Sumalindo Lestari Jaya Tbk Dengan PT. Sumalindo Hutani Jaya Tbk Yang Tidak
diketahui bahwa PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk mempunyai pendapatan usaha untuk
Hutani Jaya Tbk oleh PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk sebesar Rp 140.254.908.652,00
kepentingan dan tidak pernah disampaikan pada RUPS, maka berdasarkan hal tersebut
direksi PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk telah melanggar Keputusan Ketua BAPEPAM-LK
Penjelasan kasus diatas menunjukkan bahwa PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
seharusnya memberikan informasi yang benar dan jujur kepada pemegang saham dalam hal
ini pemegang saham minoritas, dalam rangka mentaati asas transparansi atau asas
keterbukaan informasi. Selain itu dari Pasal 102 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
dahulu sehingga transaksi tersebut dapat diketahui oleh berbagai pihak yang bersangkutan
dalam proses transaksi tersebut dan agar tidak adanya kerugian yang terjadi.
Dari penjelasan diatas PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk telah melanggar Prinsip
OECD prinsip 2, yaitu melanggar hak dasar pemegang saham, yaitu memperoleh informasi
yang relevan dan bersifat material, yang dalam hal ini pemberian utang tanpa pengembalian
yang tidak disampaikan dalam RUPS, dan juga melanggar prinsip OECD 3, “minority
shareholders should be protected from abusive actions by, or in the interest of, controlling
shareholders acting either directly or indirectly, and should have effective means of
kepentingan yang berpotensi abusive, yaitu transaksi yang dapat merugikan pemegang
Inbreng Aset PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk pada PT. Sumalindo Alam Lestari
adalah Transaksi Afiliasi dan Tidak Pernah Disampaikan oleh PT. Sumalindo Lestari
Direksi PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk melakukan tindakan inbreng terhadap aset
perseroan PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk berupa Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas
36.576 Ha, pada PT. Sumalindo Alam Lestari (anak perusahaan PT. SLJ) dengan besarnya
nilai transaksi sebesar Rp 229.765.000.000,00, dan ternyata PT. Sumalindo Lestari Jaya
Tbk merupakan pemegang saham mayoritas pada PT. Sumalindo Alam Lestari, yang
besarnya 99,98 %. Tindakan korporatif direksi PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk tersebut
merupakan transaksi afiliasi yang seharusnya diketahui oleh pemegang saham tanpa kecuali
pemegang saham minoritas, akan tetapi transaksi afiliasi tersebut tidak pernah
diberitahukan atau terbuka kepada pemegang saham minoritas, melalui surat tertulis
maupun pada waktu diselenggarakannya RUPS Tahunan ataupun RUPS-LB tahun 2008
atau 2009. Para pemegang saham minoritas baru mengetahui adanya transaksi afiliasi
Dari penjelasan diatas PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk seharusnya memberikan
informasi yang jujur dan benar kepada semua pemegang saham, baik minoritas maupun
mayoritas, karena menurut Putusan MA no. 3017 K/Pdt/2011 bahwa tindakan dan transaksi
afiliasi tersebut diatas, menimbulkan pertanyaan bagi pemegang saham minoritas yaitu
maupun RUPS-LB.
Dari penjelasan diatas PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk telah melanggar Prinsip
disclose how they manage material conflicts of interest that may affect the exercise of key
ownership rights regarding their investments”. Seharusnya PT. Sumalindo Lestari Jaya
Tbk mengungkapkan kepada pemegang saham, dalam hal ini pemegang saham minoritas
transaksi yang berkaitan perusahaan, apalagi yang bersifat material, dan juga melanggar
prinsip OECD 3, yaitu pelanggaran transaksi pihak yang berelasi menimbulkan benturan
kepentingan yang berpotensi abusive, dalam hal ini dapat merugikan pemegang saham,
dalam hal ini pemegang saham minoritas, dan prinsip OECD ke 3 “members of the board
and key executives should be required to disclose to the board whether they, directly,
indirectly or on behalf of third parties, have a material interest in any transaction or matter
directly affecting the corporation”, yaitu perusahaan diharuskan untuk memberikan
perusahaan secara langsung, dalam hal ini dilakukannya inbreng asset kepada anak
dan trasparansi.