Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Oleh 8B:
2017
SEKS ISLAMI
D. Hubungan seksual
Hubungan seksual yang dimaksud dalam buku ini memiliki banyak
sinonim, diantaranya: bersetubuh (bersatunya dua tubuh), bersenggama,
intercourse, coitus, atau dalam bahasa arab di sebut jimaa’, rofast dan
nikaah, yakni memasukkan alat kelamin laki-laki (penis) ke dalam alat
kelamin perempuan (vagina) hingga mencapai puncak kenikmatan
(klimaks/orgasme). Hal ini biasanya dilakukan oleh pasangan yang sah,
yaitu suami-istri (pasutri).
Menurut kalangan medis, sesungguhnya hubungan seksual
merupakan faktor paling utama dalam menjaga kesehatan. Kalangan salaf
menyataka, “ jangan meninggalkan hubungan seksual! Karena, air sumur
saja akan habis dengan sendirinya bila tidak digunakan”
Manusia adalah makhluk holistik, yaitu makhluk yang meliputi
unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Oleh sebab itu, hubungan
seksual antara dua jenis kelamin bukan semata-mata penetrasi penis pada
vagina untuk orgasme, melainkan lebih tinggi dari itu yang melibatkan
keempat unsur manusia tersebut. Menyatunya badan secara fisik,
kemesraan komunikasi psikologis yang penuh kelembutan, cinta,
cumbuan, dan kasih sayang, hingga teerjadi kenikmatan yang indah secara
bersama-sama. Hal penting yang harus selslu di ingat bahwa hubungan
seksual dilakukan untuk kepentingan dan kenikmatan bersama (pasutri). Ia
juga bernilai ibadah jika di tunaikan secara benar dan sesuai aturan syariat
(islam).
E. Islam Memandang Seks
Seks dalam arti hubungan lawan jenis merupakan unsur fitrah
syahwat yang terdapat pada manusia. Islam tidak memandang seks sebagai
hal yang tabu sehingga menentang kehidupan para rahib dan pendeta yang
tidak beristri. Kendatipun demikian, islam tidak membiarkan kehidupan
seks menjadi liar sehingga mengharamkan perzinaan dan mengecam keras
faktor pemicu dan pendukungnya. Islam merupakan addiniyyah
alwasathiyah (ajaran moderat). Islam memposisikan seks secara
proposional sejalan dengan fitrah manusia, berdasarkan petunjuk yang
diberikan oleh allah baik secara langsung dalam al-qur’an maupun secara
tidak langsung melalui yang dicontohkan oleh rosulullah saw dalam
hadisnya ataupun yang dilakukan oleh sahabatnya.