Anda di halaman 1dari 13

MACAM − MACAM KURIKULUM

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Kurikulum dan Design Pendidikan Kejuruan
yang dibina oleh Dr. H.Tri Kuncoro, ST., M.Pd.

Oleh :
Intan Luthvia Rahma Dewi 170521626049

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
September 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Sanjaya (2011:4), dalam konsep kurikulum sebagai mata
pelajaran biasanya erat dengan usaha untuk memperoleh ijazah. Ijazah sendiri
pada dasarnya menggambarkan kemampuan. Artinya, apabila siswa telah
berhasil mendapatkan ijazah berarti ia telah menguasai pelajaran sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Kemampuan tersebut tercermin dalam nilai
setiap mata pelajaran yang terkandung dalam ijazah itu. Siswa yang belum
memiliki kemampuan atau belum memperoleh nilai berdasarkan standar
tertentu tidak akan mendapatkan ijazah, walaupun mungkin saja mereka telah
mempelajari kurikulum tersebut.
Menurut Sarinah (2015:21), kurikulum dipandang sebagai suatu rencana
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung sekolah atau lembaga pendidikan. Sehingga hubungannya
kurikulum dengan pengajaran merupakan dua subsistem dari sistem yang
lebih besar yaitu persekolahan dan pendidikan. Oleh karena itu antara
keduanya sangat erat kaitannya maka para ahli menganggap bahwa kurikulum
dan pengajaran adalah suatu kesatuan dengan demikian tidak perlu dibedakan
karena yang satu tidak dapat berkaitan tanpa yang lain, dan satu berpengaruh
terhadap yang lain.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka diperlukan suatu
pengenalan penting tentang macam-macam kurikulum dalam proses belajar.
Tercapainya pemanfaatan kurikulum yg diharapkan dan pendidikan yang
berkualitas. Hasil pembelajaran dari sumber belajar dapat diterima maksimal
oleh peserta didik dan terciptanya keberhasilan dari tenaga pendidik. Selain
itu, menimbang serta memilih dari macam-macam konsep kurikulum yang
yang akan diterapkan dalam suatu pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1) Jelaskan macam – macam model konsep kurikulum ?
2) Jelaskan macam – macam kurikulum berdasarkan pengembangnya dan
penggunaannya ?
3) Jelaskan macam – macam ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya?

1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini dengan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui macam-macam model konsep kurikulum
2) Untuk mengetahui macam – macam kurikulum berdasarkan
pengembangnya dan penggunaannya
3) Untuk mengetahui macam – macam ditinjau dari konsep dan
pelaksanaannya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam – Macam Model Konsep Kurikulum

Menurut Fristiana (2016:131), model konsep kurikulum dari teori


pendidikan klasikal disebut kurikulum subjek akademis, pendidikan pribadi
disebut kurikulum humanistik, teknologi pendidikan disebut kurikulum
teknologis dan dari pendidikan interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi
sosial.
2.1.1 Kurikulum Subjek Akademis

Menurut Fristiana (2016:131), kurikulum subjek akademis bersumber dari


pendidikan klasikal (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada
masa lalu.

1) Ciri-ciri kurikulum subjek akademis


Menurut Fristiana (2016:136), ada beberapa pola organisasi isi (materi
pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola organisasi yang
terpenting di antaranya :
 Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang
dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
 Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan
pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup
materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.
 Integrated curriculum. Kalau dalam unified masih tampak warna
disiplin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu
tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam
suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
 Problem Solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik
pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
berbagai mata pelajaran.
Menurut Fristiana (2016:138), tentang kegiatan evaluasi, kurikulum
subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi
disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam bidang studi
humaniora lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay test) daripada tes
objektif.

2) Pemilihan disiplin ilmu


Menurut Fristiana (2016:139), masalah besar yang dihadapi oleh para
pengembang kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memililh
materi pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Ada beberapa
saran untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu.
 Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh
(comprehensiveness) dengan menekankan pada bagaimana cara
menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
 Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), memilih dan
menentukan aspek-aspek dari dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan
dalam kehidupan masyarakat.
 Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang
menjadi dasar (prerequisite) bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu
yang lainnya.
3) Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak
Menurut Fristiana (2016:140), para pengembang kurikulum subjek
akademis, lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan
sistematis daripada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan
berpikir anak. Mereka umunya kurang memperhatikan bagaimana siswa
belajar dan lebih mengutamakan susunan isi, yaitu apa yang akan
diajarkan. Para ahli kurikulum subjek akademis juga memandang materi
yang akan diajarkan bersifat universal, mereka mengabaikan karakteristik
siswa dan kebutuhan masyarakat setempat.

