Anda di halaman 1dari 24

GEOPOLITIK INDONESIA

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
KELOMPOK 3

Silvanus I. Pangandaheng 17021102002


Bill J. Maengkom 17021102013
Jermy R. Lasut 17021102055
Gilbert Rawung 17021102029
Nidia Rantia 17021102084

Dosen Pembimbing: Yurnie Sendow, SIP, MSi

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I ( PENDAHULUAN )
LATAR BELAKANG

BAB II ( PERMASALAHAN )

BAB III ( PEMBAHASAN )


A. PENGERTIAN GEOPOLITIK
B. UNSUR UTAMA GEOPOLITIK
C. TEORI GEOPOLITIK NEGARA BESAR DI DUNIA
D. GEOPOLITIK INDONESIA (WAWASAN NUSANTARA)
E. OTONOMI DAERAH
F. GEO POLITIK INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB IV ( PENUTUP )
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji sukur kami panjatkan kepada Alla SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan
judul “Geopolitik Indonesia”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian geopolitik, unsur
utama geopolitik, teori geopolitik negara besar di dunia, geopolitik indonesia, otonomi
daerah, dan geopolitik di era globalisasi..

Akhirnya kami sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan khususnya bagi
pembaca.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik sangat kami harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Manado, 10 Oktober 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya dengan
lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang
Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (khlifatullah) di bumi yang menerima amanatnya untuk
mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban untuk beribadah dan
menyembah Tuhan sang pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi,
manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan
alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Kedudukan manusia tersebut mencakup
tiga segi hubungan, yaitu: Hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan
hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat manusia
religious dengan sendirinya harus dapat berperan sesuai dengan kedudukan tersebut.
Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, Negara Indonesia
memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan
keadaan geografi yang strategi dan kaya akan sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak
pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa
dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara.
Dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi
dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional. Dalam hal ini
bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-
ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada
wujud wilayah nusantara.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik?
2. Apa sajakah unsur utama yang ada dalam geopolitik?
3. Bagaimana teori geopolitik yang ada di negara-negara besar dunia?
4. Bagaimana geopolitik yang ada di Indonesia?
5. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah?
6. Bagaimanakah perkembangan geopolitik Indonesia di era globalisasi?

Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian geopolitik.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur geopolitik.
3. Untuk mengetahui teori geopolitik yang ada di negara-negara besar dunia.
4. Untuk mengetahui geopolitik yang ada di Indonesia.
5. Untuk mengetahui maksud dari otonomi daerah.
6. Untuk mengetahui perkembangan geopolitik Indonesia di era globalisasi.
BAB II
PERMASALAHAN

Contoh soal kasus:

1. Batas Perairan Indonesia-Singapura di Pulau Karimun Besar dan Pulau Bintan Di sebelah utara
Pulau Karimun Besar dan Pulau Bintan merupakan wilayah perbatasan tiga negara, yakni
Indonesia, Singapura dan Malaysia. Kedua wilayah ini belum mempunyai perjanjian batas laut.
Permasalahan muncul setelah Singapura dengan gencar melakukan reklamasi pantai di
wilayahnya. Sehingga terjadi perubahan garis pantai ke arah laut (ke arah perairan Indonesia)
yang cukup besar. Bahkan dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa
pulaunya menjadi daratan yang luas.

Penyelesaian

Negosiasi antara kedua belah pihak yang dilakukan sejak tahun 2005 akhirnya berbuah kesepakatan
bahwa Batas laut yang ditentukan adalah Pulau Nipa dan Pulau Tuas, sepanjang 12,1 kilometer.
Kesepakatan ini mulai berlaku tertanggal 30 Agustus 2010.

2. Sengketa Ambalat diakibatkan oleh negara Malaysia yang ingin merebut Ambalat karena
keistimewaan Ambalat yang memiliki kakayaan laut dan bawah laut, khususnya untuk
pertambangan minyak. Hal ini dapat dibuktikan ketika Malaysia membuat peta baru pada tahun
1969 yang memasukan pulau Sipadan dan Ligitan pada wilayah negaranya, tentu negara
Indonesia tidak terima dengan pengakuan sepihak tanpa dasar aturan yang jelas. Pengajuan
sepihak itu membuat Indonesia tidak mengakui peta baru Malaysia tersebut. Lalu Indonesia
menyelesaikan sengketa ini dengan penandatanganan kembali Persetujuan Tapal batas Laut
Indonesia dan Malaysia.
Penyelesaian Malaysia kembali membuat sengketa dengan Indonesia atas pembuatan peta baru
pada tahun 1979 yang secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri dengan
memasukan blok maritim Ambalat ke dalam wilayahnya. Indonesia kembali tidak mengakui
peta baru Malaysia karena melanggar perjanjian yang telah disepakati. Ancaman perbatasan
yang dilakukan Malaysia ini semakin diperparah ketika Mahkamah Internasional menyatakan
pulau Sipadan dan Ligitan yang berada di blok Ambalat dinyatakan bagian dari wilayah
Malaysia. Namun Pulau Ambalat tetap berada dalam wilayah Indonesia.
Batas Perairan Indonesia-Malaysia di Selat Malaka Pada tahun 1969 Malaysia mengumumkan
bahwa lebar wilayah perairannya menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar seseuai ketetapan
dalam Konvensi Jenewa 1958. Namun sebelumnya Indonesia telah lebih dulu menetapkan
batas-batas wilayahnya sejauh 12 mil laut dari garis dasar termasuk Selat Malaka. Hal ini
menyebabkan perseteruan antara dua negara mengenai batas laut wilayah mereka di Selat
Malaka yang kurang dari 24 mil laut.
Penyelesaian

Pada tahun 1970 tepatnya bulan Februari-Maret dilaksanakan perundingan mengenai hal tersebut,
sehingga menghasilkan perjanjian tentang batas-batas Wilayah Perairan kedua negara di Selat
Malaka. Penentuan titik kordinat ditetapkan berdasarkan garis pangkal masing-masing negara.
Dengan diberlakukannya Konvensi Hukum Laut Internasional 1982, maka penentuan titik dasar dan
garis pangkal dari tiap-tiap negara perlu diratifikasi berdasarkan aturan badan internasional yang
baru. Namun belum ditetapkannya batas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) menyebabkan seringnya
tangkap-menangkap nelayan di wilayah perbatasan. Berdasarkan ketentuan UNCLOS-82, sebagai
coastal state, Malaysia tidak diperbolehkan menggunakan Pulau Jara dan Pulau Perak sebagai base
line yang31dua pulau tersebut lebih dari 100 mil laut.

3. Batas Perairan Indonesia-Filipina mengenai Pulau Miangas Pulau Miangas yang terletak dekat
Filipina, diklaim miliknya. Hal itu didasarkan atas ketentuan konstitusi Filipina yang masih
mengacu pada treaty of paris 1898. Sementara Indonesia berpegang pada wawasan nusantara
(the archipelagic principles) sesuai dengan ketentuan Konvensi PBB tentang hukum laut
(UNCLOS 1982).

Penyelesaian
Dinyatakan lebih lanjut dalam protocol perjanjian ekstradisi Indonesia – Filiphina mengenai defisi
wilayah Indonesia yang menegaskan Pulau Miangas adalah Milik Indonesia atas dasar putusan
Mahkamah Arbitrase Internasional 4 April 1928

4. Batas Daratan Indonesia-Malaysia mengenai Ambalat Sengketa Ambalat ini diakibatkan oleh
negara Malaysia yang ingin merebut Ambalat karena keistimewaan Ambalat yang memiliki
kakayaan laut dan bawah laut, khususnya untuk pertambangan minyak. Hal ini dapat dibuktikan
ketika Malaysia membuat peta baru pada tahun 1969 yang memasukan pulau Sipadan dan
Ligitan pada wilayah negaranya, tentu negara Indonesia tidak terima dengan pengakuan sepihak
tanpa dasar aturan yang jelas. Pengajuan sepihak itu membuat Indonesia tidak mengakui peta
baru Malaysia tersebut. Lalu Indonesia menyelesaikan sengketa ini dengan penandatanganan
kembali Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia.

Penyelesaian
Malaysia kembali membuat sengketa dengan Indonesia atas pembuatan peta baru pada tahun 1979
yang secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri dengan memasukan blok maritim
Ambalat ke dalam wilayahnya. Indonesia kembali tidak mengakui peta baru Malaysia karena
melanggar perjanjian yang telah disepakati. Ancaman perbatasan yang dilakukan Malaysia ini
semakin diperparah ketika Mahkamah Internasional menyatakan pulau Sipadan dan Ligitan yang
berada di blok Ambalat dinyatakan bagian dari wilayah Malaysia. Namun Pulau Ambalat tetap
berada dalam wilayah Indonesia

.
5. Batas Daratan Indonesia-Singapura mengenai Penambangan Pasir Pulau Nipa Sengketa
mengenai penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulaun Riau yang dilakukan oleh
Singapura harus ditangani serius oleh pemerintah Indonesia. Penambangan pasir tersebut
mengakibatkan kerusakan parah pada ekosistem pesisir pantai sehingga banyak para nelayan
kita yang kehilangan mata pencaharian. Lebih parahnya penambangan pasir laut yang dilakukan
itu mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil di Indonesia karena telah ada kasus
tenggelamnya pulau Nipah. Jika hal ini dibiarkan saja maka diatakutkan terjadi perubahan batas
laut dengan Singapura karena perubahan geografis di Indonesia.
Penyelesaian

Kementrian Pertahanan Mengkampanyekan Untuk Mereklamasi Pulau Nipa karena pada tahun
2004 sampai 2008 penduduk menjual pasir pantai Pulau Nipa kepada Singapura. Langkah KemHan
ini menghabiskan dana lebih dari 300 Milyar Rupiah. Ini hanya sebagian kecil permasalahan
perbatasan Indonesia dengan negara tentangga, sebenarnya masih banyak yang belum sempat
saya tuturkan.Usaha pemerintah dalam mempertahankan kedaulatan wilayah NKRI bukanlah isapan
jempol belaka, berkali-kali wilayah Indonesia terselamatkan atas klaim-klaim negara luar. Meskipun
beberapa wilayah Indonesia jatuh ketangan asing seperti Pulau Sipadan dan Ligitan. Kita sebagai
calon penerus bangsa harus jeli dan ikut serta mengawasi wilayah perbatasan negara kita. Semoga
tidak terjadi lagi permasalahan wilayah perbatasan yang dapat merugikan negara.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geopolitik

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa yunani) yang berarti bumi dan tidak
lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.
Sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau
negara; dan teia yang berrti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu
bangsa (sunarso, 2006: 195). Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas
(prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politicsmempunyai makna kepentingan umum warga
negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Maka dari itu makna
geopolitik sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang menganalisa
masalah geografi, sejarah, dan ilmu sosial di dalam hubungan internasional. Geopolitik mengkaji
mengenai tentang kestrategisan suatu wilayah dan nilai politiknya, yang mencakup lokasi, luas
serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu
keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta
unsur kebijaksanaan.

Dalam perkembangannya, istilah geopolitik diartikan Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik (political geography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf kjellen menjadi geographical
politic dan disingkat gepolitik. Adapun perbedaan istilah tersebut yaitu terletak pada tititk perhatian
dan tekanannya, apakah pada bidang geografi atau bidang politik. Ilmu bumi politik mempelajari
fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari
aspek geografi.
Selain itu, Haushofer disamping berisi paham Ekspansionisme juga mengandung ajaran
Rasialisme, ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia terbagi dalam empat benua (Pan Region)
dan dipimpin oleh negara unggul.

B. Unsur Utama Geopolitik

Geopolitik menjadi prasarat doktrin dari suatu negara, bila telah disepakati oleh bangsa.
Sebagai doktrin dasar negara, geopolitik mengandung empat unsur utama, yakni konsepsi ruang,
konsepsi frontier, politik kekuatan, dan keamanan negara dan bangsa (Sunardi, 2004).
1. Konsepsi Ruang
Konsepsi ini diperkenalkan oleh Karl Haushofer yang menyimpulkan bahwa ruang merupakan
wadah dinamika politik dan militer. Teori ini disebut pula sebagai teori kombinasi ruang dan
kekuatan. Realitanya kekuatan politik menghendaki penguasaan ruang dan sebaliknya
penguasaan secara de factodan de jure akan memberikan legitimasi kekuasaan politik.
2. Konsepsi Frontier
Frontier merupakan batas imajiner dari dua negara. Frontier terjadi karena pengaruh dari negara
di luar boundary (batas resmi dua negara). Sifatnya sangat dinamis dan dapat digeser-geser dan
berada diantara masyarakat bangsa. Secara politis pengaruh efektif dari pemerintah pusat tidak
lagi mencakup seluruh wilayah kedaulatan tetapi dikurangi luas wilayah sampai dengan batas
frontier yang sudah dipengaruhi kekuasaan asing dari sebrang boundary.
3. Konsepsi politik kekuatan
Politik kekuatan menjadi salah satu faktor dalam melaksanakan konsepsi geopolitik yang terkait
langsung dengan kepentingan nasiional. Sedangkan kepentingan nasioal. Sedangkan
kepentingan nasional harus kita pertahankan demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara, dan
hendaknya dilandasi atas kekuatan politik, ekonomi dan militer.
4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa
Pada konsep ini pada umumnya adalah konsep ketahanan nasional. Kini dikembangkan pula
konsep daerah penyangga (buffer zone) yang dapat digunakan untuk menghadapi ancaman fisik
dari luar.

C. Teori Geopolitik Negara Besar di Dunia

Teori-teori geopolitik sebelum Perang Dunia II

1. Teori Geopolitik Jerman


Semasa Perang Dunia, Jerman melakukan kebijakan geopolitiknya dengan berbasis pada
teori lebensraum yang dikemukakan oleh Karl Haushofer. Teori ini pun dijadikan Jerman
sebagai justifikasi untuk melakukan ekspansi ke wilayah lain. Adalah salah seorang murid
Haushofer, Rudolf Hess, yang menyuguhkan teori ini kepada Hitler. Saat itu Hitler berambisi
untuk membangkitkan kembali Holy Roman Empire sehingga menjadikan Jeman sebagai
negara yang ekspansionis selama Perang Dunia II (Routledge, 1998).
Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat, bahwa pertumbuhan negara mirip dengan
pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup yang mencukpi agar dapat tumbuh
dengan subur. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
Rudolf Kjellen (1864-1922) yang menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu
organisme bukan hanya mirip seperti pendapat Ratzel, negara satuan politik yang menyeluruh,
batas negara bersifat sementara.
Karl Haushofer (1896-1946) menyatakan teori ruang dan kekuatan : “Lebensrum” cukup
mengikuti hukum alam; swasembada / autarkhi. Implementasinya adalah berupa pembagian
wilayah ( Pan Regionalisme):
 Pan Amerika (Monroe Doctrine, USA)
 Pan Asia Timur (Doktrin Hoka I Chiu, Jepang)
 Pan Rusia India (Wilayah Asia Barat dan Eropa Timur, Rusia)
 Pan Eropa Afrika (Eropa Barat – tidak termasuk Inggris dan Rusia,Jerman)

2. Teori Geopolitik Inggris


Kebijakan geostrategi yang diterapkan Inggris berbasiskan pada teori Alfred T. Mahan
mengenai sea power, dimana negara ini berupaya memaksimalkan dan menguasai wilayah laut.
Konsep sea power ini dilakukan untuk menguasai sektor perdagangan yang dahulunya kerap
menggunakan laut sebagai instrumennya.
Sir Walter Raleight (1554 – 1618) lebih menekankan pada wawasan maritim. yaitu penguasaan
laut yang bertujuan untuk menguasai perdagangan. Dengan tujuan tersebut maka akan dengan
sendirinya terjadi penguasaan kekayaan dunia. Geoplitik demikian pada akhirnya bertujuan
akhir terhadap penguasaan dunia, dan untuk itu diperlukan keseriusan dalam pembangunan
armada laut.

Sir Hal ford Mackinder (1861 – 1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik,
yaitu dengan penguasaan daerah-daerah ‘jantung’ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan
teori Daerah Jantung. Untuk menguasai dunia, maka harus menguasai daerah jantung sebab
dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12 pulau dunia, dan 1/12 pulau. Menguasai dunia dengan
menguasai daerah jantung karenanya membutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai
prasyaratnya. Adapun daerah jantung dunia yang dimaksudkan Mackinder, yaitu :

 Bulan Sabit Dalam, meliputi daerah-daerah pantai pulau dunia


 Bulan Sabit Luar, meliputi Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Indonesia, Australia,
Oceania

3. Teori Geopolitik Amerika


Alfred Thayer Mahan (1840 – 1914) mengembangkan lebih lanjut dari konsepsi geopolitiknya
Raleight dengan memperhatikan perlunya mempertahankan serta memanfaatkan sumber daya
laut, termasuk akses ke laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada laut saja yang
diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim.
Guilio Douhet (1869 – 1930), mewakili teori geopolitik Italia dan William Mitchel (1878 –
1939) mempunyai pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya, dimana ia lebih
melihat kekuatan dirgantara sangat berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh.
Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih
menguntungkan sebab angkatan udara rnemungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh
angkatan lainnya. Disamping itu angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya
musuh itu sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Memperhatikan ileksibilitas dan
fungsionalitas dari angkatan udara yang sedemikian itu, maka tidak mengherankan bila
kemenangan terakhir ada pada angkatan udara.
Nicholas J. Spijkman (1879 – 1936) terkenal dengan teori Daerah Batas, yaitu membagi dunia
dalam empat wiiayah atau area :
 Pivot area, mencakup wiiayah daerah jantung
 Offshore continent land, mencakup wiiayah pantai benua Eropa-Asia
 Oceanic Belt, mencakup wiiayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan
 New World, mencakup wiiayah Amerika
Terhadap pembagian tersebut, Spijkman mcnyarankan pentingnya penguasaan daerah pantai
Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya Pan Amerika merupakan daerah yang ideal karena dibatasi
oleh batas alamiah dan USA diperkirakan akan menjadi
negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat wilayah ini, Spijkman memandang
diperlukan kekuatan kombinasi dari Angkatan-angkatan Perang untuk dapat menguasai
wilayah-wilayah dimaksud.

Teori-Teori Geopolitik era Perang Dunia II

1. Teori geopolitik Inggris


Pada era ini, Inggris menerapkan teori geopolitik daerah batas yang diimplementasikan melalui
semboyan “The British rules the waves “. Pelaksanaan dari teori daerah batas diwujudkan
dengan menjadikan daerah pantai Eurasia sebagai daerah penyangga. Penerapan atas dasar
geostrateginya mensyaratkan Inggris harus mencegah Rusia keluar dari Eurasia, sehingga
Inggris akan mampu menguasai dunia.

2. Teori geopolitik Perancis


Perancis menerapkan teori wawasan benua sebagai upaya menghadapi ancaman dari Prusia dan
Rusia serta jajahannya di benua lain. Atas dasar demiki an maka Perancis menetapkan untuk
tetap kuasai daerahnya sendiri.

3. Teori .geopolitik Jerman.


Berdasarkan pemikiran integralistik, Jennan membentuk Pan Jennan. Secara Geostrategi maka
Jennan menggunakan teori Haushoffer (penekanan pada wilayah strategis) untuk merebut
Polandia dan wilayah tetangga yang lain yang dilakukan secara kilat (“blitzkrieg”).

4. Teori geopolitik Jepang


Jepang memakai teori wawasan kemakmuran bagi negara-negara di Asia Timur melalui
semboyan ” Asia untuk bangsa Asia”, sehingga penguasaan negara-negara di Asia Timur oleh
Jepang untuk maksud kemakmuran Asia Timur.
Pada Perang Dunia II, secara geopolitik maka terdapat dua kekuatan besar negara-negara yang
saling berhadapan, yaitu Sekutu (meliputi Inggris, Perancis, USA) meiawan Axis (meliputi
Jerman, Italia, Jepang). Sekutu memakai kekuatan armada AL untuk melakukan blokade terhadap
Jepang dan Jerman. Secara geostrategi Sekutu dalam peperangan ini bukan untuk menguasai
negara lain, namun untuk memerdekakan Eropa Barat. Strategi yang demikian menjadikan USA
negara yang kuat dan negerinya tidak terjamah perang (kecuali Hawii). Di lain sisi, akibat
penerapan geostrategi demikian menimbulkan dua blok di Eropa.

Teori- teori Geopolitik pasca Perang Dunia II


Teori geopolitik sesudah Perang Dunia II merupakan refleksi dari pengalaman semasa Perang Dunia
II. Atas pengalaman itu, maka teori geopolitik yang dikembangkan bertumpu pada realitas yang
terjadi, yaitu:

1. Kekuatan nyata sesaat belum menjamin kemenangan akhir.


2. Kekuatan ekonomi dan industri tanpa dukungan SDA tidak menentukan kemenangan
perang.
3. Kesediaan SDA sangat tergantung pada luas dan ancaman.
4. Faktor manusia (kesadaran BN) sangat berpengaruh yang disebut partisan
5. Perkembangan Iptek akan mempengaruhi bangsa mengembangkan wawasan geopolitiknya.
6. Untuk memelihara kekuatan militer didukung faktor alamiah; geografi, sumber daya alam
dan penduduk (hanya USA dan US).
7. Terjadi bi-polar yakni sekutu (Inggris, USA, Prancis dan Eropa Barat) melawan Blok Timur
(Uni Sofiet, Polandia, Eropa Timur kemudian RRC).
Atas dasar hal di atas, geopolitik pasca Perang Dunia II dalam strateginya (geostrategi) maka USA
menggunakan wawasan maritim untuk menguasai daerah bulan sabit dengan tujuan agar Uni Soviet
tidak keluar dari benua Eurasia. Namun gagasan membendung Uni Soviet ini agak terlambat karena
mengutamakan penghancuran Jerman dari arah Perancis. Di pihak lain, Uni Soviet menerapkan
wawasan buana untuk tetap menjaga wilayah-wilayah penguasaannya, namun- upaya gerakan
penguasaan wilayah di daerah panas (Afganistan, Etiopia, Congo) kurang berhasil.

D. Geopolitik Indonesia (Wawasan Nusantara)

Bangsa Indonesia tidak dapat menerima rumusan Karl Haushofer dan rumusan-rumusan lain
yang pada prinsipnya sama karena bertentangan dengan pancasila. Bagi bangsa Inndonesia,
geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan factor-faktor geografis wilayah
Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Geopolitik bangsa Indonesia, adalah kebijakan
dalamrangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara
berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra (India dan Pasifik) dan
dua benua (Asia dan Australia), dibawah orbit Geostationary Satelite Orbit (GSO). Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang disebut nusantara (nusa diantara air), sehingga bisa disebut
sebagai Benua Maritim Indonesia. Berdasarkan itulah Indonesia mengembangkan geopolitik
nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara.
Wawasan nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan pancasila, oleh
sebab itu Wawasan Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan.
Geopolitik bagi bangsa Indonesia, hanya merupakan pembenaran dari kepentingan-kepentingan dan
cita-cita nasional. Agar berhasil guna, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan-kemampuan
statis maupun dinamis dibidang kesejahteraan dan keamanan.

Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan artinya pandangan,
tinjauan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Selain menunjukan kegiatan untuk mengetahui serta
arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa juga menggambarkan cara pandang, cara
tinjau, cara lihat atau cara tanggap inderawi.
Nasional merupakan kata sifat, ruang lingkup, bentuk yang berasal dari kata nation yang berarti
bangsa yang telah mengidentikkan diri dalam kehidupan menegara atau secara ringkas padat,
dikatakan bangsa yang telah menegara.
Nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-
pulau Indonesia yang terletak diantara Samudra Pasifik dan Saamudra Indonesia serta antara Benua
Asia dan Benua Australia.

Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang Bangsa indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan UUD
1945, yang merupakan aspirasi Bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat serta
menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan
nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses
psikologis, sosiokultural, dengan aspek-aspek Astragatra (lihat pada uraian geostrategi)
Wawasan nusantara memiliki asas keterpaduan yang berciri manunggal, utuh dan menyeluruh,
meliputi :

1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang meencakup dataran, perairan dan dirgantara secara
terpadu.
2. Satu kesatuan politik dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan
identitas nasional.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :


1. Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah. Ruang hiddup dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan
milik berssama bangsa.
2. Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
3. Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam mencapai cita-cita bangsa.
4. Bahwa pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan Negara, yang melandasi,
membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
5. Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada
satu hokum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
6. Satu kesatuan sosial budaya atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti :
1. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata, dan seimbang
serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.
2. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasn. Pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
3. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekeluargaan
dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :


1. Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensi maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata diseluruh wilayah tanah air.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi ddan seimbang diseluruh daerah, tanpa
meninggalkan cirri-ciri khas yang dimilikioleh daerah-daerah dalam mengembangkan
ekonominya.
3. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu (sishankamrata).

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan, dalam arti :
1. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman bagi seluruh bangsa
dan Negara.
2. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam pembelaan
Negara.
3. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang
mencakup aspek kehidupan nasional.

Wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
merupakan fenomena (gejala) social yang dinamis memiliki 3 unsur dasar, yaitu : wadah, isi dan
tata laku

1. Wadah
Untuk memahami wadah kita perlu meninjau arti dari “asas archipelago” yaitu kumpulan pulau-
pulau dan lautan sebagai kesatuan archipelago yang menunjukan satu kesatuan wilayah, yang batas-
batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan tersebut terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-
pulau.
Bentuk wujud
Bentuk wujudnya adalah berupa kepulauan nusantara, yang mempunyai kedudukan geografis yang
khas yaitu berada pada posisi silang dunia serta mempunyai pengaruh besar dalam tata kehidupan
dan sifat perikehidupan nasional. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut diantaranya :

 Menjadi lalu lintas aspek-aspekkehidupan sosial dunia.


 Hubungan antar bangsa akan lancar, apabila kepentingan nasionalnya terpenuhi atau minimal
tidak dirugikan.
 Wilayah nusantara mempunyai kekayaan alam yang melimpah, tenaga manusia banyak serta
murah. Hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi Negara-negara yang tidak memiliki
unsu-unsur dimaksud, sehingga merupakan sumber yang tidak menguntungkan bagi nusantara.

Bentuk wujud nusantara memiliki sifat yang manunggal, utuh dan menyeluruh, meliputi :
manunggal bidang wilayah, bangsa, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, psikologi,
kehidupan.
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan
ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun selat serta
dirgantara diatasnya, yang merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karenanya, nusantara
dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya.

Letak geografis Negara, berada diposisi dunia antara dua samudera yakni samudera pasifik dan
samudera hindia, sertadua benua yakni benua asia dan benua Australia. letak

Geografis Negara, berada diposisi dunia ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan
nasional Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi,
social-budaya dan pertahanan keamanan.

Undang-undang Dasar 1945 tidak menentukan batas wilayah Republik Indonesia, hanya tercantum
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam pengumuman pemerintah
tanggal 13 Desember 1957, telah ditetapkan Asas Nusantara yang memandang nusantara sebagai
suatu kesatuan bulat. Asas Nusantara ini, sesuai dengan archiplegic principleyang mulai diterima
berlakunya, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Internasional Tahun 1951. Pada Tahun 1969,
Pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang landas kontinen Indonesia sampai
kedalam laut 200 meter, yang memuat pokok-pokok sebagai berikut :
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat kontinen Indonesia, adalah milik eksklusif Negara
RI.
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan dari gaaris batas landas kontinen dengan Negara-
negara tetangga melalui perundingan.
 Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landasan kontinen Indonesia ialah satu garis
yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dan titik terluar wilayah Negara
tetangga.
 Tuntutan (claim) tersebut, tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen serta udara diatas perairan itu.

Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijakan pemerintah, asas-asas pokok diatas,
dituangkan dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 1973, tentang Landas Kontinental Indonesia.
Disamping itu UU Nomor 1 tahun 1973, juga member dasar bagi pengaturan serta penyelidikan
ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.

Tanggal 21 Maret 1980, pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi
Eklusif (ZEE). Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah
Indonesia. Adanya batas ZEE ini, dikuatkan dengan ditandatanganinya Konvensi “The United
Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS), yang mengakui asas Negara kepulauan
(Archipelagic State Principle) dengan menetapkan asas-asas pengukuran ZEE selanjutnya,
dikeluarkanlah Undang-udang nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEE dan Undang-undang nomor 17
Tahun 1985 tentang Ratifikasi (UNCLOS).

Tatanan susunan pokok\tata inti organisasi.


Sarana untuk mengetahui organisasi suatu negara ialah dengan mempelajari Undang-Undang
Dasarnya. Demikian halnya untuk negara indonesia harus dilihat pada UUD 1945, tata inti
organisasi yang dimaksud menyangkut :

a) Bentuk kedaulatan
Negara kesatuan yang berbentuk republik, kedaulatan ada ditangan rakyat.
b) Kekuasaan pemerintahan negara
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Udang dasar.
c) Sistem pemerintahan negara
d) Sistem perwakilan

Bagi Indonesia tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan
kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan berada ditangan rakyat,
sistem pemerintahannya dengan sistem presidensial.

Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi


wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus
dimiliki oleh organisasi masyarakat, antara lain:
a) Aparatur negara, aparatur negara harus mampu mendorong menggerakkan serta
mengarahkan usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan untuk kepentingan
rakyat banyak berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b) Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat, organisasi negara harus mampu
untuk meningkatkan kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat, serta
mampu menampung aspirasi politik masyarakat, baik sebagai perseorangan maupun
organisasi politik/organisasi masyarakat dalam rangka meningkatkan stabilitas politik.

2. Isi
Aspirasi bangsa Indonesia sebagai “isi” dari wawasan nusantara dapat dirinci menjadi: cita-cita
proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara kerja.
3. Tata laku
Tata laku sebagai unsur dari wawasan nusantara adalah tindakan prilaku Bangsa Indonesia
dalam melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh
menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional.
Tata laku terdiri dari lata laku batiniah (yang berwujud pengalaman falsafah Pancasila) dan tata
laku lahiriah (yang berupa tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata pengawasan)

Dari uraian di atas maka unsur-unsur Wawasan Nusantara dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Wadah dari wawasan nusantara adalah wilayah negara kesatuan RI yang berupa nusantara dan
organisasi negara RI sebagai satu kesatuan yang utuh.
2. Isi dari wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa indonesia berupa cita-cita nasional
berdasarkan pancasila UUD 1945.
3. Tata laku dari wawasan nusantara adalah kegiatan\tindakan perilaku bangsa indonesia untuk
melaksanakan falsafah pancasila dan UUD 1945 yang apabila dilaksanakan berdasarkan
wawasan nusantara dapat menghabiskan ketahanan Nasional Indonesia.
E. Otonomi Daerah

Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah dalam pelaksanaan
pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah mulai di berlakukan sejak tahun 1999 yang
diharapkan dapat membantu dan mempermudah penyelengaraan negara. Dengan adanya otonomi
daerah, memiliki hak untuk mengatur daerahnya sendiri namun tetap dikontrol oleh pemerintah
pusat dan undang-undang.

Secara umum pengertian otonomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan praturan perundang-undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru
bagi bangsa dan negara RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal dengan Komite Nasional
Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan daerah dan
melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya.

a. Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi


Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto, dan nomous. Auto berarti
sendiri, dan nomous berarti hukum atau peraturan. Jadi pengertian otonomi daerah adalah
aturan yang mengatur daerahnya sendiri.

b. Pengertian Otonomi Daerah


Ada beberapa pendapat mengenai pengertian otonomi darah. Macam-macam pendapat
tersebut adalah sebagai berikut:
 Menurut Undang-Undang Daerah nomor 32 Tahun 2004
Pengertian otonomi daerah menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
praturan perundang-undangan yang berlaku.
 Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah
Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi darah
adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan asfirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Menurut Encyclopedia of Social Scince
Pengertian otonimi daerah menurut encyclopedia of social scince adalah hak sebuah
organisasi sosial untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktulalnya
 Menuru Pendapat Para Ahli
Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan asfirasi
masyarakat dalam ikatan NKRI.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengertian otonomi daerah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
hak,wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dengan praturan prundang-undangan yang berlaku.
c. Hakikat Otonomi Daerah
Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat disimpulkan bahwa
hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut:
1. Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri,
baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan masyarakat yang sesuai kebutuhan
darah masing-masing.
2. Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Tujuan Otonomi Daerah

Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut:


1. Agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat pusat
sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar
2. Agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintahan pusat, tetapi daerahpun tetap
diberi hak mengurus sendiri kebutuhannya
3. Agar kepertingan umum sutau daerah dapat diurus lebih baik dengan memperhatikan
sifat dan keadaan daerah yang mempunyai kekuasaan sendiri.

d. Perinsip Otonomi Daerah


Perinsip otonomi daerah menggunakn perinsip otonomi seluas-luasnya, perinsip otonomi
yang nyata, dan berperinsip otonomi yang bertanggung jawab. Jadi, kewenangan otonomi
yang di berikan terhadap daerah adalah kewenangan otonomi luas, nyata dan bertanggung
jawab, berikut prinsip-prinsip otonomi daerah:

1. Prinsip otonomi daerah seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan mengurus


dan mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan terhadap bidang polotik luar negri, keamanan,
moneter, agama, peradilan dan keamanan serta fisikal nasional.
2. Perinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk menangani urusan
pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada
dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi kekhasan
daerah.
3. Perinsip otonomi yang bertanggung jawab adaah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus bener-bener sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian
otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
e. Asas Otonomi Daerah
Pedoman pemerintahan di atur dalam pasal 20 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004.
Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum penyelenggaraan negara yang
terdiri atas sebagi berikut:

1. Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaran negara.
2. Asas tertib penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
yang asfiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaran
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.
5. Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
6. Asas profesionaliats adalah asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perumdang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabulitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dapat mempertanggungjawabkan kedapa masyarakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8. Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya tersedia secara optimal dan bertanggung
jawab (efisiensi/ketepatgunaan, kedayagunaan, efektivitas/berhasil guna)

Adapun penyelengaraan otonomi daerah menggunakan tiga asas antara lain sebagai berikut :

1. Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada


daerah otonom dalam kerangka NKRI
2. Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.
3. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa, dan dari
daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, dan
prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
F. Geopolitik Indonesia di Era Globalisasi
1. Makna Globalisasi bagi Wawancara Nasional
Globalisasi yang melahirkan neoliberalisme dn kapitalisme menciptakan keterkaitan dan juga
saling berkepentingan yang menembus batas-batas geografis negara.

Bagi Indonesia, globalisasi memberikan masalah tersendiri yang membutuhkan pengelolaan


total dan menyeluruh atas wawasan nusantara sebagai geoolitik kita. Hal itu sangat beralasan
sebab globalisasi memang melahirkan interdependesi namun ternyata tidak menciptakan
integasi dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain. Oleh karenanya dalam
penerapannya, wawasan nusantara haruslah mampu memberikan daya tahan namun lentur
menghadapi globalisasi.

2. Tantangan Wawancara Nasional di Era Globalisasi


Sebagai pengaruh dari luar, globalisasi memeberikan nial pengukuran yang objektif atas
kekuatan dan kelemahan Indonesia dalam menerapkan wawasan nusantara. Karenanya
wawasan nusantara dipergunakan melalui strategi (geostrategi) mempertahankan dan
mengembangkannya terhadap pengaruh globalisasi. untuk itu diperlukan pengenalan dan
pemahaman yang memadai terhadap proses globlisasi yang juga telah dirasakan pengaruhnya di
Indonesia.

a. Dibidang ekonomi
Pengaruh gobalisasi terhadap ekonomi antara lain dalam bentuk semakin tumbuhnya
perusahan-perusahan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara
serta semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar
bebas.
Secara spesifik pengaruh globalisasi bagi Indonesia, antara lain:
1) Moneter, bahwa dibidang moneter menghadapi kendala terutama dalam kur valuta.
Terbukti saat terjadi krisis ekonomi bangsa Indonesia selalu menghadapi gejolak
dengan keterpurukan rupiah terhadap dollar.
2) Perdagangan dunia : bahwa yang dihadapi adalah dengan masuknya produk-produk
negara besar, maka produk dalam negeri semakin terpuruk dan tertinggi.
3) Embargo : bahwa dengan globalisasi maka kemungkinan besar negara-negara
berkembang seperti Indonesia kena embargo oleh negara-negara yang menguasai
dunia.
4) Neraca Pembayaran Internasional : bahwa dengan globalisasi maka neraca
pembayaran Internasinal akan mengalami defisit karena negara akan lebih banyak
mengimport dari pada mengeksport.
5) Inflasi yang tinggi : dengn pengaruh dollar yang selalu melambung tinggi dan tidak
bisa didevaluasi akan menyebabkan inlasi dalam negeri semakin tinggi sehingga
menurunkan daya beli masyarakat, sehingga pendapatan nasional semakin kecil.
b. Dibidang Ideologi-Politik
semakin kuatnya pengaruh liberalisme didalam perpolitikan di Indonesia ditandai dengan
menguatnya kapitalisme. Ciri khas kapitalisme adalah bersifat sangat pragamatis dan
imperialis dalam arti ingin menguasai pihak lain. Implikasi ini mau tidak mau harus
membuka komunikasi serta sistem politik baru yang terbuka supaya tidak melemahkan
paham nasionalisme.
c. Dibidang Sosial dan Budaya
Dengan majunya Iptek, seseorang dapat dengan mudah memindahkan ribuan maupun
jutaan dollar melintasi batas negara dalam hitungan detik dengan hanya menekan-nekan
tombol personal computer (PC)ndirumah atau menggunakan telepon seluler.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah menyebabkan terjadinya ke
merosotan nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa. Pengaruh Liberalisme membuat
masyarakat bebas di dalam menentukan kehidupannya, menimbulkan akulturasi
kebudayaan.
Perasaan sebagai satu bangsa yang menjunjung tinggi nilai budaya juga diterpa
gelombang era globalisasi. Misalnya,lahirnya RUU APP yang sampai saat ini masih
membawa pro-kontrak dalam masyarakat Indonesia.
d. Dibidang Pertahanan dan Keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu:
1) Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berpikir aktif, karena kegiatan tersebut
merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat
tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu
keamanan kepada yang berwenang.
2) Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun
solidaritas dan hubungan erat antara warga yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan.
3) Membangun Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia
(Polri) yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi
kegiatan pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah
terluar Indonesia.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan
strateginasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya
terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang
apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu secaralangsung akan berdampak pada geografi Negara yang
bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi,
kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggaprelevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara.

Kami mengaharapkan agar pemerintah Indonesia dapat lebih tegas dalam menyegerakan
penyelesaian permasalahan Geopolitik yang ada di Indonesia. Karena hal ini dapat menunjukkan
Sistem Geopolitik Indonesia yang kuat kepada seluruh dunia. Supaya mereka tidak dengan mudah
meremehkan martabat bangsa Indonesia. Indonesia telah merdeka, maka sepatutnya kita
menghapuskan segala praktek yang bertautan dengan asas kemerdekaan yang telah direnggut
bangsa Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia sendiri, jangan mudah terpengaruh untuk melakukan
aksi kekerasan dan takberetika demi mengungkapkan aspirasinya terhadap permasalahan yang
dimaksud. Kita harus tetap berkepala dingin dalam menyelesaikan berbagai permasalahan,
bukankah itu adalah hal yang paling baik untuk tidak menebar kebencian dan kerusakan di muka
bumi ini. Untuk itu selesaikanlah kasus ini dengan cara damai mencapai jalan keluar yang saling
menguntungkan Indonesia dengan negara serumpunnya.

B. Saran
1. Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar dapat mencapai
tujuan-tujuan wawasan nusantara yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan kesejahteraan,
ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam
membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.
2. Dalam penyusunan makalah ini kami yakin ada kesalahan dalam pembuatannya, maka dari itu
kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman semua untuk memberikan kritik dan saran atas
makalah yang telah kami buat, dan kami akan sangat merasa senang apabila teman mahasiswa
sekalian bisa mengkritik atau memberi saran guna memperbaiki ketidak sempurnaan kami dalam
membuat malalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cecep Dudi Muklis Sabigin 2015. Pengantar Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: CV.Insan Mandiri.
http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-geopolitik-dan-
wawasan.html#
http://nurlaili-azizah-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-79751-Geopolitik %20 dan
%20Geostrategi-PERANAN%20GEOPOLITIK %20 PERANCIS, % 20INGGRIS,%20
JERMAN,%20DAN%20POLANDIA %20DALAM% 20UNI%20EROPA%20%28week%2010
%29.html
http://vilotion.blogspot.co.id/2014/06/geopolitik.html
http://www.smansax1-edu.com/2014/10/5-permasalahan-yang-melibatkan .html
http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2009/06/geopolitik-indonesia.html
http://www.academia.edu/4717154/Makalah_GEOPOLITIK_INDONESIA
http://niswanfiqih.blogspot.co.id/2011/12/makalah-negara-dan-konstitusi.html
http://www.smansax1-edu.com/2014/10/5-permasalahan-yang-melibatkan.html

Anda mungkin juga menyukai