DAFTAR ISI……………………………………………………………………….........1
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...5
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….14
3.2 Saran………………………………………………………………………….14
1
BAB I
PENDAHULUAN
PT Lion Mentari Airlines beroperasi sebagai Lion Air adalah sebuah maskapai
penerbangan bertarif rendah yang berpangkalan pusat di Jakarta, Indonesia. Lion Air
Indonesia, Singapura, Malaysia,Vietnam dan Arab Saudi serta rute carter menuju China
dan Hongkong, Lion Air menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan
berkompetisi dengan AirAsia dari Malaysia. Sepanjang tahun operasionalnya, Lion Air
tahun 2000 dengan memegang sejumlah kontrak besar, salah satunya yaitu kontrak
pengadaan pesawat dengan Airbus dan Boeing dengan total keseluruhan sebesar US$
46.4 Milliar untuk armada 234 unit Airbus A320 dan 203 Pesawat Boeing 737 MAX.
Perusahaan sendiri telah memiliki perencanaan jangka panjang pada maskapai untuk
Tenggara dengan membuat anak perusahaannya sendiri, yaitu Wings Air dan Batik Air
sebagai pemerkuat operasional maskapai di Indonesia dan untuk di luar negeri, Lion Air
memperkuat kehadirannya dengan mendirikan Malindo Air dan Thai Lion Air.
Meski begitu, maskapai ini sering menjadi momok pembicaraan oleh masyarakat
sebagai maskapai yang selalu terlambat dengan waktu yang luar biasa lama dan
kenyamanan yang kurang, serta penuh dengan kejadian yang harusnya bisa diantisipasi
maskapai. baru-baru ini, Lion Air sempat menjadi headline di berita nasional akibat
berawalnya beberapa armadanya yang sempat rusak, menabrak burung dan mogok kerja
2
yang mengharuskan Lion Air melakukan refund terhadap semua penumpangnya yang
malah ditangani oleh Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Akibatnya maskapai dengan
Akhirnya pada bulan Desember 2014, maskapai ini masuk ke dalam daftar maskapai
penerbangan yang dilarang di Uni Eropa. Namun larangan terbang Uni Eropa akhirnya
Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia yang
secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi pertama
kali pada tanggal 30 Juni 2000, dengan melayani rute penerbangan dari Jakarta menuju
Pontianak menggunakan pesawat dengan tipe Boeing 737-200 yang pada saat itu
berjumlah 2 unit.
Berkantor pusat di Lion Air Tower, Jl. Gajah Mada No. 7 yang berada di
kawasan Jakarta Pusat, PT. Lion Mentari Airlines atau yang biasa dikenal dengan Lion
Air merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier) dengan
mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion Air mencoba
mewujudkan dan merubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa terbang bersama
Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas
penerbangan.
Lima belas tahun lebih mengudara dan melayani masyarakat, hingga saat ini
Lion Air telah terbang ke 183 rute penerbangan yang terbagi dalam rute domestik yang
tersebar ke seluruh penjuru Indonesia dari sabang sampai merauke, dan rute
Internasional menuju sejumlah negara seperti, Singapore, Malaysia, Saudi Arabia dan
3
China. Jumlah rute tentunya akan terus bertambah karena melihat pasar penerbangan di
Indonesia yang terus berkembang begitu pesat. Dengan kepemilikan pesawat sebanyak
112 armada yang terbagi dalam beberapa tipe seperti Boeing 747-400, Boeing 737-800,
Boeing 737-900 ER, dan Airbus A330-300. Jumlah armada pun juga akan bertambah
sesuai dengan pengiriman pemesanan pesawat yang dilakukan oleh Lion Air.
