KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
GPS (Global Position System)
1. Pengertian
Sistim penentuan dengan satelit pertama diperkenalkan oleh US NAVY dengan
nama NNSS (Navy Navigation Satelit System) atau dikenal dengan transit satellite.
Kemudian berkembang menjadi NAVSTAR (Navigation Satelite System Using Timing
and Ranging) yang kita kenal pada saat sekarang ini dengan nama GPS (Global Position
System).
GPS adalah suatu alat penerima signal dari satellite untuk mendapatkan posisi
sesuai dengan posisi kapal itu berada, sistim GPS terdiri dari tiga componen pokok
diantaranya :
Ruang angkasa (Sapce segment)
Ruang Pengendali ( Control segment)
Komponen Pengguna (User segment)
2. Instalasi
Bagian yang paling utama adalah Antena, ia harus dipasang setinggi mungkin
serta jauh dari objek besi besar dan pemancar Radar. Diusahakan pemasangan antenna
bebas dari halangan bagi penerima isyarat dari satelit dan kawat antenna tidak belok 90 0.
Bagian selanjutnya adalah unit Display yang dipasang di ruang navigasi (anjungan),
diusahakan jauh dari kompas magnet dan pancaran sinar matahari.
0 0 1 _ _ _?
(001 : DEFAULT NAME)
Quit : MENU
Tekan ENT untuk menyimpan Waypoint pada penujukkan nomor dibawah ini.
NAME : 001
340 44.000’N MARK
1350 21.000,N x
10-FEB-02 11: 22D
TTG 09H03M ETA : 00 : 48
EXIT ? LOG RTE ?
G. Mendaftarkan Route
Tekan MENU satu atau dua kali pada tampilan menu
Pilih ROUTES
Tekan ENT
Tekan ENT
Tekan ENT, pilih waypoint dan tekan ENT
Ulang 5 langkah ke waypoint lainya pada route
Pilih “exit? “
Tekan ENT untuk daftar route
H. Membuat, Membatalkan Jarak Tempuh
Membuat jarak tempuh dengan cursor
Tekan GOTO
Pilih “CURSOR?”
Tekan ENT
Gunakan tombol cursor serta letakkan cursor di atas posisi untuk mebuat
jarak tempuh
Tekan ENT
Membatalkan jarak tempuh
Tekan GOTO
Pilih “OFF?”
Tekan ENT
DI SUSUN
OLEH
JASNUR SYAHPUTRA, S.St.Pi
KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
ALATPENOLONG
ALAT PENOLONG
Syarat-sayarat :
Jumlah minimal 8 buah, tergantung ukuran kapal dan jenis kapal
Terbuat dari bahan yang baik , dikerjakan sempurna, warna mencolok
dapat mengapungkan pemakai minimal selama 24 jam
DI SUSUN
OLEH
JASNUR SYAHPUTRA, S.St.Pi
KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
MEJANGKA PETA
Peta adalah suatu gambaran atau proyeksi sebagian permukaan bumi diatas
bidang datar dengan perbandingan tertentu.
Peta Laut ialah peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
merencanakan pelayaran/mengikuti suatu pelayaran di laut lepas dan perairan
pedalaman dan yang dipakai sebagai lalu lintas dan navigasi ditas air.
Keterangan-keterangan yang harus ada dipeta laut
Dalamnya air serta garis dalamnya air yang dapat dipercaya, untuk dalamnya
air ini harus diberikan cukup jelas yaitu dalamnya air terkecil dan terbesar
sehingga keterangan ini dapat digunakan, misalnya untuk berlauh jangkar.
Sifat-sifat utama dan penerangan navigasi seperti suar, kapal suar
pelampung dan lain-lain harus ada, demikian juga tanda-tanda yang lain
seperti tempat-tmpat berlabuh, tanda-tanda adanya bahaya dan lain-lain.
Bagian daratan tidak hanya menunjukkan bentuk serta sifat dari garis pantai
saja, tetapi harus dinyatakan pula apakah apakah daratan itu rata, berbukit,
bergunung atau Cuma curanm.
