Anda di halaman 1dari 8

‫‪Khutbah Jumat: Tiga Hal Penting di Bulan‬‬

‫‪Rajab‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫ل اللسلّا دام‪ ِ،‬و د أأف حَه دم ددناَ ب اش در ا ي حَع دة ا ال لن لب الي اللدكرَيام‪ ِ،‬أأش حَه دده أأحَن دلا الا ده د إإلللا الله و دححَدده ه لا‬ ‫حَالْح دحَمده لله ا حَالْح دحَمده لله ا اللذّي ه دددادناَ ه‬
‫سب ه د‬

‫سل الحَم دوبَاَرا حَ‬


‫ك ع ددلىَ‬ ‫ص لا‬
‫لو د‬ ‫سي ل ادددناَ و دن دب ا لي لدناَ م هح دلم لددا ع دب حَدهه ه و د درسوهله‪ ِ،‬الل له هللم د‬
‫كرْام‪ ِ،‬و د أأش حَه دده أألن د‬
‫ل دوالإ حَ‬
‫ذو حَالْدجلّا ا‬
‫ش در ا يك دله‪ ِ،‬ه‬

‫صي حَك هحَم و د نِ دحَفس ا حَ‬


‫ي‬ ‫ن إدلىَ ي دو حَام اللد ايِّن‪ ِ،‬أأللماَ بَ دعحَده‪ :‬ف ددياَيليدهاَ الإإ حَ‬
‫خدوان‪ ِ،‬أحَو ه‬ ‫حساَ ا‬ ‫صحْاَبَ اه ا دوالللتاَابَعي د‬
‫ن ابإِ حَ‬ ‫سي ل ادانِاَ م هح دم لدّد و دع ددلىَ االه دوأ حَ‬
‫د‬

‫حي حَم حَ‪ :‬دياَ أأيليدهاَ ال ل لذّ ايِّدن‬ ‫ن حَاللك دارَيم حَ‪ :‬ب اس حَام الله ا ال لر لحَحدماَ ا‬
‫ن ال لر ل ا‬ ‫ل الله ه ت ددعاَلىَ د افيِ حَالقهحَرا ا‬ ‫بتا دحَقدوىَ الله ا و ددطاَع دت اه ا ل دع د للللك هحَم ت هحَفل ا ه‬
‫حو حَحَن‪ ِ،‬دقاَ د‬

‫صل احَح للدك هحَم أأعحَدماَللدك هحَم و د ي دغحَف ار حَ للدك هحَم ذ ههنِو بَ دك هحَم و دم دحَن ي هط ااع الله و در د ه‬
‫سول ده ه ف دقدحَد دفاَز د ف دو حَدزا‬ ‫دا‪ ِ،‬ي ه حَ‬ ‫دآم دهنوا ا لت لهقوا الله و دهقوهلوا ق دو حَدلا د‬
‫سدايِ د‬

‫حللق ت هدقاَت اه ا دولا د ت دم هو حَت هللن إإل لا ل و د أأنِ حَت هم حَ م ه حَ‬


‫سل ام هو حَ د‬
‫ن‬ ‫ماَ وقاَل تعاَلىَ دياَ ا يدليدهاَ ال ل لذّ ايِّ حَدن آم دن هحَوا ا لت لقهحَوا الله د د‬ ‫‪.‬ع د ا‬
‫ظي د‬

‫صدددق الله ه الع د ا‬


‫ظيم حَ‬ ‫د‬

‫‪Jamaah shalat Jumat hafdhakumullah,‬‬

‫‪Alhamdulillah, pada bulan ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan‬‬

‫‪Rajab 1440 H. Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata‬‬

‫‪Rajab berasal dari kata “tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT‬‬

‫‪memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang‬‬

‫‪juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan‬‬

‫‪Rajab. Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan‬‬

‫‪dari Allah SWT.‬‬


Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri

dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah),

Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan

Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT

melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan

rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT. Ini menunjukkan kemuliaan

dan keagungan dari bulan Rajab.

