu kamar dan tidak berwarna
(colorless).Titik didihnya 184 °C, sedangkan titik lelehnya –6 °C.Senyawa anilina mudah
menguap dan menimbulkan bau tak sedap, seperti ikan yang membusuk.Dilihat dari sifat
kimianya, anilina tergolong basa lemah. Anilina dapat bereaksi dengan asam kuat
menghasilkan garam yang mengandung ion anilinium (C6H5–NH3+). Selain itu, anilin juga
mudah bereaksi dengan asil halida (misalnya asetil klorida, CH3COCl membentuk suatu
amida. Amida yang terbentuk dari anilin disebut anilida. Misalnya, senyawa dengan rumus
kimia CH3–CO–NH–C6H5 diberi nama asetanilida.Anilina banyak digunakan sebagai zat

9
warna. Bukan hanya itu, anilina juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai
obat, seperti antipirina dan antifebrin. Di balik kegunaannya, penggunaan anilina secara
berlebihan dapat mengakibatkan mual, muntah-muntah, pusing, dan sakit kepala.Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa penggunaan anilina dapat menyebabkan insomnia.
4. Klorobenzena
Klorobenzena adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H5Cl
Senyawa ini memiliki warna bening (colorless) dan mudah terbakar. Klorobenzena dapat
diperoleh dengan cara mereaksikan fenol dan fosfor pentaklorida. Klorobenzena tidak larut
di dalam air serta memiliki titik leleh –45 °C dan titik didih 131 °C.Berikut struktur
molekul klorobenzena. Klorobenzena banyak digunakan dalam pembuatan pestisida,
seperti DDT yang penggunaannya telah dilarang di seluruh dunia.Senyawa ini juga
digunakan dalam pembuatan fenol.Saat ini, klorobenzena digunakan sebagai produk antara
pada pembuatan nitroklorobenzena dan difeniloksida. Nitroklorobenzena dan difeniloksida
merupakan bahan baku pembuatan herbisida, zat pewarna, dan karet. Klorobenzena juga
digunakan sebagai pelarut dalam kimia organik, di antaranya pelarut untuk cat.

5. Asam Benzoat
Asam benzoat adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H6CO2
Asam benzoat memiliki sifat fisis di antaranya titik leleh 122 °C (252 °F) dan titik didih
249 °C (480 °F). Penggunaan utama dari asam benzoat adalah sebagai pengawet
makanan.Berikut struktur molekul asam benzoat.

6. Nitrobenzena
Nitrobenzena memiliki rumus kimia C6H5NO2 Turunan benzena ini dikenal juga
dengan nama nitrobenzol atau minyak mirbane. Nitrobenzena memiliki aroma almond,
namun bersifat racun.Perhatikanlah struktur molekul nitrobenzena berikut. Kelarutan
nitrobenzena dalam air sekitar 0,19 g/100 mL pada 20 °C, titik lelehnya 5,85 °C, sedangkan
titik didihnya 210,9 °C. Nitrobenzena dapat digunakan sebagai pelarut dan bahan baku
pembuatan anilina serta digunakan juga dalam produk semir dan senyawa insulator.

7. Parasetamol

10
Parasetamol atau asetaminofen merupakan zat analgesik dan antipiretik yang paling
populer.Parasetamol sering digunakan untuk mengobati pusing dan sakit kepala.Berikut ini
struktur molekul parasetamol.Sifat dari parasetamol antara lain titik leleh 169 °C, kelarutan
dalam air 1,4 g/100 mL (20 °C), serta larut di dalam etanol. Tahukah Anda, dari manakah
asal kata asetaminofen dan parasetamol? Kedua nama tersebut berasal dari nama kimia
kedua senyawa, yaitu N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol. Terlalu
banyak mengonsumsi parasetamol dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

8. Fenol
Fenol dikenal juga dengan nama asam karbolat. Turunan benzena ini merupakan
padatan kristalin yang tidak berwarna. Rumus kimianya adalah C6H5OH Dari nama dan
rumus kimianya, dapat diduga bahwa senyawa fenol mengandung gugus hidroksil (–OH)
yang terikat pada cincin benzena. Sifat-sifat fenol di antaranya, kelarutannya di dalam air
9,8 g/100 mL, titik leleh 40,5 °C, dan titik didih 181,7 °C. Fenol memiliki sifat antiseptik
sehingga digunakan di dalam bidang pembedahan untuk mensterilkan alat-alat.Fenol juga
banyak digunakan dalam pembuatan obat, resin sintetik, dan polimer.Fenol dapat
menyebabkan iritasi pada kulit.

9. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan turunan benzena yang tergolong asam karboksilat
sehingga asam salisilat memiliki gugus karboksil (–COOH).Adanya gugus ini
menyebabkan asam salisilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Misalnya,
reaksi asam salisilat dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Asam salisilat
bersifat racun jika digunakan dalam jumlah besar, tetapi dalam jumlah sedikit asam salisilat
digunakan sebagai pengawet makanan dan antiseptik pada pasta gigi.Perhatikan struktur
molekul asam salisilat berikut.

10. TNT (Trinitrotoluene)


TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa turunan benzena yang bersifat mudah
meledak.Senyawa TNT diperoleh melalui reaksi nitrasi toluena.TNT digunakan sebagai
bahan peledak untuk kepentingan militer dan pertambangan.Senyawa TNT

11
(Trinitrotoluene) dibuat dengan cara mereaksikan toluena dan asam nitrat pekat, serta
dibantu katalis asam sulfat pekat. Berikut reaksi pembentukan TNT.Studi dan
pengembangan senyawa benzena dan turunannya dapat berakibat positif dan
negatif.Contohnya, TNT sering disalahgunakan sebagai bahan peledak sehingga
merugikan umat manusia dan lingkungan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa benzena yang
mempunyai enam atom karbon (C) dan mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi.
Senyawa benzena memiliki tiga buah ikatan tunggal dan rangkap dan membentuk cincin
yangikatannya berselang-seling. Senyawa benzena dan turunannya termasuk senyawa
aromatik yang dulu dikarenakan aromanya dan sekarang dapat ditentukan oleh struktur dan
sifat fisika kimianya. Ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada
alkena, karena ikaan rangkap pada benzena tidak mengalami reaksi adisi. Menurut Friedrich
August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara siklik membentuk
segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. ikatan karbon-karbon pada
molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal karena
terkonjugasi. Di samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis senyawa lain yang
menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan tidak menunjukkan
reaksi-reaksi seperti alkena. Pada umumnya benzena digunakan sebagai pelarut dan namun
ada juga yang berfungsi sebagai obat, pengawet makanan dan sebagainya. Sedangkan
dampak senyawa benzena karena sangat beracun dapat menyebabkan kanker bahkan
kematian apabila terhirup dengan konsentrasi tinggi.

12
3.2 Saran
Berhati-hatilah menggunakan senyawa benzena karena senyawa benzena bersifat
“karsinogenik”. Gunakanlah secukupnya jika diperlukan.

Daftar Pustaka

Budimarwanti, 2008, Struktur, tatanama, aromatisitas dan reaksi substitusi elektrofilik senyawa
benzena, Jogjakarta: Ebook digital
Fessenden & Fessenden, 1982, Kimia Organik, Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen Universitas Airlangga, 2009, senyawa organik, Surabaya: Universitas Airlangga.
Wikipedia, Senyawa Aromatik.

13

Anda mungkin juga menyukai