Keterangan yang bertautan dengan arus tertentu
Keterangan tentang peta itu sendiri harus jelas seperti judul, nomor, skala,
tahun penerbitan peta dan lain-lain.
a. Pembagian peta laut
Peta ikhtisar adala peta laut yang mengambarkan sebagian besar permukaan
bumi yang gunanya untuk merencanakan pelayaran jarak jauh, skala peta
biasanya 1:1.000.000. di Indonesia dibuat 2 peta ikhtisar yaitu : Peta nomor 2
yang menggambarkan setengah dari kepulauan Indonesia, dan peta nomor 3
yang mengambarkan separuh lainnya.
Peta perantau/antar pulau/peta haluan, digunakan untuk berlayar jarak jauh
termasuk penyebarannya yang jauh dari pantai, dengan skala peta
1:1.000.000 atau 1:1.500.000
Peta pantai, peta ini diguankan untuk berlayar menyelusuri pantai.kadang-
kadang didalam peta pantai terdapat pula peta rencana yang disebut PLAN
(misal pelabuhan) skala peta antara 1:1.300.000 atau 1:100.000 ada juga
1:25.000
Peta penjelas yang digunakan untuk berlayar dipedalaman atau alur
pelayaran sempit dengan skala peta 1:100.000 atau 1:25.000
Peta rencana/peta pelabuhan yang digunakan untuk untuk berlayar
memasuki/keluar pelabuhan, peta rencana sering tidak berdirti sendiri akan
tetapi kadang-kadang terdapat pada peta pantai dengan skala yang
diperbesar 1:20.000 atau 1:25.000.
b. Skala lintang dan skala bujur pada peta mercator
Skala lintang = terdapat dikiri/kanan pinggiran peta, 1 0 skala lintang = 60
mil laut, skala lintang disuatu tempat berbanding lurus
dengan skala lintang ditempat itu.
Skala bujur = terdapt dipinggiran atas dan bawah peta, skala bujur
ber-dasarkan khatulistiwa, skala bujur hanya digunakan
untuk menentukan bujurnya suatu tempat, bukan untuk
mengukur jarak.
Skala bujur
Skala lintang
Dalam penggunaan peta agar suatu pelayaran dapat berjalan dengan lancar
maka kita memerlukan imformasi penunjang yang sangat penting yang dapat kita
peroleh dari terbitan-terbitan navigasi yaitu :
1. Berita Pelaut Indonesia
2. Buku Kepanduan Bahari
3. Daftar Suar
4. Daftar arus Pasang Surut
c. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan menjangka peta
1. Jangka yang digunankan untuk mengukur jarak antara dua buah titik di peta
dan juga dapat diguanakan untuk menentukan koordinat (lintang dan bujur)
2. Mistar jajar yang digunakan untuk menentukan arah dari suatu garis dan
membuat garis haluan yang telah ditetapkan.
3. Pensil digunakan untuk melukis garis haluan dan garis baringan dai suatu
benda
Kadang-kadang kita harus memindahkan posisi kapal kita dari suatu peta
ke peta lainnya yang skalanya berbeda. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
ialah skalanya , bila skalanya tidak sama maka dapat kita kerjakan dengan cara :
a. Bila posisi tersebut dinyatakan dengan baringan-baringan atau jarak,
Gambarkan baringan-baringan yang sama dengan peta 1 dan peta 2.
Ukurlah jarak di peta 1 dengan skala lintangnya, dan dengan cara yang
sama diukur pada peta 2.
Perpotongan jarak dengan garis baringan di peta 2 adalah posisi kapal
yang telah dipindahkan.
b. Bila posisi kapal dinyatakan dengan lintang dan bujur, maka langkah yang
dilakukan adalah :
Tentukanlah lintang dan bujur dari posisi kapal pada peta 1.
Pindahkan posisi (lintang dan bujur) di peta 2.
Cara ini dipakai bila tidak sama baringan atau jarak dari benda darat
e. Simbol-simbol atau tanda-tanda yang ada di peta
e. Baringan yang sering digunakan untuk penentuan posisi kapal
a. Baringan dengan jarak
Langkah kerja
Baringlah benda tersebut pada pedoman
Jabarkan Bp menjadi Bs
Tariklah di peta garis lurus melalui benda yang dibaring, dalam arah
berlawanan dengan Bs
Ambillah pada tepi tegak pada lintang dari benda yang dibaring, banyaknya mil
jarak di dalam jangka
Jangkakanlah bagian ini pada garis baringan tersebut,mulai dari titik benda
yang dibaring.
U
S
Bs
22 10 5 2
4
12 S 3
7
22 11
BS 4
6
5
Diperum = 9 meter
Koreksi = 2 meter -
Kedalaman di peta = 7 meter
h. Baringan Silang
A B
Bar II
Bar I
HS
S
NAVIGASI DAN PENENTUAN POSISI
Definisi :
Proses pergerakan/membawa suatu wahana dari satu tempat ketempat lain
dengan, cepat, aman dan selamat
Navigasi terbagi menjadi 4 bagian besar yaitu :
1. Piloting (membawa kapal)
2. Dead reckoning (penentuan posisi duga)
3. Celestial Navigation (navigasi dengan bantuan benda-benda angkasa)
4. Radio Navigation (navigasi dengan bantuan radio navigasi)
Derajah Greenwich
66,50
Derajah
Poros Bumi
23,50
I
K
23,50
Jajar
66,50
KS
Poros Bumi
Garis memotong KU dan KS tegak lurus Bidang Khatulistiwa
Khatulistiwa
Garis yang membelah bumi menjadi 2 bagian sama besar dan berjarak 900 dari
KU dan KS. Atau juga disebut Jajar = 00
Derajah
Lingkaran besar melalui KU & KS, derajah dihitung dari derajah 00 sampai 1800
ke Timur & 1800 ke Barat. Derajah melalui suatu tempat yaitu Greenwich.
Jajar
Lingkaran kecil sejajar khatulistiwa, jajar dihitutng dari 00 sampai ke KU disebut
Lintang Utara, sampai ke ke KS disebut Lintang Selatan.
Lintang
Bususr derajah dihitung dari katulistiwa sampai jajar yang melalui tempat itu
Bujur
Busur terkecil pada katulistiwa, dihitung dari derajah nol sampai derajah yang
melalui tempat itu.
Pandangan di laut
bidang cakrawala
A
T A’ L
T’ L’
P
ARAH ARAH DI BUMI
KU
GR LU
P 180o
K I
BB 0o
BT
0
LS
KS
MAWAR PEDOMAN
ARAH MATA ANGIN
INDONESIA INGGRIS Derajat
(0)
U Utara N Nort 000/360
T Timur E East 90
UTARA SEJATI (US ) = arah proyeksi kutub utara angkasa pada bid datar
UTARA MAGNETIK (UM ) = arah utara pada mawar pedoman di kapal, karena
US UM US UM UM
UM UP UP
VARIASI TIMUR (+) VARIASI BARAT (-) DEVIASI TIMUR (+) DEVIASI BARAT (+)
HALUAN
HALUAN SEJATI (HS ) = sudut antara arah garis lunas kapal dan garis U-S sejati
HALUAN MAGNETIK (HM ) = sudut antara arah garis lunas kapal dan U-S magnetik
HALUAN PEDOMAN (HP ) = sudut antara arah garis lunas kapal dan U-S pedoman
US
UM
UP
HS = HM + var
v d
= HP + var + dev
s = HP + sembir
HM = HP + dev
HP
HM
HS
KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
I. PENDAHULUAN
Marine Radar adalah salah satu alat navigasi elektronik yang digunakan untuk
menentukan posisi kapal melaui pengukuran jarak dan baringan benda – benda yang ada
di permukaan bumi. Ketelitian pengukuran ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya
keterampilan pemakai dalam mengoperasikan dan menginterprestasikan informasi –
informasi yang dapat dari hasil pengoperasian alat tersebut.
Solas 1974 BAB V peraturan 12 ayat a yang berbunyi “ semua kapal dengan isi
kotor 1600 ton dan lebih harus dilengkapi dengan radar, untuk tipenya ditinjau oleh
Badan Pemerintah”. Kemudahan - kemudahan untuk memplot pembacaan radar harus
tersedia dianjungan kapal.
Radar singkatan dari Radio Detection And Range merupakan suatu pesawat radio
yang digunakan untuk pengawasan dan pengukuran jarak, dimana dilakukan secara terus
– menerus dalam segala kondisi baik cuaca gelap, kabut, hujan apalagi keadaan terang.
Oleh sebab itu navigasi radar dapat dipergunakan untuk keperluan – keperluan lain,
diantaranya :
1. Untuk menetukan kapal sendiri dipeta.
2. Untuk mengetahui keadaan sasaran disekitar kapal.
3. Untuk mengukur kecepatan dan haluan kapal sasaran dan sasaran lainya yang
bergerak disekitar kapal.
4. Untuk mencegah bahaya tubrukan.
5. Untuk mengadakan pengawasan sasaran – sasaran disekeliling kapal.
1. Antana unit yang terdiri dari lubang pemandu gelombang atau bagian reflector
motor pengendali dan syncro-generator. Bagian antena ini berfungsi merubah nergi
listrik menjadi energi elektromagnetic dan menyebarkannya atau mengubah energi
listrik dan meneruskannya pada bagian penerima, yang mana letak antena ini berada
di atas ajungan kapal.
2. Tranceiver Unit yang terdiri dari transmiter untuk memancarkan dan receiver
untuk menerima gelombang elektromagnetik. Tranceiver ini biasanya diletakkan
didekat antena atau disatukan dengan antena .
3. Display unit yang terdiri tabung sinar katoda dan tombol – tombol pengoperasian.
Unit ini biasanya ditempatkan ruang kemudi atau ruang peta yang mudah untuk
diopersikan serta terlindungi.
4. Power Suplay digunakan untuk memberika tenaga listrik kepada unit radar.
V. PRINSIP KERJA RADAR
2. Sistem baringan dan jarak yaiyu penentuan posisi dengan cara membaring sebuah
benda/sasaran/target yang ada di darat dan benda tersebut jelas dipeta dengn langkah
– langkah sebagai berikut :
Tentukan benda yang akan dibaring
Ukur arah dan jarak dari kapal ke benda tersebut dengan menggunakan
radar.
Ubah baringan radar (BR) menjadi baringan sejati (BS).
Lukis garis baringan sejati (BS) dipeta melaui benda tersebut.
Beri tanda titik jarak pada garis baringan sebagai titik posisi kapal.
Tentukan lintang dan bujur titi tersebut.
PSS
3. Rumus merubah baring radar (BR) menjadi baringan sejati (BS)
BS = BR+ HS
Contoh = Kapal sedang berlayar dengan HS = 3000, pada saat itu dilakuka baringan
dengan rada terhadap sebuah benda/target dengan hasil BR = 800,
berapakah arah baringan yang akan digambarkan dipeta.
Jawab = BS = BR + HS
BS = 3000 + 800
BS = 3800 - 3600
BS = 200
I. Kompas Magnit
B. Pembagian Pedoman
Berdasarkan penempatannya di kapal dapat dibedakan atas :
a. Pedoman dasar
b. Pedoman kemudi
c. Pedoman pembantu
Berdasarkan kontruksinya atau pembuatanya dibedakan atas
:
a. Pedoman piringan ringan (pedoman kering)
Pedoman kering ini terdiri dari pada :
Piringan Pedoman
Piringan pedoman terdiri atas beberapa jarum magnit yang
digantungkan di bawah pringan, pinggirannya dari alumunium atau dari
bahan yang ringan. Di tengah – tengahnya piringan ditempatkan sebuah
sungkup. Pada pinggir pringan dan sungkup dibuat lubang kecil – kecil
untuk memasang benang –benang sutra. Diatas benang – benang yang
menghubungkan sungkup dipasangkan kain. Piring pedoman duduk
diatas semat sedangkan semat terletak di tengah – tengah pedoman
bediri tegak lurus, jadi piring pedoman bebas berputar di atas puncak
semat. Piringan pedoman harus memiliki syarat – syarat untuk harus
peka dan tenang.
Ketel Pedoman
Bentuk bulat torak dan dibuat dari kuningan, di atasnya ditutup dengan
kaca, pada sisi dalam di cat putih dan pada ujungnya dilukis garis hitam
yang tegak yang disebut garis layar yang letaknya harus di dalam muka
yang sama dengan ujungnya semat pedoman, serta letaknya sejajar
dengan lunas dan linggi. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
untuk ketel pedoman yaitu :
1. Ketel tidak boleh nengandung magnetis
Hal ini dapat di lihat dengan jalan mengambil ketel keluar dari rumah
pedoman, kemudian disamping ketel ditempatkan sebuah pedoman
kecil, sesudah itu ketel diputar. Bilamana dalam pekerjaan ini jarum
pedoman kecil tidak bergerak, ini berarti ketel tidak mengandung
magnetis.
2. Jika ketel diam, tutup kaca harus dalam keadaan mendatar.
3. Ketel harus mudah mengayun dan tidak menyentuh di mana – mana.
4. Semat harus berdiri di tengah – tengah ketel, jika semat tidak berada
tepat ditengah – tengah ketel, maka jarak antara piringan sampai pada
ketel diberbagai tempat tidak sama.
5.Ujung semat harus terletak di titik potongan penggantungan ketel
pedoman pada cicin lenja pada rumah pedoman
6.Titik pusat pesawat baring harus terletak tegak lurus di atas ujung
semat pedoman. Jika tidak demikian maka akan timbul sebuah salah
baringan.
7. Garis layar harus dalam keadaan yang benar.
Alat Penggantungan ( Cicin Lenja)
Ketel duduk pada tanduk dalam cicin lenja yang juga digantungkan
dengan dua tanduk pada rumah pedoman. Tanduk – tanduk itu harus
mendatar dan berpotongan satu sama lain atas sudut 90 0. Cicin lenja
digantungkan pada rumah dengan tanduk bujur kapal, sedang cicin
lenja dengan ketel pedoman dihubungkan dengan tanduk Malang kapal.
Hal ini dimaksudkan untuk membebaskan garis layar dari tegangan
poros cicin lenja.
Rumah Pedoman
Untuk melindungi pedoman dari hujan dan panas serta gangguan lainya
maka pedoman ditempatkan di dalam rumah pedoman.
b. Pedoman Cair
Pedoman ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran alcohol
(16 s/d 25 %) dan air suling (84 s/d 75%) yang berguna untuk
meredamkan gerakan dan getaran yang dapat mempengaruhi pedoman.
Dengan diisi alkohol pedoman dapat dipakai pada suhu rendah, tetapi
perlu dicampur dengan air, sebab alkohol yang tulen memakan cat ketel
dan piringan. Untuk mempertinggi ketenangan dan stabilitas daripada
piringan pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak
panjang dan tebal yang dimasukan dalam bumbung yang dibuat dari
kuningan dan ditempatkan dibawah piringan pedoman. Dengan demikian
berat seluruh piringan 300 gram, dan untuk mencegah rusaknya ujung
semat dipasang pengapung sehingga berat di atas semat tidak lebih
daripada piringan pedoman kering (15 s/d 20 gram).
Bagian – bagian pedoman cair :
Sumbat (sungkup isi)
Untuk menambah air suling ke dalam ketel jika air ketel berkurang
dapat diketahui dengan adanya gelembung udara di atas zat cair. Cara
mengisinya ialah ketel ditahan miring, sumbat diputar keluar dan air
dituangkan melalui sumbat, lalu ditutup kembali.
Pengapung
Dengan adanya jarum – jarum yang berat dan tebal, maka akan
mengakibatkan rusaknya tuntung dari semat. Untuk menghindari ini
maka dipasanglah pelampung.
Tromol
Kalau suhu naik cairan akan mengembang sehingga kalau tidak ada
tromol yang bergaya pegas mungkin ketel atau tutup kaca akan rusak.
Kalu suhu cairan akan susut sehingga ketel tidak penuh lagi, dengan
demikian dengan adanya tromol yang bergaya pegas, kesukaran –
kesukaran tersebut akan teratasi.
Jembatan kuningan
Jembatan kuning dipasang untuk penepatan semat untuk mengatasi
agar tidak ikut turun naik dengan adanya tromol yang bergaya pegas
pada saat cairan memuai dn menyusut.
