Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Mata Kuliah Sistem Perkemihan


Asuhan Keperawatan Pada Klien Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1

Fasilitator
Ika Nur Pratiwi, S.Kep., Ns. M.Kep.

Kelompok 1/ Kelas A2/A2015:


Alfi Rahmawati Mufidah 131511133041
Dyah Rohmatussolichah 131511133043
Hesti Lutfia Arif 131511133050
Fifa Nasrul Ummah 131511133056
Alip Nur Apriliyani 131511133063
Ni Komang Ayu Santika 131511133066
Ayu Rahmawati 131511133075
Regina Dwi Fridayanti 131511133130
Lidia Inneke Wendey 131411133012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Chonic Kidney Disease (CKD) stadium 1” dengan baik. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sistem
Perkemihan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Selanjutnya, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
membantu baik moril maupun materil dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Ibu
Ika Nur Pratiwi, S.Kep., Ns. M.Kep. selaku salah satu fasilitator pada mata kuliah Sistem
Perkemihan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
baik pada penulisan maupun isi dalam makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya
kitik dan saran dari semua pihak sebagai penyempurna makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Surabaya, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ....................................................................................... 2
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3.Tujuan .................................................................................................... 3
1.4.Manfaat .................................................................................................. 4
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1. Definisi CKD Stage 1 ........................................................................ 5
2.2. Etiologi CKD Stage 1 ........................................................................ 5
2.3. Faktor Risiko CKD Stage 1 .............................................................. 6
2.4. Manifestasi Klinis CKD Stage 1 ....................................................... 6
2.5. Patofisiologi CKD Stage 1 ............................................................... 7
2.6. Pemeriksaan Penunjang CKD Stage 1 .............................................. 7
2.7. Penatalaksanaan CKD Stage 1 .......................................................... 8
2.8. Komplikasi CKD Stage 1................................................................ 10
2.9. Asuhan Keperawatan Teori CKD Stage 1 ...................................... 11
BAB III Asuhan Keperawatan Kasus ........................................................... 16
BAB IV Kesimpulan ....................................................................................... 26
Daftar Pustaka ................................................................................................ 27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan
mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh,
menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi
hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah
merah dan menjaga tulang tetap kuat. Namun, pada kondisi tertentu karena adanya gangguan
pada ginjal, fungsi- fungsi tersebut akan berubah. Salah satu gangguan yang dapat terjadi
pada ginjal adalah Chonic Kidney Disease (CKD) (Kemenkes, 2017).
Chonic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat global
dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk dan biaya
yang tinggi. Prevalensi CKD akan meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia
lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus serta hipertensi. Sekitar 1 dari 10 populasi
global mengalami CKD pada stadium tertentu (http://www.worldkidneyday.org/faqs/chronic-
kidney-disease/). Hasil systematic review dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al,
2016, mendapatkan prevalensi global CKD sebesar 13,4%. Menurut hasil Global Burden of
Disease tahun 2010, CKD merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun
1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan di Indonesia,
perawatan penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS
kesehatan setelah penyakit jantung (Kemenkes, 2017).
Chonic Kidney Disease (CKD) terdiri atas 5 stadium, dan stadium 1 merupakan
stadium yang gejalanya masih asimtomatis. Hal ini menyebabkan, sebagian besar kasus CKD
baru terdiagnosis saat sudah mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu, perawat sebagai salah
satu tenaga kesehatan harus dapat memahami dan mengerti mengenai Chonic Kidney Disease
sehingga diharapkan klien dengan CKD dapat dideteksi sedini mungkin serta progresifitas
penyakitnya dapat diperlambat dengan penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan
yang tepat.

2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi CKD stadium 1?
1.2.2 Apa etiologi dan factor resiko CKD stadium 1?
1.2.3 Apa manifestasi klinis CKD stadium 1?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi CKD stadium 1?
1.2.5 Apa pemeriksaan penunjang pada CKD stadium 1?
1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan pada CKD stadium 1?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan pada CKD stadium 1?

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dan
teori serta mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Chonic
Kidney Disease (CKD), khususnya Chonic Kidney Disease (CKD) stadium 1.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami definisi dari CKD stadium 1.
2. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami etiologi dan factor resiko dari CKD
stadium 1.
3. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami manifestasi klinis dari CKD stadium
1.
4. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami patofisiologi dari CKD stadium 1.
5. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami pemeriksaan penunjang pada klien
dengan CKD stadium 1.
6. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami penatalaksanaan pada klien dengan
CKD stadium 1.
7. Mahasiswa dapat mengerti, dan memahami asuhan keperawatan pada klien
dengan CKD stadium 1.

3
1.8 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara mendalam tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan Chonic Kidney Disease (CKD), khususnya Chonic
Kidney Disease (CKD) stadium 1.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi bagi para pembaca
khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Chonic Kidney Disease
(CKD), khususnya Chonic Kidney Disease (CKD) stadium 1.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1


Chronic Kidney Disease (penyakit ginjal kronis), yang disebut juga dengan
insufisiensi ginjal kronis atau penyakit ginjal progresif, didefinisikan sebagai hilangnya
fungsi ginjal secara progresif yang terjadi lebih dari beberapa bulan sampai beberapa tahun,
dan ditandai dengan perubahan stuktur ginjal normal dengan interstitial fibrosis.
CKD adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana
kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit
mengalami kegagalan, yang mengakibatkan uremia (Brunner dan Suddarth, 2014).

2.2 Etiologi Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1


CKD dapat disebabkan oleh penyakit diabetes, hipertensi, serta konsumsi obat-obatan
yang dapat merusak ginjal (nefrotoksik). (Said, Albara, et al. 2015).
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi, yaitu
sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney Foundation, 2015).
Sedangkan menurut Price, dan Wilson (2006) etiologi CKD diantaranya adalah tubula
intestinal, penyakit peradangan, penyakit vaskuler hipertensif, gangguan jaringan ikat,

5
gangguan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati
obsruktif. Beberapa contoh dari golongan penyakit tersebut adalah :
a) Penyakit infeksi tubulointerstinal seperti pielo nefritis kronik dan refluks nefropati.
b) Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis.
c) Penyakit vaskular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
dan stenosis arteria renalis.
d) Gangguan jaringan ikat seperti Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, dan
seklerosis sistemik progresif.
e) Gangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik, dan asidosis
tubulus ginjal.
f) Penyakit metabolik seperti diabetes militus, gout, dan hiperparatiroidisme, serta
amiloidosis.
g) Nefropati toksik seperti penyalah gunaan analgetik, dan nefropati timah.
h) Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri dari batu,
neoplasma, fibrosis retroperitoneal. Traktus urinarius bagian bawah yang terdiri dari
hipertropi prostat, setriktur uretra, anomali congenital leher vesika urinaria dan uretra.

2.3 Faktor Risiko Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1


Selain diabetes dan tekanan darah tinggi, usia> 60 tahun, jenis kelamin wanita, etnis
Afrika Amerika, obesitas, kolesterol tinggi, kurang latihan fisik, merokok, dan asupan
garam berlebihan adalah faktor yang meningkatkan risiko penyakit ginjal. Keadaan
berkontribusi lainnya termasuk infeksi atau penyakit radang yang mempengaruhi ginjal;
penggunaan obat yang tidak tepat seperti aspirin, ibuprofen, dan obat penghilang rasa sakit
lainnya; dan penggunaan suplemen herbal yang dikenal menyebabkan kerusakan ginjal.
Juga, studi pencitraan yang menggunakan zat kontras yodium dapat memiliki efek negatif
pada ginjal. Gagal ginjal kronis kadang-kadang terjadi dalam keluarga. (Razmaria, Aria.
2016)
2.4 Manifestasi Klinis Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1
Menurut Arici (2014) mengenai manifestasi klinis pada pasien dengan CKD stadium 1
ialah sebagai berikut:
a) Lemah
6
b) Nafsu makan berkurang
c) Nokturia, poliuria
d) Terdapat darah pada urin, atau urin berwarna gelap
e) Urin berbuih
f) Sakit pinggang
g) Edema
h) Peningkatan tekanan darah
i) Kulit pucat
Sedangkan menurut Black & Hawks (2005) mengenai manifestasi klinis pada pasien
dengan CKD derajat 1 ialah sebagai berikut:
a) Tekanan darah pasien dalam batas normal
b) Tidak terdapat abnormalitas hasil tes laboratorium
c) GFR normal
d) Tidak jarang pasien merasa baik-baik saja tanpa tanda dan gejala yang dirasakan

2.5 Patofisiologi Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1


Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang mendasari, namun
perkembangan proses selanjutnya kurang lebih sama. Penyakit ini menyebabkan
berkurangnya massa ginjal. Sebagai upaya kompensasi, terjadilah hipertrofi struktural dan
fungsional nefron yang masih tersisa yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti
sitokin dan growth factor. Akibatnya, terjadi hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan tekanan
kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, hingga pada
akhirnya terjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa.
Sklerosis nefron ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron progresif, walaupun penyakit
yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi (Suwitra, 2009).
Diabetes melitus (DM) menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam berbagai bentuk.
Nefropati diabetik merupakan istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi di ginjal pada
DM (Wilson, 2005). Mekanisme peningkatan GFR yang terjadi pada keadaan ini masih
belum jelas benar, tetapi kemungkinan disebabkan oleh dilatasi arteriol aferen oleh efek
yang tergantung glukosa, yang diperantarai oleh hormon vasoaktif, Insuline-like Growth
Factor (IGF) – 1, nitric oxide, prostaglandin dan glukagon. Hiperglikemia kronik dapat
7
menyebabkan terjadinya glikasi non enzimatik asam amino dan protein. Proses ini terus
berlanjut sampai terjadi ekspansi mesangium dan pembentukan nodul serta fibrosis
tubulointerstisialis (Hendromartono, 2009).
Hipertensi juga memiliki kaitan yang erat dengan gagal ginjal. Hipertensi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan-perubahan struktur pada arteriol di
seluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) dinding pembuluh darah.
Salah satu organ sasaran dari keadaan ini adalah ginjal (Wilson, 2005). Ketika terjadi
tekanan darah tinggi, maka sebagai kompensasi, pembuluh darah akan melebar. Namun di
sisi lain, pelebaran ini juga menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan akhirnya
tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air serta zat sisa dari dalam
tubuh. Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh kemudian dapat menyebabkan tekanan
darah menjadi lebih meningkat, sehingga keadaan ini membentuk suatu siklus yang
berbahaya (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, 2014)

2.6 Pemeriksaan Penunjang Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1


Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa CKD dapat dilakukan cara
sebagai berikut:
a) Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu
menetapkan etiologi
b) Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah terdapat batu, massa atau tumor, juga untuk mengetahui
pembesaran pada ginjal
c) Pemeriksaan EKG
Untuk mengidentifikasi adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan
gangguan elektrolit

2.7 Penatalaksanaan Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1


Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien CKD disesuaikan dengan stadium
penyakit pasien tersebut (National Kidney Foundation, 2010). Tujuan utama
penatalaksanaan pasien CKD adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa dan
homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah atau mengobati komplikasi (Smeltzer,

8
2001; Rubenstain dkk, 2007). Terapi konservatif tidak dapat mengobati CKD namun dapat
memperlambat progres dari penyakit ini karena yang dibutuhkan adalah terapi penggantian
ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi ginjal. Lima sasaran dalam manajemen medis
CKD meliputi:
a) Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol proses
penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan obat-obatan) dan
mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga intake protein sehari-hari
dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan katabolisme (menyediakan kalori nonprotein
yang adekuat untuk mencegah atau mengurangi katabolisme)
b) Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik, perubahan
hematologi, penyakit kardiovaskuler
c) Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet
d) Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga (Black & Hawks, 2005)

Perencanaan tatalaksana pasien CKD dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Rencana Tatalaksana CKD sesuai Stadium (Suwira, 2009)


Stadium GFR (mL/menit/1,73m2) Rencana Tatalaksana
1 ≥90 Observasi, kontrol tekanan darah
2 60-89 Observasi, kontrol tekanan darah dan faktor risiko
3a 45-59
Observasi, kontrol tekanan darah dan faktor risiko
3b 30-44
4 15-29 Persiapan untuk RRT
5 <15 RRT

Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya paling tepat diberikan sebelum


terjadinya penurunan GFR sehingga tidak terjadi perburukan fungsi ginjal. Selain itu,
perlu juga dilakukan pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid dengan mengikuti
dan mencatat penurunan GFR yang terjadi. Perburukan fungsi ginjal dapat dicegah
dengan mengurangi hiperfiltrasi glomerulus, yaitu melalui pembatasan asupan protein
dan terapi farmakologis guna mengurangi hipertensi intraglomerulus. Pencegahan dan

9
terapi terhadap penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting mengingat 40-45 %
kematian pada CKD disebabkan oleh penyakit kardiovaskular ini. Pencegahan dan terapi
penyakit kardiovaskular dapat dilakukan dengan pengendalian diabetes, pengendalian
hipertensi, pengendalian dislipidemia dan sebagainya. Selain itu, perlu dilakukan
pencegahan dan terapi terhadap komplikasi yang mungkin muncul seperti anemia dan
osteodistrofi renal (Suwitra, 2009).

Selain itu, menurut Reeves, Roux, Lockhart (2012) penatalaksanaan terhadap CKD
meliputi:

a) Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat


b) Obat-obatan: diuretic untuk meningkatkan urinasi, alumunium hidroksida untuk
terapi hiperfosfatemia, antihipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi
produksi sel darah merah seperti epoetin alfa bila terjadi anemia
c) Dialysis
d) Transplantasi ginjal
2.8 Komplikasi Chonic Kidney Disease (CKD) Stadium 1
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smeltzer dan Bare (2001) yaitu:
a) Hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan
masukan diet berlebih.
b) Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialysis yang tidak adekuat
c) Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-
angiotensin-aldosteron
d) Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama
hemodialisa
e) Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal.
f) Asidosis metabolic
g) Osteodistropi ginjal
h) Sepsis
10
i) Neuropati perifer
j) Hiperuremia
2.9 Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Anamnesa
1) Identitas Klien
Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
status, penanggung jawab klien dan data demografi penanggung jawab klien.
Lingkungan yang tercemar oleh timah, cadmium, merkuri, kromium, dan sumber air
tinggi kalsium beresiko untuk gagal ginjal kronik. Mayoritas menyerang klien dengan
usia 20-50 tahun, jenis kelamin lebih banyak perempuan dan kebanyakan ras hitam.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien dengan gagal ginjal kronik stadium 1 biasanya kelelahan
dan sakit pinggang
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dengan gagal ginjal kronik stadium 1 akan mengalami penurunan nafsu makan,
kelemahan, nokturia, poliuria, urin berbuih, terdapat darah pada urin atau urin
berwarna pekat, terjadi edema, peningkatan tekanan darah, dan kulit tampak pucat.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat ISK, penyakit peradangan, vaskuler hipertensif, gangguan saluran
penyambung, gangguan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati
toksik dan obstruktif
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit vaskuler hipertensif, penyakit metabolik, riwayat menderita
penyakit gagal ginjal kronik
B. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
Klien gagal ginjal kronik stadium awal belum ditemui masalah pada sistem
pernafasan.
2) B2 (Blood)
Terdapat peningkatan Tekanan darah
3) B3 (Brain)
11
Klien tampak lemah dan mengalami kelelahan
4) B4 (Bladder)
Klien mengalami nokturia, polyuria, urin berbuih, urin berwarna gelap, sakit
pinggang.
5) B5 (Bowel)
Klien dengan gagal ginjal kronik akan mengalami penurunan nafsu makan, berat
badan menurun
6) B6 (Bone)
Klien mengalami kelelahan
7) Skin
Kulit klien pucat dan terdapat edema
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Untuk menentukan derajat kegawatan CKD,
menentukan gangguan sistem dan membantu
menetapkan etiologi
Pemeriksaan USG Untuk mencari apakah terdapat batu, massa atau
tumor, juga mengetahui pembesaran pada ginja;
Pemeriksaan EKG Untuk mengidentifikasi adanya hipertrofi ventrikel
kiri, tanda pericarditis, aritmia, dan gangguan
elektrolit

D. Diagnosa Keperawatan
1) Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas 3. Keseimbangan energi, Keletihan b.d
kelesuan fisiologis penyakit (00093)
2) Domain 3. Eliminasi dan Pertukaran, Kelas 1. Fungsi Urinarius, Gangguan
Eliminasi Urin b.d penyebab multiple (00016)
3) Domain 2. Nutrisi, Kelas 1. Makan, Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan (00002)

12
E. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan

1. Domain 4.  Kelelahan efek yang  Manajemen energi


Aktivitas/Istirahat, mengganggu - Perbaiki defisit status fisiologis
Kelas 3. - Letargi tidak ada sebagai prioritas utama
Keseimbangan - Malaise tidak ada - Pilih intervensi untuk mengurangi
energi, Keletihan - Penurunan energi kelelahan baik secara farmakologis
b.d kelesuan tidak ada maupun non farmakologis, dengan
fisiologis penyakit - Gangguan dengan tepat
(00093) aktivitas sehari- - Tentukan jenis dan banyaknya
hari tidak ada aktivitas yang dibutuhkan untuk
 Tingkat kelelahan menjaga ketahanan
- Kelelahan tidak - Monitor intake/asupan nutrisi untuk
ada mengetahui sumber energi yang
- Kehilangan selera adekuat
makan tidak ada - Monitor sistem kardiorespirasi
pasien selama kegiatan
- Anjurkan periode istirahat dan
kegiatan secara bergantian
 Terapi aktivitas
- Berkoordinasi dalam menyeleksi
pasien sesuai dengan umur yang
sesuai dengan aktivitas yang akan
dilakukan
- Berkolaborasi dengan terapi fisik,
ahli okupasi, dan terapis rekreasional
dalam perencanaan dan pemantauan
program aktivitas, jika memang
diperlukan
- Bantu klien untuk memilih aktivitas
dan pencapaian tujuan melalui
aktivitas yang konsisten dengan
kemampuan fisik, fisiologis dan
sosial

2. Domain 3: Eliminasi urin  Monitor cairan


eliminasi dan - Pola eliminasi tidak - Ketahui jumlah dan jenis
pertukaran. terganggu (biasanya intake/asupan cairan serta kebiasaan
Kelas 1: fungsi berkemih setelah eliminasi
urinarius. bekerja, makan atau - Monitor warna, kuantitas, dan berat
Gangguan bangun tidur) jenis urin
eliminasi urin - Jumlah urin tidak - Konsultasi ke dokter jika pengeluaran
b.d penyebab terganggu 1.200- urin kurang dari 0,5 ml/kg/jam atau
13
multiple (00020) 1.500ml/hari) asupan cairan orang dewasa kurang
- Warna urin tidak dari 2000 dalam 24 jam
terganggu (berwarna - Berikan agen farmakologis untuk
kuning bening) meningkatkan pengeluaran urin
- Frekuensi berkemih - Pertahankan grafik wadah cairan yang
tidak terganggu (6-8 akurat untuk menjamin standarisasi
x/hari) pengukuran wadah
- Tidak ada rasa - Cek grafik asupan dan pengeluaran
terbakar saat secara berkala untuk memastikan
berkemih (berkemih pemberian layanan yang baik
lancar dan tidak  Managemen nyeri (1400)
merasa seperti - Lakukan pengkajian nyeri koprehensif
terbakar) yang meliputi; lokasi, karakteristik,
- Tidak ada nyeri saat onset/durasi, frekuensi, kualitas,
kencing ( pengeluaran intensitas atau beratnya nyeri dan
urin lancar dan tidak faktor pencetus.
merasa nyeri ) - Ajarkan penggunakan teknik non
farmakologi seperti biofeedback,
TENS, hypnosis, relaksasi, terapi
aktivitas dan bersamaan dengan
tindakan penurunan nyeri lainnya.
- Dorong pasien untuk menggunakan
obat-obatan penurun nyeri yang
adekuat
- Monitor kepuasan pasien terhadap
managemen nyeri dalam interval yang
spesifik.

3 Domain 2: Nutrisi,  Status Nutrisi :  Manajemen Nutrisi :


Kelas 1: Makan Asupan Nutrisi - Tentukan jumlah kalori dan jenis
Ketidakseimbangan - Dapat asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk
nutrisi: kurang dari karbohidrat {normal memenuhi persyaratan asupan gizi
kebutuhan tubuh IMT : 18.5 ; 1gr = 4 - Anjurkan dan berikan informasi pada
berhubungan kkal, 45-50% dari total pasien terkait dengan kebutuhan
dengan kurang kalori, (akan normal makanan tertentu berdasarkan
asupan makanan 2x24 jam)} perkembangan atau usia.
(00002) - Dapat asupan protein - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
{normal IMT : 18,5 ; kalori.
1gr=4 kkal, 10-15% - Kaji kemampuan pasien untuk
dari total kalori (akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
normal 2x24jam)}  Monitor Nutrisi :
- Kebutuhan vitamin - Timbang berat badan pasien
larut dalam air : C,B ; - Monitor kecenderungan turun dan
vitamin larut dalam naiknya berat badan
lemak : A,D,E,K Identifikasi perubahan nafsu makan
terpenuhi selama 1x24 dan aktivitas akhir-akhir ini
14
jam
- Dapat asupan mineral
(60-70% dari seluruh
BB)
 Nafsu Makan :
- Hasrat/keinginan untuk
makan meningkat ( 3x1
hari)
- Intake makanan
adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Intake nutrisi adekuat
sesuai dengan
kebutuhan

F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien akan menunjukkan:
1) Keletihan klien berkurang
2) Gangguan eliminasi urin tidak ada
3) Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1 Kasus
Ny. S usia 40 tahun mengeluh sering lelah saat melakukan kegiatan selama 4 bulan
terakhir. Ny. S mengeluh lelah ketika sedang melakukan aktivitas seperti menyapu,
memasak, dan mencuci. Klien juga mengeluhkan pada saat BAK keluarnya hanya sedikit.
Kemudian, pada hari ini Ny. S memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk melakukan
medical check up dengan anaknya. Sebelumnya Ny. S mempunyai riwayat kesehatan
diabetes melitus sejak 2 tahun terakhir dan hipertensi. Pada saat dilakukan pengkajian klien
tampak lemas, cemas, dan gelisah. Klien mengatakan takut dengan kondisi kesehatannya
sekarang dan klien tidak mengetahui mengenai kondisi kesehatannya saat ini. Ny. S
mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dan Ny.S tidak
memiliki alergi terhadap obat.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien cukup dengan kesadaran compos
mentis, berat badan 50 kg, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 85 x/menit, respiration rate 22
x/menit, dan suhu 370C. Pemriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah laboratorium
darah rutin dan urinalisis. Dari pemeriksaan darah yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2018
didapatkan GFR: 90, kadar albumin 2,4 g/dL. Pada pemeriksaan tes urin yang dilakukan pada
tanggal 10 Mei 2018 ditemukan urin berwarna kekuningan dan keruh, adanya proteinuria
dengan kadar protein 16 mg/dL . Pasien didiagnosa CKD stadium 1.
A. Pengkajian
Anamnesa
a. Identitas
Nama : Ny. S
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Diagnosa medis : Chronic Kidney Disease (CKD) stadium 1
b. Keluhan Utama
Ny. S mengeluh sering lelah 4 bulan terakhir
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. S usia 40 tahun mengeluh sering lelah saat melakukan kegiatan selama 4 bulan
terakhir. Ny. S mengeluh lelah ketika sedang melakukan aktivitas seperti menyapu,

16
memasak, dan mencuci. Kemudian, pada hari ini Ny. S memutuskan untuk pergi ke
rumah sakit untuk melakukan medical check up dengan anaknya
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Klien menderita diabetes melitus sejak 2 tahun terakhir dan hipertensi
e. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama seperti klien

B. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
RR: 22 x/menit
b. B2 (Blood)
TD: 140/90 mmHG, nadi: 85 x/menit, suhu 370C
c. B3 (Brain)
Kesadaran compos mentis
d. B4 (Baldder)
Pada saat BAK keluarnya hanya sedikit
e. B5 (Bowel)
Berat badan 50 kg
f. B6 (Bone)
Kelelahan
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium darah (10 Mei 2018)
GFR: 90, kadar albumin 2,4 g/dL
b. Pemeriksaan Urinalisis (10Mei 2018)
Urin berwarna kekuningan dan keruh, adanya proteinuria dengan kadar protein 16
mg/dL
D. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Kerusakan nefron ginjal Keletihan
Klien mengeluh sering lelah ↓
selama melakukan kegiatan. Chronic Kidney Dissease Stage
17
1
DO: ↓
Klien tampak lemas Perubahan system tubuh
TD: 140/90 mmHg ↓
N: 85 x/menit Kelelahan
RR: 22 x/menit
2. DS: Kerusakan nefron ginjal Defisiensi
- Klien mengatakan tidak ↓ Pengetahuan
mengetahui mengenai Chronic Kidney Dissease Stage
kondisi kesehatannya 1
saat ini ↓
- Klien sering bertanya Klien sering bertanya tentang
tentang penyakitnya penyakitnya
saat ini. ↓
Kurang sumber pengetahuan
DO: ↓
- Defisiensi pengetahuan
3. DS: Kerusakan nefron ginjal Ansietas
Klien mengatakan takut ↓
dengan kondisi Chronic Kidney Dissease Stage
kesehatannya saat ini. 1

DO: Klien sering bertanya tentang
Klien tampak cemas dan penyakitnya
gelisah ↓
Kurang sumber pengetahuan

Stressor meningkat

Ansietas

E. Diagnosa Keperawatan
1) Keletihan b.d kelesuan fisiologis (penyakit). Domain 4: Aktivitas/Istirahat. Kelas 3:
Keseimbangan energi (00093)
2) Defisiensi pengetahuan b.d sumber pengetahuan. Domain 5: Persepsi/Kognisi. Kelas
4: Kognisi (00126)
3) Ansietas b.d perubahan besar (status kesehatan). Domain 9: Koping/Toleransi Stres.
Kelas 2: Respons Koping (00146)

18
F. Intervensi Keperawatan

No Masalah keperawatan NOC NIC


1. Domain 4:
Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas (4310)
Aktivitas/Istirahat. Kelas 3:
keperawatan 3x24 jam,
Keseimbangan Energi
diharapkan klien tidak 1. Bantu klien dan
(00093) mengalami keletihan dengan keluarga untuk
kriteria hasil: mengidentifikasi
Keletihan b.d kelesuan Tingkat Kelelahan (0007) kelemahan dalam
fisiologis (penyakit) level aktivitas
- Kelelahan pada klien tertentu
Batasan Karakteristik: tidak ada
2. Instruksikan klien
a. Kelelahan - Kegiatan sehari-hari dan keluarga untuk
(ADL) tidak terganggu melaksanakan
aktivitas yang
- Kelesuan tidak ada diinginkan maupun
Kelelahan: Efek yang yang telah
mengganggu (0008) diresepkan

- Penurunan energi tidak 3. Bantu klien untuk


ada tetap fokus pada
kekuatan (yang
- Gangguan aktivitas dimilikinya)
fisik tidak ada dibandingkan
dengan kelemahan
(yang dimilikinya)
4. Sarankan metode-
metode untuk
meningkatkan
aktivitas fisik yang
tepat.
5. Bantu klien dan
keluarga
memantau
perkembangan
klien terhadap
pencapaian tujuan
(yang diharapkan)
Manejemen Pengobatan
(2380)
1. Tentukan obat
yang diperlukan
dan kelola menurut

19
resep dan atau
protokol
2. Monitor pasien
mengenai efek
terapeutik obat
3. Monitor efek
samping obat
2. Domain 5: Persepsi/Kognisi. Setelah dilakukan tindakan Pengajaran: Proses
Kelas 4: Kognisi (00126) keperawatan 3x24 jam, Penyakit (5602)
diharapkan klien sudah
Defisiensi pengetahuan b.d mendapatkan pengetahuan 1. Kaji tingkat
sumber pengetahuan. dengan kriteria hasil: pengetahuan
pasien yang terkait
Batasan Karakteristik: Pengetahuan: Manajemen
dengan proses
penyakit kronik (1847)
a. Kurang pengetahuan penyakit yang
- Memahami faktor spesifik
penyebab dan faktor
yang berkontribusi 2. Jelaskan
patofisiologi
- Memahami perjalanan penyakit dan
penyakit biasanya bagaimana
hubungannya
- Mengetahui tanda dan dengan anatomi
gejala penyakit kronis dan fisiologi,
Pengetahuan: Pengobatan sesuai
(1808) kebutuhannya

- Mengetahui efek 3. Jelaskan tanda dan


samping obat gejala yang umum
dari penyakit
- Mengetahui sesuai kebutuhan
penggunaan yang
benar dari obat yang 4. Berikan informasi
diresepkan pada pasien
mengenai
kondisinya sesuai
kebutuhan.
5. Beri informasi
kepada keluarga/
orang yang penting
bagi pasien
mengenai
perkembangan
pasien, sesuai

20
kebutuhan
Pengajaran: Peresepan
obat-obatan (5616)
1. Instruksikan pasien
mengenai tujuan
dan kerja setiap
obat
2. Instruksikan pasien
mengenai dosis,
rute, dan durasi
setiap obat
3. Berikan pasien
informasi secara
tertulis mengenai
kerja, tujuan, efek
samping, dan lain-
lain dari obat-
obatan
4. Libatkan keluarga
/orang terdekat,
sesuai kebutuhan
3. Domain 9: Koping/Toleransi Setelah dilakukan tindakan Pengurangan kecemasan
Stres. Kelas 2: Respons keperawatan 3x24 jam, (5820)
Koping (00146) diharapkan klien tidak
mengalami ansietas dengan 1. Gunakan
Ansietas b.d perubahan kriteria hasil: pendekatan yang
besar (status kesehatan). tenang dan
Tingkat kecemasan (1211)
meyakinkan
Batasan Karakteristik: - Perasaan gelisah tidak
ada 2. Identifikasi pada
a. Gelisah saat terjadi
b. Mengekspresikan - Rasa cemas yang perubahan tingkat
kekhawatiran karena disampaikan secara kecemasan
perubahan dalam lisan tidak ada
3. Bantu klien
peristiwa hidup mengidentifikasi
Kontrol kecemasan (1402)
c. Sangat khawatir situasi yang
- Memantau intensitas memicu
d. Letih kecemasan secara kecemasan
konsisten
4. Kaji untuk tanda
- Mengurangi penyebab verbal dan
kecemasan secara nonverbal
konsisten

21
- Mengguanakan kecemasan
teknikrelaksasi untuk
mengurangi kecemasan Teknik menenangkan
secara konsisten (5880)
1. Pertahankan sikap
yang tenang dan
hati-hati
2. Pertahankan
kontak mata
3. Instruksikan klien
menggunakan
metode
mengurangi
kecemasan (misl.
Teknik nafas
dalam) jika
diperlukan

G. Implementasi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan NIC Implementasi


1. Domain 4: Terapi Aktivitas (4310) Terapi Aktivitas (4310)
Aktivitas/Istirahat. Kelas 3:
Keseimbangan Energi 1. Bantu klien dan keluarga 1. Membaantu klien dan
(00093) untuk mengidentifikasi keluarga untuk
kelemahan dalam level mengidentifikasi kelemahan
Keletihan b.d kelesuan aktivitas tertentu. dalam level aktivitas tertentu.
fisiologis (penyakit)
2. Instruksikan klien dan 2. Menginstruksikan klien dan
keluarga untuk keluarga untuk
melaksanakan aktivitas melaksanakan aktivitas yang
yang diinginkan maupun diinginkan maupun yang
yang telah diresepkan telah diresepkan
3. Bantu klien untuk tetap 3. Membantu klien untuk tetap
fokus pada kekuatan (yang fokus pada kekuatan (yang
dimilikinya) dibandingkan dimilikinya) dibandingkan
dengan kelemahan (yang dengan kelemahan (yang
dimilikinya) dimilikinya)
4. Sarankan metode-metode 4. Menyarankan metode-
untuk meningkatkan metode untuk meningkatkan
aktivitas fisik yang tepat. aktivitas fisik yang tepat.
5. Bantu klien dan keluarga 5. Membantu klien dan
22
memantau perkembangan keluarga memantau
klien terhadap pencapaian perkembangan klien terhadap
tujuan (yang diharapkan) pencapaian tujuan (yang
diharapkan)
Manejemen Pengobatan
(2380) Manejemen Pengobatan
(2380)
1. Tentukan obat yang
diperlukan dan kelola 1. Menentukan obat yang
menurut resep dan atau diperlukan dan kelola
protokol menurut resep dan atau
protokol
2. Monitor pasien mengenai
efek terapeutik obat 2. Memonitor pasien mengenai
efek terapeutik obat
3. Monitor efek samping
obat 3. Memonitor efek samping
obat

2. Domain 5: Pengajaran: Proses Pengajaran: Proses Penyakit


Persepsi/Kognisi. Kelas 4: Penyakit (5602) (5602)
Kognisi (00126)
1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengkaji tingkat
Defisiensi pengetahuan b.d pasien yang terkait dengan pengetahuan pasien yang
sumber pengetahuan. proses penyakit yang terkait dengan proses
spesifik penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi 2. Menjelaskan patofisiologi
penyakit dan bagaimana penyakit dan bagaimana
hubungannya dengan hubungannya dengan
anatomi dan fisiologi, anatomi dan fisiologi, sesuai
sesuai kebutuhannya kebutuhannya
3. Jelaskan tanda dan gejala 3. Menjelaskan tanda dan gejala
yang umum dari penyakit yang umum dari penyakit
sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan
4. Berikan informasi pada 4. Memberikan informasi pada
pasien mengenai pasien mengenai kondisinya
kondisinya sesuai sesuai kebutuhan.
kebutuhan.
5. Beri informasi kepada
keluarga/ orang yang 5. Memberikan informasi
penting bagi pasien kepada keluarga/ orang yang
mengenai perkembangan penting bagi pasien
pasien, sesuai kebutuhan mengenai perkembangan
pasien, sesuai kebutuhan
Pengajaran: Peresepan
23
obat-obatan (5616) Pengajaran: Peresepan obat-
obatan (5616)
1. Instruksikan pasien
mengenai tujuan dan kerja 1. Menginstruksikan pasien
setiap obat mengenai tujuan dan kerja
setiap obat
2. Instruksikan pasien
mengenai dosis, rute, dan 2. Menginstruksikan pasien
durasi setiap obat mengenai dosis, rute, dan
durasi setiap obat
3. Berikan pasien informasi
secara tertulis mengenai 3. Memberikan pasien
kerja, tujuan, efek informasi secara tertulis
samping, dan lain-lain dari mengenai kerja, tujuan, efek
obat-obatan samping, dan lain-lain dari
obat-obatan
4. Libatkan keluarga /orang
terdekat, sesuai kebutuhan 4. Melibatkan keluarga /orang
terdekat, sesuai kebutuhan

3. Domain 9: Pengurangan kecemasan Pengurangan kecemasan


Koping/Toleransi Stres. (5820) (5820)
Kelas 2: Respons Koping
(00146) 1. Gunakan pendekatan yang 1. Menggunakan pendekatan
tenang dan meyakinkan yang tenang dan meyakinkan
Ansietas b.d perubahan
2. Identifikasi pada saat 2. Mengidentifikasi pada saat
besar (status kesehatan).
terjadi perubahan tingkat terjadi perubahan tingkat
kecemasan kecemasan
3. Bantu klien 3. Membantu klien
mengidentifikasi situasi mengidentifikasi situasi yang
yang memicu kecemasan memicu kecemasan
4. Kaji untuk tanda verbal 4. Mengkaji untuk tanda verbal
dan nonverbal kecemasan dan nonverbal kecemasan
Teknik menenangkan Teknik menenangkan (5880)
(5880)
1. Mempertahankan sikap yang
1. Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati
tenang dan hati-hati
2. Mempertahankan kontak
2. Pertahankan kontak mata mata
3. Instruksikan klien 3. Menginstruksikan klien
menggunakan metode menggunakan metode
mengurangi kecemasan mengurangi kecemasan
(misl. Teknik nafas dalam) (misl. Teknik nafas dalam)

24
jika diperlukan jika diperlukan

H. Evaluasi
1. Domain 4: Aktivitas/Istirahat. Kelas 3: Keseimbangan Energi. Keletihan b.d
kelesuan fisiologis (penyakit) (00093)
S : Klien mengatakan pada saat melakukan aktivitas lemas dan lelah sudah
berkurang
O : - Kelelahan pada klien sudang berkurang
- Bisa melakukan kegiatan sehari-hari (ADL)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2. Domain 5: Persepsi/Kognisi. Kelas 4: Kognisi. Defisiensi pengetahuan b.d sumber
pengetahuan (00126)
S : Klien mengatakan sudah mengetahui tentang kondisinya saat ini
O : - Klien memahami mengenai kondisinya saat ini
- Klien mengetahui tanda dan gejala penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
3. Domain 9: Koping/Toleransi Stres. Kelas 2: Respons Koping. Ansietas b.d
perubahan besar (status kesehatan) (00146)
S : Klien mengatakan sekarang sudah tidak takut dengan mengetahui kondisinya
saat ini
O : Klien terlihat lebih rileks
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

25
BAB IV
KESIMPULAN

CKD adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit mengalami
kegagalan, yang mengakibatkan uremia. Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan
tekanan darah tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus. Selain diabetes dan tekanan
darah tinggi, usia> 60 tahun, jenis kelamin wanita, etnis Afrika Amerika, obesitas, kolesterol
tinggi, kurang latihan fisik, merokok, dan asupan garam berlebihan adalah faktor yang
meningkatkan risiko penyakit ginjal. Tanda dan gejala pada CKD stage 1 adalah: tekanan darah
pasien dalam batas normal, tidak terdapat abnormalitas hasil tes laboratorium, GFR normal, tidak
jarang pasien merasa baik-baik saja tanpa tanda dan gejala yang dirasakan

26
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. 2005. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier
Kemenkes. 2017. Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
dan Kesehatan RI
National Kidney Foundation, 2010. Chronic Kidney Disease: A Guide for Patients and Their
Families. New York: National Kidney Foundation, Inc., p.8
Razmaria, Aria. 2016. Chronic Kidney Disease. JAMA, Vol. 315, No. 20
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. 2012. Medical Surgical Nursing. Jakarta: Salemba Medika
Said, Albara, et al. 2015. Chronic kidney disease. Disease-a-Month, hh. 374-377
Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC
Smeltzer, S. C., Bare, B. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &Suddarth.
Vol. 2. E/8. Jakarta: EGC

Suwitra, Ketut. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Edisi 5: Penyakit Ginjal Kronik.
Jakarta: Interna Publishing

27

Anda mungkin juga menyukai