Kalkulus Persaman PDF
Kalkulus Persaman PDF
id
AKAR PERSAMAAN
Roots of Equations
Akar Persamaan
2 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Acuan
q Chapra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Methods for Engineers,
2nd Ed., McGraw-Hill Book Co., New York.
n Chapter 4 dan 5, hlm. 117-170.
Persamaan Aljabar vs Transendental
3 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
fn (x ) = a0 + a1x + ... + a n x n
q koefisien ai adalah konstanta
Persamaan Aljabar vs Transendental
4 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
f (x ) = e − x − x
f (x ) = sin x
f (x ) = ln x2 − 1
Akar Persamaan
5 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Contoh
q Ingin diketahui kedalaman aliran
(h) pada saluran bertampang
persegi pada suatu debit h A
tertentu (Q)
q Persamaan
b
Q = AV
A: luas tampang aliran = b h
A = bh R: radius hidraulik = A/P
1 P: keliling tampang aliran = b+2h
V = Rh 2 3 S o 1 2 n: koefisien kekasaran saluran Manning
n
So: kemiringan memanjang saluran
Akar Persamaan
6 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Penyelesaian
q variabel yang sudah diketahui
diubah menjadi konstanta (Q, n,
Se) h A
q A, R, dan V dituliskan sebagai
fungsi h dan konstanta
b
q sehingga persamaan dalam h
saja A: luas tampang aliran = b h
R: radius hidraulik = A/P
P: keliling tampang aliran = b+2h
n: koefisien kekasaran saluran Manning
Se: kemiringan garis energi
Akar Persamaan
7 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Prosedur
23
q Suku-suku persamaan dikelompokkan 1 (b h ) 12
Q = bh S o
sehingga sedapat mungkin konstanta n (b + 2h )2 3
dipisahkan dari variabel 12
S
Q= o
(b h )5 3
q Jika Q = 50 m3/s, b = 20 m, n = 0.03, dan
So = 0.001
n (b + 2h )2 3
53
q Persamaan diselesaikan untuk mendapatkan Qn
=
(b h)
12
kedalaman aliran h So (b + 2h )2 3
53
q Bagaimanakah caranya? (20 h )
47.434 =
(20 + 2h )2 3
Akar Persamaan
8 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Prosedur
q Bentuk persamaan diubah menjadi 53
h = f(h) 47.434 =
(20 h )
q Dicoba nilai h awal untuk dimasukkan ke (20 + 2h )2 3
dalam fungsi tsb.
(20 h )5 3 = 47.434 (20 + 2h )2 3
q Nilai h yang diperoleh dimasukkan ke dalam
1
fungsi lagi h=
20
[
47.434 (20 + 2h )
23
]
35
35
1 ⎡ Q n 2 3 ⎤
iterasi (i) hi hi+1 ∆h
h = ⎢ 1 2 (20 + 2h ) ⎥
b ⎣ So ⎦
0 2 1.805965 -0.19404
q Iterasi dilakukan 1 1.805965 1.794227 -0.01174
dengan nilai awal
2 1.794227 1.793513 -0.00071
h0 = 2 m
3 1.793513 1.79347 -4.3E-05
q Metode ini belum
tentu berhasil 4 1.79347 1.793467 -2.6E-06
menemukan akar 5 1.793467 1.793467 -1.6E-07
persamaan
Metode Bisection
12 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Prosedur
q Persamaan dibentuk menyadi f(h) = 0
q Dicoba dua h awal (h0 dan h1) yang memberikan (20 h )
53
q PR b
q Ulangi hitungan metode bisection A: luas tampang aliran = b h
pada kasus mencari kedalaman R: radius hidraulik = A/P
aliran di saluran tsb dengan P: keliling tampang aliran = b+2h
memakai metode bisection yang n: koefisien kekasaran saluran Manning
diperbaiki So: kemiringan memanjang saluran
Metode Newton-Raphson
17 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
f(h)
q Jika hi adalah h awal, maka
q perpanjang garis singgung pada kurva f(h )
i
melalui titik [hi,f(hi)]
q titik potong garis singgu tsb dengan gradien = f'(hi)
absis merupakan nilai hi+1 sebagai f (hi )
pendekatan akar persamaan yang lebih f ʹ′(hi ) =
hi − hi +1
baik daripada hi
q Kemungkinan ditemui f(h) tidak dapat H
di-diferensial-kan hi+1 hi
f (h )
hi +1 = hi − i
f ʹ′(hi )
Metode Newton-Raphson
18 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Prosedur
q Persamaan dibentuk menjadi f(h) = 0
q Dicari diferensial f(h), yaitu f'(h) (20 h )5 3 − 47.434 = 0
23
q Dicoba hi ($
20 + 2h )
!!!#!!!"
q Dicari hi+1 dengan persamaan: f ⎛⎜⎝ h ⎞⎟⎠
23 53
hi+1 = hi – f(hi)/f'(hi) 5
f ʹ′(h ) = (20 )
(20 h ) − 2 (2) (20 h )
3 (20 + 2h )2 3 3 (20 + 2h )5 3
q Hitungan dihentikan jika perubahan h kecil
atau tidak berarti
q Hitungan mungkin divergen
Metode Newton-Raphson
19 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
f(h)
q Kelemahan Metode Newton-Raphson
q Kemungkinan f'(h) tidak ada atau sulit f(hi)
diperoleh
gradien = f'(hi)
q Metode secant
q Gradien, f'(h), dihitung dengan f(hi
−1)
pendekatan, yaitu kemiringan garis
yang menghubungkan dua titik
H
f (hi −1 ) − f (hi ) hi − 1 − hi hi−1 hi
f ʹ′(hi ) = hi +1 = hi − f (hi )
hi −1 − hi f (hi −1 ) − f (hi )
Diperlukan 2 buah h awal
Metode Secant
21 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Latihan 1:
q Cari kedalaman air pada aliran di dalam saluran trapesium dengan kemiringan
talud 1:1, lebar dasar saluran b = 20 m, kemiringan memanjang 0.001,
koefisien kekasaran n = 0.025, dan debit Q = 50 m3/s.
Akar Persamaan
23 http://istiarto.staff.ugm.ac.id
q Latihan 2:
q Cari lokasi sumur pengambilan jika diketahui terjadi penurunan muka air pada
dua sumur, yaitu z1 = 2.0 m dan z2 = 1.8 m, permeabilitas tanah, p = 0.0005
m/s
q dari data hasil pencatatan data lain: tebal akuifer Y = 20 m, debit
pemompaan pada sumur lain yg dipompa Q = 22.3 liter/detik, jarak antara 2
sumur yg diukur L = 10 m. Sumur yg dipompa sebaris dengan sumur yg diukur.
q Persamaan:
Q=
( 2
π p d2 − d1
2
) di = Y − zi
ln(r2 r1 ) r jarak ke sumur yang dipompa
24 http://istiarto.staff.ugm.ac.id