Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG

LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah sebagai sumber daya alam telah mengalami berbagai tekanan seiring
dengan peningkatan jumlah manusia. Tekanan tersebut telah menyebabkan
penurunan mutu tanah yang berujung pada pengurangan kemampuan tanah untuk
berproduksi. Penurunan mutu tanah tersebut disebabkan oleh proses pencucian hara
dan proses erosi tanah terutama pada lahan-lahan yang tidak memiliki penutupan
vegetasi. Di Indonesia erosi yang sering dijumpai adalah erosi yang disebabkan oleh
air.
Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah.
Erosi menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadi erosi dan pada tujuan akhir
tanah terangkut tersebut diendapkan. Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan
erosi merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan
aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.
Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu pelepasan partikel tanah,
pengangkutan oleh media seperti air adan angin, dan selanjutnya pengendapan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan, tanah,
lereng (topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah
hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya
lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada
area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area
dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau
batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air
meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan
yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen
yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada
pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga
sebaiknya diperhatikan. Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah
dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi
oleh lapisan humus dan lapisan organik.

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum pengujian prediksi erosi metode usel dan guest yaitu
agar praktikan dapat mengetahui proses terjadinya erosi dan mampu memprediksi
terjadinya erosi mengunakan metode usel dan guest
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat mengetahui proses terjadinya erosi.
2 Praktikan mampu memprediksikan erosi menggunakan metode usle dan guest.

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Alat tulis menulis
2. Alat penyeprot air
3. Papan pengalas
4. Hair dryer
2.1.2 Bahan
1. Kertas HVS
2. Tanah
3. Pasir

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Erosi

Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi (Hardjowigeno,
1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat
interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi dan aktifitas manusia terhadap
sumber daya alam.

2.2 Proses Terjadinya Erosi


Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia, air merupakan
penyebab utama terjadinya erosi, sedangkan untuk daerah-daerah panas yang kering,
maka angin merupakan faktor penyebab utamanya. Erosi tanah yang disebabkan oleh
air meliputi 3 tahap (Suripin,2004), yaitu:
1. Pengelupasan (detachment) merupakan tahap pelepasan partikel tunggal dari
massa tanah.
2. Pengangkutan (transportation) yaitu tahap pengangkutan oleh media yang erosive
seperti aliran air dan angin.
3. Pengendapan (sedimentation) merupkan tahap pengendapan, pada kondisi dimana
energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk mengangkut partikel.
2.3 Jenis-jenis Erosi
Jenis – Jenis Erosi Menurut Hardiyatmo (2006), jenis erosi dengan sumber
berupa air hujan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam yaitu:
1) Erosi percikan (splash erosion)
Jenis erosi ini merupakan hasil dari percikan atau benturan air hujan secara
langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Curah hujan yang jatuh ke
permukaan tanah memiliki diameter yang berbeda–beda sehingga memiliki energi
tumbukan yang berbeda. Energi tumbukan ini bergantung dari kecepatan jatuhnya
tetesan air, diameter butiran tetesan hujan dan intensitas hujan.
2) Erosi lembar (sheet erosion)
Terjadi karena terlepasnya tanah dari lereng dengan tebal lapisan yang tipis. Erosi
ini tidak dapat terlihat oleh mata karena perubahan permukaan tanah yang terjadi
hanya dalam bentuk yang kecil. Jenis erosi dapat terlihat dengan jelas pada saat

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

laju erosi semakin bertambah dengan tidak ditemukannya vegetasi di permukaan


tanah tersebut.
3) Erosi alur (rill erosion)
Tipe erosi ini terjadi karena adanya pengikisan tanah oleh aliran air yang
membentuk parit atau saluran kecil, parit tersebut mengalami konsentrasi aliran
air hujan yang akan mengikis tanah. Alur – alur tersebut akan mengalami
pendangkalan pada permukaan tanah dengan arah yang memanjang dari atas ke
bawah. Suatu erosi dikelompokkan menjadi erosi alur apabila memiliki lebar
kurang dari 50 cm dan memiliki kedalaman kurang dari 30 cm.
4) Erosi parit (gully erosion)
Jenis erosi ini merupakan keberlanjutan dari erosi alur. Erosi parit ini terjadi
apabila alur – alur mengalami pendangkalan yang semakin lebar dan dalam
hingga membentuk parit.
5) Erosi sungai / saluran (stream /channel erosion)
Erosi sungai dapat terjadi karena adanya permukaan tanggul sungai yang terkikis
dan gerusan sedimen di sepanjang dasar saluran.

