Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan


ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya
guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan
dalam berbagai konteks. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam
konteks antar pribadi ( interpersonal communication), kita bias pula berbagi
pesan dalam konteks kelompok ( grup communication) dapat juga dalam
lingkup organisasi (organizational communication), serta tindak komunikasi
dengan memanfaatkan pesan dari media massa ( mass communication).
Salah satu konteks komunikasi yang menarik untuk dikaji adalah tindak
komunikasi dalam suatu organisasi, karena pemahaman mengenai peristiwa
peristwa komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah intruksi
pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan maupun
bagaimana bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan,
memungkinkan tujuan organisasi yang telah di tetapkan dapat tercapai sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk
memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu
organisasi, baik organi sasi yang bertujuan mencari keuntungan ekonomi
maupun organisasi yang bersifat social kemasyarakatan. Peran komunikasi
kelompok serta organisasi ini juga diperlukan di sektor pertanian seperti
halnya agribisnis. Yaitu bagaimana komunikasi kelompok dan organisasi
(kelompok tani,organisasi petani,maupun organisasi agribisnis yang besar)
memiliki peranan yang penting di dalam kelancaran dan kelanjutan suatu
organisasi/kelompok dalam mencapai tujuan bersamanya.

1.2 Tujuan Penulisan

Pemenuhan tugas Mata Kuliah Komunikasi Agribisnis, serta dapat


memahami, mengidentifikasi serta menganalisis mengenai komunikasi
kelompok, komunikasi organisasi serta mengetahui aplikasi komunikasi
kelompok dan organisasi dalam agribisnis.

1.3 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan dengan studi pustaka dan literatur baik dari media
internet maupun media cetak dan buku
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Kelompok

Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Humen


Communication, A revision of Approaching Speech/Communication Memberi
batasan komunikasi kelompok ialah sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau
lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti
berbagi informasi , pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua
anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan
akurat. Terdapat empat elemen menurut Michael dari definisi diatas yaitu:

1. Terminologi tatap muka berarti bahwa setiap anggota kelompok


harus dapat melihat, mendengar anggota lainnya, juga mengatur
umpan balik yang di dapat dari setiap anggota kelompok lainnya.

2. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berjumlah antara 3


orang sampai 20 orang. Pertimbangannya jika jumlah partisipan
melebihi 20 orang kurang memungkinkan berlangsungnya suatu
interaksi dimana setiap anggota mampu melihat dan mendengar
anggota lainnya.

3. Maksud dan tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ke tiga dari


definisi di atas, bermakna bahwa maksud dan tujuan tersebut akan
memberikan beberapa tipe identitas kelompok

4. Elemen terakhir adalah kemampuan anggota untuk menumbuhkan


karakteristik peronal anggota lainnya secara akurat. Ini
mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak
langsung berhubungan satu sama lain dan maksud/tujuan
kelompok telah terdefinisikan dengan jelas.

2.1.1 Fungsi komunikasi kelompok

Fungsi fungsi yang mencangkup dalam komunikasi kelompok ialah :

 Fungsi sosial adalah hubungan sosial dalam arti bagaimana suatu


kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial
diantara para anggotanya .

 Fungsi Pendidikan dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara


formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan, sehingga dalam kelompok
kebutuhan dari anggota kelompok itu sendiri bahkan dari
masyarakat lain akan terpenuhi.

 Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi


anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif suatu kelompok
membawa resiko untuk tidak diterima oleh anggota lainnya

 Pemecahan masalah dan membuat keputusan berkaitan dengan


penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya,
sedangkan pembuatan keputusan berhubungan dengan pemilihan
antara dua atau lebih solusi

 Terapi fungsi kelima dari kelompok, kelompok terapi sedikit


berbeda dengan kelompok lainya. Kelompok terapi biasanya tidak
memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi ialah membantu
setiap anggotanya mencapai perubahan personalnya dengan
berinteraksi dengan anggota lain guna mendapatkan manfaatnya.
Seperti kelompok konsultasi perkawinan, penderita narkotika, dan
kelompok peroko berat, dan sebagainya

2.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan


organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara
kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa
pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial.Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual. (Wiryanto, 2005).