2.1.2 Kurikulum Humanistik


1) Konsep dasar
Menurut Fristiana (2016:142), pendidikan mereka lebih menenkankan
bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan
atau bersikap terhadap sesuatu. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam
pendidikan humanistik yaitu pendidikan: Konfluen, Kritikisme Radikal, dan
Mistikisme modern. Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi,
pribadi individu harus merespon secara utuh (baik segi pikiran, perasaan
maupun tindakan), terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan.
2) Kurikulum konfluen
Menurut Fristiana (2016:143), kurikulum konfluen dikembangkan oleh
para ahli pendidikan konfluen, yang ingin menyatukan segi-segi afektif
(sikap, perasaan, nilai) dengan segi-segi kognitif (kemampuan intelektual).
Pendidikan konfluen kurang menekankan pengetahuan yang mengandung
segi afektif. Menurut mereka kurikulum tidak menyiapkan pendidikan
tentang sikap, perasaan, dan nilai yang harus dimiliki murid-murid.
3) Beberapa ciri kurikulum konfluen
Menurut Fristiana (2016:141), kurikulum konfluen mempunyai
beberapa ciri utama yaitu.
 Partisipasi. Kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar.
Kegiatan belajar adalah belajar bersama, melalui berbagai bentuk
aktivitas kelompok.
 Integrasi. Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi
interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga
tindakan.
 Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan
kehidupan murid karena diambil dari dunia murid oleh murid sendiri.
Hal demikian sudah tentu akan lebih berarti bagi murid baik secara
intelektual maupun emosional.
 Pribadi anak. Pendidikan ini memberi tempat utama pada pribadi anak.
Pendidikan adalah pengembangan pribadi, pengaktualisasian segala
potensi pribadi anak secara utuh.
 Tujuan. Pendidikan ini bertujuan mengembangkan pribadi yang utuh,
yang serasi baik di dalam dirinya maupun dengan lingkungan secara
menyeluruh.
4) Metode-metode belajar konfluen
Menurut Fristiana (2016:145), dalam memilih kegiatan belajar beberapa
cara dapat ditempuh. Pertama, mengidentifikasi tema-tema atau topik-
topik yang mengandung self judgment. Untuk setiap tema atau topik
hendaknya dipilih prosedur atau bentuk-bentuk kegiatan atau teknik yang
sesuai. Kedua, materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai (open
ended), tema atau issue-issu diharapkan muncul secara spontan dari
prosedur serta perlengkapan muncul secara spontan dari prosedur serta
perlengkapan pengajaran yang ada. Cara yang kedua ini menuntut
keterbukaan dari siswa tetapi juga guru perlu mengusahakan kerahasiaan.
5) Karakteristik kurikulum humanistik
Menurut Fristiana (2016:147), menurut para humanis, kurikulum
berfungsi menyediakan pengalaman (pengetahuan) berharga untuk
membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka
tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang
diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap
yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar. Dalam evaluasi,
kurikulum humanistik berbeda dengan yang biasa. Model lebih
mengutamakan proses daripada hasil. Kalau kurikulum yang biasa
terutama subjek akademis mempunyai criteria pencapaian, maka dalam
kurikulum humanistik tidak ada kriteria. Sasaran mereka adalah
perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih terbuka, lebih
berdiri sendiri.

2.1.3 Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Menurut Fristiana (2016:150), kurikulum ini lebih memusatkan perhatian


pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum
ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.

1) Desain kurikulum rekonstruksi sosial


Menurut Fristiana (2016:151), ada beberapa ciri dari desain kurikulum ini.
 Asumsi. Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah
menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-
hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia.
 Masalah-masalah sosial yang mendesak. Kegiatan belajar dipusatkan
pada masalah-masalah sosial yang mendesak.
 Pola-pola organisasi. Pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi
kurikulum disusun seperti sebuah roda.
2) Komponen-komponen kurikulum
Menurut Fristiana (2016:153), kurikulum rekonstruksi sosial memiliki
komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetpi isi
dan bentuk-bentuknya berbeda.
 Tujuan dan isi kurikulum. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut adalah (1) mengadakan survey secara kritis terhadap
masyarakat, (2) mengadakan studi tentang hubungan antara keadaan
ekonomi lokal dan ekonomi nasional serta dunia, (3) mengadakan studi
tentang latar belakang historis dan kecenderungan-kecenderungan
perkembangan ekonomi, hubungannya dengan ekonomi local, (4)
mengkaji praktik politik dalam hubungannya dengan factor ekonomi,
(5) memantapkan rencana perubahan praktik politik, (6) mengevaluasi
semua rencana dengan kriteria, apakah telah memenuhi kepentingan
sebagian besar orang.
 Metode. Dalam pengajaran rekonstruksi sosial para pengembang
kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional
dengan tujuan siswa. Guru-guru berusaha membantu para siswa
menemukan minat dan kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-
masing siswa, baik dalam kegiatan pleno maupun kelompok-kelompok
berusaha memecahkan masalah sosial yang dihadapinya. Kerja sama
baik antara individu dalam kegiatan kelompok, maupun antar kelompok
dalam kegiatan pleno sangat mewarnai metode rekonstruksi sosial.
 Evaluasi. Dalam kegiatan evaluasi para siswa juga dilibatkan.
Keterlibatan mereka terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai
bahan yang akan diujikan. Evaluasi tidak hanya menilai apa yang telah
dikuasai siswa, tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah terhadap
masyarakat. Pengaruh tersebut terutama menyangkut perkembangan
masyarakat dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat.
3) Pelaksanaan pengajaran rekonstruksi sosial
Menurut Fristiana (2016:155), pengajaran rekonstruksi sosial banyak
dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat
ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan
untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Sesuai dengan potensi
yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut,
dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan
potensi tersebut. Di daerah pertanian umpamanya sekolah
mengembangkan bidang pertanian dan peternakan, di daerah industri
bidang-bidang industri.

2.1.4 Teknologi dan Kurikulum

Menurut Fristiana (2016:157), dalam arti teknologi sistem, teknologi


pendidikan menekankan kepada penyusunan program pengajaran atau
rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem.
1) Beberapa ciri kurikulum teknologis
Menurut Fristiana (2016:159), kurikulum yang dikembangkan dari
konsep teknologi pendidikan, memiliki beberapa ciri khusus, yaitu.
 Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang
dirumuskan dalam bentuk perilaku.
 Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering
dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang
yang diberikan dan apabila terjadi respons yang diharapkan maka
respons tersebut diperkuat.
 Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil
dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga
mendukung penguasaan sesuatu kompetensi..
 Evaluasi. Sebagai umpan balik bagi siswa dalam penyempurnaan
penguasaan suatu satuan pelajaran (evaluasi formatif), umpan balik bagi
siswa pada akhir suatu program atau semester (evaluasi sumatif). Juga
dapat menjadi umpan balik bagi guru dan pengembang kurikulum untuk
penyempurnaan kurikulum.
2) Pengembangan kurikulum
Menurut Fristiana (2016:163), pengembangan kurikulum teknologis
berpegang pada beberapa kriteria, yaitu prosedur pengembangan
kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang
lain. Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada
kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran
bukan hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran
dan ditunjukkan pada penguasaan kompetensi tertentu.

2.2 Macam – Macam Kurikulum Ditinjau dari Konsep dan Pelaksanaannya

Menurut Rogi (2012), Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita


mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut.
 Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu
yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen
kurikulum.
 Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses
pengajaran dan pembelajaran. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua
istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar
yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang.
Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara
bertahap dalam belajar mengajar.
 Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang
terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual.
Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga
administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri.
2.3 Macam – Macam Kurikulum Berdasarkan Pengembangnya dan
Penggunaannya
Menurut Elhumania (2011), berdasarkan pengembangannya dan
penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun
oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
2) Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-masing
negara bagian di Amerika Serikat.
3) Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun
oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari
keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data di atas maka kesimpulan dari macam-macam kurikulum
yang dapat diperoleh sebagai berikut.
1) Macam – macam model konsep kurikulum yaitu kurikulum subjek
akademis, kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial, dan
teknologi kurikulum.
2) Macam – macam ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya yaitu
kurikulum ideal, kurikulum aktual, dan kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum).
3) Macam – macam kurikulum berdasarkan pengembangnya dan
penggunaannya yaitu kurikulum nasional (national curriculum),
kurikulum negara bagian (state curriculum), dan kurikulum sekolah
(school curriculum).

3.2 Saran
Dengan adanya macam-macam model konsep kurikulum, kita harus bisa
memanfaatkannya di tempat atau kondisi yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Kurikulum yang diterapkan dalam satuan pendidikan bisa mencapai
target untuk tercipta keberhasilan dari suatu pembelajaran. Macam-macam
kurikulum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tenaga pengajar dan peserta
didik.
DAFTAR RUJUKAN

Elhumania. 2011. Macam-Macam Kurikulum. (Online),


https://elhumania.wordpress.com/2011/11/26/macam-macam-kurikulum/,
diakses 10 Oktober 2018.

Irina, Fristiana. 2016. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Parama Ilmu.

Rogi, Marshel Julio . 2012. Macam-Macam Kurikulum. (Online),


https://marselrogi.wordpress.com/tugas-kuliah-3/macam-macam-kurikulum/ .
diakses 10 Oktober 2018.

Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Sarinah. 2015. Pengantar Kurikulum.Yogyakarta : Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai