PENGOLAHAN LIMBAH
Oleh
Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Padang
2014
Pengolahan Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari
bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis
dan karakteristik limbah.
1. Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah
tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta
dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit
tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll .
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis
besar limbah padat terdiri dari:
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup
maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan
bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya
peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
a. Sistem Balistika dalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran / berat / volume.
b. Sistem Gravitasi adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya
berat misalnya barang yang ringan / terapung dan barang
yang berat / tenggelam.
c. Sistem Magnetis adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat
magnet yang bersifat agnet, akan langsung menempel.
Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non
logam.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih
kecil agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah
membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada
lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus
dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah
pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :
a. Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada
sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat
dapat dibuang ke laut.
Hal ini disebabkan :
1.Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2.Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3.Laut menjadi dangkal.
4.Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya dapat membunuh biota laut.
2. Limbah cair
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.
Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara
kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang
paling murah dan
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu:
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga
termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti
Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun
dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat
memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan
waktu detensi 3-5 hari saja.
1. trickling filter
2. cakram biologi
3. filter terendam
4. reaktor fludisasi
Laboratorium kimia sekolah merupakan salah satu penghasil limbah cair, padat
maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium sekolah termasuk kecil,
sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan ada yang
mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di laboratorium kimia relatif
kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih dapat
diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah
kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara. Tetapi
berbeda dengan limbah cair, umumnya laboratorium sekolah berlokasi di sekitar
kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah
dapat membahayakan lingkungan sekitar. Ulasan dalam makalah ini terbatas pada
penanganan limbah cair yang berasal dari laboratorium kimia sekolah.
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang
paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai
metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Daftar Pustaka
Aslam, M.M., Hassan, I., Malik, M., Matin, A., 2004, Removal of Copper from
Industrial Effluent by Adsorption with Economical Viable Material,
Electron.J.Environ.Agric. Food Chem, Vol 3(2):658-664
Chand, S., Aggarval, V.K., Kumar, P., 1994, Removal of Hexavalent Chromium from
the Wastewater by Adsoption, Indian J. Environ, Health, 36(3): 151-158 pp.
Endang Widjajanti, V Lilik Haryanto, Siti Marwati, 2008, Rancang Bangun Instalasi
Pengolah Limbah Cair Industri Electroplating, Laporan Pengabdian pada
Masyarakat