2.2.1 Fungsi Komunikasi dalam organisasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun social,


tindak omunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan
empat fungsi, yaitu:

a) Fungsi informative

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan


informasi. Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik, dan tepat waktu.

b) Fungsi regulative

Ini berkaitan dengan peraturan yang berlaku dalam suatu


organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh. Pertama , atasan atau orang yang berada dalam
manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang di sampaikan. Kedua ,
berkaitan dengan pesan atau message. Pesan regulative pada
dasarnya berorientasi pada kerja.

c) Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenagan tidak


akan selslu membawa hasil sesuai dengan yang di harapkan.

d) Fungsi integrative

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang


memungkikan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang baik. Ada dua sluran komunikasi yang dapat memajukan hal
tersebut yaitu komunikasi formal dan informal.

2.2.2 Proses komunikasi organisasi

A. Komunikasi Internal
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam
suatu perusahaan,dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran
gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga
pekerjaan berjalan. 4 dimensi proses komunikasi internal:

1. Downward communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang
yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini
adalah:

2. Upward communication
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan
(subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus
komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan
ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
3. Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para
karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara

4. Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati
batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam
komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab
mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat
banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan
orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai
perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing
komunikasi lintas-saluran.

B. Komunikasi Eksternal

Komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan


khalayak audience di luar organisasi. :

- Komunikasi dari organisasi kepada khalayak bersifat


informatif ; majalah, press release/ media release, artikel
surat kabar atau majalah, pidato, brosur, poster, konferensi
pers, dll.

- Komunikasi dari khalayak kepada organisasi, misalnya:


lebih berupa kritik dan saran yang diberikan dari khalayak
kepada organisasi
2.2.3 Gaya Komunikasi Organisasi

Gaya Komunikasi
GAYA KOMUNIKATOR MAKSUD TUJUAN

Memberi perintah, Menggunakan


Mempersuasi
Controling butuh perhatian orang kekuasaan dan
orang lain
lain wewenangan
Menekankan
Menstimulasi pengertian
Equalitarian Akrab, Hangat orang lain bersama
Mensistemasi Menegaskan
Objectif, tidak lingkungan kerja, ukuran, prosedur,
memihak memantapkan aturan yang
Structuring strukur dipakai
Menumbuhkan
Mengendalikan, sikap untuk Ringkas dan
Dynamic agresif bertindak singkat
Mengalihkan Mendukung
Relinquishin Bersedia menerima tanggung jawab pandangan orang
g gagasan orang lain kepada orang lain lain
Independen/berdiri Menghindari Mengalihkan
Withdrawal sendiri komunikasi pesoalan

Sumber : Jery W.Koehler,Karl W.E.Anatol,Ronald L.Applbaum: organizational


Communication, Behavioral Prespectives, hal .48.

2.2.4 Kekuasaan dalam organisasi

Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu


interaksi antara dua atau lebih individu. Jika setiap individu megadakan
interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul
dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu: reward,
coercive, referent, expert dan legitimate power.

• Reward Power
Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk
member ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang
dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu
kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan
kepuasan.
• Coercive Power
Kekuasaan yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan pandangan
pada kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain.

• Referent Power
Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau
liking, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain
yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang
diinginkannya.

• Expert Power
Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diri
pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai
kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan
informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan tertentu.

• Legitimate Power
Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya, ketika
seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak
untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu
organisasi.

2.3 Aplikasi dan Kasus Komunikasi Kelompok dan Organisasi dalam agribisnis

Kasus 1. KERJASAMA ANTAR KELOMPOKTANI


Kekuatan posisi antar kelompoktani dapat ditingkatkan dengan melakukan
kerjasama dengan kelompok lain. Bentuk kerjasama ini akan dapat diformalkan dalam
suatu Gabungan kelompoktani (Gapoktan) atau dalam bentuk forum kontaktani.
Kontaktani adalah ketua kelompoktani/sub kelompok yang dipilih dan diangkat oleh para
anggotanya atas dasar musyawarah kelompok karena mempunyai kelebihan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku, serta mau berkorban untuk kemajuan kelompoknya. Dia
akan menjadi wakil untuk bekerjasama dengan kelompoktani lainnya.
Gabungan kelompoktani (Gapoktan) akan lebih cocok apabila bentuk dan jenis yang
diusahakan oleh masing-masing kelompoktani sama atau serupa, sehingga unit usahatani
akan semakin besar dan lebih efisien sebagai agro industrial. Sedangkan apabila masing-
masing kelompok mempunyai jenis usahatani berbeda tetapi mempunyai keterkaitan baik
secara wilayah maupun produksinya maka akan lebih cocok melakukan kerjasama dalam
bentuk forum kontaktani.

Kesimpulan dari kasus diatas ialah bahwa komunikasi antar kelompok tani
merupakan hal yang memberikan banyak manfaat terhadap petani itu sendiri. Seperti para
petani akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan baru dari dunia luar, memperingan
pembayaran teknologi yang dipakai para petani seperti traktor dan mambantu petani
dalam memasarkan produknya.

Kasus 2. KOMUNIKASI ANTARA PENYULUH DAN PETANI

Dahulu penyuluhan dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke


petani. Kini peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses menbantu petani
untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka
dan menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi masing-
masing pilihan itu. Dengan demikian, tujuan terpenting program penyuluhan
adalah untuk mengubah perilaku petani (Van den Ban, 1999). Proses penyuluhan
sendiri diperlukan adanya komunikasi yang seimbang antara kemampuan
sumberdaya petani dengan inovasi yang akan diterapkan pada petani.

Di dalam kegiatan penyuluhan pertanian, proses komunikasi antara


penyuluh dan sasarannya juga tidak hanya terhenti jika penyuluh telah
menyampaikan inovasi atau jika sasaran telah menerima pesan tentang inovasi
yang disampaikan penyuluhnya, tetapi seringkali komunikasi baru berhenti jika
sasaran telah memberikan tanggapan seperti yang dikehendaki oleh penyuluhnya
yaitu berupa penerimaan dan penerapan inovasi tersebut di dalam praktek
berusaha tani, baik yang ditunjukkan dalam perubahan pengetahuan, sikap, atau
ketrampilannya.

Adanya suatu lembaga khusus yang menangani kegiatan penyuluhan


pertanian memberikan hasil optimal dalam pembangunan pertanian melalui peran
penyuluhan. BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) sebagai lembaga pertanian yang
berfungsi menunjang penyelenggaraan penyuluhan di tingkat kecamatan akan
dituntut perannya secara maksimal untuk mensukseskan program pembangunan
pertanian sebagai landasan suksesnya pembangunan nasional. BPP menyediakan
agen-agen penyuluhan yang memiliki kemampuan untuk membantu petani dalam
mengambil keputusan berkaitan dengan alih teknologi baru dan menjembatani
antara petani dengan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang inovasi
teknologi pertanian hasil penelitian
2.4 Kekuatan dan Kelemahan Komunikasi Kelompok dan Organisasi

Kekuatan komunikasi kelompok dan organisasi

a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan keefektifan komunikasi


kelompok adalah makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan
yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke
satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan
pekerjaan tersebut dalam satu jam. Hal sebaliknya apabila hanya terdapat
3 orang tentu saja akan dapat terselesaikan dalam waktu yg lebih lama.

Jadi apabila komunikasi kelompok dalam anggota yang banyak hal itu
termasuk kedalam kekuatan dan sebaliknya apabila dalam anggota yang
sedikit hal itu termasuk kelemahan.

b. Jaringan komunikasi.

Dalam komunikasi kelompok Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi,


diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang.
tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong


anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya
meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat,
2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai
berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain;
ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana
anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
personal.
d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi


kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah
faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.
Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White
danLippit (1960).

Kelemahan komunikasi kelompok dan organisasi

a. Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan


informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastian ini
organisasi menciptakan dan menukar pesan di antara anggota, penelitian,
pengembangan organisasi dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks
dengan integritas yang tinggi.

b. Keadaan saling tergantung antara satu bagaian dengan bagian lainnya telah
menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.
Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh pada bagaian lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem
organisasi.

c. Dalam kelompok dan organisasi terdapat banyak anggota tentu saja


banyak terdapat budaya didalamnya. Banyaknya perbedaan budaya ini
merupakan salah satu kelemahan dalam komunikasi kelompok dan
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Romel. 2010. Komunikasi Organisasi: Definisi. Melalui


http://www.romeltea.com/2010/04/21/komunikasi-organisasi-definisi/ .
(10/10/10)

Ido Priyono Hadi.2010. Komunikasi dalam Sebuah Organisasi melalui


http://jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf.
(11/10/10)

USU Pdf. 2010.Komunikasi Organisasi. Melalui


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17837/4/Chapter%20II.pdf.
(11/10/10)
KOMUNIKASI KELOMPOK DAN ORGANISASI
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Agribisnis”

DISUSUN OLEH :

Manissa Laras Pratiwi 150310080148

Hana Kamila D 150310080149

Christy Naomi L 150310080155

Diofani Pratama 150310080158

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010

Anda mungkin juga menyukai