2.4 Pengertian Prediksi Erosi dan Macam-Macam Metode Perhitungan


Prediksi Erosi
Prediksi erosi adalah suatu pendugaan terkikisnya tanah (erosi) pada lahan
yang disebabkan oleh faktor lingkungan, iklim dan manusia. Metode-metode yang
sering digunakan untuk mengukur tingkat laju erosi dapat menggunakan metode
USLE dan metode GUEST.
1. Metode USLE (Universal Soil Loss Equation)
USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi
tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan sistem
pertanaman dan pengelolaan tertentu (Wischmeier dan Smith, 1978). Bentuk erosi
yang dapat diprediksi adalah erosi lembar atau alur, tetapi tidak dapat memprediksi
pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebing,
dungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Arsyad, 2000).
Wischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang umum
digunakan untuk menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss Equation
(USLE).

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Adapun persamaan ini adalah:

A=R.K.L.S.C.P

Keterangan:
A : Banyaknya tanah tererosi dalam tahun-1;
R : Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakan
perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30
menit (130)
K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk suatu tanah
yang diperoleh dari petak homogen percobaan standar, dengan panjang 72,6
kaki (22m) terletak pada lereng 9% tanpa tanaman;
L : Faktor psnjsng lereng 9%, yaitu nisbah erosi dari tanah dengan panjang lereng
tertentu dan erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22 m) di bawah
keadaan yang identik;
S : Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu tanah
dengan kecuraman lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari tanah dengan
lereng 9% di bawah keadaan yang identik;
C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbah antara
besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaan
tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik tanpa tanaman;
P : Faktor tindakan konservasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah
yang diberi perlakuan tindakan konservasi tanah seperti pengelolaan menurut
kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadap bersarnya erosi dari tanah
yang diolah searah lereng dalam keadaan yang identik.
Dengan menggunakan kriteria erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi yang
terjadi di suatu daerah, dengan kriteria erosi. Data-data yang perlu dalam pendugaan
besarnya erosi menggunakan metode USLE ini adalah :
1. Data curah hujan
Data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan terdekat dengan lokasi
penelitian, sekurang-kurangnya 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan
untuk mengetahui faktor erosivitas hujan ( R) melalui persamaan Bols (1978) :
Dimana :
Rain = rerata curah hujan bulanan (cm)

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Days = jumlah hari hujan per bulan


Max = curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang bersangkutan.
Perhitungan faktor erosivitas hujan (R) yang lain dapat dihitung dengan
menggunakan rumus di bawah ini.
R = (0.41 x H)1.09
dimana H = curah hujan (mm/th).

2. Erosivitas Hujan (R)


Erosivitas merupakan kemampuan hujan untuk menimbulkan atau
menyebabkan erosi. Indeks erosivitas hujan yang digunakan adalah EI30. Erosivitas
hujan sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir-butir hujan langsung di atas
permukaan tanah. Kemampuan air hujan sebagai penyebab terjadinya erosi adalah
bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan, dimana keduanya
mempengaruhi besar energi kinetik air hujan. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa erosivitas hujan sangat berkaitan dengan energi kinetis atau momentum,
yaitu parameter yang berasosiasi dengan laju curah hujan atau volume hujan (Asdak,
1995). Persamaan yang umum digunakan untuk menghitung erosivitas adalah
persamaan yang dikemukakan oleh Bols (1978) dalam Hardjowigeno (1995).
Persamaan tersebut adalah :

El30 = 6,119 R 1,21 x D -0,47 x M 0,53

keterangan :
EI30 : Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata
R12 : Jumlah E130 selama 12 bulan
R : Curah hujan bulanan (cm)
D : Jumlah hari hujan
M : Hujan maksimum pada bulan tersebut (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang lain dapat
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Lenvain (DHV, 1989) sebagai berikut :

R = 2,221 P 1,36
keterangan :
R : Indeks erosivitas
P : Curah Hujan Bulanan (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini lebih sederhana
karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

3. Erodibilitas Tanah (K)


Erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun
per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah tanpa tanaman
(gundul), tanpa usaha pencegahan erosi, lereng 9% (5°), dan panjang lereng 22
meter (Hardjowigeno, 1995). Faktor erodibilitas tanah menunjukan kekuatan
partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh
adanya energi kinetik air hujan. Besarnya erodibilitas tanah ditentukan oleh
karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi,
dan kandungan bahan organik serta bahan kimia tanah. Metode penetapan nilai
faktor K secara cepat dapat dilihat pada Tabel 2 dengan terlebih dahulu mengetahui
informasi jenis tanah. Nilai faktor K juga dapat diperoleh dengan menggunakan
nomograf erodibilitas tanah seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. Nomograf ini
disusun oleh lima parameter yaitu % fraksi debu dan pasir sangat halus, % fraksi
pasir, % bahan organik, struktur tanah, dan permeabilitas tanah
(Purwowidodo,1999).Besarnya nilai K ditentukan oleh tekstur, struktur, permeabilita
s, danbahan organik tanah (Wischmeier et al., 1971).
Penentuan besarnya nilai Kdapat dilakukan dengan menggunakan nomograph a
tau rumus Wischmeier et al. (1971) sebagai berikut:

100 K = 1,292 [2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]

Keterangan :
M : parameter ukuran butir diperoleh dari (% debu +
% pasir sangat halus)(100 - % liat)
a : % bahan organik (% C x 1,724)
b : kode struktur tanah
c : kode kelas permeabilitas penampang tanah

Untuk kadar bahan organik > 6% (agak tinggi-sangat tinggi), angka 6%


tersebut digunakan sebagai angka maksimum..
4. Faktor Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)
Faktor lereng (LS) merupakan rasio antara tanah yang hilang dari suatu petak
dengan panjang dan curam lereng tertentu dengan petak baku (tanah
gundul,curamlereng 9%, panjang 22 meter, dan tanpa usaha pencegahan erosi) yang
mempunyai nilai LS = 1. Menurut Weismeier dan Smith (1978) dalam

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Hardjoamijojo dan Sukartaatmadja (1992), faktor lereng dapat ditentukan dengan


persamaan :

LS = │ │m (0,065 + 0,045 S + 0,0065 S2)

keterangan :
LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng
L = Panjang lereng (meter)
S = Kemiringan lahan (%)
m = Nilai eksponensial yang tergantung dari kemiringan
S < 1% maka nilai m = 0.2
S = 1 – 3 % maka nilai m = 0.3
S = 3 – 5 % maka nilai m = 0.4
S > 5% maka nilai m = 0.5

Menurut Morgan (1979) faktor panjang dan kemiringan lereng dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:

dengan :
LS = faktor panjang dan kemiringan lahan;
S = kemiringan lahan (%);
L = panjang lereng (m)

Rumus tersebut berlaku untuk lahan dengan kemiringan <22%, sedangkan


untuk lahan dengan kemiringan lebih curam digunakan untuk rumus Gregory et al
(1977) sebagai berikut:

dengan:
T = faktor topografi/ LS
λ = panjang lereng, dalam meter
m = 0,5 untuk lereng 5% atau lebih;
0,4 untuk lereng 3,5% - 4,9%;

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

0,3 untuk lereng < 3,4%


C = 34,7046
α = sudut kemiringan lahan, dalam derajat.
5. Faktor Tanaman (C)
Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu
jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi dengan pada kondisi
permukaan lahan yang sama tetapi tanpa pengelolaan tanaman atau diberakan tanpa
tanaman. Pada tanah yang gundul (diberakan tanpa tanaman/petak baku) nilai C =
1.0. Untuk mendapatkan nilai C tahunan perlu diperhatikan perubahan-perubahan
penggunaan tanah dalam setiap tahun. Terdapat sembilan parameter sebagai faktor
penentu besarnya nilai C, yaitu konsolidasi tanah, sisa-sisa tanaman, tajuk vegetasi,
sistem perakaran, efek sisa perakaran dari kegiatan pengelolaan lahan, faktor
kontur, kekasaran permukaan tanah, gulma, dan rumputrumputan (Asdak, 1985).

Tabel 1. Perkiraan Nilai Faktor C Berbagai Jenis Penggugaan Lahan


NO Pengelolaan tanaman Nilai C
1 Ubi kayu + kedelai 0,181
2 Ubi kayu + kacang tanah 0.195
3 Padi + sorgum 0,345
4 Padi + kedelai 0,417
5 Kacang tanah+ gude 0,495
6 Kacang tanah + mulsa jerami 4 ton/ ha 0,049
7 Kacang tanah +kacang tunggak 0,571
8 Padi + mulsa jerami 4 ton/ha 0,096
9 Kacang tanah + mulsa jagung 3 ton/ha 0,120
10 Kacang tanah+mulsa crotalaria 3 ton/ha 0.136
11 Kacang tanah+mulsa kacang tanah 0,259
12 Kacang tanah + mulsa jerami 0,377
13 Padi + mulsa crotalaria 3 ton / ha 0.387
14 Pola tanam numpang gilir 1 ] + mulsa jerami 6 0,079
ton /ha
15 Pola tanam berurutan 2 ]+ mulsa sisa tanam 0,347
16 Pola berurutan 0,498
17 Pola tanaman tumpang gilir + mulsa sisa 0.357
tanaman
18 Pola tanam tumpang gilir 0,588

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan


Sukartaatmadja S. (1992)
6. Faktor Usaha-usaha Pencegahan Erosi atau Konservasi (P)
Faktor praktik konservasi tanah adalah rasio tanah yang hilang bila usaha
konservasi tanah dilakukan (teras, tanaman, dan sebagainya) dengan tanpa adanya
usaha konservasi tanah. Tanpa konservasi tanah nilai P = 1 (petak baku). Bila
diteraskan, nilai P dianggap sama dengan nilai P untuk strip cropping, sedangkan
nilai LS didapat dengan menganggap panjang lereng sebagai jarak horizontal dari
masingmasing teras. Konservasi tanah tidak hanya tindakan konservasi secara
mekanis dan fisik, tetapi termasuk juga usaha-usaha yang bertujuan untuk
mengurangi erosi tanah. Penilaian faktor P di lapangan lebih mudah apabila
digabungkan dengan faktor C, karena dalam kenyataannya kedua faktor tersebut
berkaitan erat.. Pemilihan atau penentuan nilai faktor CP perlu dilakukan dengan
hati-hati karena adanya variasi keadaan lahan dan variasi teknik konservasi yang
dijumpai di lapangan.

Tabel 2. Perkiraan Nilai Faktor Berbagai Jenis Penggunaan Lahan


Nilai
No. Teknik Konserfasi Tanah
p
1 Teras bangku
a. Sempurna 0.04
b. Sedang 0.15
c. Jeleh 0.35

2 Teras tradisional 0.40


3 Padang rumput (permant grass field)
a. bagus 0,04
b. jelek 0,40
4 Hill side ditch atau field pits 0,3
5 Countur croping
a. kemiringan 0-8% 0,5
b. kemiringan 9-20% 0,75
c. kemiringan 20% 0,9
6 Limbah jerami yang digunakan
a. 6 ton/ha/tahun 0,3
b. 3 ton/ha/tahun 0,5
c. 1 ton/ha/tahun 0,8
7 Tanaman perkebunan
a. Penutupan tanah rapat 0,1
b. Penutupan tanah sedang 0,5
8 Reboisasi dengan penutupan pada tahun awal 0,3

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

9 Strip cropping jagung- kacang tanah,sisa tanaman dijadikan 0.5


mulsa
10 Jagung-kedelai, sisa tanaman dijadikan mulsa 0,087
11 Jagung- mulsa jerami padi 0,008
12 Padi gogo-kedelai. Mulsa jerami padi 0,193
13 Kacang tanah-kacang hijau 0,730

Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan


Sukartaatmadja S. (1992)

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama - tama praktikan menyediakan tanah, pasir dan kerikil yang ingin
digunakan pada percobaan prediksi erosi. Kemudian praktikan membuat replika
terjadinya erosi dengan memakai tiga faktor penyebab terjadinya erosi. Faktor yang
pertama yaitu hujan, pada percobaan ini praktikan membuat replika semacam lereng
–lereng. Kemudian praktikan menyeprotkan air tersebut ke replika lereng – lereng
tersebut hingga terjadinya proses erosi. Kemudian yang kedua praktikan membuat
replika terjadinya erosi akibat adanya angin. Dan yang terakhir praktikan membuat
replika gelombang laut dengan cara membuat replika tebing-tebing yang berada
disekitar laut hingga tebing –tebing tersebut mengalami erosi.

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Data curah hujan tahun 2011-2015 (mm/tahun)

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015


Januari 48,0 70,0 28,0 52,0 50,0
Febuari 25,5 46,0 0 46,0 64,0
Maret 33,9 59,3 0 34,3 60,0
April 12,5 60,0 66,9 45,0 45,0
Mei 50,0 75,0 32,2 43,0 67,0
Juni 25,0 29,8 48,1 26,0 70,0
Juli 23,0 40,0 18,0 12,0 64,0
Agustus 0 25,5 30,6 24,0 59,0
September 49,0 26,0 70,8 23,0 55,0
Oktober 65,0 54,7 40,5 23,0 43,0
November 32,0 34,0 5,7 43,0 50,0
Desember 51,0 56,0 139,9 34,0 85,0

Rumus R = 221 x p1,36

1. Januari
48 + 70 + 28 + 52 + 50 = 49,6 mm = 4,96 cm
2. Februari
25,5 + 46,0 + 0 + 46,0 + 64,0 = 36,3 mm = 3,63 cm
3. Maret
33,9+ 59,3+ 0 + 34,3+ 60,0= 37,5 mm = 3,75 cm
4. April
12,5 + 60,0 + 66,9 + 45,0+ 45,0 =45,8 mm = 4,58 cm
5. Mei
50,0 + 75,0 + 32,2 + 43,0 + 67,0 = 53,4 mm = 5,34 cm
6. Juni
25,0 + 29,8 + 48,1+ 26,0 + 70,0 = 39,7 mm = 39,7 cm
7. Juli
23,0 + 40,0 + 18,0 + 12,0 + 64,0 = 31,4 mm = 3,14 cm
8. Agustus
0 + 25,5 + 30,6 + 24,0 + 59,0 = 27,8 mm = 2,78 cm

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

9. September
49,0 + 26,0 + 70,8 + 23,0 + 55,0 = 44,7 mm = 4,47 cm
10. Oktober
65,5 + 54,7 + 40,5 + 23,0 + 43,0 = 45,2 mm = 4,52 cm
11. November
32,0 + 34,0 + 5,7 + 43,0 + 50,0 = 32,9 mm = 3,29 cm
12. Desember
51,0 + 56,0 + 139,9 + 34,0 + 85,0 = 73,1 mm = 7,31 cm

Rumus R = 221 x p1,36


R. Januari = 221 x p1,36
= 221 x 4,96 1,36 = 221 x 8,827852741 = 19,50955456

R. Februari = 221 x p1,36


= 221 x 3,63 1,36 = 221 x 5,773949884 = 12,76042924

R. Maret = 221 x p1,36


= 221 x 3,75 1,36 = 221 x 6,03507295 = 13,33751122

R. April = 221 x p1,36


= 221 x 4,58 1,36 = 221 x 7,920945955 = 17,50529056

R. Mei = 221 x p1,36


= 221 x 5,34 1,36 = 221 x 9,7601414 = 21,56991249

R. Juni = 221 x p1,36


= 221 x 3,97 1,36 = 221 x 6,521613984 = 14,4127669

R. Juli = 221 x p1,36


= 221 x 3,14 1,36 = 221 x 4,740501861 = 10,47650911

R. Agustus = 221 x p1,36


= 221 x 2,78 1,36 = 221 x 4,01699159 = 8,877551413

R. September = 221 x p1,36


= 221 x 4,47 1,36 = 221 x 7,663342419 = 16,95598675

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

R. Oktober = 221 x p1,36


= 221 x 4,52 1,36 = 221 x 7,87394154 = 17,4014108

R. November = 221 x p1,36


= 221 x 3,29 1,36 = 221 x 5,051105287 = 11,16294268

R.Desember = 221 x p1,36


= 221 x 7,31 1,36 = 221 x 14,95986356 = 33,06129847

Nilai R total :19,50955456 + 12,76042924 + 13,33751122 + 17,50529056 +

21,56991249 + 14,4127669 + 10,47650911 + 8,877551413 +

16,95598675 + 17,4014108 + 11,16294268 + 33,06129847

R total = 197,0111642

Tabel 4.2 Prblem Set

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Rumus Menghitung Laju Erosi : SPL 1

A=R.K.L.S.C.P

Rumus mencari nilai K :

100 K = 1,292 [2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]

100 K = 1,292 [2,1 ( 25 + 20) (100 - 151,14) (10-4) (12-5) + 3,25 (2 - 2) + 2,5
(1-3)]

= 1,292 ( 25492,89374 ) ( 0,0001) ( 7 ) + ( 0 ) – 2,5

20,5557730985
= = 0,20555773098
100

Rumus mencari nilai L :


𝒙 𝟎,𝟓
L = ( )
𝟐𝟐

𝟐𝟎 𝟎,𝟓
L= ( ) = 0,9534625892
𝟐𝟐

Rumus mencari nilai S :


S = ( 0,43 + 0,30 x S + 0,043 x S2 )
6,613

= ( 0,43 + 0,30 x 10 + 0,043 x 102 )


6,613

= 1,16890972327

C = 0,345
P = 0,1

Jadi nilai A = R . K . L . S . C . P
A = 197,0111642 x 0,20555773098 x 0,9534625892 x 1,16890972327
x 0,345 x 0,1
= 1,5571425642

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Rumus Menghitung Laju Erosi : SPL 2

A=R.K.L.S.C.P

Rumus mencari nilai K :

100 K = 1,292 [2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]

100 K = 1,292 [2,1 ( 20 + 15) (100 - 151,14) (10-4) (12-6) + 3,25 (2 - 2) + 2,5
(3-3)]

= 1,292 ( 19142,31421 ) ( 0,0001) ( 6 ) + ( 0 ) + (0)

14,8391219756
= = 0,14839121976
100

Rumus mencari nilai L :


𝒙 𝟎,𝟓
L = ( )
𝟐𝟐

𝟏𝟖 𝟎,𝟓
L= ( ) = 0,9045340337
𝟐𝟐

Rumus mencari nilai S :


S = ( 0,43 + 0,30 x S + 0,043 x S2 )
6,613

= ( 0,43 + 0,30 x 17 + 0,043 x 172 )


6,613

= 2,71540904279

C = 0,049
P = 0,40

Jadi nilai A = R . K . L . S . C . P
A = 197,0111642 x 0,14839121976 x 0,9045340337 x 2,71540904279
x 0,049 x 0,40
= 1,40739267234

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

Rumus Menghitung Laju Erosi : SPL 3

A=R.K.L.S.C.P

Rumus mencari nilai K :

100 K = 1,292 [2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]

100 K = 1,292 [2,1 ( 35 + 15) (100 - 151,14) (10-4) (12-4) + 3,25 (2 - 2) + 2,5
(2-3)]

= 1,292 ( 28746,34775 ) ( 0,0001) ( 8 ) + ( 0 ) – 2,5

27,212222503
= = 0,2721222503
100

Rumus mencari nilai L :


𝒙 𝟎,𝟓
L = ( )
𝟐𝟐

𝟏𝟕 𝟎,𝟓
L= ( ) = 0,879049073
𝟐𝟐

Rumus mencari nilai S :


S = ( 0,43 + 0,30 x S + 0,043 x S2 )
6,613

= ( 0,43 + 0,30 x 15 + 0,043 x 152 )


6,613

= 2,208528656

C = 0,498
P = 0,15

Jadi nilai A = R . K . L . S . C . P
A = 197,0111642 x 0,2721222503 x 0,879049073 x 2,208528656
x 0,498 x 0,15
= 7,77484342797

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi (Hardjowigeno,
1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat
interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi dan aktifitas manusia terhadap
sumber daya alam
Proses terjadinya erosi tanah disebabkan oleh air meliputi 3 tahap
(Suripin,2004), yaitu Pengelupasan (detachment) merupakan tahap pelepasan partikel
tunggal dari massa tanah, Pengangkutan (transportation) yaitu tahap pengangkutan
oleh media yang erosive seperti aliran air dan angina, Pengendapan (sedimentation)
merupkan tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak cukup
lagi untuk mengangkut partikel
USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi
tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan sistem
pertanaman dan pengelolaan tertentu (Wischmeier dan Smith, 1978).
5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk asisten


Saran saya untuk asisten, tetap semangat dalam membimbing praktikanya,
tetap mengedepankam ke displinan baik itu displin waktu maupun yang lainya. Dan
untuk asisten yang biasa terlambat pada saat praktikum agar kiranya dikurang-
kurangi keterlambatanya
5.2.2 Saran untuk Laboratorium
Alat yang belum ada alangkah baiknya diadakan kedepannya bukanya hanya
menambah mata acara tapi tidak ada alat.

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PREDIKSI EROSI METODE USEL DAN GUEST

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Pembrit. IPB/IPB Pros. Cetakanke
tiga. Dargama, Bogor.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan P
ertama. Gadjah Mada University Press, Bulaksumur,Yogyakarta.
Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1998. Pedoman Penyusunan
Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Daerah
Aliran Sungai. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Haerdjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Purwowidodo. 1999. Pokok-pokok Bahasan Konservasi Tanah di Kawasan
Hutan. Laboratorium Pengaruh Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor.
Vadari, et. al. 2011. Model Prediksi Erosi.(http//:www.berlereng.blog.com). Diakses
pada tanggal 10 Nopember 2013 pukul 20.00 WIB.

JUWANDA DJUNAEDI INDRA


093 2015 0020 093 2014 0095

Anda mungkin juga menyukai