Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP PERLAKUAN SETARA TERHADAP PEMEGANG SAHAM PADA

PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk

Untuk Memenuhi Tugas Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat

Dosen: Dian Kartika Rahajeng, S.E., M.Sc., Ph.D

Oleh:

Choirul Prasetya Aji 20/457504/EE/07457

Puspita Dewi 20/457519/EE/07472

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
A. OVERVIEW
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk didirikan pada tanggal 14 april 1980 (PT Sumalindo
Lestari Jaya Tbk 2019). Pada tahun 2013, perusahaan melakukan melakukan perubahan
akta untuk pergantian nama menjadi PT SLJ Global Tbk. Perusahaan ini merupakan
perusahaan yang bergerak di industri pengolahan kayu terpadu dan
pengembangan/eksploitasi hasil hutan alam. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan ticker SULI sehingga dapat disebut sebagai perusahaan publik.
Visi PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah menjadi perusahaan terbaik di
Indonesia yang bergerak dibidang pengolahan sumber daya alam, industri kehutanan
dan energi yang menerapkan kaidah-kaidah sustainable forest management (SFM)
dalam pengelolaan sumber daya hutan guna menjamin kelangsungan pasokan bahan
baku industri secara berkelanjutan. Misi PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk antara lain (PT
Sumalindo Lestari Jaya Tbk 2019):
a. Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis, kayu
lapis olahan, Medium Density Fiberboard (MDF) serta produk-produk turunan
lainnya yang berkaitan dengan industri perkayuan dan energi, serta memiliki
tanggung jawab sosial
b. Mengembangkan produk hasil hutan non kayu termasuk pengembangan di bidang
ketahanan pangan, pertambangan dan ekowisata yang berwawasan lingkungan
yang berorientasi pada aspek konservasi alam, sosial budaya, serta pendidikan, dan
pengembangan sumber daya lainnya
c. Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan yang
dikelola berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari
d. Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan
e. Mengoptimalkan nilai tambah produk melalui peningkatan nilai di setiap proses
tahapannya
Nilai yang dimiliki oleh PT SLJ Global Tbk dapat disingkat menjadi SPEED yang
terdiri dari 5 elemen yaitu superteam (membina hubungan dan kerja sama), proactive,
excellent (berusaha mencapai yang terbaik), educate, dan dynamic (responsif terhadap
perubahan).
Pemegang Saham
Pemengang saham PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk terdiri atas pihak-pihak yang
berkedudukan di manajemen, invesor institusi seperti PT SAS Global Jaya, bahkan
koperasi. Berikut ini struktur pemegang saham sesuai dengan Daftar Pemegang Saham
(DPS) per 31 Desember 2019 (PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 2019):
Status kepemilikan Jumlah Persentase
investor kepemilikan (%)
Investor lokal (institusi)
PT 34 14,59
Dana Pensiun 3 0,00
Koperasi 5 0,04
Investor lokal (individu)
Perorangan 2.244 57,38
Investor asing (institusi)
PT 39 25,50
Investor asing (individu)
Perseorangan 33 2,49
Total 2.358 100,00

Komposisi pemegang saham terbanyak adalah dari investor lokal terdiri dari Amir
Sunarko (25,69%), Deddy hartawan Jamin (6,76%), serta sisanya adalah masyarakat.
Sementara itu, pemegang saham institusi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu institusi
dalam negeri yaitu PT SAS Global Jaya yang memiliki kepemilikan saham PT SLJ
Global Tbk sebanyak 12,84% dan institusi luar negeri yaitu Carriedo limited (BVI)
yang menguasai 21,96% dari saham yang diterbitkan perusahaan. Pada hakikatnya, PT
SAS Global Jaya dimiliki oleh tiga orang yaitu Amir Sunarko (60%), Sienny
Murniawanti (39,99%) dan soeherman Tadjjuddin (0,01%). Hal ini menandakan terjadi
kepemilikan piramid dalam perusahaan ini karena secara langsung dan tidak langsung
melalui PT SAS Global Jaya, Amir Sunarko tetap menjadi pengendali di perusahaan ini.
Kapitalisasi pasar perusahaan untuk tahun 2019 mencapai Rp 199.345.840.100.

B. PEMBAHASAN
Hak pemegang saham:
 Menentukan/memberhentikan dewan komisaris atau direksi berdasarkan
kebijakan yang telah ditetapkan
 Memberikan pengesahan untuk kepeentingan perusahaan dalam jangka panjang
atau pendek sesuai dengan anggaran dasar
 Memberikan persetujuan dan pengesahan laporan tahunan serta mengawasi
dewan komisaris
 Memberikan target dan penilaian kinerja dewan direksi dan komisaris
 Menetapkan remunerasi dewan direksi dan komisaris
 Menetapkan eksternal auditor
 Mengambil keputusan melalui proses terbuka, adil dan dapat
dipertanggungjawabkan
 Menerapkan GCG sesuai wewenang dan tanggung jawabnya

Dari wewenang yang diberikan perusahaan terhadap pemegang saham dapat


disimpulkan bahwa perusahaan telah menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik
sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Coorporate
Governance.

Prinsip perlakuan setara terhadap pemegang saham.

Dalam penerapan prinsip kesetaraan terhadap pemegang saham, setiap keputusan yang
berada dalam RUPS dilakukan secara adil dan sesuai dengan porsi saham yang dimiliki.
Apabila terdapat tindakan yang akan dilakukan oleh direksi dan komisaris maka
masing-masing pemegang saham akan memberikan pendapat, persetujuan/pengesahan,
dan bertanggung jawab. Dalam penerapannya, ada kemungkinan terjadinya kecurangan
yang dilakukan oleh perusahaan apabila dewan direksi atau komisaris bekerja sama
dengan pemilik saham kendali. Tindakan kecurangan ini dapat menimbulkan kerugian
bagi pemegang saham minoritas dimana jumlah saham yang dimiliki dalam porsi kecil
dan tidak dapat mengantisipasi kecurangan yang mungkin terjadi antara pemegang
saham kendali dan dewan direksi/komisaris. Oleh karena itu dalam melindungi
pemegang saham non kendali dibuat peraturan yang digunakan untuk mengendalikan
tindakan yang dilakukan oleh pemegang saham kendali yang tidak dapat dicegah oleh
pemegang saham minoritas.

Dalam kasus PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk pada tahun 2011 dimana pemegang
saham minoritas merasa dirugikan akibat penurunan kinerja perusahaan yang dianggap
tidak sesuai dengan kapasitas perusahaan. Kecurigaan tersebut mengakibatkan
pemegang saham minoritas meminta untuk melakukan audit terhadap perusahaan
namun saran tersebut tidak dapat dilaksanakan akibat direksi dan komisaris
mendapatkan dukungan penuh dari pemegang saham kendali yang tidak memberikan
izin untuk melakukan proses audit perusahaan. Dalam kasus ini terdapat beberapa
peraturan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham minoritas
yaitu:

 Hak pemegang saham untuk melakukan tuntutan hukum kepada perusahaan


apabila merasa dirugikan oleh pemegang saham kendali dan manajemen
o UU PT Pasal 61 tentang hak pemegang saham mengajukan gugatan
terhadap perseroan apabila mengalami kerugian akibat perseroan yang
tidak adil
o UU PT Pasal 97 ayat 6 dimana pemegang saham minimal 10% dapat
mengajukan gugatan terhadap komisaris apabila menyebabkan kerugian
pada perseroan
o UU PT Pasal 114 ayat 6 yang merupakan perlindungan hak pemegang
saham apabila haknya dicederai oleh manajemen atau pemegang saham
pengendali
o UU PM Pasal 5 (n) menyatakan Bapepam LK dapat melakukan tindakan
yang diperlukan akibat pelanggaran dalam pasar modal
o UU PM Pasal 111 menyatakan bahwa pihak yang mengalami kerugian
dapat meminta ganti rugi terhadap pihak yang bertanggung jawab akibat
pelanggaran ketentuan di pasar modal
 Hak pemegang saham minoritas untuk meminta perusahaan membeli saham
yang dimilikinya
o UU PT Pasal 62 tentang hak pemegang saham kepada perusahaan untuk
membeli sahamnya di harga yang wajar apabila pemegang saham tidak
menyetujui tindakan perusahaan
 Hak pemegang saham untuk melakukan RUPS
o UU PT Pasal 79 ayat 2 dimana pemegang saham minimum mewakili
10% memungkinkan mengajukan RUPS
 Super majoriti votting rules
o UU PT Pasal 88 mengatur tentang ketentuan kourum RUPS yang tinggi
(2/3 total pemegang saham) dan ketentuan RUPS yang sah (minim 2/3
suara) untuk pengambilan keputusan perubahan anggaran dasar
o Peraturan Bapepam-LK (OJK) dimana sesuai dengan UU PT Pasal 88
dimana porsi menjadi ¾ dari keseluruhan
 Hak pemegang saham untuk mengajukan pemeriksaan terhadap perusahaan
o UU PT Pasal 138 dimana pemegang saham minimum mewakili 10%
memungkinkan mengajukan pemeriksaan terhadap perusahaan.

Dalam kasus PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk pemegang saham telah mengajukan
pemeriksaan terhadap perusahaan berdasarkan UU PT No. 40 tahun 2007. Apabila
menggunakan peraturan perundang-undangan maka pemegang saham minoritas dapat
mengajukan pemeriksaan dengan dasar UU PT Pasal 138 dengan syarat mewakili
minimum 10% dimana pemegang saham minoritas memenuhi syarat dengan
kepemilikan 13,78%. Pemegang saham minoritas sebenarnya telah mengajukan RUPS
dengan dasar UU PT Pasal 79 ayat 2, namun permintaan pemegang saham untuk
mengajukan proses audit terhadap perusahan tidak dapat dilakukan karena perusahaan
mendapatkan dukungan dari pemegang saham mayoritas.

Apabila proses audit terhadap perusahaan dapat dilakukan dan terbukti terdapat
kecurangan maka pemegang saham dapat melakukan tuntutan hukum kepada
perusahaan atau manajemen, pemegang saham juga dapat mengajukan gugatan agar
dapat membeli saham milik pemegang saham minoritas dengan harga wajar dengan
dasar UU PT Pasal 62.

C. DAFTAR PUSTAKA
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Laporan Tahunan. Annual Report, Jakarta: PT
Sumalindo Lestari Jaya Tbk, 2019.

Anda mungkin juga menyukai