Lion Air merupakan salah satu bagian dari Lion Air Group yang juga menaungi
maskapai lainnya seperti Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air yang berbasis
di Malaysia, dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand. Ekspansi bisnis yang agresif
dan inovatif membuat Lion Air Group kini telah memiliki sarana dan fasilitas yang
pendidikan, perkantoran, dan tempat tinggal bagi ground crew maupun flight crew, serta
pusat perawatan dan pemeliharaan armada pesawat yaitu Batam Aero Technic. Untuk
terus memperluas jaringan usahanya, Lion Air Group pun membuka bisnis dalam
pengiriman paket maupun dokumen yaitu Lion Parcel dan perhotelan yaitu Lion Hotel
4
BAB II
PEMBAHASAN
Lion Air merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier)
dengan slogan “We Make People Fly”. Meskipun maskapai penerbangan ini memiliki
banyak peminat, namun Lion Air memiliki banyak permasalahan terkait dengan
Keterlambatan atau delay adalah salah satu permasalahan yang paling sering
dialami oleh Lion Air. Kasus delay yang terparah terjadi pada tanggal 18-20 Februari
2015.
Tak hanya diberitakan di media lokal, sejumlah media asing juga turut melaporkan
Soekarno Hatta.
5
memukul meja menyandera karyawan Lion Air hingga pesawat yang ada di apron
Tak lupa permintaan maaf dari Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana juga turut menghiasi
berita di media tersebut. "Saya meminta maaf kepada penumpang kami dan kami
memberi mereka kompensasi, kami mengerti bahwa kita membuat kesalahan," kata
Dalam industri penerbangan, Reuters menilai Lion Air sebenarnya salah satu maskapai
yang memiliki perkembangan bisnis yang sangat pesat. Hal itu dilihat gebrakannya
Tidak hanya Reuters, Bloomberg juga mengupas kasus Lion Air yang banyak kalangan
Kasus delay Lion Air ini menjadi sebuah kemunduran dari perusahaan yang mana
padahal pendiri Lion, Rusdi Kirana menjadi anggota dewan penasehat Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
rendahnya komitmen maskapai berbiaya murah tersebut dalam memenuhi hak-hak para
6
Media yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) ini juga menggaris bawahi mengenai
ketidak mampuan Lion dalam memenuhi hak-hak para penumpang dengan akhirnya
terpaksa meminjam dana dari PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai BUMN pengelola
Kurangnya kualitas pelayanan yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia
dalam sebuah maskapai diulasnya menjadi satu hal yang harus kembali diperbaiki oleh
kementerian perhubungan.
Insiden salah menurunkan penumpang juga terjadi pada Lion Air. Lion Air salah
domestik pada 10 Mei 2016 sehingga Lion Air mendapatkan sanksi pembekuan izin
domestik pesawat JT 161 milik maskapai Lion Air terus bergulir. Terbaru, Lion Air
Perhubungan (Kemenhub) secara pidana karena tak terima atas sanksi pembekuan
ground handling.
dunia penerbangan. Dalam catatannya, insiden salah menurunkan penumpang baru kali
ini terjadi dan maskapai Lion Air menjadi pionir. "Hampir tidak ada di dunia. Aneh.
Karena hampir tak ada," kata dia kepada Liputan6.com, Minggu (22/5/2016).
7
Arista pun menganggap hal yang lumrah jika Kementerian Perhubungan langsung
memberikan sanksi yang tegas kepada Lion Air. Alasannya, peristiwa salah
menurunkan penumpang tersebut disebabkan oknum tunggal dan tidak ada oknum lain.
"Kemarin kasus itu sudah jelas. Pelaku ground handling Lion bukan oknum lain,"
tambah dia. Ia melanjutkan, hal yang wajar juga jika Lion Air mengambil tindakan
menuntut secara pidana ke aparat penegak hukum. Dia bilang, hal tersebut ialah hak
warga negara. "Boleh saja (lapor). Hak (hukum) yang sama di mata negara," tukas dia.
Untuk diketahui, peristiwa salah turunkan penumpang Lion Air JT 161 terjadi pada 10
Mei 2016. Pesawat itu bertolak dari Singapura ke Bandara Soekarno-Hatta Tangerang
Sontak, hal tersebut menuai respons dan diungkapkan oleh akun @ZaraZettira. Dia
menceritakan anak rekannya bernama Natalie berangkat pada 10 Mei dari Singapura
pukul 18.50 waktu setempat menggunakan JT 161 dan tiba pukul 19.35 WIB. Akan
domestik.
"Anak saya dan penumpang warga asing tidak diarahkan oleh petugas ground crew
Lion Air untuk cap paspor imigrasi yang seharusnya menjadi protokol wajib bagi
Pada 20 Desember 2017 ada sebanyak 25 penumpang Lion Air yang tidak
8
TEMPO.CO, Jakarta – Beredar kabar soal adanya 25 penumpang maskapai Lion Air
yang tidak mendapatkan kursi untuk terbang menuju Denpasar dari Bandara Soekarno
Hatta. Hal itu disampaikan lewat unggahan status seorang pengguna Facebook dengan
peristiwa ini terjadi karena adanya kendala teknis yang terjadi pada pesawat yang akan
digunakan adalah jenis Boeing 737-900 tapi kemudian karena terjadi kendala teknis
“Pesawat yang ada itu 737 800, padahal yang dijadwalkan adalah pesawat 737 900.
Akibat pergantian ini kan ada perbedaan kapasitas, jadi berakibat pada adamya beberapa
penumpang yang tidak terangkut,” kata Rama kepada Tempo Kamis 21 Desember 2017.
Rama mengatakan bahwa keputusan untuk tetap mengganti pesawat meski dengan
jumlah kursi yang tidak cukup diambil karena khawatir waktu operasi maskapai di
bandara tujuan di Denpasar telah selesai. Rama juga meminta maaf atas
“Yang utama kita tetap meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan
Selain itu, Rama mengatakan bahwa 25 penumpang yang sempat gagal terbang ke
Denpasar sudah diterbangkan dengan pesawat paling pagi pada Kamis, 21 Desember
2017. Lion Air juga telah memberikan penginapan di hotel termasuk akomodasi pulang
pergi ke bandara.
9
Terkait sejumlah uang yang diberikan oleh Lion Air kepada para penumpang, Rama
mengatakan uang tersebut bukan uang kompensasi seperti dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 tentang Pengangkut Angkutan Udara. Menurut dia,
pesawat tidak mampu menampung seluruh jumlah penumpang. Akibatnya ada sebanyak
Kemudian 25 orang tersebut diminta untuk kembali ke bandara dan dijanjikan akan
berangkat dengan pesawat selanjutnya. Namun janji tersebut tidak ditepati oleh pihak
Lion Air dan justru menjanjikan lagi kepada 25 penumpang itu untuk diberangkatkan
Dari beberapa artikel diatas dapat diketahui bahwa Lion Air yang menerapkan
prinsip Low Cost Carrier atau maskapai berbiaya rendah tersebut melanggar etika bisnis
10
Lion Air juga melakukan pelanggaran jika ditinjau dari sisi teori etika, yaitu:
1. Utilitarianisme
tindakan yang menghasilkan kesenangan tatu rasa senang yang paling banyak
atau rasa sakit yang paling sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa tujuan
hidup adalah untuk bahagia dan segala sesuatu yang mendorong kebahagiaan
secara etika baik (Modul Chartered Accountant: Etika Bisnis dan Tata Kelola
penumpangnya.
2. Deontologi
Deontologi terkait dengan tugas dan tanggung jawab etika seseorang (Modul
Chartered Accountant: Etika Bisnis dan Tata Kelola Korporat, 2015: 15). Lion
3. Virtue Ethics
Sebuah virtue yang menjadi kunci dalam bisnis adalah integritas, yang meliputi
kejujuran dan ketulusan (Modul Chartered Accountant: Etika Bisnis dan Tata
11
Kelola Korporat, 2015: 19). Lion Air melakukan pelanggaran karena tidak
adanya kejujuran dan keadilan oleh maskapai Lion Air dalam menangani
Justice adalah proses pemberian atau alokasi sumber daya dan beban
berdasarkan alasan rasional. Aspek utama dari suatu sistem hukun yang adil
adalah prosedur yang adil dan transparan (Modul Chartered Accountant: Etika
Bisnis dan Tata Kelola Korporat, 2015: 17). Maskapai Lion Air melanggar etika
Lion Air juga melakukan pelanggaran etika bisnis yaitu Undang- Undang
delay tersebut, Lion Air telah melanggar UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, atau kerugian yang diderita konsumen akibat
12
Lion Air juga dinilai telah melanggar Undang-Undang tentang tanggung jawab
Pengangkut Angkutan Udara. Abdul Berpendapat, Lion Air tidak cukup hanya
memberikan kompensasi sebesar Rp. 300 ribu sebagaimana diatur dalam pasal 10
Berbagai insiden yang dialami oleh Lion Air menjadikannya sebagai salah satu
maskapai terburuk di dunia tahun 2015. Dari laman Airline Reviews di situs Skytrax,
terlihat 68 tulisan mengenai pendapat penumpang yang naik Lion Air. Kebanyakan,
menulis soal pesawatnya yang suka delay, kabin yang tidak nyaman, informasi yang
diberikan tidak jelas, sampai pelayanan kursi roda bagi penumpang disabilitas yang
dinilai sangat mahal. Dari nilai 10, Lion Air mendapat nilai 4 (Afif, 2016).
Namun maskapai penerbangan Lion Air tetap diminati oleh masyarakat karena
terkenal dengan harganya yang murah dan memiliki brand yang kuat di masyarakat.
"Penumpang tidak punya pilihan lain. Lion Air sangat kuat brand-nya di otak
masyarakat kita. Sudah tertanam bahwa penerbangan dengan harga murah, ya Lion Air.
Senang atau tidak senang, kalau mau murah, ya naik itu," kata Dudy saat dihubungi
Liputan6.com.
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Lion Air yang memberlakukan Low Cost Carrier atau penerbangan dengan tarif
murah secara bisnis terbukti menguntungkan, sehingga Lion Air dapat menguasai
pangsa pasar penerbangan domestik menjadikan Lion Air mendapatkan tempat di hati
masyarakat dengan semboyannya “We make people Fly”. Tetapi akibatnya banyak
masalah dan insiden yang terjadi sehingga merugikan banyak konsumennya dan Lion
kepada pemilik namun tetap menyajikan tiket murah. Efisiensi yang dilakukan dalam
perusahaan dapat dianggap sesuatu yang baik, tapi akan berdampak buruk apabila
mengurangi efektivitas perusahaan. Apalagi sampai merugikan salah satu pihak, yang
3.2 Saran
Berdasarkan analisis diatas, hal yang dapat dilakukan agar kasus serupa tidak
yang lebih berat dan tegas terhadap maskapai penerbangan yang melanggar
14
peraturan dan Undang-Undang serta membantu maskapai penerbangan jika ada
2. Dari sisi konsumen yaitu lebih bijak memilih maskapai penerbangan dan
komunikasi internal dan eksternal sehingga jika ada situasi darurat dapat
15
DAFTAR PUSTAKA
Afriyadi, Achmad Dwi. “Insiden Lion Air, Salah Turun Penumpang Pesawat Langka di
Dunia”. Bisnis.Liputan6.com. 22 Mei 2016.
http://bisnis.liputan6.com/read/2512802/insiden-lion-air-salah-turun-penumpang-
pesawat-langka-di-dunia. Diakses Pada Maret 2018.
Ariyanti, Fiki. “Sering Bermasalah, Mengapa Lion Air Tetap Jadi Pilihan?”.
Bisnis.Liputan6.com. 23 Mei 2016.
http://bisnis.liputan6.com/read/2513290/sering-bermasalah-mengapa-lion-air-
tetap-jadi-pilihan. Diakses Maret 2018.
“Delay Dua Hari, Lion Air Dinilai Langgar UU”. Hukumonline.com. 20 Februari 2015.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54e6fa751b50f/delay-dua-hari--lion-
air-dinilai-langgar-uu. Diakses Maret 2018.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. “Modul Chartered Accountant: Etika Profesi dan Tata
Kelola Korporat”. Jakarta.
Praditya, Ilyas Istianur. “Kasus Delay Terparah Lion Air Jadi Sorotan Media Asing”.
Bisnis.Liputan6.com. 21 Februari 2015.
http://bisnis.liputan6.com/read/2179149/kasus-delay-terparah-lion-air-jadi-
sorotan-media-asing. Diakses Maret 2018.
Prasongko, Ninis Chairunnisa. “Begini Penjelasan Lion Air Soal 25 Penumpang yang
Gagal Terbang. Bisnis.Tempo.co. 22 Desember 2017.
https://bisnis.tempo.co/read/1044326/begini-penjelasan-lion-air-soal-25-
penumpang-yang-gagal-terbang. Diakses Maret 2018.
16