Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MOBILITAS SOSIAL”
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A. Pengertian Mobilitas Sosial............................................................................. 2
B. Sifat Diluar Mobilitas Sosial........................................................................... 2
C. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial....................................................................... 3
D. Konsekuensi Mobilats Sosial.......................................................................... 4
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial...............................
Saluran Mobilitas Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek Ilmu sosial adalah masyarakat. Fenomena sosial yang disebut dengan
istilah mobilitas kini telah menjadi sasaran penelitian sosial yang semakin
menarik.
Keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi dari
apa yang pernah dicapai oleh orang tua seseorang, merupakan impian setiap
orang. Keinginan-keinginan itu adalah normal, karena pada dasarnya manusia
mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas.
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Setiap
orang pasti mempuyai keinginan suatu kehidupan yang berkecukupan, bahkan
kalau mungkin berlebihan. Keinginan-keinginan itu adalah normal. Semua orang
pasti menginginkan status dan kedudukan yang lebih tinggi dari yang pernah di
capai oleh orang tua mereka. Seperti halnya ketika kita bertanya pada anak-anak
tentang apa yang mereka cita-citakan mereka pasti akan mengatakan apa yang
mereka cita-citakan dan pastinya cita-cita tersebut berada di atas status atau
kedudukan orang tua dari anak tersebut, dimana kedudukan atau status yang di
inginkan adalah yang berkonotasi yang baik.
Di dalam masyarakat apa yang di cita-citakan, keinginan ataupun impian
dari seseorang untuk masa depan meraka tidak selalu belhasil atau gagal, namun
ada juga yang berhasil. Dalam peruses perjalan hidup seseorang tidaklah selalu
mulus akan ada banyak hambatan dalam mencapai keberhasilan tetapi seseorang
yang bersungguh-sungguh dalam berusaha dan doa maka akan mendapatkan
kemudahan dalam mencapai keberhasila. Dapat kita lihat sama halnya dengan
mobilitas sosial yang didalam tedapat dampak dan keuntunggannya, adanya
konsekuensi yang harus di tanggung dan manfaat yang bisa di ambil, dalam segala
hal pasti aka nada tahapan-tahpan yang harus di tempuh.
Pada masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena
keinginan untuk pencapaian status sosial yang lebih tinggi maupun pencapaian
penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan pendorong masyarakat
untuk melakukan mobilitas sosial demi tercapainya kesejahterahan hiudp. Namun
pada kenyataannya mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat tidak hanya
bersifat naik ke tingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak mobilitas sosial
turun tanpa direncanakan yang dapat menurunkan status dan penghasilan
seseorang.
Keragaman masyarakat yang ada di Indonesia, merupakan salah satu
kekayaan bangsa Indonesia. Keragaman masyarakat Indonesia, melahirkan
berbagai kebudayaan yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Interaksi masyarakat
yang beragam, melahirkan berbagai inovasi budaya yang menarik.
Keragaman masyarakat Indonesia bukan hanya dalam hal etnis, tetapi juga
faktor-faktor lain, seperti: agama; budaya; kegiatan ekonomi; dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kalian menemukan masyarakat Indonesia yang
memiliki keragaman profesi atau pekerjaan, seperti: buruh dan majikan; staf dan
pimpinan; guru dan kepala sekolah. Interaksi dalam masyarakat antara lain
menghasilkan kesepakatan yang tertulis maupun tidak tertulis, untuk
menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai peranannya. Pekerjaan dapat
terbentuk oleh adanya kesepakatan dalam masyarakat. Setiap aspek kehidupan,
diisi dengan banyak variasi pekerjaan yang berbeda-beda.
Mobilitas masyarakat Indonesia yang sangat dinamis, merupakan
pendorong terjadinya keragaman. Keragaman atau pluralitas, merupakan
keunggulan bangsa Indonesia. Namun demikian, bangsa Indonesia harus waspada
terhadap terjadinya konflik. Karena itu, bangsa Indonesia harus berusaha
menyelesaikan berbagai konflik sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
B. Tujuan
Pemaparan makalah ini bertujuan:
1. Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap mobilitas sosial.
2. Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas.
3. Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap integrasi dan konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Konflik antar-kelompok
3. Konflik antar-individu
4. Konflik antar-generasi
1. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contohnya
ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan
jumlah pelamar kerja.
Faktor struktural meliputi:
a. Struktur Pekerjaan
Sebuah masyarakat yang kegiatan ekonominya berbasis industri dengan teknologi
canggih, tentunya yang berstatus tinggi akan lebih banyak dibandingkan dengan
yang berkedudukan rendah. Sehingga untuk itu yang berkedudukan rendah akan
terpacu untuk menaikkan kedudukan sosial ekonominya.
b. Perbedaan Fertilitas
Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda.
Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang
mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan berpengaruh
terhadap proses mobilitas sosial yang akan berlangsung.
c. Ekonomi Ganda
Setiap negara yang menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern)
sebagaimana terjadi di negara-negara Eropa dan Amerika, tentunya akan
berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun yang
rendah. Bagi masyarakat yang berada dalam tekanan sistem ekonomi ganda
seperti ini, mobilitasnya terrgantung pada keberhasilan dalam melakukan
pekerjaan di bidang yang diminatinya karena dalam masyarakat seperti ini
(modern) kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh faktor prestasi.
2. Faktor Individu
Faktor individu ini lebih menekankan pada kualitas dari orang perorang, baik
dilihat dari tingkat pendidikan, penampilan maupun keterampilan pribadinya.
a. Perbedaan Kemampuan
Setiap inidvidu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
b. Orientasi Sikap Terhadap Mobilitas
Setiap individu memiliki cara yang beragam dalam
mengupayakan meningkatkan prospek mobilias sosialnya.
c. Faktor Kemujuran
Usaha adalah sebagai proses untuk meraih kesuksesan. Tetapi kemujuran tetap
berada pada posisi yang tidak bisa kita anggap sepele.
1. Dampak Positif
Bisa memberikan motivasi bagi masyarakat untuk maju dan berprestasi agar
dapat memperoleh status yang lebih tinggi.
2. Dampak Negatif
Setiap perubahan (mobilitas) pasti akan memiliki dampak negatif, dan hal itu bisa
berupa konflik. Dalam masyarakat banyak ragam konflik yang mungkin terjadi
akibat dari terjadinya mobilitas ini, seperti terjadinya konflik antar kelas, antar
generasi, antar kelompok dan lain sebagainya. Sehingga akan berakibat pada
menurunnya solidaritas baik kelompok atau antar kelompok[6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok orang dari
strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.
Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada dua, yaitu:
1. Horizontal, yaitu apa bila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari satu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
2. Vertikal, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan
arahnya maka terdapat dua jenis gerak vertikal, yaitu yang naik (social climbing)
dan yang turun (social sinking)
Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki
tingkat mobilitas yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup
adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Faktor Struktural, Faktor
individu, faktor status sosial, faktor keadaan ekonomi, faktor situasi politik, faktor
kependudukan, dan faktor keinginan melihat daerah lain.
Dampak positif dapat memberikan motivasi, dampak positif berupa konflik.
Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial. Menurut
berbagai pengamatan antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang atas
status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat
memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras
memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan
orangtuanya.
Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh
masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota
besar dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih
baik.
Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan
keamanan yang juga tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan
tempat itu menuju ke tempat lain. Mobilitas sosial yang didorong oleh motif
keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji, dan lain sebagainya. Dengan
demikian mobilitas sosialm pasti akan terjadi pada seluruh masyarakat, namun
seberapa cepat perubahan tersebut itulah yang membedakan antara satu tempat
dengan tempat yang lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong dan
penghambatnya.
B. SARAN
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran
sosial, namun sebagai manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan
menyadari mobilitas sosial atau gerakan sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan
sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri
menyingkapi status serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-
masing sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang
menginginkan mobilitas naik kita juga tidak boleh duduk diam dalam struktur
sosial tetapi kita harus terbuka dan positif terhadap perubahan positif yang ada di
masyarakat.
Penulis sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA