Anda di halaman 1dari 25

25.

DAERAH TINGKAT I MALUKU


-'
25. DAERAH TINGKAT I MALUKU

1. Keadaan Daerah dan

Penyebaran Penduduk

Daerah Tingkat I Maluku merupakan daerah


kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 1.000 pulau
besar dan kecil. Memiliki wilayah darat- an
2
seluas 87.996 km , atau kurang lebih 4,62% dari
wilayah daratan Indonesia secara keseluruhan. Dengan
lautan seluas 776.495 km2, perbandingan antara luas
wilayah lautan dan wilayah daratan adalah kurang
lebih 9 : 1. Sebagian besar perairan Maluku terdiri
dari laut-laut dalam yang pada tempat-
tempat tertentu seperti halnya dilaut Banda
mernpunyai kedalaman lebih dari 6.000 meter.
Sebagian besar pulau-pulaunya memiliki ciri yang
sama yang dapat diklasifikasikan sebagai pulau-pulau
vulkanis dan karang. Topografi wilayahnya umumnya
bergunung dan berbukit yang menjulang lang-sung
dari permukaan laut. Jenis-jenis tanah yang dominan
antara lain adalah tanah kompleks, latosol, renzina,
dan mediteran.
Ditinjau dari penyebaran pulaunya, di Maluku
terdapat 2 pulau besar yang dikelilingi oleh
pulau-pulau sedang dan kecil, yaitu kelom- -
pok Pulau Halmahera termasuk Pulau Bacan dan pulau-
pulau kecil lainnya seperti Tidore, Makian dan Ternate,
dan kelompok Pulau Seram termasuk pulau-pulau
Ambon, Haruku, Saparua, Lease, Ke- lang,
Buano, Mampa dan sebagainya. Selain itu, terdapat
pula kelom- pok-kelompok pulau yang sedang
besarnya seperti Kepulauan Tanim- bar,
Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Sula di
37
7
samping pulau-pulau tersendiri (soliter) seperti Pulau
Buru, Pulau Obi, dan Pulau Wetar. Sisanya
merupakan pulau-pulau kecil yang luas rata-
ratanya kurang dari 500 km yang sebagian besar
tidak berpenghuni.
Seperti halnya iklim di daerah tropis khatulistiwa,
yang dikelilingi perairan yang luas, iklim daerah
Maluku sangat dipengaruhi oleh lautan. Di sini
dikenal 2 musim, yaitu musim Barat atau Utara (De-
sember - Maret) dan musim Timur atau Tenggara (Mel
― Oktober) yang diselingi oleh 2 musim
pancaroba di antara kedua musim terse-
but. Keadaan musimnya tidak homogen, dalam anti
setiap musim memberikan pengaruh yang berbeda-beda
pada daratan maupun lautannya. Curah hujan
maksimum sekitar 3.800 mm/tahun (Seram Barat) dan
minimum sekitar 990 mm/tahun (Pulau Wetar).
Secara administratif, Daerah Tingkat I Maluku
terbagi ke dalam 5 Daerah Tingkat II yang terdiri dari 1
Kotamadya (Ambon) dan 4 Kabupaten yaitu Maluku
Utara, Maluku Tengah, Maluku Tenggara dan
Halmahera Tengah. Jumlah Kecamatan yang ada adalah
sebanyak 52 buah dan jumlah Desa sebanyak
1.693 buah.
Jumlah penduduk Maluku pada tahun 1976
tercatat sebanyak 1.319.305 jiwa. Dibandingkan
.
dengan jumlahnya pada tahun 1971, yaitu
sebanyak 1.089.511 jiwa, berarti selama jangka
waktu 1971 ― 1976, daerah Maluku
mengalami pertumbuhan penduduk rata-rata se-
besar 3,90% per tahunnya.
Penyebaran penduduk Maluku bukan hanya tidak
merata, tetapi juga mempunyai ciri yang khas
sebagai akibat masa penjajahan .dahulu, yaitu daerah-
daerah yang paling padat penduduknya justru terdapat
di pulau-pulau kecil seperti Pulau Ambon, Pulau
Ternate, Pulau Tidore, dan pulau-pulau Lease,
sedangkan pulau-pulau seperti Halmahera,
Seram, Buru, dan lain-lain yang relatif jauh lebih besar
mempunyai penduduk yang sangat jarang. Selain itu,
sesuai dengan pola lokasi kota-kota dan desa-
desa di Maluku yang umumnya berada di sepan-
jang pesisir pantai, sebagian besar penduduk tinggal di
sepanjang pe- sisir pantai tersebut. Di luar
Kotamadya Ambon yang mempunyai tingkat
kepadatan penduduk sebesar 2.297,4 jiwa/km2,
Kabupaten yang paling padat penduduknya
adalah Kabupaten Maluku Tengah, yaitu sebesar
378
17,6 jiwa/km2, disusul berturut-turut oleh Maluku
Utara (15,5), Maluku Tenggara (10,7) dan terakhir
Halmahera Tengah (9,2). Untuk Daerah
Tingkat I Maluku secara keseluruhan, angka
kepadatan penduduk rata-ratanya adalah sebanyak 17,7
jiwa/ km2.
Lebih dari 80% penduduk Maluku memperoleh
nafkahnya dari sektor pertanian, dengan
perincian kurang lebih 27,1% dari kegiatan tanaman
pangan yang umumnya masih bersifat
subsistence, 15,4%
dari tanaman perdagangan rakyat yang didominir oleh
beberapa komo- diti tertentu saja seperti kopra dan
coklat untuk Maluku Utara serta cengkeh dan pala di
Maluku Tengah yang pengelolaannya masih ber-
sifat tradisional, 12,1% dari perikanan, dan 7,3% dari
kehutanan. Sebagian besar pasaran dari komoditi
tersebut di atas berada di luar daerah Maluku.
Juga sebagai akibat dari praktek-praktek penjajahan
di masa lam- pau, bagian terbesar infrastruktur
yang berupa jaringan jalan, pela- buhan dan
lain sebagainya umumnya hanya terpusat di pulau-
pulau yang relatif kecil saja. Di seluruh Maluku
hanya terdapat 2 pelabuhan laut yang
merupakan pelabuhan umum, yaitu Ambon di Pulau
Ambon dan Ternate di pulau Ternate. Jaringan jaringan
jalan yang ada pun (beraspal) sebagian besar (70%)
berada di kedua pulau ini.
Untuk angkutan udara, Maluku memiliki beberapa
buah lapangan udara yang dapat digunakan untuk
penerbangan komersil. Yang terpenting di antaranya
adalah pelabuhan udara Patimura di Ambon,
yang sejak beberapa waktu sudah dapat didarati oleh
pesawat sejenis F-28 penuh. Pelabuhan-
pelabuhan udara lainnya antara lain adalah Babullah di
Ternate, Tumumbun di Tual (Kepulauan Kei Kecil), dan
Amahai di Pulau Seram.

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama


Repelita III
Di bidang perhubungan, dalam rangka
pembangunan jalan pelak-
sanaannya ditekankan pada penunjangan jalan,
peningkatan jalan,
penggantian jembatan dan pembangunan jalan.
Penunjangan jalan

379
akan meliputi hampir seluruh jalur jalan Propinsi
(jalan kolektor)
dan jalan Kabupaten (jalan lokal) di pulau-pulau
Ternate, Tidore,
Halmahera, Seram, Haruku, Saparua, Buru dan
Kepulauan Kai. Pe-
ningkatan jalan meliputi jalur-jalur jalan antara
Laha — Nusaniwe
di P. Ambon (17 km), dan jalur-jalur jalan
tertentu di P. Seram.
Pembangunan jalan akan dilaksanakan antara lain
antara Makariki
― Pasakari (P. Seram), Payahe — Weda (P.
Halmahera), dan anta-
ra pantai selatan dan pantai utara P. Ambon yang
lokasi tepatnya
akan ditentukan kemudian. Di samping itu akan
dilaksanakan peng-
gentian jembatan kurang lebih 1.000 meter. Untuk
menunjang ke- giatan-kegiatan ini
direncanakan akan diadakan unit peralatan yang
dapat dipindah-pindahkan (mobil) antar pulau dengan
menggunakan LSD 400 DWT.
Di bidang perhubungan udara, akan diusahakan
peningkatan pelabuhan udara Babullah di Ternate agar
mampu didarati pesawat sejenis F-27 penuh,
beserta peningkatan keselamatan penerbangan-
nya. Demikian pula pelabuhan udara Langgur di Tual
akan diusa- hakan peningkatannya
Pembangunan perhubungan laut antara lain akan
dilanjutkan rehabilitasi dan peningkatan keselamatan
pelayaran pelabuhan-pelabuhan Ambon, Ternate,
Sanana, Tual dan beberapa pelabuhan lainnya.
Di samping itu, fasilitas angkutan penyeberangan akan
ditingkatkan dengan penambahan fasilitas kapal
patroli dan fasilitas lainnya. Akan dijajagi
kemungkinan perluasan jaringan penyeberangan
antara Ternate ― Dodingga.
Pembangunan pos dan giro akan dikembangkan
dengan pembangunan kantor pos pembantu di 10 buah
kecamatan dan akan diada- kan penambahan
fasilitas pos.
Usaha peningkatan produksi pertanian pangan akan
dilakukan de-ngan usaha-usaha perluasan areal
pertanian terutama di pulau-pulau Seram, Buru dan
Halmahera, dan intensifikasi pada areal-areal per-
tanian yang sudah ada. Intensifikasi meliputi tanaman-
tanaman padi dan palawija, terutama jagung,
ubi kayu dan ubi jalar. Dalam me- nunjang
intensifikasi akan dibangun dan dibina Balai-balai
Benih, Unit Pengamatan Hama dan Penyakit,
Brigade Proteksi, data Balai- balai Penyuluhan
Pertanian (BPP).

380
Peningkatan produksi perkebunan antara lain akan
dilaksanakan dengan meningkatkan usaha-usaha
pembinaan, peremajaan, dan perluasan areal
.
perkebunan seperti kelapa, cengkeh, pala serta diver-
sifikasi tanaman perdagangan.
Peningkatan produksi peternakan akan
diusahakan dengan cara peningkatan populasi
ternak dengan pembinaan unit-unit pembibitan
TABEL 25 – 1
LUAS WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I MALUKU,
1971 dan 1976
Penduduk
Pertumb
Luas Jumlah Kepadat
No Jumlah uh-an
Daerah Tingkat II Wilayah Keca- an per
. Desa 1971 1976 rata-rata
(Km2) matan Km2 th.
per
1976
tahun

1. Maluku Tengah 28.171 17 480 412.52 496.253 3,76 17,6


8
2. Maluku Tenggara 27.723 8 529 221.17 296.876 6,06 10,7
0
3. Halmahera Tengah 9.116 6 102 69.602 83.708 3,76 9,2
4. Maluku Utara 22.946 20 576 306.57 351.262 2,76 15,5
5
5. Kotamadya Ambon 39, 1 6 79.636 91.206 2,75 2.297,
7 4

DAERAH. 52 1.693 1.089.5 1.319.30 3,90 17,7


TINGKAT I 87.995, 11 5
7
peternakan rakyat, penyuluhan cara beternak yang
lebih baik serta pemberantasan penyakit hewan,
terutama sapi, kerbau, babi dan unggas.
Produksi perikanan akan ditingkatkan melalui usaha-
usaha penyu-luhan dan latihan kepada nelayan dalam
menggunakan peralatan yang baru dan cara-
cara pengawetan hasil tangkapan, pengembangan
operasi budi daya penangkapan ikan, peningkatan
pelabuhan-pela- buhan dan tempat-tempat
pendaratan ikan yang ada, dan perbaikan sistem
pemasaran ikan. Guna menunjang usaha-usaha
peningkatan produksi perikanan dan hasil-hasil laut
lainnya, Lembaga Oceano- grafi (LON) di
Ambon akan ditingkatkan peranannya.
Di bidang kehutanan akan ditingkatkan kegiatan-
kegiatan penga- wasan hutan, inventarisasi dan
pengukuhan hutan dan pengembang- an
Taman Nasional P. Pombo.
Untuk menunjang produksi pertanian, akan
dilaksanakan usaha- usaha pembangunan,
perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi se-
derhana/kecil, antara lain di P. Seram, P. Buru dan P.
Halmahera.
Di bidang pangan agar harga (terutama beras) tetap
dapat terjang- kau oleh daya beli rakyat,
kebijaksanaan dan sistem pengadaan dan penyaluran
bahan pangan seperti yang telah dilaksanakan selama
ini akan tetap dilanjutkan dan disempurnakan.
Sementara itu kegi- atan-kegiatan penyuluhan
dan penerangan mengenai makanan yang murah tetapi
bernilai gizi tinggi akan ditingkatkan antara lain mela-
lui kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga). Usahausaha pencegahan dan
penanggulangan kekurangan vitamin A akan
terus ditingkatkan. Penyuluhan dalam rangka
diversifikasi tanaman dan penganeka warnaan
382
pada konsumsi akan ditingkatkan sehingga penduduk
tidak terlalu tergantung hanya dari satu dua jenis
pangan saja. Para petani dan rumah tangga
yang mempunyai pekarangan luas akan didorong untuk
memanfaatkan pekarangannya agar menghasil-
kan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi untuk
kepentingan keluarga mereka.
Di bidang perindustrian akan dikembangkan
usaha-usaha industri kecil dan industri
pedesaan, terutama dalam kemampuan berusaha,
permodalan dan pemasaran. Demikian pula akan
dikembangkan industri pengolahan ikan dan
hasil-hasil laut lainnya di Ambon, indus- tri
kerajinan kerang, minyak astiri, industri kayu dan
mebel di Ambon, dan galangan kapal rakyat di Ambon
dan Ternate.
Di bidang pertambangan kegiatan eksplorasi dan
penelitian akan dilanjutkan untuk menetapkan
kemungkinan penambangan bijih nikkel di P.
Gebe serta melanjutkan eksplorasi endapan mineral di
P. Halmahera dan P. Bacan.
Di bidang tenaga listrik akan dibangun sekitar 18
buah pusat-pusat tenaga diesel (PLTD) antara lain di
Ambon, Saparua, Banda, Ternate, Tidore, Tual, Nusa
Laut, Dobo, Saum Laki, dan beberapa tempat
lain yang akan ditentukan kemudian.
Di bidang perdagangan akan diusahakan pembinaan
pengusahapengusaha golongan ekonomi lemah dan
lembaga-lembaga permasaran yang ada dengan
memberikan penyuluhan, motivasi, serta ketrampilan
kewiraswastaan. Dalam pada itu pembinaan kegiatan
ekspor dilakukan dengan penggarapan komoditi
melalui kegiatan-kegiatan produk dan berbagai aspek
produksi lainnya kepada perusahaan-perusahaan
yang mengekspor hasil-hasil laut, kayu, kenari, pala
dan fuli, cassia fistula, dan sebagainya. Selain itu, juga
akan diselenggarakan pekan-pekan komoditi secara
berkala. Berkaitan dengan usaha-usaha ini, akan
dikembangkan pusat-pusat perdagangan lokal dan
regional yang berfungsi sebagai pusat-pusat
pengumpulan/pengadaan dan dis-tribusi barang.
Dalam rangka pembangunan koperasi pada akhir
Repelita III diharapkan di semua kecamatan (52
kecamatan) telah dibentuk KUD yang kegiatannya
meliputi bidang pertanian pangan, perkebunan,
perikanan, peternakan, kerajinan rakyat, industri kecil,
penyaluran pupuk dan obat-obatan, jasa alat-alat

38
pertanian dan alat-alat pengo- lah hasil
pertanian, jasa angkutan, serta perkreditan.
Diharapkan bahwa sebagian besar KUD-KUD
tersebut akan memiliki manajer dan badan
pemeriksa yang berkemampuan, organisasi yang
mantap serta keanggotaan yang aktif.
Dalam rangka pengembangan dunia usaha akan
diusahakan terciptanya kondisi dan iklim yang baik
bagi berkembangnya pengusaha
kecil dan menengah terutama pengusaha pribumi
antara lain dengan tersedianya kredit murah bagi
mereka melalui program KIK, KMKP atau perbankan
lainnya.
Di samping itu akan diusahakan pula peningkatan
pengetahuan dan kemampuan manajemen para
pengusaha kecil dan menengah melalui
pembinaan dan penyuluhan-penyuluhan
kewiraswastaan.
Untuk meningkatkan sarana kehidupan beragama
akan diberikan bantuan untuk rehabilitasi dan
pembangunan 295 buah tempat ibadah berbagai
agama serta pembangunan 28 buah Balai Nikah serta
per- luasan dan pembangunan 5 buah Kantor
Agama Kabupaten, pembangunan dan perluasan 4
buah Madrasah Tsanawiyah, 2 buah Ma-drasah
Ibtidayah Negeri (MIN), sebuah Madrasah Aliyah dan 3
buah Pendidikan Guru Agama. IAIN Alaudin Cabang
Ternate akan ditingkatkan sesuai dengan Tridharma
Perguruan Tinggi.
Di samping itu penerangan dan bimbingan hidup
beragama bagi berbagai kalangan masyarakat
termasuk masyarakat suku terasing akan terus
ditingkatkan.
Pembangunan di bidang pendidikan akan diusahakan
antara lain melalui peningkatan fasilitas belajar pada
pendidikan dasar dengan membangun lebih dari 120
buah gedung SD di samping merehabilitir gedung SD
Negeri, SD Swasta. dan Madrasah Ibtidaiyah yang
memerlukannya, meningkatkan fasilitas belajar pada
pendidikan SLTP dengan membangun lebih
kurang 6 buah gedung SMP baru dan penambahan
kurang lebih 75 kelas baru pada SLTP yang ada. Demi-
kian pula peningkatan fasilitas belajar pada SLTA
dengan mem- bangun 2 buah gedung SMA baru

384
di samping penambahan kurang lebih 20 ruang
kelas baru, pengembangan 4 buah STM, 6 buah
SMEA serta sebuah SPG. Universitas Pattimura akan
terus dikembangkan antara lain bidang-bidang
teknologi dan ilmu sosial.
Dalam hal pengembangan kebudayaan daerah akan
disusun kebijaksanaan dan pola pengembangan
museum Ambon dan merintis pe mugaran komplek
kepurbakalaan di P. Saparua, perluasan museum
Siwa Lima, dan pernugaran; Kraton Ternate menjadi
Museum dan pusat kebudayaan.
Selain itu akan digali dan dibina lebih lanjut bentuk-
bentuk teater rakyat yang hampir punah serta akan
diadakan perekarnan terhadap sastra lisan daerah.
Musik tradisional akan direkam lebih lanjut untuk
dikembangkan. Demikian pula halnya dengan berbagai
bentuk seni rupa seperti berbagai ragam hias
berupa motif-motif seni daerah. Juga akan dilakukan
penelitian-penelitian terhadap berbagai bahasa daerah
seperti bahasa-bahasa Halmahera Utara, Halmahera
Selatan dan me- layu Ambon.
Dalam rangka peningkatan di bidang kesehatan akan
dibangun sekitar 81 Puskesmas Pembantu di
daerah-daerah non transmigrasi dan 7 buah
Puskesmas Pembantu di daerah transmigrasi. Selain itu
akan diusahakan pula peningkatan, perataan serta
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu serta peningkatan fungsi BP dan BKIA
dengan pengintegrasian ke dalam Puskesmas
Pembantu dan peningkatan peran serta
masyarakat dalam usaha-usaha kesehatan melalui
pende-katan PKMD.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyara- kat, akan dibangun 1 buah RS
Kabupaten, peningkatan pelayanan RS-RS
yang sudah ada, peningkatan kesehatan gigi, dan
penempatan beberapa orang dokter ahli.
Dalam pada itu peningkatan usaha pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, penyediaan air
bersih, dan penyehatan lingkungan pemukiman akan
dilanjutkan.
Peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat
.
dengan pendekatan edukatif akan dilaksanakan secara
intensif di Pusat Kesehatan Ma- syarakat
(Puskesmas) yang ada serta usaha perbaikan gizi
dengan peningkatan UPGK, pencegahan dan
38
5
penanggulangan kekurangan vitamin A dan
sebagainya.
Usaha peningkatan kesejahteraan sosial antara lain
akan dilaksana- kan melalui pembinaan
masyarakat terasing di Maluku Tengah dan Maluku
Utara, melanjutkan pembangunan panti Werdha di Ma-
luku Tengah, pembangunan Panti Karya Taruna di
Ambon dan menyelenggarakan pelayanan penderita
cacat.
Usaha pembangunan di bidang hukum antara lain
akan dilaksana- kan melalui pembangunan dan
perluasan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi
sebanyak 10 buah, termasuk pembangunan 1 buah
gedung Pengadilan Negeri dan 38 buah tempat sidang
di berbagai kota kecil, pembangunan 15 buah
kantor Kejaksaan Negeri, 9 buah gedung Lembaga
Pemasyarakatan, 1 buah gedung kantor Imigrasi, 1
buah Asrama Tahanan Imigrasi dan pengadaan
peralatan komunikasi.
Di bidang perumahan rakyat akan diusahakan
pembangunan rumah sederhana dan rumah inti serta
perbaikan kampung (KIP) di Ambon. Perintisan
pemugaran perumahan desa di kabupaten Maluku
Tengah dan Maluku Utara serta peningkatan
perbaikan kesehatan lingkungan dengan perbaikan
sistem pembuangan sampah di Ambon.
Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan
kepada penyelesaian kegiatan yang telah dimulai
dalam Repelita II seperti di kota- kota Ambon,
Tual dan Ternate, di samping akan diusahakan pelak-
sanaan program air bersih di 1 kota lainnya.
Di bidang kependudukan dan keluarga berencana
dalam Repelita III akan dilakukan pengembangan
kegiatan antara lain penerangan dan motivisi,
pelayanan kontrasepsi, dan meningkatkan ketrampilan
petugas-petugas Kependudukan dan Keluarga
Berencana, serta penyediaan sarana penunjang.
Sebagai langkah permulaan dalam tahun pertama
Repelita III akan dibentuk perwakilan BKKBN daerah
Tingkat I.
Di bidang transmigrasi, selama Repelita III
direncanakan akan ditempatkan antara 12.000 - 16.000
KK transmigran di 2 Kabupaten (Maluku Utara dan
Maluku Tengah). Di samping itu akan terus
dilaksanakan usaha-usaha pemukiman kembali
386
(resettlement) pen- duduk dari daerah-
daerah berpenduduk padat/kritis ke daerah-daerah
yang relatif kurang penduduknya.
Di bidang penerangan, pers dan komunikasi sosial
antara lain akan dilakukan peningkatan
kemampuan siaran stasiun RRI Ambon (10 KW),
serta pembangunan 2 buah stasiun pemancar TV-RI
baru di Ternate dan Tual. Sementara itu
peningkatan operasi penerangan diarahkan untuk
lebih menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di
pelbagai bidang seperti antara lain pertanian,
keluarga berencana, kesehatan dan pendidikan
non formal.
Usaha ini antara lain akan dilakukan dengan
membangun PUSPENMAS-PUSPENMAS di Kabupaten-
kabupaten yang belum memilikinya dan penyebaran
televisi umum ke desa-desa secara ber- tahap
sesuai dengan jangkauan pemancar TV-RI.
Dalam rangka pembangunan, Daerah, Desa dan
Kota, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I
diarahkan untuk :
1. Penunjangan jalan propinsi.
2. Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan kurang
lebih 52 000 Ha yang meliputi pemeliharaan
bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang,
tanggul banjir dan jalan inspeksi.
3. Menunjang proyek sektoral, meningkatkan
kesejahteraan penduduk daerah miskin,
pembangunan dan perbaikan prasarana perhu-
bungan untuk membuka daerah terisolir, proyek
yang menunjang pembangunan desa dan kota
(ibukota Propinsi, serta proyek- proyek yang
dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan
aparatur Pemerintah).
Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan
untuk pemeliharaan, penunjangan, peningkatan dan
pembangunan baru jalan-jalan kabupaten. Di
samping itu, bantuan ini juga diarahkan
penggunaannya untuk pembuatan dan perbaikan
irigasi sedang kecil, penggalian saluran tersier, dan
lain4ain proyek yang dianggap sangat berguna bagi
kepentingan umum seperti pembuatan saluran-saluran
air (riool), pasar, terminal bus, dan lain-lain.
Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk

38
7
melengkapi dan meningkatkan prasarana desa yang
dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kegiatan
kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya ta-
han masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan
pembangunan desa dise-suaikan dengan prioritas di
desanya masing-masing, dan direncanakan oleh
Lembaga Sosial Desa dengan memperhatikan
kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.
Dalam rangka pengembangan kota, akan dilakukan
usaha penyusunan rencana kota, antara lain untuk
kota-kota Ambon, Tual, Ternate, dan Masohi.
Dalam rangka pengelolaan sumber alam dan
lingkungan hidup akan diusahakan pembinaan
suaka alam dan hutan-hutan bakau untuk
pelestarian plasmanuftah dan perlindungan daerah
pesisir serta penanggulangan pencemaran di
daerah perkotaan (Ambon).
Di samping usaha-usaha pembangunan seperti
tersebut di atas, dalam rangka kelancaran
pelaksanaan pembangunan di daerah, akan terus-
menerus diusahakan penyempurnaan aparatur

38
8
Pemerintah di daerah, termasuk penertiban dan
penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan
daerah.

Anda mungkin juga menyukai