Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No.

2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Tindakan Benturan Kepentingan Yang Dilakukan Oleh Direksi Perusahaan


Sebagai Bentuk Pelanggaran Prinsip Good Corporate Governance

Dhita Destria
Magister Ilmu Hukum, Universitas Indonesia
Email: dhitadestria94@gmail.com

Abstrak. seluruh prinsip Good Corporate Governance dapat menunjang terwujudnya Good
Corporate Governance dalam rangka mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh organ-organ perseroan. Tuntutan yang dihadapi perseroan terbatas
adalah mengenai transaksi yang dilakukan oleh organ-organnya, khususnya oleh direksi perseroan
terbatas dengan pihak lain yang mempunyai hubungan dekat dengan direksi perseroan terbatas
tersebut yang menimbulkan benturan kepentingan. Bahwa tindakan seperti self dealing, menerima
hadiah atau manfaat termasuk segala bentuk penyuapan dan kick-back fee, menjajakan pengaruh
(influence pedding), memanfaatkan aset perseroan untuk kepentingan pribadi (using employer’s
propety for private advantage) dan memanfaatkan informasi rahasia (using confidential
information) merupakan beberapa bentuk Benturan Kepentingan. Faktor-faktor yang menimbulkan
Benturan Kepentingan adalah faktor internal yaitu merupakan transaksi Benturan Kepentingan
dilakukan di dalam peseroan untuk kepentingan pribadi yang dilakukan oleh direksi, sedangkan
faktor eksternal merupakan transaksi Benturan Kepentingan dilakukan oleh direksi untuk
keuntungan pribadinya sendiri bukan untuk keuntungan perseroan, melainkan dilakukannya secara
diam-diam dan kolusi.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Benturan Kepentingan, Direksi.

Abstract. All principles of Good Corporate Governance can support the realization of
Good Corporate Governance in order to prevent abuse of power and illegal acts committed by the
organs of the company. Demands faced limited liability company is about transactions conducted
by the relevant organs, in particular by the board of directors of a limited liability company with
others having a close relationship with the board of directors of a limited liability company that
raises a conflict of interest. That actions such as self dealing, accepting gifts or benefits include all
forms of bribery and kick-back fee, peddling influence (influence pedding), utilizing company assets
for personal benefit (using employer's propety for private advantage) and take advantage of
confidential information (using confidential information) is some form of Conflict of Interest.
Factors that cause the Conflict of Interest is the internal factors are derived from transactions
Conflict of Interest is done inside the company may for personal benefit of its board of directors,
while external factors are transactions Conflict of Interest made by the board of directors to gain
own private not for profit company, but do it in silence and collusion.

Key Words: Good Corporate Governance, Conflict of Interest, Directors.

PENDAHULUAN tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan dan


Peran Direksi dalam suatu perusahaan kaidah yang berlaku, maka perusahaan
sangatlah penting terutama dalam mengurus tersebut akan menciptakan pengelolaan
jalannya perusahaan tersebut. Direksi yang perusahaan yang kurang baik.
menjalankan peran dan tugasnya dengan baik Suatu perusahaan dalam menjalankan
akan berpengaruh baik pula terhadap tujuan bisnisnya perlu menerapkan prinsip-prinsip
perusahaan, begitupula sebaliknya jika tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana
Direksi dalam menjalankan peran dan diatur dalam Peraturan Menteri Badan Usaha
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 147
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 harus melakukan kajian bisnis yang dilakukan
Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan oleh Direktur Pemasaran tetapi karena
yang Baik (Good Corporate Governance) Direktur Pemasaran belum ada, maka yang
Pada Badan Usaha Milik Negara. Direksi melakukan kajian bisnis dilakukan langsung
yang bertugas untuk menjalankan pengurusan oleh Direksi yang bersangkutan selaku
Perseroan diharapkan mampu untuk Direktur PT. Energy Management Indonesia
menjalankan tata kelola perusahaan sesuai (Persero). Oleh karena PT Gaung Bakti
ketentuan yang berlaku. Utama adalah perusahaan yang dijalankan
Sebagai pengurus Perseroan, Direksi oleh Isteri dari Direksi PT Energy
mempunyai peran yang sangat penting, selain Management Indonesia (Persero), hal tersebut
dengan peran yang penting tersebut, Direksi melanggar Pasal 23 Peraturan Menteri Badan
juga mempunyai kekuasaan dalam melakukan Usaha Milik Negara Nomor PER-
tindakan dan dengan kekuasaannya itu pasti 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata
ada kemungkinan tindakan yang dilakukan Kelola Perusahaan yang Baik (Good
oleh Direksi menyebabkan kerugian Corporate Governance) Pada Badan Usaha
Perseroan. Milik Negara yang berbunyi “Para anggota
Salah satu contoh yang merupakan Direksi dilarang melakukan tindakan yang
pelanggaran prinsip Good Corporate mempunyai benturan kepentingan, dan
Governance dalam bentuk tindakan benturan mengambil keuntungan pribadi baik secara
kepentingan adalah dalam kasus yang langsung maupun tidak langsung dari
dilakukan Direktur PT Energy Management pengambilan keputusan dan kegiatan BUMN
Indonesia (Persero) yakni perusahaan Badan yang bersangkutan selain penghasilan yang
Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana sah”.
telah diputus dengan Putusan Nomor Pengelolaan perusahaan yang baik saat
54/Pid.Sus-TPK/2018/PN.Jkt.Pst tanggal 21 ini merupakan suatu hal yang sudah menjadi
Nopember 2018 pada tingkat pertama, dan kewajiban bagi setiap manajemen dalam
diputus dengan Putusan Nomor 7/PID.SUS- menjalankan perusahaan yang dipimpinnya.
TPK/2019/PT.DKI pada tingkat banding, Salah satu organ perusahaan yang berperan
terjadi pelanggaran prinsip Good Corporate penting dalam menciptakan dan menjalankan
Governance, salah satu tindakan yang pengelolaan perusahaan yang baik adalah
dilakukan Direksi tersebut adalah melakukan Direksi perusahaan.
tindakan benturan kepentingan. Perusahaan Badan Usaha Milik
Direksi PT Energy Management Negara seharusnya menerapkan prinsip-
Indonesia (Persero) melakukan kerjasama prinsip GCG berdasarkan Peraturan Menteri
dengan PT Gaung Bakti Utama dalam Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/M-
kegiatan Earth Day 2015, dimana seharusnya MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
PT Energy Management Indonesia (Persero) Perusahaan yang Baik (Good Corporate
lah yang mengerjakan dan menerima Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara
pembayaran atas kegiatan Earth Day 2015 pada Pasal 2 yang memuat hal-hal sebagai
akan tetapi PT Energy Management Indonesia berikut:
(Persero) yang mengeluarkan sejumlah uang 1. BUMN wajib menerapakan GCG secara
dan digunakan oleh PT Gaung Bakti Utama konsisten dan berkelanjutan dengan
dan belakangan kegiatan Earth Day 2015 berpedoman pada Peraturan Menteri ini
dibatalkan dan tidak ada pertanggung- dengan tetap memperhatikan ketentuan,
jawaban dari PT Gaung Bakti Utama. dan norma yang berlaku serta anggaran
Sebelum dilakukannya kerjasama dimaksud, dasar BUMN.
PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2. Dalam rangka penerapan GCG
tidak melakukan kajian bisnis, dimana sebagaimana diamaksud pada ayat (1),
seharusnya sebelum kontrak ditandatangani, Direksi menyusun GCG manual yang
PT. Energy Management Indonesia (Persero) diantaranya dapat memuat board manual,
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 148
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Manajemen Risiko Manual, Sistem pihak yang telah memberikan kontribusi dan
Pengendalian Intern, Sistem Pengawasan sumber daya, baik berupa kapital,
Intern, mekanisme pelaporan atas dugaan menejemen, ketrampilan, keahlian, jasa,
penyimpangan pada BUMN yang produk, dan lain-lain. Atas dasar inilah
bersangkutan, Tata Kelola Teknologi perseroan hendaknya mengenali dengan baik
Informasi,dan Pedoman Perilaku Etika kontribusi dari masing-masing pemangku
(Code of Conduct). kepentingan, baik itu investor, karyawan,
3. Prinsip-prinsip GCG meliputi transparansi, kreditur, pemasok, pelanggan maupun
kemandirian, akuntabilitas,pertanggung regulator yang semunya disebut sebagai
jawaban, dan kewajiban. stakeholders.
Prinsip-prinsip tersebut diatas harus Pada suatu badan hukum seperti
dijalankan dengan baik oleh organ perusahaan perseroan terbatas melakukan aktivitas
terutama Direksi dalam menjalankan kegiatan usahanya dilakukan oleh organ.
pengurusan perusahaan. Organ perusahaan ini terdiri dari direksi,
Direksi menjalankan pengurusan komisaris dan pemegang saham. Prinsip-
Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan prinsip Good Corporate Governance yang
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseron, terdiri dari transparansi (transparency),
Direksi berwenang menjalankan kewajaran (fairness), akuntabilitas
kepengurusan sebagaimana dimaksud sesuai (accountability) dan responsibilitas
dengan kebijakan yang dipandang tepat dalam (responcibility) dapat dilaksanakan apabila
batas yang ditentukan oleh undang–undang. yang bertugas mengelola perusahaan, yakni
Perusahaan yang berkaitan dengan direksi dan komisaris sebagai organ
Badan Usaha Milik Negara dilakukan oleh perseroan, menjalankan tugas dan fungsinya
Direksi, Direksi bertanggung jawab penuh dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab
secara hukum atas pengurusan perusahaan untuk tujuan perseroan.
untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan Rumusan Masalah
serta mewakili perusahaan baik diluar Berdasarkan fakta yang telah
maupun diluar pengadilan. Dalam dipaparkan di atas, penulis merasa perlu untuk
melaksanakan tugasnya Anggota Direksi melakukan penulisan artikel ilmiah dengan
harus mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan judul Tindakan Benturan Kepentingan Yang
dan peraturan perundang-undangan serta Dilakukan oleh Direksi Perusahaan Sebagai
wajib melaksanakan kaidah Tata Kelola Bentuk Pelanggaran Prinsip Good Corporate
Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance. Dengan fokus pada rumusan
Governance yaitu Profesionalisme, efisiensi, permasalahan : bagaimana pentingnya
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
pertanggung jawaban serta kewajaran. Governance dalam perusahaan untuk
Direksi adalah pihak yang paling mencegah terjadinya tindakan benturan
penting memiliki peran penting, baik dalam kepentingan yang dilakukan oleh Direksi
mengatur perusahaan, mengelola, maupun Perusahaan?
untuk memajukannya, oleh sebab itu Direksi Tujuan dan Manfaat Penelitian
wajib diangkat oleh Rapat Umum Pemegang 1. Tujuan Penelitian
Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
Tujuan Perseroan Terbatas (PT) akan menganalisis dan memahami pentingnya
dapat dicapai, apabila organ perusahaan penerapan prinsip-prinsip Good
dalam mengelola perusahaannya Corporate Governance dalam perusahaan
melaksanakan Prinsip-Prinsip Tata Kelola untuk mencegah terjadinya tindakan
Perusahaan yang Baik (Good Corporate benturan kepentingan yang dilakukan oleh
Governance Principle). Kemampuan bersaing Direksi Perusahaan.
dan kesuksesan suatu korporasi merupakan 2. Manfaat Penelitian
hasil kerja sama yang terwujud dari berbagai
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 149
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis mengendalikan perusahaan untuk


dan praktis. Secara teoritis penelitian ini menciptakan nilai tambah (valueadded)
diharapkan memberikan kontribusi dalam untuk semua stakeholder. Konsep Good
perkembangan ilmu pengetahuan hukum, Corporate Governance (GCG) di
terutama bidang hukum ekonomi dan Indonesia dapat diartikan sebagai konsep
hukum perusahaan khususnya mengenai pengelolaan perusahaan yang baik. Ada
prinsip Good Corporate Governance. dua hal yang ditekankan dalam konsep
Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini. Pertama, pentingnya hak pemegang
ini dapat digunakan sebagai sumber kajian saham untuk memperoleh informasi
ilmu pengetahuan bagi masyarakat umum denganbenar (akurat) dan tepat pada
pada umumnya dan kepada akademisi waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan
pada khususnya. untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu,
HASIL PENELITIAN DAN dan transparan terhadap semua informasi
PEMBAHASAN kinerja perusahaan, kepemilikan, dan
1. Ketentuan Prinsip-Prinsip Good stakeholder.
Corporate Governance dalam Stakeholders merupakan setiap
Perusahaan pihak yang memiliki kepentingan dengan
Tujuan Perseroan Terbatas (PT) kinerja perusahaan. Secara teoritis,
akan dapat dicapai, apabila organ stakeholder dapat dibagi menjadi dua,
perusahaan dalam mengelola yaitu :
perusahaannya melaksanakan Prinsip- a. Primary stakeholder, yaitu para
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang pemegang saham, investor karyawan
Baik (Good Corporate Governance dan manajer, supplier, rekanan bisnis,
Principle). Kemampuan bersaing dan dan masyarakat;
kesuksesan suatu korporasi merupakan b. Secondary stakeholder, yaitu
hasil kerja sama yang terwujud dari pemerintah, institusi bisnis, kelompok
berbagai pihak yang telah memberikan sosial kemasyarakatan, akademisi, dan
kontribusi dan sumber daya, baik berupa pesaing.
kapital, menejemen, ketrampilan, Suatu sistem corporate governance
keahlian, jasa, produk, dan lain-lain. Atas yang efektif harus mampu memberikan
dasar inilah perseroan hendaknya insentif yang memadai bagi Komisaris
mengenali dengan baik kontribusi dari dan Direksi untuk mencapai tujuan
masing-masing pemangku kepentingan, perusahaan demi kepentingan perusahaan
baik itu investor, karyawan, kreditur, dan para pemegang sahamnya. Sistem ini
pemasok, pelanggan maupun regulator juga harus mampu memfasilitasi adanya
yang semunya disebut sebagai pengawasan yang efektif, sehingga
stakeholders. mendorong perusahaan untuk
Sebagai salah satu pilar utama menggunakan sumber daya perusahaan
dalam perseroan, tanpa adanya Direksi yang ada dengan lebih efisien.
suatu PT tidak akan dapat menjalankan a. Memaksimalkan nilai perseroan dan
kegiatannya, dapat diketahui bahwa nilai perseroan bagi pemegang saham
perseroan dianggap sekan-akan sebagai dengan cara meningkatkan prinsip
subjek hukum, di mana perseroan tidak keterbukaan, akuntabilitas, dapat
dapat berbuat apa-apa tanpa adanya dipercaya, bertanggung jawab, dan
bantuan anggota Direksi sebagai manusia adil agar perusahaan memiliki daya
pribadi yang bertindak mewakili PT. saing yang kuat;
Good Corporate Governance b. Mendorong pengelolaan perseroan
(GCG) secara definitive merupakan secara profesional, transparan, dan
sistem yang mengatur dalam efisien; dan
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 150
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

c. Mendorong agar pemegang saham, menyimpang dari cara-cara berusaha


anggota dewan komisaris dan anggota yang baik seperti yang diatur didalam
Direksi dalam membuat keputusan dan peraturan perundangan dan akta
menjalankan tindakan dilandasi nilai perseroan.
moral yang tinggi dan kepatuhan Prinsip-prinsip GCG yang lebih
terhadap peraturan perundang- umum yang ditemukan dalam Undang-
undangan serta bertanggung jawab Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
terhadap pihak-pihak lain yang Perseroan Terbatas, salah satunya yakni
berkepentingan. prinsip Kemandirian (independency) yang
Direksi adalah organ perseroan ditemukan pada:
yang diberikan kewenangan beradilan. a. Larangan kepemilikan saham silang
Direksi adalah satu organ yang (cross holding), baik secara langsung
melaksanakan fungsi pengurusan maupun tidak langsung dengan
perseroan dan bertanggung jawab untuk beberapa pengecualian; (Pasal 36 ayat
kepentingan dan tujuan perseroan. (1) UU PT).
Selanjutnya menurut Pasal 97 ayat (3) b. Larangan bagi anggota Direksi, Dewan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Komisaris dan karyawan perseroan
tentang Perseroan Terbatas, anggota untuk menjadi kuasa pemegang saham
direksi harus bertanggung jawab atas dalam RUPS terkait pemungutan
kerugian perseroan yang timbul akibat suara; (Pasal 85 ayat (4) UU PT).
kesalahan atau kelalaiannya dalam c. Larangan adanya benturan
menjalankan tugas pengurusan. Dalam kepentingan dalam melakukan
kaitan dengan tanggung jawab direksi ini, tindakan pengurusan perseroan dan
Dunfee et al., dengan tegas mengatakan sanksi apabila ternyata menimbulkan
bahwa: kerugian, serta larangan bagi Direksi
“Corporate officials clearly do yang mempunyai benturan
have a responsibility to follow both kepentingan untuk mewakili
general laws and the specifics statutes perseroan; (Pasal 97 ayat (5) huruf c
under which their corporation was dan 99 ayat (1) huruf b UU PT).
formed and operates. Thus, if, with or d. Kewajiban setiap anggota direksi
without guilty intent, the involve the untuk melaporkan pemilikan saham
corporation in an illegal act or one miliknya dan keluarganya untuk
which is ultra vires—they may be held menghindari benturan kepentingan
personally liable for any damage that dengan konsekuensi
result.” pertanggungjawaban pribadi jika tidak
Penyalahgunaan perseroan, posisi dipatuhi. (Pasal 101 ayat (1) UU PT).
direksi dan komisaris perseroan, Kepengurusan pada perseroan
pemegang saham mayoritas, terjadinya dijalankan oleh direksi (pasal 92-107 UU
kolusi dan benturan kepentingan (conflict No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
of interest) serta korupsi adalah hal-hal Terbatas), rincian dari lingkup kerja dan
yang banyak terjadi pada tubuh tanggung jawab direksi ini diatur secara
perseroan. Tidak dapat diingkari bahwa lebih spesifik di dalam akta perseroan,
semua persoalan tersebut antara lain sehingga praktis sebetulnya direksi tidak
disebabkan oleh tidak dihormatinya dapat menyimpang dari semua prinsip-
prinsip-prinsip good corporate prinsip hukum yang mendasari
governance. Hasil pengamatan ini terjadinya good corporate governance.
bukanlah suatu penyederhanaan soal Pelaksanaan corporate governance di
yang berlebihan, tetapi korupsi, kolusi, Indonesia tergolong masih sangat rendah,
nepotisme, benturan kepentingan, dan hal ini terutama disebabkan oleh
sebagainya adalah hal-hal yang kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 151
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

di Indonesia belum sepenuhnya memiliki Anggota Direksi wajib menghindari


corporate culture sebagai inti dari terjadinya “benturan kepentingan”
corporate governance. Pemahaman (conflict of interest) dalam melaksanakan
tersebut membuka wawasan bahwa pengurusan perseroan. Setiap tindakan
korporat belum dikelola dengan benar pengurusan yang mengandung benturan
dan belum menjalankan governasi. kepentingan, dikategori sebagai tindakan
Kemudian etika menjadi penting dalam iktikad buruk (bad faith). Sebab tidankan
sebuah tata kelola perusahaan. Melalui yang demikian melanggar kewajiban
internalisasi etika pada praktik tata kelola kepercayaan (breach of his fiduciary
perusahaan diharapkan dapat tercipta duty) dan kewajiban menaati peraturan
budaya organisasi mengedepankan perundang-undangan.
transparansi, akuntabilitas, Seorang Direktur perseroan
responsibilitas, independensi, dikatakan telah mempunyai Benturan
dankeadilan. Jadi bila etika tidak Kepentingan, jika terjadi hal-hal sebagai
dijalankan maka yang terjadi adalah berikut :
persaingan yang tidak sehat, 1. Berperkara di pengadilan mewakili
ketidakadilan, munculnya moral hazard, perseroan, tetapi pihak lawan ada
penyuapan dan perilaku menyimpang hubungannya dengan Direktur.
lainnya. 2. Seorang Direktur tidak boleh
mengambil keuntungan-keuntungan
2. Tindakan Benturan Kepentingan yang tersembunyi atau terselubung dari
Dilakukan oleh Direksi Perusahaan suatu transaksi perseroan (Corporate
Sebagai salah satunya organ Opportunity).
perseroan yang diberikan hak dan 3. Terjadinya transaksi untuk pribadi
wewenang untuk bertindak untuk dan atas (Self Dealing).
nama perseroan, maka direksi berhak dan 4. Seorang Direktur dalam menjalankan
berkewajiban menjalankan perseroan tugasnya di Perseroan tidaklah boleh
termasuk pengelolaan harta kekayaan melakukan Benturan Kepentingan,
perseroan. Sebagai orang kepercayan sebab, jika terjadi tindakan Direktur
yang diangkat oleh RUPS untuk disangsikan tidak objektif lagi dan
kepentingan para pemegang saham secara tidak melaksanakan kepentingan
keseluruhan, Direksi diharapkan dapat Perseroan. Karena itu, jika seseorang
bertindak adil dalam memberikan melakukan transaksi yang
manfaat yang optimum bagi pemegang mengandung Benturan Kepentingan
saham perseroan. Sebagai trustee bagi dikatakan bahwa Direktur tersebut
perseroan maka selayaknya jika direksi telah melanggar prinsip fiduciary
dalam melakukan tindakan atau duties yang berlaku kepadanya.
perbuatan yang mengatasnamakan Undang-undang PT menentukan
kepentingan perseroan harus dilakukan bahwa anggota Direksi tidak berwenang
secara benar dan tidak memihak untuk mewakili perseroan apabila :
kepentingan manapun juga. Oleh sebab 1. Terjadi perkara di depan pengadilan
itu, direksi tidak boleh mempergunakan antara perseroan dengan anggota
kepercayaan itu untuk dipergunakan Direksi bersangkutan; atau
dalam kapasitasnya untuk merugikan 2. Anggota Direksi yang bersangkutan
kepentingan satu atau lebih pemegang mempunyai kepentingan yang
saham tertentu dalam perseroan meskipun bertentangan dengan kepentingan
tindakan yang dilakukannya tersebut baik perseroan.
bagi perseroan menurut Di dalam anggaran dasar ditetapkan
pertimbangannya. yang berhak mewakili perseroan apabila
terdapat benturan kepentingan dari
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 152
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

anggota Direksi, akan tetapi dalam kesetaraan, persetujuan pemegang


anggaran dasar tidak menetapkan hal saham independen yang mewakili
tersebut, maka RUPS dapat mengangkat lebih dari 50% saham yang ada
1 (satu) orang pemegang saham atau merupakan keharusan.
lebih untuk mewakili perseroan, di Faktor-faktor yang timbul dari
samping itu Komisaris juga diangkat benturan kepentingan yang dilakukan
untuk melaksanakan tugas tersebut, Direktur secara langsung maupun tidak
karena Komisaris pun dapat ditunjuk oleh langsung, sebagai berikut :
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) a. Faktor Internal.
atau anggaran dasar untuk menjalankan Transaksi benturan kepentingan
tugastugas tertentu dari perseroan. dilakukan di dalam peseroan untuk
Pada umumnya pemegang saham kepentingan perseroan yang dilakukan
independen adalah pemegang saham oleh Direktur, dimana transaksi benturan
publik atau pemegang saham minoritas kepentingan tertentu tetap dapat
yang harus mendapatkan perlindungan dilakukan dan sah bila mengikuti
hukum, dan Peraturan Bapepam Nomor Peraturan IX.E.1 angka 2 yaitu : “harus
IX.E.1. merupakan penghormatan hak terlebih dahulu mendapat persetujuan
dan perlindungan kepentingan pemegang oleh pemegang saham independen”.
saham minoritas. Ketentuan mengenai Peraturan Nomor IX.E.1 angka 9 dan 10
transaksi benturan kepentingan tertentu mensyaratkan bahwa RUPS untuk
menunjukkan bahwa peraturan UUPT transaksi yang benturan kepentingan
menjunjung hak dan perlindungan dapat dilakukan sampai 3 (tiga) kali,
pemegang saham suatu perseroan sebagai berikut :
berdasarkan asas kesetaraan. Setiap 1. RUPS Pertama : a. Harus dihadiri
pemegang saham secara hukum pemegang saham independen yang
dinyatakan berhak untuk ikut menentukan mewakili lebih dari 50% saham yang
kebijakan perseroan berkaitan dengan dimiliki oleh pemegang saham
pengambilan keputusan dalam RUPS independen. b. Harus disetujui oleh
yang teramat penting dan membawa bagi pemegang saham independen yang
kepentingan pemegang saham. mewakili lebih dari 50 % saham
Secara prinsip Peraturan Bapepam pemegang saham indepeden.
Nomor IX.E.1. ini bertujuan, sebagai 2. Dalam hal RUPS pertama tidak
berikut : tercapai korum, maka RUPS kedua
1. Melindungi kepentingan pemegang harus segera dilakukan, adalah : a.
saham independen yang umumnya Dihadiri oleh pemegang saham
merupakan pemegang saham minoritas independen yang mewakili oleh saham
dari perbuatan yang melampaui yang dimiliki oleh pemegang saham
kewenangan Direksi dan Komisaris independen. b. Disetujui oleh
serta pemegang saham utama dalam pemegang saham independen yang
melakukan transaksi benturan mewakili lebih dari 50% saham yang
kepentingan tertentu. dimiliki oleh pemegang saham
2. Mengurangi kemungkinan independen. c. Pemberian suara dapat
penyalahgunaan kekuasaan oleh dilakukan langsung oleh pemegang
Direksi, Komisaris atau pemegang saham atau kuasanya.
saham untuk melakukan transaksi 3. Dalam hal korum RUPS kedua tidak
yang mengandung benturan tercapai, maka RUPS ketiga harus
kepentingan tertentu. dilakukan, RUPS, adalah: a.
3. Melaksanakan prinsip kerterbukaan Mendapatkan persetujuan dari
dan penghormatan terhadap hak Bapepam. b. Telah diumumkan kepada
pemegang saham berdasarkan asas masyarakat. c. Disetujui pemegang
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 153
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

saham independen yang mewakili c) Transaksi antara perseroan dengan


lebih dari 50% saham yang dimiliki perseroan yang lain dalam
oleh pemegang saham independen perusahaan mana pihak mempunyai
yang hadir. kepentingan finansial tertentu yang
Jika dalam RUPS yang ketiga tidak dilakukan oleh Direktur secara
juga mendapat persetujuan pemegang pribadi.
saham independen, maka transaksi tidak d) Transaksi antara perusahaan induk
boleh diajukan kembali dalam jangka (holding) dengan anak perusahaan.
waktu 12 bulan sejak tanggal penolakan. e) Transaksi orang dalam (Insider
Setiap rencana transaksi yang Trading) di dalam perseroan yang
mengandung benturan kepentingan, harus dilakukan oleh Direktur secara
diungkapkan terlebih dahulu, karena tidak langsung.
informasi itu merupakan panduan penting
bagi pemegang saham atau investor, KESIMPULAN
untuk mengambil keputusan. Semua Adanya transaksi benturan
transaksi yang tersebut harus kepentingan yang dilakukan oleh Direksi
diungkapkan dua hari hari setelah perusahaan akan menimbulkan kerugian bagi
transaksi dilakukan. perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya
b. Faktor Eksternal. dalam pengurusan perusahaan, Direksi harus
Transaksi benturan kepentingan selalu berdasarkan itikad baik dalam
dilakukan oleh Direktur untuk melakukan suatu tindakan atau keputusan.
keuntungan pribadinya sendiri bukan Seluruh prinsip Good Corporate
untuk keuntungan perseroan, melainkan Governance dapat menunjang terwujudnya
dilakukannya secara diam-diam, dimana Good Corporate Governance dalam rangka
perbuatan yang tidak dilandasi itikad baik mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan
oleh Direktur tadi, seperti contoh : mencegah perbuatan melawan hukum yang
1. Tindakan anggota Direktur yang dilakukan oleh organ perusahaan seperti
mengakibatkan perseroan membeli Direksi. Tujuan penerapan prinsip Good
barang atau tanah dan bangunan dari Corporate Governance adalah untuk
pihak lain dengan harga yang lebih menciptakan tata kelola perusahaan yang
tinggi dari harga yang wajar, atau baik, sehingga organ perusahaan terutama
menjual harta kekayaan perseroan Direksi dapat menjalankan tugas dan
kepada pihak lain dengan harga yang tanggungjawabnya sesuai dengan kaidah yang
jauh lebih rendah dari harga yang berlaku.
wajarnya, sehingga Direktur tadi
memperoleh keuntungan pribadi dari DAFTAR PUSTAKA
transaksi tersebut, maka hal itu Dunfee, Thomas W. et al.. Business and Its
merupakan salah satu perbuatan yang Legal Environment, 3rd. Ed. New
tidak dilandasi dengan itikad baik. Jersey: Presentice. 1992.
2. Transaksi self dealing yang tidak Fuady, Munir. Doktrin-Doktrin Dalam
langsung dan keuntungannya untuk Corporate Law Dan Eksistensinya
kepentingan Direktur sendiri yang Dalam Hukum Indonesia. Bandung:
semua dilakukan dengan diam-diam Citra Aditya Bakti. 2002.
dan berkolusi misalnya: Gregory, Holly J. and Marsha E.Simms. The
a) Transaksi antara anggota famili dan Article Publishing Of Corporate
teman-temannya dari Direksi Governance, OECD By The The
dengan perseroan. Business Sector Advisiory Group
b) Transaksi antara 2 (dua) perseroan On Corporate Governance.
dengan Direktur yang sama. Hamdani. Good Corporate Governance :
Tinjauan Etika dalam Praktik
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 154
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. 2 Maret 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)

Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Nasarudin, Irsan dan Indra Surya. Aspek
Media. 2016. Hukum Pasar Modal Indonesia.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/ho Jakarta: Kencana. 2004.
l2593/menuju-igood-corporate- Saliman, R. Hukum Bisnis Perusahaan Teori
governancei-i?page=3, Todung Dan Contoh Kasus. Jakarta: PT
Mulya Lubis, Menuju Good Kencana. 2005.
Corporate Governance (I), Artikel, Sembiring, Sentosa. Hukum Perusahaan
Hukumonline, di akses pada Tentang Perseroan Terbatas.
tanggal 15 Oktober 2020. Bandung: Nuansa Aulia. 2007.
Indonesia. Keputusan Ketua Badan Pengawas Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana.
Pasar Modal Nomor Penerapan Good Corporate
KEP32/PM/2000 Tentang Governance: Mengesampingkan
Perubahan Peraturan Nomor IX.E.1 Hak-Hak Istimewa Demi
tentang Benturan Kepentingan Kelangsungan Usaha. Jakarta:
Transaksi Tertentu. Kencana. 2006.
Indonesia. Peraturan Menteri Negara Badan Susilo, Leo J. dan Karlen Simarmata. Good
Usaha Milik Negara Nomor PER- Corporate Governance, Tanggung
01/MBU/2011 tentang Penerapan Jawab Direksi dan Komisaris
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Dalam Melaksanakannya.
Good Corporate Governance. Bandung: Hikayat Dunia. 2007.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun Tumbuan, Fred B. G. Presentation on Organs
2003 tentang Badan Usaha Milik of the Perseroan Terbatas
Negara. According to Law No. 40 Year
Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, makalah pada Seminar Sehari
2007 tentang Perseroan Terbatas. “Aspek-aspek Penting Undang-
Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun Undang No. 40/2007 tentang
1995 tentang Pasar Modal. Perseroan Terbatas”,
Kaihatu, Thomas S. Good Corporate Diselenggarakan oleh Peradi
Governance dan Penerpannya di (Perhimpunan Advocat Indonesia).
Indonesia Jurnal Manajemen dan Jakarta. 2007.
Kewirausahaan, Vol. 8, No. 1, Vanderloo, Jeremy Charles. Encouraging
Maret 2006. 2006. Corporate Governance for the
Lipton, Philip dan Abraham Herzberg. Closely Held Business. Mississippi
Understanding Law Book. Sydney: College Law Review, Volume 24,
Lawbook Co. 2004. Fall 2004.
Woon, Walter. Company Law. Hongman: Fith
Reprint. 1994.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 155

Anda mungkin juga menyukai