Kemuliaan bulan Rajab semakin bertambah dengan peristiwa monumental

isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil haram Makkah menuju

masjidil Aqsho Palestina. Kemudian dilanjutkan dari masjidil Aqsha menuju

Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah SWT sang pencipta Alam semesta.

Sebagaimana frman Allah SWT dalam surat Isra’ ayat 1:

‫حو حَل ده هَّ ل ان هر ا ي ده هَّ م احَن ا يٰي يٰت ان داَاَ ا لانِ له هَّ ه هو د‬ َ‫صاَ ال ل لذّ ا ح‬
‫ي ب يٰر دكحَدناَ د‬ ‫جدا احَلا دق حَ د‬ َ‫جدا احَلْح ددراام ا ادلىَ ال حَم د ح‬
‫س ا‬ ‫رىَ بَ اع دب حَداهِه ل دي حَدلّا لم ا د‬
َ‫ن ال حَم د ح‬
‫س ا‬ َ‫ن ال ل لذّ ا يِ ح‬
ٰ‫ي ا دس حَ ي‬ ‫سب حَيٰح د‬
‫ه‬

‫الللسماي حَهع ال حَب د ا‬


‫صي حَر ه‬

Artinya: Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu

malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi

sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda

(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha

Melihat.

Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari, juz 5

halaman 52. Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT

memerintahkan Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh


rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam

perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa

mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan

perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah

membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada

Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap

kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi

Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan

sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali,

dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali

pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat

wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali

menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.

Peristiwa isra’ dan mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah

terhadap kemuliaan bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam

bulan Rajab yang mulia ini?

Pertama adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. Terkait kesunahan

puasa di bulan Rajab ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

dalam kitab Sahih Muslim juz 2 halaman 811:

‫ب‬ ‫ن ي دو حَم دإئئدّذ افيِ ر د د‬


ّ‫ج د‬ ‫ب و ددن حَحْ ه‬ ‫صو حَام ر د د‬
ّ‫ج د‬ ‫ِ ع دحَن د‬،‫جب دي حَدّر‬
‫ت دساعيدد ب حَدن ه‬
‫س أأل حَ ه‬
‫ د‬:‫ل‬ ‫صاَرا ي ل‬
‫ِ دقاَ د‬،‫ي‬ ‫كيدّم احَلأأنِ حَ د‬
‫ن ب حَهن ح د ا‬ ‫ح دللدث ددناَ ع هث حَ د‬
‫ماَ ه‬

:‫ " ك داَدن ر دهسوهل الله ا دصلللىَ الله ه ع دل دي حَه ا وددس لل لم د ي دهصوم ه دحللتىَّ نِ دهقودل‬:‫ِ ي دهقوهل‬،َ‫س ر دض ايد الله ه ع دحَنه هدما‬
ّ‫ت اب حَدن ع دللباَ د‬
‫سم اعحَ ه‬
‫ د‬:‫ل‬
‫ف ددقاَ د‬

‫صوم ه‬ ‫حللتىَّ نِ دهقو د‬


‫ دلا ي د ه‬:‫ل‬ ‫ِ و د ي هحَفط ار ه د‬،‫ر‬
‫" دلا ي هحَفط ا ه‬
Artinya: “Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair

tentang puasa Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id menjawab:

saya mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa

(berturut-turut) hingga kami menduga beliau berpuasa, dan beliau tidak

berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau tidak puasa.”

Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah An-Nawawi ‘ala Muslim juz 8

halaman 38, hadits di atas tidak menunjukkan larangan khusus atau

kesunahan khusus puasa di bulan Rajab. Karena itu, kesunahan puasa di bulan

Rajab melihat terhadap dua aspek, pertama hukum asal puasa hukumnya

adalah sunnah. Kedua, perintah Nabi yang menganjurkan puasa di bulan-

bulan mulia, bulan Rajab adalah salah satunya. Imam ats-Tsauri sebagaimana

dikutip Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 119 menyatakan:

“Aku amat menyukai amalan puasa di bulan-bulan haram (mulia). Hal ini telah

dipraktikkan oleh sebagian ulama salaf yang berpuasa di setiap bulan yang

mulia, seperti Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi’i.”

Jamaah shalat Jumat hafdhakumullah,

Kedua, selalu menjalankan kewajiban shalat lima waktu tepat pada waktunya.

Musthafa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa ‘Ibar, jilid 1

halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan isra’ dan mi’raj dengan

ruh dan jasadnya sebagai mu’jizat, maka sebuah keharusan bagi tiap Muslim

menghadap (mi’roj) kepada Allah SWT lima kali sehari dengan jiwa dan hati

yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’, seseorang akan merasa diawasi
oleh Allah SWT, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu,

malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat

bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak

kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran

Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Ketiga, Rajab adalah bulan yang tepat untuk bertobat dari segala maksiat.

Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan

umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau

mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal

baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga

syarat agar tobat kita diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan

dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua, meninggalkan setiap

kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji untuk tidak mengulang

dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar tobat

kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.

Jamaah shalat Jumat hafdhakumullah,

Mengapa kita perlu memperhatikan bulan Rajab yang mulia ini? Karena Bulan

Rajab adalah bulan yang mulia. Berdoa pada Allah di bulan ini tidak akan sia-

sia. Sungguh beruntung seseorang yang memperbaiki amalan, menjauhkan

diri dari perbuatan keji dan kemungkaran. Beramal di bulan ini bagaikan
mendapatkan emas mulia, memanfaatkan waktu dengan taat merupakan hal

yang utama.

Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan para jamaah sekalian. Wahai hamba

Allah, raihlah (kebaikan) bulan Rajab dan kembalilah ke jalan Allah, Ampunan

Allah akan diberikan pada hamba yang bertobat. Di bulan ini pintu-pintu

ampunan Allah telah terbuka, segeralah bertobat dan menyambutnya.

Syekh Dzunnun Al-Mishri sebagaimana dikutip Syekh Abdul Qadir dalam

kitab al-Ghuniyah juz 1 halaman 326 mengatakan, Rajab adalah bulan untuk

meninggalkan kejelekan, Sya’ban adalah bulan untuk menambah ketaatan,

Ramadhan adalah bulan untuk menjemput kemuliaan. Seseorang yang tidak

meninggalkan kejelekan, tidak melaksanakan ketaatan, tidak menjemput

kemuliaan, maka ia adalah pengikut setan. Na‘ûdzu billâhi min dzâlik.

Selain itu, Rajab adalah bulan bercocok tanam, Sya’ban bulan untuk

menyiram, dan Ramadhan adalah bulan panen hasil bertanam. Setiap orang

akan menuai apa yang ia tanam, setiap orang akan menuai perbuatannya.

Siapa pun yang tidak menghiraukan tanamannya, ia akan menyesal di hari

pembalasan.

Di Bulan Rajab ini, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala

kejelekan dan kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak

ladang amal ibadah, mendapatkan pahala amal ibadah yang berlipat dan

selalu mendapatkan ridha dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.


‫ن‬ ‫عوذ ه اباَلله ا م ا د‬
‫ن الللشحَيطاَ ا‬ ‫أ ه‬ ‫دجع ددلناَ الله ه دوإللياَكم م ادن الفداَ إئ ازيِّن الآم اانين‪ ِ،‬دوأحَدخ دل ددناَ وإإللياَكم افيِ ز هحَمدرة ا عادباَداه ا الم هؤحَم ان اي حَدن ‪:‬‬

‫حيم حَ‪ :‬دياَ أأيليدهاَ ال ل لذّ ايِّدن آم دهنوا ا لت لهقوا ال لل له د و دهقوهلوا ق دو حَدلا د‬
‫سدايِ د‬
‫دا‬ ‫جيحَم‪ ِ،‬ب اس حَام الله ا ال لر لحَحماَ ا‬
‫ن ال لر ل ا‬ ‫ال لر ل ا‬

‫ك ب درل ر‬
‫جلوادك ك درْ ا حَيم ك م دل ا ك‬
‫إنِ له ه دتعاَ ددلىَ د‬ ‫بَاَ در دكد الله ه ل احَيِ دوللكم حَ افيِ القهحَرآان الع دظايحَام‪ ِ،‬ودنِ دفدع دناحَي ودإإلياَك هحَم اباَلآياَات وذاكحَرْا الْح داكيحَام‪.‬‬
‫حي حَم ك‬
‫ف رد ا‬
‫ر دؤ هحَو ك‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫علىَ د ت دو حَف اي حَق اه ا و دا احَمت ادناَنِ اه ا‪ .‬و د أأش حَه دده أأحَن لا د الا ده د إإل لا ل الله ه دوالله ه و دححَدده ه لا د ش در ا ي حَ د‬
‫ك ل ده ه و د أأش حَه دده‬ ‫ساَنِ اه ا دواليلشك حَرَ ه ل ده ه د‬
‫ح د‬ ‫ا دحَلْح دحَمده لله ا د‬
‫علىَ د إإ حَ‬

‫سل الحَم ت دحَسل اي حَ د‬


‫ماَ‬ ‫سي ل ادادناَ م هح دلم لدّد واع ددلىَ الد اه ا و د أأ حَ‬
‫صدحْاَبَ اه ا و د د‬ ‫ل ع ددلىَ د‬ ‫ضدوانِ اه ا‪ .‬الله هللم د‬
‫ص لا‬ ‫سي ل ادددناَ م هح دلم لددا ع دب حَدهه ه و در دهسو حَل هه ه الللدااعىَ إلىَ د را حَ‬
‫أللن د‬

‫كثي حَدرا‬
‫ا‬

‫سه ا و دثلددنىَّ ب ادملّآ‬ ‫س ا لات لهقواالله د ف اي حَ د‬


‫ماَ أأم ددر دوان حَت ده هحَوا ع دللماَ دندهىَّ دواع حَل دم هحَوا أأللن الله د أأم ددرك هحَم ب ا أأحَمر دّ ب دد د أأ ف اي حَه ا بنا دحَف ا‬ ‫أأللماَ بَ دعحَده دفياَ د ا يدليدهاَ الللناَ ه‬

‫ماَ‪ .‬الله هللم‬


‫سل لام هحَوا ت دحَسل اي حَ د‬
‫ص يل لحَوا ع دل دي حَه ا و د د‬
‫علىَ د ال لن لابىَّ يآ ا يدليدهاَ ال ل لذّ ايِّ حَدن آم دن هحَوا د‬
‫ن د‬‫ص يل لو حَ د‬ ‫ل دتعاَ ددلىَ إإللن الله د و ددملّآإئئ د‬
‫كت ده ه ي ه د‬ ‫سه ا و ددقاَ د‬
‫كت اه ا بَ اق هحَد ا‬
‫إئئ د‬

‫ك و ددملّآإئئك دة ا حَالم هقد لر لبَ اي حَ د‬


‫ن دواحَر د‬
‫ض‬ ‫سل ا د‬ ‫سي ل ادانِاَ د م هح دلم لدّد و دع ددلىَ ا دن حَابيآإئئ د‬
‫ك و در ه ه‬ ‫سل الحَم و دع ددلىَ آ ا‬
‫ل د‬ ‫صلللىَ الله ه ع دل دي حَه ا و د د‬
‫سي ل ادادناَ م هح دلم لددّ د‬ ‫ص لا‬
‫ل ع ددلىَ د‬ ‫د‬

‫ن‬ ‫ح د‬
‫ساَ دّ‬ ‫ن و ددتاَبَ ااعيِ الللتاَبَ اع اي حَ د‬
‫ن ل ده هحَم ب ااَ ا حَ‬ ‫حاَبَ دة ا دوالللتاَبَ اع اي حَ د‬
‫ص د‬‫ماَن و دع دالىَ و دع دحَن بَ دق ا لي لة ا ال ل ل‬ ‫ن حَالْخل ه ددفاَء ا الللرا ا‬
‫شدايِّ حَدن أأابىَ بَ دك حَرَ دّ و دع هدمر و دع هث حَ د‬ ‫الل له هللم ع د ا‬

‫حمد الللرااحم اي حَ د‬
‫ن‬ ‫ض ع دللناَ م دع ده هحَم ب ار دحَحم دت ا د‬
‫ك دياَ أأحَر د‬ ‫ا ادلئي دو حَام اللد ايِّ حَ ا‬
‫ن دواحَر د‬

‫ن‬ ‫ت الله هللم أأعا ل لز ا حَلإإحَسلّا دم د و دحَالم ه حَ‬


‫سل ام اي حَ د‬ ‫حيآء ه م احَنه هحَم و دحَالا دحَمدوا ا‬
‫ت دالا د حَ‬
‫سل ادماَ ا‬
‫ن و دحَالم ه حَ‬
‫سل ام اي حَ د‬
‫ت و دحَالم ه حَ‬ ‫دالله هللم ا حَغف ار حَ ل ال حَم هؤ حَم ان اي حَ د‬
‫ن و دحَالم هؤ حَم ادناَ ا‬

‫ن و د د دلم احَر‬
‫سل ام اي حَ د‬ ‫حدا لي لة د دوانِ حَص هرحَ م دحَن نِ دص در د اللد ايِّ حَدن دواخحَذهحَل م دحَن خ دذد د‬
‫ل حَالم ه حَ‬ ‫ن دوانِ حَص هرحَ عادباَد دك د حَالم هو د ال‬ ‫و د أأذاللل الش لارحَك د و دحَالم هش حَر ا ا‬
‫كي حَ د‬
‫ن دماَ‬
‫ن و دهسو حَء د حَالف ات حَن دة ا و دحَالْماح د د‬ ‫ن‪ .‬الله هللم احَدف دحَع ع دللناَ حَالدبلّا دء د و دحَالو ددباَء د دوال ل لزلا دزا د‬
‫ل و دحَالْماح د د‬ ‫ك إإدلىَ ي دو حَم د اللد ايِّ حَ ا‬
‫ل ك دل ادماَت ا د‬ ‫أأع حَدداء د اللد ايِّ حَ ا‬
‫ن دواع حَ ا‬

‫ن‪ .‬ر د لب لدناَ آتنااَ د افىَ اليلدن حَ دياَ‬ ‫ن عآللمة د دياَ ر د ل ل‬


‫ب حَالدعاَل دماي حَ د‬ ‫سل ام اي حَ د‬
‫ن حَالم ه حَ‬
‫دا ا‬ ‫سللياَ خآ ل ل‬
‫صة د و ددساَ إئ ر ا حَالب هل حَ د‬ ‫ن ع دحَن بَلد دد ادناَ ا ان حَ ه‬
‫دون اي حَ ا‬ ‫دظه در د م احَندهاَ و ددماَ بَ دطد د‬

‫دحدسن دة د ودافىَ حَالآ اخر دة ا دحدسن دة د ودق ادناَ ع ددذا دب الللناَرا‪ .‬رد لب لدناَ دظل دم حَدناَ ا دنِ حَفهدسدناَ دواإحَن ل دحَم ت دغحَف ار حَ ل ددناَ ودت درحَدحم حَدناَ ل دن دهكوحَن دللن م ادن حَالْخاَدس ارا يِّ حَدن‪.‬‬

‫ن حَالفدحَحشآء ا و دحَالم هن حَك درَ ا و دحَالب د حَغيِ ي دع اظهك هحَم‬


‫ن و دإإ حَيتآء ا اذي حَالق هحَربىَ د و د ي دحَندهىَّ ع د ا‬ ‫ح د‬
‫ساَ ا‬ ‫إإللن الله د ي د أأم ههردناَ ب احَاَلع دحَد ا‬
‫ل و دا حَلإإ حَ‬ ‫عادباَددالله ا !‬
‫علىَ د نِ اع دماه ا ي دز احَدك هحَم و دل دذّ اك حَرْ ه الله ا أأ حَ‬
‫كب درحَ‬ ‫ل دع د للللك هحَم ت دذ د لكلرْ هحَو د‬
‫ن دواحَذك ههرْوا الله د حَالع دظ اي حَم د يِ د حَذك هرْ حَك هحَم دواحَشك هرَ هحَوه ه د‬

‫‪Rustam Ibrahim, Dosen UNU Surakarta‬‬

Anda mungkin juga menyukai