Pemberat
Pemberat dibuat dari timbel yang gunanya agar pedoman bergantung
lebih stabil.
Piringan Pedoman
Garis tengah piringan jangan diambil agak panjang supaya
pinggirannya jangan terlalu dekat dengan diding ketel, sebab dengan
perubahan haluan zat cair akan diseret serta oleh diding ketel dan
akibatnya piringan juga akan terseret. Jadi garis layar dipasang
sebagai pasak lengkung pada diding ketel, atau ditempatkan di atas
plat kecil yang tersendiri dan yang sampai piringan. Diatas pinggiran
dari ketel ada gelang dari karet untuk membuat ketel kedap air.
Kerugiannya :
Perbaikan sulit.
Kesukaran ketika menimbal
Harga lebih mahal
Jika terjadi gelembung udara maka pedoman tidak akan tenang dan
terjadi pengembunan pada tutu kaca sehingga sukar dibaca.
C. Pelorus
Pelorus adalah pembantu pedoman dan pesawat baring. Alat ini dibuat
dari kuningan atau tembaga, berbangun lingkaran dan di bagi dari 0 0 sampai
3600. Garis tengahnya 20 s/d 25 cm, dipasang tetap dikiri atau dikanan anjungan
dengan garis U – S sejajar dengan lunas kapal di mana dipasang pesawat
baring. Dalam hal ini baringan pedoman adalah sama dengan haluan ditambah
atau dikurangi dengan baringan pelorus kapal dengan patokan sebagai berikut :
Jika benda berada disebelah kanan kapal maka : BP = haluan +
baringan pelorus.
Jika di kiri, maka : BP = haluan + baringan pelorus.
I. PRINSIP DASAR AKUSTIK
Akustik atau arti bebasnya adalah suara / bunyi yang umumnya timbul
dari getaran mekanik suatu permukaan benda yang kaku dan tegang. Bermula
dari sifat – sifat suara inilah ilmu akustik dikembangkan. Suara berasal dari
benda yang bergetar, sedangkan benda yang bergetar dan menghasilkan suara
yang disebut sumber suara (suond source). Setiap suara mempunyai ukuran
rendah tingginya yang di tentukan oleh banyaknya getaran /detik yang disebut
frekuensi dengan satuan Hertz (Hz). Tidak semua suara dapat didengar oleh
telinga manusia adalah antara 20 Hz – 20.000 Hz yang disebut audiosonik.
Untuk keperluan metode akustik, Anonymous 1992 mengelompokkan
frekuensi suara menjadi 4 tingkatan yaitu :
Low Frequency : 15 – 32 KHz
Medium Frekuency : 40 – 88 KHz
High Frequency : 100 – 230 KHz
Ultra High Frequecy : 240 – 460 KHz
Suara yang dipancarkan oleh sumber suara akan merambat pada media
yang bersifat cair, gas, padat dan cair. Pada metode akustik untuk perikanan
dengan menggunakan Echo Sounder dan Sonar, media yang digunakan adalah
air. Pada umumnya kecepatan rambatan suara dalam air 1500 m/detik.
Kecepatan ini relatif terdapat variasi dikarenakan perbedaan musim, wilayah dan
faktor – faktor lain seperti suhu, salinitas dan tekanan air.
Suara yang merambat dalam setiap media akan mengalami penyerapan
energinya oleh media rambat tersebut. Jumlah kehilangan energi suara ini linier
dengan panjang jarak yang ditempuh oleh suara tersebut ( KA. Johannesson and
R.B. Mitson, 1983). Peristiwa melemahnya suara hubungannya dengan jarak
tempuh suara ini dikenal juga dengan (doppler effect) dimana suara akan
melemah terdengarnya sebanding dengan semaklin jauhnya jarak dari sumber
suara (Bob Foster, 1999).
Suara yang dipancarkan akan merambat dalam media air, apabila
membetur benda (target) akan dipantulkan kembali sebagai suara pantul atau
gema (echo) yang diterima kembali oleh penerima (receiver). Suara pantul yang
diterima kembali dalam keadaan lemah karena kehilangan energi sepanjang
perjalanan, oleh karena itu sebelum diproses harus diperkuat kembali dengan
alat yang disebut receiver amplifier.
3. Pesamasangan dikapal
Tranducer : Umumnya tranducerditemapatkan di bagian bawah lkapal
yaitu pada posisis antara sepertiga sampai dengan setengah dari panjang kapal
dihitung dari haluan dan dekat denga lunas (kira – kira 1 meter jaraknya dari
lunas). Kapal yang panjangnya 30, pemasngannya lebih mendekati dengan lunas
kapal. Posisi yang ideal adalah tranducer dipasang pada lambung kapal terdalam
dengan memperhatikan prinsip –prinsip sebagai berikut :
Dipilih tempat yang paling kecil getaranya dari mesin.
Hindarkan pengaruh propeller baik dari getran maupun gelembung udara
yang ditimbulkan.
Dipilih tempat yang jauh dari elemen / spectrum listrik lainnya.
Recording Unit : Pemasangan recording unit dipasang pada tempat
yang mudah dilhat dan dioprasikan/pengoperasian tombol –tombol mudah
dijangkau. Selain itu penempatannya tidak mengganggu pengoperasian alat –
alat lain yang berada disekitarnya.
Untuk kapal – kapal kecil dan terbuka, agar terlindung dari cipratan air
laut atau hujan, recording unit tersebut dapat diletakkan dalam kotak besi
ataupun kotak kayu dengan jendela kaca dibagian depan agar layar unit tersebut
mudah dilihat.
4. Pengamatan Hasil Rekamamn Echo Sounder.
Hasil rekam / pencatatan echo sounder dapat dilihat pada recording paper
maupun pada CTR display. Dalam membaca hasil rekam banyak hal yang
diperhatikan terutamam dari control settingnya, karena setiap perubahan posisi
sakelar/ tombol pada tombol setting akan menghasilkan nilai atau hasil bentuk
yang berbeda, walaupun sasaran yang diliput sama. Saat pengoperasian echo
sounder sering terjadi pantulan gema ( multiple reflection ) sehinngga pada
recording paper terlihat gambar dasar perairan lebih dari satu lapis. Hal ini
terjadi apabila echo sounder dioperasikan diperairan yang dangkal.
Gelombang suara yang dipancarkan akan dipantulkan oleh dasar perairan
dan diterima kembali oleh tranducer reciever. Mengingat kedalaman perairan
dangkal energi suara pantulannya relatif masih kuat sehingga echo yang kembali
ke atas akn dipantulkan lagi oleh lapisan permukaan air. Echo yang dipantulkan
oleh permukaan tadi akndipantulkan lagi oleh dasar perairan, sehingga reciever
akan menerima dua kali echo dasar, maka terjadilah pencatatan ganda pada
recording paper.
Dalam bernavigasi terjadinya pencatatan ganda untuk dasar perairan ini
sangat berbahaya karena ada kemungkinan salah membaca skala kedalaman
perairan, yang resikonya adalah kandas. Penggunanan fasilitas white line dalm
mendeteksi iakan dasar sangat diperlukan karena dengan fasilitas ini, kelompok
atau individu dasar dapat dilihat lebih jelas perbedaannya dengan gambar dasar
perairan.
Hasil pencatan berdasarkan kondisi sifat dasar perairan dibedakana 3
macam :
a. Pasir : Hasil pencatatan jelas, tajam, garis pantulan agak panjang.
b. Lumpur : Hasil pencatatan lemah, redup, garis pantulan panjang tidak jelas.
c. Batu : Hasil pencatatan jelas dan tajam.
5. Manfaat Echosounder / Fish finder Bagi Kapal Ikan.
♠ Mengetahui bentuk dasar perairan antara lain : dasar rata, miring, bertebing,
gunung karang dan terjal bergelombang.
♣ Waktu yang diperlukan untuk survei pendugaan stok relatif singkat dan cepat.
1. Pengertian
Sistim penentuan dengan satelit pertama diperkenalkan oleh US NAVY
dengan nama NNSS (Navy Navigation Satelit System) atau dikenal dengan transit
satellite. Kemudian berkembang menjadi NAVSTAR (Navigation Satelite System
Using Timing and Ranging) yang kita kenal pada saat sekarang ini dengan nama
GPS (Global Position System).
GPS adalah suatu alat penerima signal dari satellite untuk mendapatkan
posisi sesuai dengan posisi kapal itu berada, sistim GPS terdiri dari tiga
componen pokok diantaranya :
Ruang angkasa (Sapce segment)
Ruang Pengendali ( Control segment)
Komponen Pengguna (User segment)
2. Instalasi
Bagian yang paling utama adalah Antena, ia harus dipasang setinggi
mungkin serta jauh dari objek besi besar dan pemancar Radar. Diusahakan
pemasangan antenna bebas dari halangan bagi penerima isyarat dari satelit dan
kawat antenna tidak belok 900. Bagian selanjutnya adalah unit Display yang
dipasang di ruang navigasi (anjungan), diusahakan jauh dari kompas magnet
dan pancaran sinar matahari.
B. Prinsip kerja
Radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk
“:microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh pemancar (transmitter Unit)
dikirim ke antena melalui swich mancar tarima. Pada saat pengiriman sinyal
antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyut
pulsa 500 – 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan
kembali apabila mengenai sasara/target dalam bentuk gema radio (radio echo).
Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima oleh antena dan dikirim ke unit
penerima melalui swich mancar/tarima, pulsa ini akan dikuatkan dan akan
didekteksi dalam bentuk sinyal radio dan seterusnya dibesarkan lagi kekuatanya
pada indicator. Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik – bintik putih
akan terbentang dari pusat skrin radar dengan kecepatan tetap dan akan
membuat garis sapuan.
C. Bagian Utama Radar
Pada dasarnya radar mempunyai empat componen utama yaitu :
Antena (antena unit)
Unit antena terdiri dari lubang pemandu gelombang atau bagian reflector,
motor pengendali dan synchro-generator. Dengan adanya embun pada
pemandu gelombang akan mengurangi pancaran. Antena harus dipasang
sebebas mungkin dari gangguan yang dapat mengurangi kemampuan untuk
menyapu sekeliling kapal. Atena berfungsi untuk memancarkan tenaga
frekuensi radio dari pemancar dalam bentuk alur pada arah yang tepat dan
seterusnya menerima kembali gema yang dipantulkan oleh sasaran.
Unit Pemancar (trasmitter) dan penerima (receiver)
Bagian ini terdiri dari modulator, magnetron, bagian penerima. Bagian ini
biasany di tempatkan pada temapat yang mudah dicapai dan terlindung serta
dekat dengan antena atau kadang – kadang disatukan dengan bagian
antena.
Unit display
Display unit terdiri dari tabung sinar katoda (CRT), tombol – tombol
pengoperasian. Unit ini biasanya ditempatkan di rumah kemudi, ruang peta
dan ruang lain yang dapat dipertahankan kecerahanya dan tersedia peralatan
untuk pngeplotan, dapt memandang kebagian depan/haluan dengan jelas.
Power Suplay unit
Unit ini menghantarkan arus listirk yang dibutuhkan oleh unit – unit radar.
Umumnya aliran listrik di kapal yang dapat digunakan untuk mengoperasikan
yaitu ; dengan arus bolak balik (AC) baik 110/220 volt dan dengan arus
searah (DC) yang diperoleh dari batery untuk aliran AC.
E. Cara Pengoprasianya.
Tempatkan tombol tenaga dari kedudukan OFF ke posisi STAND
BY.
Tunggu sampai 3 menit hinga lampu menujukkan READY menyala
lalu tempatkan tombol tenaga dari STAND BY ke posisi ON.
Tempatkan switch jangkaun (RANGE) dipenunjukkan 48 atau 120
mil.
Atur TUNING, dengan memutar searah jarum jam atau berlawanan
putaran jarum jam, maka target akan tampak lebih terang pada tabir (PPI).
Tempatkan switch untuk RANGE pada penunjukkan jarak
jangkauan yang dikehendaki.
Atur tombol pengatur GAIN sehingga target tampak jelas, bila perlu
atur AC SEA dan AC RAIN.
Atur pengatur tombol yang lain apabila diperlukan.