Anda di halaman 1dari 3

3. menentukan dividen dalam praktek.

Model dividen residual mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan,


mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri
yang digunakan untuk membiayai investasi perusahaan, memanfaatkan laba ditahan semaksimal
mungkin untuk membiayai investasi perusahaan, jika ada sisa laba maka dividen baru dibayar.
Dengan demikian besarnya dividen akan fluktuatif. Model ini berkembang karena pendanaan
emisi saham baru lebih mahal dari pemanfaatan laaba ditahan karena adanya biaya-biaya emisi
saham dan penerbitan saham diartikan investor bahwa perusahaan mengalami kesulitan
keuangan sehingga menyebabkan penurunan harga. Perusahaan mengutamakan pendanaan
perusahaan berasal dari laba ditahan. Sehingga perusahaan baru akan membayar dividen setelah
kebutuhan dana investasi terpenuhi (jika ada pendapatan tersisa).

Langkah-langkah yang diambil untuk mengimplementasikannya:

1) Perusahaan menentukan anggaran modal optimal


2) Perusahaan menentukan jumlah ekuitas yang dibutuhkan untuk mendanai anggaran
tersebut, dengan mempertimbangan struktur modal sasarannya
3) Perusahaan menggunakan laba ditahan untuk sejauh mungjin memenuhi persaratan
ekuitas
4) Perusahaan membayarkan dividen hanya jjika tersedia laba dalam jumlah yang lebih
besar daripada yang dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal yang optimal.

Model residual deviden menyebabkan deviden bervariasi jika kesempatan investasi perusahaan
juga bervariasi(fluktuasi), maka model ini sebaiknya tidak digunakan secara kaku untuk
menetapkan besarnya deviden secara basis dari tahun ke tahun. Model ini lebih banyak
digunakan untuk menentukan rasioi pembayaran sasaran jangka panjang yang memungkinkan
perusahaan memenuhi kebutuhan akan modal sendiri dengan laba ditahan, bukan sebagai
panduan untuk membayar selama suatu tahun.

Cara perusahaan menggunakan model perencanaan jangka panjang untuk membantu menentukan
kebijakan dividen:

1) Mengestimasi laba dan peluang investasi, secara rata-rata, selama kurang lebih lima
tahun kedepan
2) Menggunakan informasi peramalan ini untuk mencari jumlah rata-rata dividen model
residual, dan rasio pembayaran selama periode perencanaan
3) Menentukan sasaran kebijakan pembayaran tang didasarkan data hasil proyeksi

Arus kas merupakan determinan yang paling penting. Dividen bergantung pada arus kas, yang
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya secara tunai,
dibandingkan laba penjualan, yg sangat dipengaruhi oleh praktek-praktek akuntansi dan tidak
selalu menjadi cerminan kemampuan posisi kas perusahaan.
4. program reinvestasi dividen

Program reinvestasi dividen adalah suatu program yang memungkinkan pemegang saham secara
otomatis menginvestasikan kembali dividen yang diterimanya kembali ke saham perusahaan
yang melakukan pembayaran.

Keunggulan: DRIP menawarkan pemegang saham cara mengakumulasi lebih banyak saham
tanpa harus membayar komisi. Banyak perusahaan menawarkan saham dengan diskon melalui
DRIP mereka dari 1 sampai 10% dari harga saham saat ini. Basis biaya untuk memiliki saham
dapat secara signifikan lebih rendah daripada jika saham dibeli di pasar terbuka. Untuk jangka
panjang, keuntungan terbesar adalah efek reinvestment otomatis pada compounding of returns.
Ketika dividen meningkat, pemegang saham mendapat kenaikan jumlah saham yang mereka
miliki, yang juga dapat membeli lebih banyak saham. Seiring waktu, ini meningkatkan potensi
pengembalian total investasi. Karena lebih banyak saham dapat dibeli setiap kali harga saham
turun, potensi jangka panjang untuk kenaikan yang lebih besar akan meningkat.

Kelemahan: DRIP yang dioperasikan perusahaan sering kali membatasi saat investor dapat
membeli saham. Saham tersebut dikeluarkan dari cadangan saham perusahaan. Ketika investor
ingin menjual saham yang dibeli melalui DRIP, mereka hanya bisa menjualnya kembali ke
perusahaan.

5. faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

PEMBATASAN
1. Perjanjian obligasi. Kontrak utang sering membatasi pembayaran idividen atas laba yang
dihasilkan setelah pinjaman diberikan.
2. Pembatasan saham preferen. Tunggakan saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum dividen biasa dapat diteruskan pembayarannya.
3. Aturan penurunan nilai modal. Pembayaran dividen tidak dapat melebihi pos “laba ditahan”
neraca.
4. Ketersediaan kas. Dividen tunai hanya dapat dibayarkan dengan kas.
5. Denda pajak atas laba yang terakumulasi secara tidak wajar. Faktor ini relevan bagi
perusahaan yang dimiliki secara pribadi.
PELUANG INVESTASI
1. Jumlah peluang investasi yang menguntungkan. Perusahaan mampu menghasilkan sasaran
rasio yang rendah jika peluang investasi menguntungkan.
2. Kemungkinan mempercepat/menunda proyek. Memungkinkan perusahaan lebih patuh pada
kebijakan dividen yang stabil.
KETERSEDIAAN DAN BIAYA SUMBER2 MODAL ALTERNATIF
1. Biaya penjualan saham baru. Jika biaya transaksi tinggi maka r e akan jauh berada diatas rs,
membuat perusahaan lebih baik menentukan rasio pembayaran yang rendah dan melakukan
pendanaan melalui laba ditahan daripada melalui penjualan saham biasa baru.
2. Kemampuan untul mensubtitusi utang dengan ekuitas. Perusahaan dpt mendanai tingkat
investasi tertentu menggunakan utang/ekuitas.
3. Pengendalian. Dengan mempertahankan pengendalian, perusahaan bisa jadi enggan untuk
menjual saham baru sehingga akan menahan lebih banyak laba drpd seharusnya.
DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RS
1. Keinginan pemegang saham untuk mendapatkan laba saat ini versus masa depan
2. Anggapan tingkat resiko dividen versus keuntungan modal
3. Keuntungan pajak atas keuntungan modal dibandingkan dividen
4. Muatan informasi dividen (sinyal)

Anda mungkin juga menyukai