Anda di halaman 1dari 46

NAVEL

KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
GPS (Global Position System)

1. Pengertian
Sistim penentuan dengan satelit pertama diperkenalkan oleh US NAVY dengan
nama NNSS (Navy Navigation Satelit System) atau dikenal dengan transit satellite.
Kemudian berkembang menjadi NAVSTAR (Navigation Satelite System Using Timing
and Ranging) yang kita kenal pada saat sekarang ini dengan nama GPS (Global Position
System).
GPS adalah suatu alat penerima signal dari satellite untuk mendapatkan posisi
sesuai dengan posisi kapal itu berada, sistim GPS terdiri dari tiga componen pokok
diantaranya :
 Ruang angkasa (Sapce segment)
 Ruang Pengendali ( Control segment)
 Komponen Pengguna (User segment)

2. Instalasi
Bagian yang paling utama adalah Antena, ia harus dipasang setinggi mungkin
serta jauh dari objek besi besar dan pemancar Radar. Diusahakan pemasangan antenna
bebas dari halangan bagi penerima isyarat dari satelit dan kawat antenna tidak belok 90 0.
Bagian selanjutnya adalah unit Display yang dipasang di ruang navigasi (anjungan),
diusahakan jauh dari kompas magnet dan pancaran sinar matahari.

3. Pancaran Signal SVs Pada Sistim GPS


Sinal dari SV menggunakan 2 macam frekuensi pembawa (carrier frekuensi) yaitu
:
 Frekuensi L1 = 1575,42 MHz

 Frekuensi L2 = 1227,60 MHz


Pengunaan dua frekuensi pancaran dari setiap SV, untuk menjamin agar pesawat
penerima GPS yang memiliki peralatan yang sesuai dapat mengoreksi hambatan signal
oleh ionespher. Signal yang di modulasikan pada frekuensi pembawa tersebut terdiri dari
tiga informasi yaitu :
 P – Code (pecision code) termodulasi dan dipancarkan hanya pada
frekuensi pembawa L1 dan L2.
 C/A Code ( Course acquisition code) dipancarkan hanya pada frekuensi
pembawa L1.
 Data informasi navigasi dimasukkan ke P – code dan C/A code serta
dimodulasikan pada frekuensi pembawa L1 dan L2.

4. Urutan Proses Penentuan Posisi Pada Penerima GPS


 Urutan kerja penerima GPS 01 (memulai operasi), estela penerima GPS
dihidupkan secara otomatis langsung mengadakan “self test”. Data posisi duga
harus dimasukkan, tanpa memasukkan posisi duga jadi penerima GPS harus
menentukan posisinya sendiri.
 Urutan verja penerima GPS 02, segera estela penerimaan GPS menangkap
statu SV, penerima GPS menerima dan membukan data Almanak dari seluruh SVs
maka dilatar akan nampak gambar situasi semua SVs, diantaranya nomor identitas
SVs, posisi dan kondisi keadaan SVs yang ada di atas ckrawala penerima GPS.
 Urutan 03 Menangkap frekuensi pembawa L1 dari SV.

 Urutan 04 Menarik atau mendapatkan C/A code frekuensi pembawa L1.

 Urutan 05 Melacak C/a dari frekuensi pembawa L1 untuk menarik data


dan informasi navigasi untuk penentuan posisi.
 Urutan 06 Menyusun urutan data untuk proses penentuan range.

 Urutan 07 Menentukan range.

 Urutan 08 Menentukan besarnya pergeseran frekuensi karena effect


Doppler.
 Urutan 09 Menyimpan data tersebut di atas pada memory.

 Urutan 10 Menentukan SV berikutnya (kedua) dan melaksanakan proses


03 sampai 09.
 Urutan 1I Menentukan SV berikutnya (tiga) dan melaksanakan proses 03
sampai 09.
 Urutan 12 Menentukan SV berikutnya (keempat) dan melaksanakan
proses 03 sampai 09
 Urutan 13 Dari memory yang diambil psedo range dari keempat SVs
tersebut diatas, diproses menjadi 4 Rt (true range) atau jarak tepat, dengan keempat
Rt tersebut ditentukan posisi penerima GPS. Langkah berikutnya menentukan
kecepatan (sog), arah gerak (cog) dan lainnya.
 Urutan 14 Menyajikan data posisi dan lain – lainya pada layar
5. Kegunaan Pokok GPS
 Untuk menentukan posisi lintang dan bujur papal.
 Untuk menentukan kecepatan papal
 Untuk menentukan jarak tempuh papal
 Untuk memperkirakan jarak waktu datang di pelabuhan tujuan
 Untuk menentukan sisa waktu tempuh
 Untuk menyimpan posisi khusus yang diinginkan
 Untuk menentukan jejak pelayaran dalam bentuk peta.
 Untuk membuat bagan paduan bernavigasi.

6. Panduan Pengoperasian GPS Navigator GP- 32

Kegunaan panduan operator ini untuk melengkapi dasar prosedur operasi


peralatan ini. Untuk itu diperlukan informasi yang detail dapat dilihat pada panduan
pengoperasia ini.

A. Untuk memilih tampilan MODE


Tekan (DISP) hanya ubtuk merencanakan tampilan layer yang terdiri dari :
 Tampilan Speedometer
 Tampilan Plotter
 Tampilan Didital Data
 Tampilan Highway
 Tampilan Nav Data
 Tampilan Steering
B. Untuk memilih tampilan RANGE
 Tekan MENU
 Tekan ENT
 Tekan ▲ untuk menambah ; ▼ untuk mengurangi
 Tekan ENT lalu keluar ke layer

C. Menggantikan Cursor pada tampilan


 Di atas tampilan plotter, tekan tombol cusor untuk menyalakan sebuah cursor,
gunakan tombol cursor untuk menggantikannya.
 Letak cursor di atas tepian layar, gunakan tombol untuk menggantikan tampilan

D. Memusatkan posisi kita


 Tekan MENU
 Pilih “ SHIP TO CENTER “
 Tekan ENT

E. Memasukkan MOB Mark


 Tekan MARK/MOB beberapa detik
 Pilih YES
 Tekan ENT
F. Mendaftarkan Waypoint
 Pergunakan tombol cursor dan letakkan Cursor di atas lokasi dimana yang ingin
kita rekam untuk sebuah Waypoint.
 Tekan ENT

CURSOR POS WPT


ENTER A NEW WPT NAME

0 0 1 _ _ _?
(001 : DEFAULT NAME)

Quit : MENU

 Tekan ENT untuk menyimpan Waypoint pada penujukkan nomor dibawah ini.

NAME : 001
340 44.000’N MARK
1350 21.000,N x
10-FEB-02 11: 22D
TTG 09H03M ETA : 00 : 48
EXIT ? LOG RTE ?

