Anda di halaman 1dari 21

Oleh Kelompok 5

ANGGOTA KELOMPOK 5 :

• Kadek Ari Dyah Wilatini (1515351008)


• Ni Made Prema Laksmi Wijaksana (1515351030)
• I Gusti Ayu Dwi Suryaningsih (1515351055)
• Ni Putu Desy Fajarini (1515351184)
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Hak Pemegang Saham


Pemegang saham mempunyai hak-hak dasar. Untuk perusahaan publik di kebanyakan
negara (termasuk negara anggota OECD) hak dasar tersebut dimuat dalam undang-undang
tentang perseroan dan ketentuan yang dikeluarkan badan pengawas pasar modal
setempat sehingga wajib dipatuhi perusahaan dan semua pemegang sahamnya.

Adapun Hak-hak dasar pemegang saham dapat dikelompokkan menjadi dua


golongan, yaitu :

Hak untuk ikut


Kepemilikkan
memutuskan hal – hal
Perusahaan
penting
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Hak – Hak Dasar Pemegang Saham

Kepemilikkan Perusahaan
• Mendapat jaminan saham mereka didaftarkan di lembaga pemerintah yang berwenang
(di Indonesia lembaga pemerintah itu adalah Departemen Kehakiman)
• Hak memindah tangankan saham perusahaan yang ikut mereka miliki
• Memperoleh laporan tentang kondisi dan perkembangan usaha dan keuangan
perusahaan secara regular, akurat, diungkapkan secara transparan dan tepat waktu
• Menghadiri rapat umum pemegang saham dan secara prorata ikut melakukan
pemungutan suara (voting)
• Secara prorata mendapat pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen,
dan
• Ikut memilih dan mengganti anggota Dewan Komisaris (Board of Directors) dan Direksi.
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Hak – Hak Dasar Pemegang Saham

Hak untuk ikut memutuskan hal – hal penting

• Perubahan isi dokumen penting seperti akta pendirian, anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga perusahaan
• Perubahan hak para pemegang saham, Merjer dan akuisisi, dan
• Penjualan atau pembelian harta tetap perusahaan yang tinggi nilainya.
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Prinsip Perlindungan Terhadap Hak Pemegang Saham

Salah satu prinsip CG yang disusun OECD adalah perlindungan terhadap hak pemegang saham.
Prinsip ini menjelaskan bahwa kerangka corporate governance harus melindungi dan memfasilitasi
pelaksanaan hak-hak pemegang saham.

Terdapat enam prinsip GCG yang dianggap ideal yang harus tercakup dalam setiap
penerapan corporate governance.

Perlindungan terhadap
Peranan pemegang
hak – hak pemegang Persamaan perlakuan
saham
saham

RUPS yang transparan, Akuntabilitas dewan Peranan Investor


wajar, dan akuntabel komisaris Institusi

Peran Akuntan
Profesional
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Perlindungan Hukum

Perlindungan dari Perlindungan dari


Perundang – undangan penerapan GCG

Perlindungan hukum
pemegang saham
minoritas
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Perlindungan Hukum

Perlindungan dari Perundang – undangan


• Secara mendasar bahwa sejak awal perusahaan akan melakukan aktivitas di
pasar modal, sudah disiapkan seperangkat peraturan yang maksudnya sebagai
rangkaian tindakan preventif, agar emiten adalah emiten yang benar-benar
dapat dipertanggungjawabkan dengan itikad baik akan membagi power dan
intensisnya kepada masyarakat.

• Perlindungan terhadap pemegang saham dimuat dalam ketentuan perundang-


undangan dalam pasar modal, seperti UU pasar modal dan perlindungan terhadap
pemegang saham yang dilakukan Bapepam dapat dilihat dari UU Pasar Modal Pasal 82
ayat (2) Peraturan No. IX.E.1.

Bapepam
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Perlindungan Hukum

Perlindungan dari penerapan GCG

Penerapan GCG dalam pengelolaan perusahaan dapat memberikan perlindungan


terhadap pemegang saham karena dalam GCG terdapat prinsip-prinsip yang
dapat melindungi kepentingan perusahaan, pemegang saham, manajemen, dan
investor serta pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan.
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK PEMEGANG SAHAM

Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum pemegang saham minoritas

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) telah


mengatur hak-hak pemegang saham minoritas. Bentuk-bentuk hak pemegang
saham minoritas tersebut adalah sebagai berikut:

• Personal Right (hak perseorangan)


• Appraisal Right
• Pre-Emptive Right
• Derivative Right
• Enquete Recht (Hak Enquete)
RINGKASAN KASUS

Perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang


menyediakan perlengkapan pakaian, aksesoris, produk –
produk kecantikan dan rumah tangga dengan harga
terjangkau

Pasar Baru, Jakarta 24 Oktober 1958

131 toko di 62 kota dengsn 50.000


1972 orang tim
Dan 1200 pemasok lokal
RINGKASAN KASUS

• Berubah nama
2009 menjadi MDS

• Asia Color
Company Limited
2010 menjadi pemegang
saham mayoritas 90.76% dibeli
Matahari dari PT.
1.85 % oleh Matahari
Publik Putra Prima
Tbk
Saham ditawarkan kepada publik oleh
Asia Color Company Limited dan PT
Multipolar. Meningkatkan kepemilikan 7.24% diberli dari
public dari 1.85 % menjadi 47.35 % (28 PT. Pasific Asia
Holding
Maret 2013)
RINGKASAN KASUS

Berdiri sejak 1958, merupakan anak perusahaan dari perusahaan Grup Lippo. Tahun
1972 menjadi perintis Department Store pertama di Indonesia.

1992 IPO di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya

(26 Maret 2010)


Setelah saham salah satu anak perusahannya
43.21 % 50,01 %
PT.
yakni MDS terjual resmi kepada CVC, tidak
Saham Multipolar terdapat perubahan signifikan terhadap
minoritas Tbk struktur kepemilikkan

Hal tersebut menunjukkan bahwa transaksi


saham tidak memberikan dampak bagi
Struktur Kepemilikkan Saham MPP kepemilikkan MPP.
RINGKASAN KASUS

Joint Venture
MPP (20%) + CVC (80 %) = MAC

MAC akan mengakuisisi 90.7 % saham MDS dari


2010 MPP + 7.24% dari PT. Pasific Asia Holding Ltd =
98.15% Indikasi insider
trading dan
praktik
MPP berniat menggelar RUPS dengan agenda
korporasi
persetujuan penjualan saham

MAC mengalokasikan Rp 7.16 triliun untuk


membeli saham MPP di MDS dan berencana
membeli saham Pacific Asia Holding Ltd sebesar
7.24 % sehingga total kepemilikkan menjadi 80%
RINGKASAN KASUS

Insider Trading

• Aktivitas perdagangan saham ataupun sekuritas oleh


individu yang mempunyai akses tentang informasi non
publik dari perusahaan tersebut sehingga bias
mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar.

Praktek korporasi “penggorengan saham”

• Praktek ini guna menaikkan harga saham MDS dan


lonjakkan harga terjadi dari akhir 2009 sampai Februari
2010, sejak desas desus penjualan saham MDS ke
MAC.
RINGKASAN KASUS

Permasalahan lainnya

Unsur leverage buyout


Pembelian saham dengan menggunakan dana pinjaman
Mengenai sumber dana tunai untuk membeli MDS yang sebesar Rp 3.25
triliun. Setelah dilakukan penelusuran, dana sebesar itu berasal dari
pinjaman pada Bank CIMB Niaga dan Standard Chartered
KAITAN KASUS DENGAN PRINSIP GCG

TRANPARANSI

• Transparasi artinya menyediakan informasi yang


material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
• Ditinjau dari prinsip ini, kasus PT. Matahari Putra
Prima ini seharusnya tidak diperkenankan melakukan
insider trading.
• Tindakan insider trading adalah aktifitas
perdagangan saham ataupun sekuritas tertentu oleh
individu yang mempunyai tentang informasi non
public dari perusahaan tersebut.
KAITAN KASUS DENGAN PRINSIP GCG

TRANPARANSI

• “pengorengan saham” adalah suatu tindakan spekulasi dengan


melempar itu ke khalayak umum yang berkaitan dengan aksi
korporasi perusahaan yang dapat mengakibatkan naik atau turunnya
harga saham perusahaan sehingga spekulasi akan menumpuk saham
dan akan menjuaknya ketika harga tersebut sudah ada di harga yang
perusahaan inginkan.
• PT. Matahari Putra Prima Tbk telah membuat desas desus yang tidak
sepenuhnnya benar atau tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya
terjadi bahwa MAC jugs merupakan perusahaan joint venture nya.
• Dalam kasus ini PT. Matahari Putra Prima juga telah melakukan sales
purchase agreement pada januari tahun 2010 kepada CVC tetapi
melakukan RUPS pada tanggal 5 maret 2010. Hal ini merupakan
pelanggaran prinsip transparansi karena tidak adanya keterbukaan
dalam kegiataan perusahaan yaitu sales purchase agreement.
KAITAN KASUS DENGAN PRINSIP GCG

FAIRNESS (KEWAJARAN DAN KESETARAAN)

• Berdasarkan prinsip kewajaran dan kesetaraan


perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan atas asas kewajaran
dan kesetaraan.
• Berdasarkan uraian kasus diatas salah satu indikasi
pelanggaran yang terjadi adalah adanya perlakuan
yang tidak setara untuk setiap pemegang saham PT.
Matahari Putra Prima Tbk, pemegang saham mayoritas
dirasa yang paling diuntungkan dalam penjualan
tersebut terutama PT. Multipolar Tbk yang memegang
saham tertentu (50,01%) MPP.
PENYELESAIAN KASUS

Kabar rencana penjualan 90,7% saham yang PT. Matahari Department Store yang
dimiliki PT. Matahari Putra Prima kepada PT. Meadow Indonesia, banyak menuai
protes dikalangan masyarakat terkait dengan berbagai kecurangan dan manipulasi
yang di duga dilakukan oleh MPP seperti insider trading dan juga “penggorengan
saham” guna menaikan harga saham Matahari Department Store.

Penyelidikan oleh Bapepam-LK

Penjelasan rinci Penjelasan Menunda RUPS Bapepam


atas transaksi mengenai utang & dan melakukan kesulitan,bukti
triliunan penggunaan dana Public Expose materiil kurang

RUPS 26 Maret
2010

Anda mungkin juga menyukai