PT Smile Forever meminjam uang dari Bank BNI sejumlah Rp 200 milliar dengan bunga
12% pa. Dana tersebut digunakan untuk :
1. Modal kerja Rp 100 milliar
2. Pembelian saham PT Anu-Anu Rp 20 milliar (30% kepemilikan)
3. Dipinjamkan lagi ke PT Anu-Anu sisanya. PT Anu-Anu adalah connected
party.
Pertanyaan:
a. Jelaskan perlakuan bunga pinjamnya.
10. Diketahui bahwa perusahaan memiliki arus uang masuk dan arus piutang di tahun 2017
sbb:
Piutang awal Rp 60 M
Penjualan di SPT Badan Rp 600 M
Transfer antar Bank Rp 100 M
Reimbursement Rp 80 M
Pencairan pinjaman Rp 50 M
UM Pendapatan Awal Rp 40 M
UM Pendapatan Akhir (Rp 30 M)
Piutang Akhir Rp 50 M
Diketahui total uang masuk di seluruh Bank adalah Rp 800 M
Pertanyaan:
Dari informasi diatas, berapakah uang masuk yang tidak dapat dijelaskan oleh perusahaan
sehingga akan dianggap pendapatan oleh pemeriksa pajak ?
Penerimaan non penghasilan terdiri dari transfer antar bank, pencairan pinjaman,
dan reimbursement.
Menurut SE-65/PJ/2013, rumus mencari peredaran usaha adalah:
Penerimaan Tunai Rp 800 M
Penerimaan Non Penghasilan:
11. Adanya kredit PPN Masukan di SPT PPN 2017 dengan total Rp 40 milliar sedangkan
pembelian BKP di COGS adalah Rp 500 milliar. Tahun 2017 ternyata ia ada impor mesin
dan PPN dari JKPLN dengan total nilai PPN Rp 6 milliar dan PPN-nya sudah dikreditkan
di SPT PPN 2017. Diketahui ada kredit PM 2016 di Jan 2017 Rp 2 milliar dan kredit PM
2017 di Jan 2018 ada Rp 6 milliar.
Pertanyaan:
Jelaskan berapa selisih equalisasi antara Pembelian bahan baku versi PL dengan versi
PPN Masukan dan jelaskan juga bentuk dokumen sumber sebagai pendukung selisih itu.
Gunakan asumsi jika perlu.
12. Terdapat other income berupa komisi penjualan sejumlah Rp 60 milliar dengan Bukti
potong PPh yang diterima sejumlah Rp 4 milliar di tahun 2017 ini. Pertanyaan: Apa yang
Saudara pahami dari kasus ini ?
Komisi penjualan dipotong PPh pasal 23 sebesar 2%, seharusnya bukti potong
PPh yang diterima adalah 2% x Rp 60.000.000.000 = Rp 1.200.000.000, jika bukti
potong benar sejumlah Rp 4 milliar maka Rp 2.800.000.000 / 2% = RP 140.000.000.000,
ada komisi penjualan yang belum diakui di laba rugi sebesar Rp 140 milliar. Jika komisi
tersebut berasal dari shareholders maka komisi dianggap sebagai dividen.
Kasus 2:
PT LZA menyampaikan SPT PPh badan Tahun Pajak 2016 (tahun takwim) yang menyatakan
lebih bayar Rp 1 milliar pada tanggal 27 April 2017. Atas SPT tersebut dilakukan pemeriksaan
dan telah diterbitkan SKPKB tanggal 19 Des 2017 dengan perincian sebagai berikut:
Pertanyaan:
d. Apakah benar apabila WP mengajukan keberatan proses penagihan pajak bisa ditunda
menunggu hasil SK Keberatan ?
Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian dan Wajib
Pajak tidak mengajukan permohonan banding, jumlah pajak berdasarkan keputusan
keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
harus dilunasi paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan
Keberatan, dan penagihan dengan Surat Paksa akan dilaksanakan apabila Wajib Pajak
tidak melunasi utang pajak tersebut. Di samping itu, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen).
Berdasarkan penjelasan diatas, Wajib Pajak tidak dikenai sanksi administrasi
sebagaimana diatur dalam Pasal 19, tetapi dikenai sanksi sesuai dengan ayat ini, yaitu
sebesar 50% x (Rp4.000.000.000-Rp500.000.000) = Rp1.750.000.000 sehingga totalnya
Rp 3.500.000.000 + Rp1.750.000.000 = Rp 5.250.000.000