 Letakkan cursor dibawah MARK


 Tekan ENT
 Tekan ▲ atau ▼ untuk memilih mark bentuk rencana
 Tekan ENT
 Pilih “ Exit? “ dan tekan ENT

G. Mendaftarkan Route
 Tekan MENU satu atau dua kali pada tampilan menu
 Pilih ROUTES
 Tekan ENT
 Tekan ENT
 Tekan ENT, pilih waypoint dan tekan ENT
 Ulang 5 langkah ke waypoint lainya pada route
 Pilih “exit? “
 Tekan ENT untuk daftar route
H. Membuat, Membatalkan Jarak Tempuh
 Membuat jarak tempuh dengan cursor
 Tekan GOTO
 Pilih “CURSOR?”
 Tekan ENT
 Gunakan tombol cursor serta letakkan cursor di atas posisi untuk mebuat
jarak tempuh
 Tekan ENT
 Membatalkan jarak tempuh
 Tekan GOTO
 Pilih “OFF?”
 Tekan ENT

I. Membuat Alarm Kedatangan


 Tekan Menu satu atau dua kali pada tampilan menu
 Pilih Alrm
 Tekan ENT
 Pilih ARV/ANC dan tekan ENT
 Pilih ARV dan tekan ENT
 Tekan ENT dan masukkan alrm kedatangan dengan tombol cursor
 Tekan ENT
 Tekan MENU dua kali untuk mengakhiri
MODUL PELATIHAN KESELAMATAN PELAYARAN
UNTUK PANGLIMA LAOT DI NANGROE ACEH DARUSSALAM
TANGGAL 10 JUNI 2008

DI SUSUN
OLEH
JASNUR SYAHPUTRA, S.St.Pi

KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
ALATPENOLONG
ALAT PENOLONG

Dasar hukum : SOLAS (Safety of Life At Sea) 1978, kemudian diamandemen


pada tahun 1983, sejak 1 Juli 1983 diharuskan mempunyai alat-alat penolong.

Jaket penolong (Life Jacket)


Pelampung penolong (Life buoy/life ring)
Rakit penolong (Life raft)
Kapsul penolong (Inflatable life raft)
Sekoci penolong (life boat)

Jaket penolong (Life Jacket)


Syarat-sayarat :
 Jumlah harus sesuai penumpang + 5%
 Terbuat dari bahan yang baik , dikerjakan sempurna, warna mencolok
 dapat mengapungkan pemakai minimal selama 24 jam
 Daya apung dapat menahan berat sampai dengan 100 kg
Pelampungpenolong
Pelampung penolong(Life
(Lifebuoy/life
buoy/lifering)
ring)

Syarat-sayarat :
 Jumlah minimal 8 buah, tergantung ukuran kapal dan jenis kapal
 Terbuat dari bahan yang baik , dikerjakan sempurna, warna mencolok
 dapat mengapungkan pemakai minimal selama 24 jam

Rakit penolong (Life raft)


Syarat-sayarat :
 Jumlah minimal 1 buah, tergantung ukuran kapal dan jenis kapal
 Terbuat dari bahan yang baik , dikerjakan sempurna, warna mencolok
 dapat mengapungkan pemakai minimal selama 24 jam
MODUL PELATIHAN MENJANGKA PETA
UNTUK PANGLIMA LAOT
DI NANGROE ACEH DARUSSALAM
TANGGAL 10 JUNI 2008

DI SUSUN
OLEH
JASNUR SYAHPUTRA, S.St.Pi

KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008

MEJANGKA PETA

Peta adalah suatu gambaran atau proyeksi sebagian permukaan bumi diatas
bidang datar dengan perbandingan tertentu.
Peta Laut ialah peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
merencanakan pelayaran/mengikuti suatu pelayaran di laut lepas dan perairan
pedalaman dan yang dipakai sebagai lalu lintas dan navigasi ditas air.
Keterangan-keterangan yang harus ada dipeta laut
 Dalamnya air serta garis dalamnya air yang dapat dipercaya, untuk dalamnya
air ini harus diberikan cukup jelas yaitu dalamnya air terkecil dan terbesar
sehingga keterangan ini dapat digunakan, misalnya untuk berlauh jangkar.
 Sifat-sifat utama dan penerangan navigasi seperti suar, kapal suar
pelampung dan lain-lain harus ada, demikian juga tanda-tanda yang lain
seperti tempat-tmpat berlabuh, tanda-tanda adanya bahaya dan lain-lain.
 Bagian daratan tidak hanya menunjukkan bentuk serta sifat dari garis pantai
saja, tetapi harus dinyatakan pula apakah apakah daratan itu rata, berbukit,
bergunung atau Cuma curanm.
 Keterangan yang bertautan dengan arus tertentu
 Keterangan tentang peta itu sendiri harus jelas seperti judul, nomor, skala,
tahun penerbitan peta dan lain-lain.
a. Pembagian peta laut
Peta ikhtisar adala peta laut yang mengambarkan sebagian besar permukaan
bumi yang gunanya untuk merencanakan pelayaran jarak jauh, skala peta
biasanya 1:1.000.000. di Indonesia dibuat 2 peta ikhtisar yaitu : Peta nomor 2
yang menggambarkan setengah dari kepulauan Indonesia, dan peta nomor 3
yang mengambarkan separuh lainnya.
Peta perantau/antar pulau/peta haluan, digunakan untuk berlayar jarak jauh
termasuk penyebarannya yang jauh dari pantai, dengan skala peta
1:1.000.000 atau 1:1.500.000
Peta pantai, peta ini diguankan untuk berlayar menyelusuri pantai.kadang-
kadang didalam peta pantai terdapat pula peta rencana yang disebut PLAN
(misal pelabuhan) skala peta antara 1:1.300.000 atau 1:100.000 ada juga
1:25.000
Peta penjelas yang digunakan untuk berlayar dipedalaman atau alur
pelayaran sempit dengan skala peta 1:100.000 atau 1:25.000
Peta rencana/peta pelabuhan yang digunakan untuk untuk berlayar
memasuki/keluar pelabuhan, peta rencana sering tidak berdirti sendiri akan
tetapi kadang-kadang terdapat pada peta pantai dengan skala yang
diperbesar 1:20.000 atau 1:25.000.
b. Skala lintang dan skala bujur pada peta mercator
Skala lintang = terdapat dikiri/kanan pinggiran peta, 1 0 skala lintang = 60
mil laut, skala lintang disuatu tempat berbanding lurus
dengan skala lintang ditempat itu.
Skala bujur = terdapt dipinggiran atas dan bawah peta, skala bujur
ber-dasarkan khatulistiwa, skala bujur hanya digunakan
untuk menentukan bujurnya suatu tempat, bukan untuk
mengukur jarak.

Skala bujur

Skala lintang
Dalam penggunaan peta agar suatu pelayaran dapat berjalan dengan lancar
maka kita memerlukan imformasi penunjang yang sangat penting yang dapat kita
peroleh dari terbitan-terbitan navigasi yaitu :
1. Berita Pelaut Indonesia
2. Buku Kepanduan Bahari
3. Daftar Suar
4. Daftar arus Pasang Surut
c. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan menjangka peta
1. Jangka yang digunankan untuk mengukur jarak antara dua buah titik di peta
dan juga dapat diguanakan untuk menentukan koordinat (lintang dan bujur)

Mengukur jarak Menentukan koordinat lintang Menentukan koordinat bujur

2. Mistar jajar yang digunakan untuk menentukan arah dari suatu garis dan
membuat garis haluan yang telah ditetapkan.

Menentukan arah haluan Menentukan arah haluan

3. Pensil digunakan untuk melukis garis haluan dan garis baringan dai suatu
benda

Melukis garis haluan


d. Cara Merangkai Peta

Kadang-kadang kita harus memindahkan posisi kapal kita dari suatu peta
ke peta lainnya yang skalanya berbeda. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
ialah skalanya , bila skalanya tidak sama maka dapat kita kerjakan dengan cara :
a. Bila posisi tersebut dinyatakan dengan baringan-baringan atau jarak,
 Gambarkan baringan-baringan yang sama dengan peta 1 dan peta 2.
 Ukurlah jarak di peta 1 dengan skala lintangnya, dan dengan cara yang
sama diukur pada peta 2.
 Perpotongan jarak dengan garis baringan di peta 2 adalah posisi kapal
yang telah dipindahkan.
b. Bila posisi kapal dinyatakan dengan lintang dan bujur, maka langkah yang
dilakukan adalah :
 Tentukanlah lintang dan bujur dari posisi kapal pada peta 1.
 Pindahkan posisi (lintang dan bujur) di peta 2.
 Cara ini dipakai bila tidak sama baringan atau jarak dari benda darat



e. Simbol-simbol atau tanda-tanda yang ada di peta
e. Baringan yang sering digunakan untuk penentuan posisi kapal
a. Baringan dengan jarak
Langkah kerja
 Baringlah benda tersebut pada pedoman
 Jabarkan Bp menjadi Bs
 Tariklah di peta garis lurus melalui benda yang dibaring, dalam arah
berlawanan dengan Bs
 Ambillah pada tepi tegak pada lintang dari benda yang dibaring, banyaknya mil
jarak di dalam jangka
 Jangkakanlah bagian ini pada garis baringan tersebut,mulai dari titik benda
yang dibaring.

U
S

Bs

Titik yang didapat adalah posisi kapal (S)

b. Baringan Dengan Peruman


langkah Kerja
1. Tentukanlah kedalaman air oleh peruman, bersamaan dengan membaring benda
yang dikenal.
2. Jabarkanlah hasil peruman tersebut sampai muka surutan dari peta (lihat daftar
arus pasang surut)
3. Carilah pada garis baringan suatu kedalaman, yang sama dengan kedalaman
yang telah dijabarkan itu.
4. jika ada satu titik yang demikian, maka itulah posisi kapal (S). Penting juga
mengetahui jenis dasar laut. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar

22 10 5 2
4
12 S 3

7
22 11
BS 4
6
5

Diperum = 9 meter
Koreksi = 2 meter -
Kedalaman di peta = 7 meter

h. Baringan Silang

Adalah baringan yang dilakukan dengan membaring dua benda


dalam waktu yang hampir bersamaan.
Langkah kerja
1. Baringlah benda-benda A dan benda B pada pedoman secara cepat dan
berurutan.
2. Jabarkanlah baringan-baringan tersebut menjadi baringan sejati (Bs)
3. Tariklah mulai dari A dan B, garis-garis lurus dalam arah berlawanandengan
Bs masing-masing.
4. Titik potong dari kedua garis baringan adalah posisi kapal (S)

A B
 

Bar II
Bar I
HS
S

NAVIGASI DAN PENENTUAN POSISI

Definisi :
Proses pergerakan/membawa suatu wahana dari satu tempat ketempat lain
dengan, cepat, aman dan selamat
Navigasi terbagi menjadi 4 bagian besar yaitu :
1. Piloting (membawa kapal)
2. Dead reckoning (penentuan posisi duga)
3. Celestial Navigation (navigasi dengan bantuan benda-benda angkasa)
4. Radio Navigation (navigasi dengan bantuan radio navigasi)

GARIS GARIS KHAYAL DI BUMI


GRIS GARIS KHAYAL DI BUMI
KU
Derajah 1800

Derajah Greenwich
66,50

Derajah
Poros Bumi

23,50

I
K

23,50

Jajar

66,50

KS
Poros Bumi
Garis memotong KU dan KS tegak lurus Bidang Khatulistiwa
Khatulistiwa
Garis yang membelah bumi menjadi 2 bagian sama besar dan berjarak 900 dari
KU dan KS. Atau juga disebut Jajar = 00
Derajah
Lingkaran besar melalui KU & KS, derajah dihitung dari derajah 00 sampai 1800
ke Timur & 1800 ke Barat. Derajah melalui suatu tempat yaitu Greenwich.
Jajar
Lingkaran kecil sejajar khatulistiwa, jajar dihitutng dari 00 sampai ke KU disebut
Lintang Utara, sampai ke ke KS disebut Lintang Selatan.
Lintang
Bususr derajah dihitung dari katulistiwa sampai jajar yang melalui tempat itu
Bujur
Busur terkecil pada katulistiwa, dihitung dari derajah nol sampai derajah yang
melalui tempat itu.

Pandangan di laut

bidang cakrawala
A

T A’ L

T’ L’

P
ARAH ARAH DI BUMI
KU

GR LU

P 180o
K I
BB 0o
BT
0

LS

KS

MAWAR PEDOMAN
ARAH MATA ANGIN
INDONESIA INGGRIS Derajat
(0)
U Utara N Nort 000/360

UTL Utara Timur Laut NNE Nort Nort East 22,5

TL Timur Laut NE Nort East 45

TTL Timur Timur Laut ENE East Nort East 67,5

T Timur E East 90

TM Timur Mengkara ESE East South East 112,5

TG Tenggara SE South East 135

SM Selatan Mengkara SSE South South East 157,5

S Selatan S South 180

SBD Selatan Barat Daya SSW South South West 202,5

BD Barat Daya SW South West 225

BBD Barat Barat Daya WSW West South West 247,5

B Barat W West 270

BBL Barat Barat Laut WNW West Nort Est 292,5

BL Barat Laut NW Nort West 315

UBL Utara Barat Laut NNW Nort Nort West 337,5

SATUAN JARAK DI BUMI

Mil Laut (Internasional Nautical Mile)


1 menit derajah = 1 mil laut
Keliling bumi = 40.000.000 m
Jadi 1 mil laut = 40.000.000 = 1851,851m
360 X 60 = 1852 m
Dalam ilmu Pelayaran panjang jari-jari bumi ditentukan sebesar 6370 km
10 lingkaran besar = 2 phi x 6370 km = 111,12 km
360
Jadi 1 menit lingkaran besar = 111.120 m =1852 m
60
ARAH UTARA

UTARA SEJATI (US ) = arah proyeksi kutub utara angkasa pada bid datar

UTARA MAGNETIK (UM ) = arah utara pada mawar pedoman di kapal, karena

pengeruh magnetis bumi


UTARA PEDOMAN(UP ) = arah utara pada mawar pedoman di kapal
VARIASI + DEVIASI = SEMBIR

US UM US UM UM
UM UP UP

VARIASI TIMUR (+) VARIASI BARAT (-) DEVIASI TIMUR (+) DEVIASI BARAT (+)
HALUAN

HALUAN SEJATI (HS ) = sudut antara arah garis lunas kapal dan garis U-S sejati

HALUAN MAGNETIK (HM ) = sudut antara arah garis lunas kapal dan U-S magnetik

HALUAN PEDOMAN (HP ) = sudut antara arah garis lunas kapal dan U-S pedoman
US
UM
UP
HS = HM + var
v d
= HP + var + dev
s = HP + sembir
HM = HP + dev
HP
HM
HS

MODUL PELATIHAN ALAT-ALAT NAVIGASI


UNTUK PANGLIMA LAOT
DI NANGROE ACEH DARUSSALAM
TANGGAL 10 JUNI 2008
DI SUSUN
OLEH
JASNUR SYAHPUTRA, S.St.Pi

KERJASAMA ANTARA
FAO DENGAN SUPM NEGERI LADONG
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008

MELAKUKAN PENENTUAN POSISI DENGAN RADAR

I. PENDAHULUAN

Marine Radar adalah salah satu alat navigasi elektronik yang digunakan untuk
menentukan posisi kapal melaui pengukuran jarak dan baringan benda – benda yang ada
di permukaan bumi. Ketelitian pengukuran ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya
keterampilan pemakai dalam mengoperasikan dan menginterprestasikan informasi –
informasi yang dapat dari hasil pengoperasian alat tersebut.

II. DASAR HUKUM

Solas 1974 BAB V peraturan 12 ayat a yang berbunyi “ semua kapal dengan isi
kotor 1600 ton dan lebih harus dilengkapi dengan radar, untuk tipenya ditinjau oleh
Badan Pemerintah”. Kemudahan - kemudahan untuk memplot pembacaan radar harus
tersedia dianjungan kapal.

III. KEGUNAAN RADAR

Radar singkatan dari Radio Detection And Range merupakan suatu pesawat radio
yang digunakan untuk pengawasan dan pengukuran jarak, dimana dilakukan secara terus
– menerus dalam segala kondisi baik cuaca gelap, kabut, hujan apalagi keadaan terang.
Oleh sebab itu navigasi radar dapat dipergunakan untuk keperluan – keperluan lain,
diantaranya :
1. Untuk menetukan kapal sendiri dipeta.
2. Untuk mengetahui keadaan sasaran disekitar kapal.
3. Untuk mengukur kecepatan dan haluan kapal sasaran dan sasaran lainya yang
bergerak disekitar kapal.
4. Untuk mencegah bahaya tubrukan.
5. Untuk mengadakan pengawasan sasaran – sasaran disekeliling kapal.

IV. BAGIAN UTAMA RADAR

1. Antana unit yang terdiri dari lubang pemandu gelombang atau bagian reflector
motor pengendali dan syncro-generator. Bagian antena ini berfungsi merubah nergi
listrik menjadi energi elektromagnetic dan menyebarkannya atau mengubah energi
listrik dan meneruskannya pada bagian penerima, yang mana letak antena ini berada
di atas ajungan kapal.
2. Tranceiver Unit yang terdiri dari transmiter untuk memancarkan dan receiver
untuk menerima gelombang elektromagnetik. Tranceiver ini biasanya diletakkan
didekat antena atau disatukan dengan antena .
3. Display unit yang terdiri tabung sinar katoda dan tombol – tombol pengoperasian.
Unit ini biasanya ditempatkan ruang kemudi atau ruang peta yang mudah untuk
diopersikan serta terlindungi.
4. Power Suplay digunakan untuk memberika tenaga listrik kepada unit radar.
V. PRINSIP KERJA RADAR

Radar mengunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk microwave


band, pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit)dikirim ke antena
melalui switch pemilih pancar terima elektronik (T/R elctronil switch).

VI. PROSEDUR MENGHIDUPAKAN RADAR

1. Tempatkan/pindahkan tombol off ke on pada power suplay.


2. Tekan tombol power tunggu 3 menit sampai menyala tanda stanby.
3. Atur gain untuk mendapatkan gema yang jelas.
4. Tempatkan switch range pada penunjukan jarak jangkaun yang diperlukan.
5. Pergunakan tombol lain apabila diperlukan, contoh :
 AC/Rain untuk mengurangi ganguan hujan dan cuaca buruk
 AC/Sea untuk mengurangi ganguan gelombang air laut.
 Brillian untuk kecerahan gambar.
 Cursor untuk memudahkan dalam membaring dan penentuan jarak
 EBL/VRM control untuk melakukan baringan dan jarak.

VII. MELAKUKAN PENGUKURAN JARAK DAN BARINGAN


1. Sistem baringan silang yaitu membaring dua bua benda secara bersamaan dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
 Tentukan dua buah benda darat yang akan dibaring,
 Baring benda – benda tersebut (diperoleh BR1 dan BR2)
 Ubah baringan radar (BR) menjadi baringan sejati (BS).
 Lukis baringan sejati dipeta, masing – masing melaui benda sasarannya.
 Tetukan titik potong kedua baringan tersebut,
 Tentukan lintang dan bujur dari titik potong tersebut
PSS

2. Sistem baringan dan jarak yaiyu penentuan posisi dengan cara membaring sebuah
benda/sasaran/target yang ada di darat dan benda tersebut jelas dipeta dengn langkah
– langkah sebagai berikut :
 Tentukan benda yang akan dibaring
 Ukur arah dan jarak dari kapal ke benda tersebut dengan menggunakan
radar.
 Ubah baringan radar (BR) menjadi baringan sejati (BS).
 Lukis garis baringan sejati (BS) dipeta melaui benda tersebut.
 Beri tanda titik jarak pada garis baringan sebagai titik posisi kapal.
 Tentukan lintang dan bujur titi tersebut.

PSS
3. Rumus merubah baring radar (BR) menjadi baringan sejati (BS)

BS = BR+ HS

Dimana BR = Baringan Radar


BS = Baringan Sejati
HS = Haluan Sejati

Contoh = Kapal sedang berlayar dengan HS = 3000, pada saat itu dilakuka baringan
dengan rada terhadap sebuah benda/target dengan hasil BR = 800,
berapakah arah baringan yang akan digambarkan dipeta.

Jawab = BS = BR + HS
BS = 3000 + 800
BS = 3800 - 3600
BS = 200

ALAT NAVIGASI BIASA

I. Kompas Magnit

Kompas magnit ini merupakan alat yang dipergunakan untuk menentukan


jurusan dan pengukuran sudut dalam bidang datar dengan cara menagambil
baringan atas benda – benda guna penentuan tempat kapal di tengah laut.
Dalam ilmu bernavigasi alat ini disebut “Pedoman”.

A. Sifat – sifat jarum magnit :


 Mempunyai gaya tarik terhadap baja dan besi.
 Gaya tarik terkuat terdapat di ujung jarum yang disebut kutub.
 Jika jarum magnit bergerak bebas, maka arah garis penghubung
kutub – kutub mengarah ke Utara – Selatan magnit.
 Jika dua magnit dapat saling mempengaruhi, maka kutub yang
senama akan saling tolak menolak satu sama lain, sedang kutub – kutub
yang tidak senama saling tarik menarik.

B. Pembagian Pedoman
 Berdasarkan penempatannya di kapal dapat dibedakan atas :
a. Pedoman dasar
b. Pedoman kemudi
c. Pedoman pembantu
 Berdasarkan kontruksinya atau pembuatanya dibedakan atas
:
a. Pedoman piringan ringan (pedoman kering)
Pedoman kering ini terdiri dari pada :
 Piringan Pedoman
Piringan pedoman terdiri atas beberapa jarum magnit yang
digantungkan di bawah pringan, pinggirannya dari alumunium atau dari
bahan yang ringan. Di tengah – tengahnya piringan ditempatkan sebuah
sungkup. Pada pinggir pringan dan sungkup dibuat lubang kecil – kecil
untuk memasang benang –benang sutra. Diatas benang – benang yang
menghubungkan sungkup dipasangkan kain. Piring pedoman duduk
diatas semat sedangkan semat terletak di tengah – tengah pedoman
bediri tegak lurus, jadi piring pedoman bebas berputar di atas puncak
semat. Piringan pedoman harus memiliki syarat – syarat untuk harus
peka dan tenang.
 Ketel Pedoman
Bentuk bulat torak dan dibuat dari kuningan, di atasnya ditutup dengan
kaca, pada sisi dalam di cat putih dan pada ujungnya dilukis garis hitam
yang tegak yang disebut garis layar yang letaknya harus di dalam muka
yang sama dengan ujungnya semat pedoman, serta letaknya sejajar
dengan lunas dan linggi. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
untuk ketel pedoman yaitu :
1. Ketel tidak boleh nengandung magnetis
Hal ini dapat di lihat dengan jalan mengambil ketel keluar dari rumah
pedoman, kemudian disamping ketel ditempatkan sebuah pedoman
kecil, sesudah itu ketel diputar. Bilamana dalam pekerjaan ini jarum
pedoman kecil tidak bergerak, ini berarti ketel tidak mengandung
magnetis.
2. Jika ketel diam, tutup kaca harus dalam keadaan mendatar.
3. Ketel harus mudah mengayun dan tidak menyentuh di mana – mana.
4. Semat harus berdiri di tengah – tengah ketel, jika semat tidak berada
tepat ditengah – tengah ketel, maka jarak antara piringan sampai pada
ketel diberbagai tempat tidak sama.
5.Ujung semat harus terletak di titik potongan penggantungan ketel
pedoman pada cicin lenja pada rumah pedoman
6.Titik pusat pesawat baring harus terletak tegak lurus di atas ujung
semat pedoman. Jika tidak demikian maka akan timbul sebuah salah
baringan.
7. Garis layar harus dalam keadaan yang benar.
 Alat Penggantungan ( Cicin Lenja)
Ketel duduk pada tanduk dalam cicin lenja yang juga digantungkan
dengan dua tanduk pada rumah pedoman. Tanduk – tanduk itu harus
mendatar dan berpotongan satu sama lain atas sudut 90 0. Cicin lenja
digantungkan pada rumah dengan tanduk bujur kapal, sedang cicin
lenja dengan ketel pedoman dihubungkan dengan tanduk Malang kapal.
Hal ini dimaksudkan untuk membebaskan garis layar dari tegangan
poros cicin lenja.
 Rumah Pedoman
Untuk melindungi pedoman dari hujan dan panas serta gangguan lainya
maka pedoman ditempatkan di dalam rumah pedoman.

b. Pedoman Cair
Pedoman ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran alcohol
(16 s/d 25 %) dan air suling (84 s/d 75%) yang berguna untuk
meredamkan gerakan dan getaran yang dapat mempengaruhi pedoman.
Dengan diisi alkohol pedoman dapat dipakai pada suhu rendah, tetapi
perlu dicampur dengan air, sebab alkohol yang tulen memakan cat ketel
dan piringan. Untuk mempertinggi ketenangan dan stabilitas daripada
piringan pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak
panjang dan tebal yang dimasukan dalam bumbung yang dibuat dari
kuningan dan ditempatkan dibawah piringan pedoman. Dengan demikian
berat seluruh piringan 300 gram, dan untuk mencegah rusaknya ujung
semat dipasang pengapung sehingga berat di atas semat tidak lebih
daripada piringan pedoman kering (15 s/d 20 gram).
Bagian – bagian pedoman cair :
 Sumbat (sungkup isi)
Untuk menambah air suling ke dalam ketel jika air ketel berkurang
dapat diketahui dengan adanya gelembung udara di atas zat cair. Cara
mengisinya ialah ketel ditahan miring, sumbat diputar keluar dan air
dituangkan melalui sumbat, lalu ditutup kembali.
 Pengapung
Dengan adanya jarum – jarum yang berat dan tebal, maka akan
mengakibatkan rusaknya tuntung dari semat. Untuk menghindari ini
maka dipasanglah pelampung.
 Tromol
Kalau suhu naik cairan akan mengembang sehingga kalau tidak ada
tromol yang bergaya pegas mungkin ketel atau tutup kaca akan rusak.
Kalu suhu cairan akan susut sehingga ketel tidak penuh lagi, dengan
demikian dengan adanya tromol yang bergaya pegas, kesukaran –
kesukaran tersebut akan teratasi.
 Jembatan kuningan
Jembatan kuning dipasang untuk penepatan semat untuk mengatasi
agar tidak ikut turun naik dengan adanya tromol yang bergaya pegas
pada saat cairan memuai dn menyusut.
 Pemberat
Pemberat dibuat dari timbel yang gunanya agar pedoman bergantung
lebih stabil.
 Piringan Pedoman
Garis tengah piringan jangan diambil agak panjang supaya
pinggirannya jangan terlalu dekat dengan diding ketel, sebab dengan
perubahan haluan zat cair akan diseret serta oleh diding ketel dan
akibatnya piringan juga akan terseret. Jadi garis layar dipasang
sebagai pasak lengkung pada diding ketel, atau ditempatkan di atas
plat kecil yang tersendiri dan yang sampai piringan. Diatas pinggiran
dari ketel ada gelang dari karet untuk membuat ketel kedap air.

C. Keuntungan dan kerugian pedoman cair (basah) dibandingkan dengan


pedoman
Kering :
 Keutungannya :
 Momen magnet yang besar
 Momen perlambatan yang besar menyebabkan
ketenangan yang besar.
 Peredaman yang berguna bagi bantingan benda cair.
 Dapat digunakan di kapal – kapal kecil

 Kerugiannya :
 Perbaikan sulit.
 Kesukaran ketika menimbal
 Harga lebih mahal
 Jika terjadi gelembung udara maka pedoman tidak akan tenang dan
terjadi pengembunan pada tutu kaca sehingga sukar dibaca.

II. Alat Baring


Untuk kegiatan bernavigasi dalam membaring suatu benda diperlukan alat
pembaring (pesawat pembaring) yang di bagi menjadi tiga yaitu :
A. Semat
Alat ini baik untuk membaring matahari waktu mengambil azimuth dengan
perantaraan bayangan diatas piringan pedoman, oleh karena itu alat ini disebut
semat bayangan. Dalam hal ini azimuth sama dengan bagian derajat yang jatuh
sama dengan bayangan semat tambah 1800, sebagai persyaratan maka alat ini
harus duduk tegak lurus di atas sungkup pedoman jadi segaris dengan semat
pedoman. Untuk mengetahui apakah semat bengkok atau tidak, harus diputar –
putar dilihat bayangan dipinggiran berubah pembacaanya atau tidak, jika tidak
berubah berarti semat itu baik.
B. Pesawat baring penjera
Pesawat ini disebut juga dengan pesawat penjera celah dan penjera
benang. Mempergunakannya alat ini dengan cara dirikan penjera dan putar
pesawat sedemikian sehingga jika dibidik melalui celah, benang dan benda yang
dibaring jadi satu.
Syarat – syarat yang harus di penuhi :
 Kedudukan penjera benang dan penjera celah harus sejajar dan
segaris.
 Bidang penjera harus tegak lupus di pusat tutup kaca.
 Cermin segi empat diputar selalu garis tegak lurus bidang cermin
jatuh sama atau sejajar dengan bidang penjera.

C. Pelorus
Pelorus adalah pembantu pedoman dan pesawat baring. Alat ini dibuat
dari kuningan atau tembaga, berbangun lingkaran dan di bagi dari 0 0 sampai
3600. Garis tengahnya 20 s/d 25 cm, dipasang tetap dikiri atau dikanan anjungan
dengan garis U – S sejajar dengan lunas kapal di mana dipasang pesawat
baring. Dalam hal ini baringan pedoman adalah sama dengan haluan ditambah
atau dikurangi dengan baringan pelorus kapal dengan patokan sebagai berikut :
 Jika benda berada disebelah kanan kapal maka : BP = haluan +
baringan pelorus.
 Jika di kiri, maka : BP = haluan + baringan pelorus.
I. PRINSIP DASAR AKUSTIK

Akustik atau arti bebasnya adalah suara / bunyi yang umumnya timbul
dari getaran mekanik suatu permukaan benda yang kaku dan tegang. Bermula
dari sifat – sifat suara inilah ilmu akustik dikembangkan. Suara berasal dari
benda yang bergetar, sedangkan benda yang bergetar dan menghasilkan suara
yang disebut sumber suara (suond source). Setiap suara mempunyai ukuran
rendah tingginya yang di tentukan oleh banyaknya getaran /detik yang disebut
frekuensi dengan satuan Hertz (Hz). Tidak semua suara dapat didengar oleh
telinga manusia adalah antara 20 Hz – 20.000 Hz yang disebut audiosonik.
Untuk keperluan metode akustik, Anonymous 1992 mengelompokkan
frekuensi suara menjadi 4 tingkatan yaitu :
 Low Frequency : 15 – 32 KHz
 Medium Frekuency : 40 – 88 KHz
 High Frequency : 100 – 230 KHz
 Ultra High Frequecy : 240 – 460 KHz
Suara yang dipancarkan oleh sumber suara akan merambat pada media
yang bersifat cair, gas, padat dan cair. Pada metode akustik untuk perikanan
dengan menggunakan Echo Sounder dan Sonar, media yang digunakan adalah
air. Pada umumnya kecepatan rambatan suara dalam air 1500 m/detik.
Kecepatan ini relatif terdapat variasi dikarenakan perbedaan musim, wilayah dan
faktor – faktor lain seperti suhu, salinitas dan tekanan air.
Suara yang merambat dalam setiap media akan mengalami penyerapan
energinya oleh media rambat tersebut. Jumlah kehilangan energi suara ini linier
dengan panjang jarak yang ditempuh oleh suara tersebut ( KA. Johannesson and
R.B. Mitson, 1983). Peristiwa melemahnya suara hubungannya dengan jarak
tempuh suara ini dikenal juga dengan (doppler effect) dimana suara akan
melemah terdengarnya sebanding dengan semaklin jauhnya jarak dari sumber
suara (Bob Foster, 1999).
Suara yang dipancarkan akan merambat dalam media air, apabila
membetur benda (target) akan dipantulkan kembali sebagai suara pantul atau
gema (echo) yang diterima kembali oleh penerima (receiver). Suara pantul yang
diterima kembali dalam keadaan lemah karena kehilangan energi sepanjang
perjalanan, oleh karena itu sebelum diproses harus diperkuat kembali dengan
alat yang disebut receiver amplifier.

II. ECHOSOUNDER / FISH FINDER


1. Pengertian dan fungsinya
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman laut yang
menggunakan metode akustik yaitu menggunakan system suara yang
dipancarrkan kedalam laut secara vertikal dari bawah kapal kemudian suara
tersebut kembali lagi sebagai gema (echo) setelah sinyalnya diperkuat dan
tergambar dalam catatan recorder paper. Perkembangan selanjutnya
nechosounder dapat menampilkan objek gambar yang lebih jelas dan terinci
setelah perangkat tersebut menggunakan high frequency sehingga tampilan
pada recording paper dapat mengamati pergerakan gerombolan ikan. Perangkat
ini disebut Fish Finder.
2. Perangkat Utama Echo Sounder.
Echo Sounder terdiri dari 4 perangkat utama yaitu :
 Transmitter : Bagian alat ini berfungsi untuk memproduksi pulsa listrik untuk
dikirimkan ke tranducer, namun sebelum sampai ditranducer pulsa listrik tadi
diperkuat dari beberapa wat (W) menjadi ribuan (KW).
 Tranducer : Bagian lat ini fungsinya adalah mengubah pulsa listrik menjadi
pulsa suara yang kemudian memancarkannya kedalam air untuk mengenai
sasaran (target) dan juga juaga sebaliknya merubah pulsa sura menjadi pulsa
listrik pada saat pantulan suara berupa gema (echo) diterima.
 Reciever : Bagian alat ini fungsinya adalah meperkuat pulsa listrik yang masih
lemah dari tranducer saat gema (echo) diterima menjadi beberapa ribu kali
yang kemudian diteruskan ke recorder.
 Recorder : bagian alat ini fungsinya adalah menggambarkan informasi pulsa
listrik dalam bentuk goresan pada kertas pencatat ataupun menampilkan
pada layar display CRT (Cathode Ray Tube).

3. Pesamasangan dikapal
Tranducer : Umumnya tranducerditemapatkan di bagian bawah lkapal
yaitu pada posisis antara sepertiga sampai dengan setengah dari panjang kapal
dihitung dari haluan dan dekat denga lunas (kira – kira 1 meter jaraknya dari
lunas). Kapal yang panjangnya 30, pemasngannya lebih mendekati dengan lunas
kapal. Posisi yang ideal adalah tranducer dipasang pada lambung kapal terdalam
dengan memperhatikan prinsip –prinsip sebagai berikut :
 Dipilih tempat yang paling kecil getaranya dari mesin.
 Hindarkan pengaruh propeller baik dari getran maupun gelembung udara
yang ditimbulkan.
 Dipilih tempat yang jauh dari elemen / spectrum listrik lainnya.
Recording Unit : Pemasangan recording unit dipasang pada tempat
yang mudah dilhat dan dioprasikan/pengoperasian tombol –tombol mudah
dijangkau. Selain itu penempatannya tidak mengganggu pengoperasian alat –
alat lain yang berada disekitarnya.
Untuk kapal – kapal kecil dan terbuka, agar terlindung dari cipratan air
laut atau hujan, recording unit tersebut dapat diletakkan dalam kotak besi
ataupun kotak kayu dengan jendela kaca dibagian depan agar layar unit tersebut
mudah dilihat.
4. Pengamatan Hasil Rekamamn Echo Sounder.
Hasil rekam / pencatatan echo sounder dapat dilihat pada recording paper
maupun pada CTR display. Dalam membaca hasil rekam banyak hal yang
diperhatikan terutamam dari control settingnya, karena setiap perubahan posisi
sakelar/ tombol pada tombol setting akan menghasilkan nilai atau hasil bentuk
yang berbeda, walaupun sasaran yang diliput sama. Saat pengoperasian echo
sounder sering terjadi pantulan gema ( multiple reflection ) sehinngga pada
recording paper terlihat gambar dasar perairan lebih dari satu lapis. Hal ini
terjadi apabila echo sounder dioperasikan diperairan yang dangkal.
Gelombang suara yang dipancarkan akan dipantulkan oleh dasar perairan
dan diterima kembali oleh tranducer reciever. Mengingat kedalaman perairan
dangkal energi suara pantulannya relatif masih kuat sehingga echo yang kembali
ke atas akn dipantulkan lagi oleh lapisan permukaan air. Echo yang dipantulkan
oleh permukaan tadi akndipantulkan lagi oleh dasar perairan, sehingga reciever
akan menerima dua kali echo dasar, maka terjadilah pencatatan ganda pada
recording paper.
Dalam bernavigasi terjadinya pencatatan ganda untuk dasar perairan ini
sangat berbahaya karena ada kemungkinan salah membaca skala kedalaman
perairan, yang resikonya adalah kandas. Penggunanan fasilitas white line dalm
mendeteksi iakan dasar sangat diperlukan karena dengan fasilitas ini, kelompok
atau individu dasar dapat dilihat lebih jelas perbedaannya dengan gambar dasar
perairan.
Hasil pencatan berdasarkan kondisi sifat dasar perairan dibedakana 3
macam :
a. Pasir : Hasil pencatatan jelas, tajam, garis pantulan agak panjang.
b. Lumpur : Hasil pencatatan lemah, redup, garis pantulan panjang tidak jelas.
c. Batu : Hasil pencatatan jelas dan tajam.
5. Manfaat Echosounder / Fish finder Bagi Kapal Ikan.

♠ Mengetahui bentuk dasar perairan antara lain : dasar rata, miring, bertebing,
gunung karang dan terjal bergelombang.

♠ Mengukr kedalaman laut : Dengan mengetahui kedalaman laut dapat


ditentukan berapa panjang warp/tali yang diukur keprairan laut.

♠ Mengetahui tekstur dasar perairan : teksturnya antara lain berpasir, lumpur


dan dasar keras.
♠ Mendeteksi kelompok udang/ikan.

Sebagai pengembangan dari metode akustik di dunia perikanan adalah


menduga potensi sumber daya ikan, khusus perikanan pelagis. Ada beberapa
keuntungan diantaranya untuk pendugaan stok ikan :

♣ Waktu yang diperlukan untuk survei pendugaan stok relatif singkat dan cepat.

♣ Keluaran atau hasil survei lebih relatif cepat.

♣ Akurasi ahsil survei lebih baik dibanding metode lain.

Kelemahannya antara lain :

♥ Perangkat keras alat survei harganya relatif mahal.

♥ Langkanya suku cadang.

♥ Terbatasnya sumber daya manusia yang dianggap mampu untuk


mengoperasikan, merawat dan memperbaikinya.
II. GPS (Global Position System)

1. Pengertian
Sistim penentuan dengan satelit pertama diperkenalkan oleh US NAVY
dengan nama NNSS (Navy Navigation Satelit System) atau dikenal dengan transit
satellite. Kemudian berkembang menjadi NAVSTAR (Navigation Satelite System
Using Timing and Ranging) yang kita kenal pada saat sekarang ini dengan nama
GPS (Global Position System).
GPS adalah suatu alat penerima signal dari satellite untuk mendapatkan
posisi sesuai dengan posisi kapal itu berada, sistim GPS terdiri dari tiga
componen pokok diantaranya :
 Ruang angkasa (Sapce segment)
 Ruang Pengendali ( Control segment)
 Komponen Pengguna (User segment)
2. Instalasi
Bagian yang paling utama adalah Antena, ia harus dipasang setinggi
mungkin serta jauh dari objek besi besar dan pemancar Radar. Diusahakan
pemasangan antenna bebas dari halangan bagi penerima isyarat dari satelit dan
kawat antenna tidak belok 900. Bagian selanjutnya adalah unit Display yang
dipasang di ruang navigasi (anjungan), diusahakan jauh dari kompas magnet
dan pancaran sinar matahari.

3. Pancaran Signal SVs Pada Sistim GPS


Sinal dari SV menggunakan 2 macam frekuensi pembawa (carrier
frekuensi) yaitu :
 Frekuensi L1 = 1575,42 MHz

 Frekuensi L2 = 1227,60 MHz


Pengunaan dua frekuensi pancaran dari setiap SV, untuk menjamin agar
pesawat penerima GPS yang memiliki peralatan yang sesuai dapat mengoreksi
hambatan signal oleh ionespher. Signal yang di modulasikan pada frekuensi
pembawa tersebut terdiri dari tiga informasi yaitu :
 P – Code (pecision code) termodulasi dan dipancarkan hanya pada
frekuensi pembawa L1 dan L2.
 C/A Code ( Course acquisition code) dipancarkan hanya pada
frekuensi pembawa L1.
 Data informasi navigasi dimasukkan ke P – code dan C/A code
serta dimodulasikan pada frekuensi pembawa L1 dan L2.

4. Urutan Proses Penentuan Posisi Pada Penerima GPS


 Urutan kerja penerima GPS 01 (memulai operasi), estela penerima
GPS dihidupkan secara otomatis langsung mengadakan “self test”. Data
posisi duga harus dimasukkan, tanpa memasukkan posisi duga jadi
penerima GPS harus menentukan posisinya sendiri.
 Urutan verja penerima GPS 02, segera estela penerimaan GPS
menangkap statu SV, penerima GPS menerima dan membukan data
Almanak dari seluruh SVs maka dilatar akan nampak gambar situasi semua
SVs, diantaranya nomor identitas SVs, posisi dan kondisi keadaan SVs yang
ada di atas ckrawala penerima GPS.
 Urutan 03 Menangkap frekuensi pembawa L1 dari SV.

 Urutan 04 Menarik atau mendapatkan C/A code frekuensi pembawa


L1.
 Urutan 05 Melacak C/a dari frekuensi pembawa L 1 untuk menarik
data dan informasi navigasi untuk penentuan posisi.
 Urutan 06 Menyusun urutan data untuk proses penentuan range.

 Urutan 07 Menentukan range.

 Urutan 08 Menentukan besarnya pergeseran frekuensi karena


effect Doppler.
 Urutan 09 Menyimpan data tersebut di atas pada memory.

 Urutan 10 Menentukan SV berikutnya (kedua) dan melaksanakan


proses 03 sampai 09.
 Urutan 1I Menentukan SV berikutnya (tiga) dan melaksanakan
proses 03 sampai 09.
 Urutan 12 Menentukan SV berikutnya (keempat) dan melaksanakan
proses 03 sampai 09
 Urutan 13 Dari memory yang diambil psedo range dari keempat
SVs tersebut diatas, diproses menjadi 4 Rt (true range) atau jarak tepat,
dengan keempat Rt tersebut ditentukan posisi penerima GPS. Langkah
berikutnya menentukan kecepatan (sog), arah gerak (cog) dan lainnya.
 Urutan 14 Menyajikan data posisi dan lain – lainya pada layar
5. Kegunaan Pokok GPS
III. RADAR
A. Pendahuluan
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” merupakan peralatan
navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi
dalam mendeteksi dan mengukur jarak sesuatu obyek di sekeliling kapal,
disamping memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai,
alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara papal dan objek –
objek tersebut. Oleh karena itu radar Sangay bermanfaat untuk mengetahui
kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari terjadinya
tabrakan di laut. Radar akan Sangay berguna pada saat cuaca buruk, keadaan
berkabut dan berlayar dimalam hari terutama apabila pentunjuk pelayaran
seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat
diamati. Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi radio yang
lain, dalam pengoperasianny radar tidak memerlukan stasion – stasion
pemancar.

B. Prinsip kerja
Radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk
“:microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh pemancar (transmitter Unit)
dikirim ke antena melalui swich mancar tarima. Pada saat pengiriman sinyal
antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyut
pulsa 500 – 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan
kembali apabila mengenai sasara/target dalam bentuk gema radio (radio echo).
Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima oleh antena dan dikirim ke unit
penerima melalui swich mancar/tarima, pulsa ini akan dikuatkan dan akan
didekteksi dalam bentuk sinyal radio dan seterusnya dibesarkan lagi kekuatanya
pada indicator. Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik – bintik putih
akan terbentang dari pusat skrin radar dengan kecepatan tetap dan akan
membuat garis sapuan.
C. Bagian Utama Radar
Pada dasarnya radar mempunyai empat componen utama yaitu :
 Antena (antena unit)
Unit antena terdiri dari lubang pemandu gelombang atau bagian reflector,
motor pengendali dan synchro-generator. Dengan adanya embun pada
pemandu gelombang akan mengurangi pancaran. Antena harus dipasang
sebebas mungkin dari gangguan yang dapat mengurangi kemampuan untuk
menyapu sekeliling kapal. Atena berfungsi untuk memancarkan tenaga
frekuensi radio dari pemancar dalam bentuk alur pada arah yang tepat dan
seterusnya menerima kembali gema yang dipantulkan oleh sasaran.
 Unit Pemancar (trasmitter) dan penerima (receiver)
Bagian ini terdiri dari modulator, magnetron, bagian penerima. Bagian ini
biasany di tempatkan pada temapat yang mudah dicapai dan terlindung serta
dekat dengan antena atau kadang – kadang disatukan dengan bagian
antena.
 Unit display
Display unit terdiri dari tabung sinar katoda (CRT), tombol – tombol
pengoperasian. Unit ini biasanya ditempatkan di rumah kemudi, ruang peta
dan ruang lain yang dapat dipertahankan kecerahanya dan tersedia peralatan
untuk pngeplotan, dapt memandang kebagian depan/haluan dengan jelas.
 Power Suplay unit
Unit ini menghantarkan arus listirk yang dibutuhkan oleh unit – unit radar.
Umumnya aliran listrik di kapal yang dapat digunakan untuk mengoperasikan
yaitu ; dengan arus bolak balik (AC) baik 110/220 volt dan dengan arus
searah (DC) yang diperoleh dari batery untuk aliran AC.

D. Kegunaan Radar dalm perikanan


 Untuk menghidari tuburukan pada saat berlayar terutama pada
malam hari.
 Untuk menentukan kapal sendiri
 Untuk mengetahui keadaan sasaran disekitar kapal.
 Untuk mengukur kecepatan dan haluan kapal sasaran dan sasaran
bergerak lainya disekitar kapal.
 Untuk mengadakan penagamatan sasaran – sasaran sekitar kapal
kita.

E. Cara Pengoprasianya.
 Tempatkan tombol tenaga dari kedudukan OFF ke posisi STAND
BY.
 Tunggu sampai 3 menit hinga lampu menujukkan READY menyala
lalu tempatkan tombol tenaga dari STAND BY ke posisi ON.
 Tempatkan switch jangkaun (RANGE) dipenunjukkan 48 atau 120
mil.
 Atur TUNING, dengan memutar searah jarum jam atau berlawanan
putaran jarum jam, maka target akan tampak lebih terang pada tabir (PPI).
 Tempatkan switch untuk RANGE pada penunjukkan jarak
jangkauan yang dikehendaki.
 Atur tombol pengatur GAIN sehingga target tampak jelas, bila perlu
atur AC SEA dan AC RAIN.
 Atur pengatur tombol yang lain apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai