Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang di lakukan secara akurat,
lengkap, dimengerti tidak duplikasi dan tepat kepada penerima informasi PENGERTIAN untuk mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat menggunakan tulisan dan via telepon.
1. Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan komunikasi efektif
TUJUAN 2. Agar tercapai sasaran kedua Keselamatan Pasien
Permenkes nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
KEBIJAKAN Rumah Sakit
Metode Komunikasi Via Telepon
PROSEDUR 1. Tenaga kesehatan yang melaporkan kondisi pasien/ hasil laboratorium kepada DPJP menggunakan teknik komunikasi SBAR (Situation – Background – Assessment – Recommendation)
2. Ketika dokter memberi instruksi via telepon maka tenaga kesehatan
menerapkan TBaK (Tulis Baca Konfirmasi)
3. Petugas menuliskan instruksi dalam catatan perkembangan pasien
terintegrasi
Meliputi: a. Tanggal dan jam pesan di terima
b. Terapi dan dosis yang di berikan
4. Petugas membacakan kembali instruksi tersebut kepada DPJP serta menyebutkan nama, usia dan diagnosis
5. Tulis nama dokter yang memberikan instruksi
6. Tulis nama dan tanda tangan petugas yang menerima instruksi
7. Verifikasi dokter yang memberikan instruksi dengan
menandatangani sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam
Metode komunikasi tertulis
1. Penulisan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat terbaca dengan jelas. Setiap penulisan instruksi harus disertai dengan nama dan tanda tangan penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi
2. Hindari penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang
berpotensi menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis
UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi rawat jalan 3. HCU 4. Instalasi Gawat Darurat 5. Perinatalogi 6. Kamar Operasi