net/publication/268508315
CITATIONS READS
3 25,903
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Learning Geometry: Introducing Geometrical Concept Based on Historical Perspective of Islam’s Geometrical Development View project
All content following this page was uploaded by Yoppy Wahyu Purnomo on 20 November 2014.
Abstrak
Penilaian tidak hanya dipandang sebagai pemberian skor atau grading melalui serangkaian
tes, tetapi juga harus menjadi bagian integral dalam pembelajaran. Makalah ini mencoba
mendiskripsikan tujuan penilaian yang tidak hanya digunakan sebagai alat pengukur setelah
satuan pembelajaran selesai. Hal ini didukung dengan beberapa penelitian yang mengungkapkan
bahwa penilaian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk tujuan penilaian dirangkum
menjadi assessment for learning, assessment of learning, dan assessment as learning. Untuk
mewadahi ketiga bentuk tujuan tersebut, makalah ini mencoba membangun prinsip-prinsip
penilaian yang harus diperhatikan dalam pembelajaran, yang dirangkum dalam istilah
assessment based learning (ABL). Makalah ini juga mengungkapkan bagaimana peran penilaian
terhadap motivasi belajar dan pemahaman matematis dimana keduanya berperan penting dalam
kesuksesan peserta didik dalam kelas matematika.
Kata kunci: Penilaian, ABL, AoL, AfL, AaL, Motivasi Belajar, Pemahaman Matematis.
23
Sigma Journal ISSN: 1411-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
Hal ini menunjukkan bahwa pemicu untuk sendiri dan mencari tahu apa yang mereka lakukan
keberhasilan belajar adalah interpretasi mereka dan tidak mengerti tentang materi dengan
terhadap kesuksesan mereka sendiri pada mendorong refleksi tentang proses pembelajaran.
penilaian. Mengacu fakta-fakta yang diuraikan di atas,
Di salah satu sisi, pemberian skor atau grade makalah ini mencoba mendeskripsikan bagaimana
memotivasi beberapa peserta didik dan di sisi lain konsepsi penilaian dari berbagai sudut pandang
melemahkan motivasi peserta didik yang lain sehingga membangun prinsip-prinsip yang harus
(WNCP, 2006). Peserta didik yang merasa diperhatikan dalam proses penilaian serta
“mampu” termotivasi dengan kemungkinan akan bagaimana peran penilaian terhadap motivasi
sukses dan mendapat pujian, namun tidak belajar dan pemahaman matematis peserta didik.
demikian dengan peserta didik yang kurang
“mampu” mungkin lebih memilih menghindari Makna Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi
kegagalan dengan mendevaluasikan proses dalam Pembelajaran
penilaian dan bahkan termasuk bersekolah. Perbedaan makna dari penilaian (termasuk
Pemilihan tes atau tugas sebagai alat penilaian tes), pengukuran, evaluasi yang memungkinkan
juga dapat mewakili proses untuk menggali terjadi dalam satu proses pembelajaran
pemahaman matematis peserta didik. Hal ini menyebabkan miskonsepsi praktis bagi pendidik.
ditunjukkan oleh Nillas (2003) yang menggali Sebagian besar dalam prakteknya di lapangan,
pemahaman konseptual dan prosedural calon guru pendidik memandang tes adalah sama dengan
Sekolah Dasar terhadap materi pecahan dengan melakukan penilaian untuk mengukur dan
kombinasi tugas pemecahan masalah dan mengevaluasi kinerja peserta didik. Tes adalah
pengajuan masalah. Nillas menyimpulkan bahwa bagian atau salah satu alat atau metode untuk
untuk menggali pemahaman matematis, melakukan penilaian. Sedangkan, menilai kinerja
diantaranya guru harus lebih kreatif dalam atau hasil belajar tidak hanya melalui penggunaan
mendesain tugas maupun tes (yang merupakan tes.
salah satu bentuk penilaian). Lebih lanjut, studi Miller, Linn, & Grounlund (2009)
yang dilakukan oleh Schwarm & Van De Grift membedakan terminologi penilaian, pengukuran,
(2002) menemukan bahwa teknik penilaian kelas dan tes dengan sebuah jawaban dari pertanyaan-
dapat membuat instruktur dengan cepat menilai pertanyaan. Penilaian menjawab pertanyaan:
pemahaman dan miskonsepsi peserta didik “seberapa baik individu menjalankan?”,
sehingga dapat mengubah metode mengajarnya pengukuran menjawab pertanyaan “berapa
sebagai bentuk respon terhadap penilaian yang banyak?”, dan tes menjawab pertanyaan: “seberapa
telah dilakukan. Di samping itu, peserta didik baik individu menjalankan (baik dibandingkan
tanpa secara eksplisit mengemukakan bahwa dengan orang lain atau dibandingkan dengan
dengan teknik penilaian kelas yang dilakukan domain tugas kinerja?”).
sangat membantu untuk pembelajaran mereka
24
Sigma Journal ISSN: 1411-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
Brookhart (2005) menjelaskan penilaian, dengan cara melakukan pengukuran) dan informasi
pengukuran, dan evaluasi dengan contoh kualitatif (pertanyaan, dialog kelas, observasi, dan
penerapan seperti berikut: Pendidik memberikan feedback) yang selanjutnya digunakan untuk
ujian tengah semester dan nilai peserta didik evaluasi (menentukan dan membuat pertimbangan
mencapai 64 persen, maka pendidik tersebut atau keputusan tentang nilai).
melakukan penilaian sekaligus pengukuran. Jika
pendidik menggunakan informasi tersebut untuk Tujuan Penilaian
menyimpulkan bahwa peserta-didiknya harus Tujuan penilaian secara holistik dapat
mendapatkan bantuan tambahan atau perbaikan ditafsirkan dalam berbagai cara yang berbeda.
tugas, maka pendidik melakukan evaluasi. Jika Newton (2007) mengelompokkan tujuan penilaian
pendidik bertanya apa masalah yang mungkin berdasarkan berbagai penggunaannya, yakni (1)
terjadi, respon peserta didik merupakan informasi keperluan evaluasi sosial; (2) keperluan formatif;
penilaian tetapi bukan pengukuran (tidak ada skala (3) keperluan monitoring; (4) keperluan transfer;
numerik). Penilaian pendidik tentang nilai (5) keperluan penempatan; (6) keperluan
wawasan peserta didik adalah evaluasi. diagnosis; (7) keperluan pedoman; (8) keperluan
Berdasarkan uraian di atas, penilaian kualifikasi; (9) keperluan seleksi; (10) keperluan
merupakan serangkaian aktivitas untuk perizinan; (11) keperluan memilih sekolah; (12)
memperoleh informasi kualitatif dan kuantitatif monitoring keperluan lembaga; (13) keperluan
baik ketika awal, sedang berlangsungnya proses, alokasi sumber daya; (14) keperluan intervensi
maupun di akhir pembelajaran untuk tujuan organisasi; (15) keperluan evaluasi program; (16)
tertentu. Tes merupakan bagian dari tipe penilaian keperluan monitoring sistem; (17) keperluan
yang umumnya berisikan sekumpulan pertanyaan komparatif; (18) keperluan akuntabilitas nasional.
yang diberikan pada jangka waktu tertentu dalam Tujuan penilaian dari Newton di atas
kondisi seimbang untuk semua peserta didik. merupakan tujuan yang bersifat holistik dan tidak
Pengukuran berarti menerapkan seperangkat aturan dikhususkan pada tujuan penilaian untuk “kelas”.
(beberapa skala skor) dari hasil tes atau tipe lain Tujuan penilaian dalam perspektif berbeda
dari penilaian untuk mendapatkan informasi diajukan oleh Fachikov (2005) yang dibedakan
kuantitatif tentang hal tersebut (nilai atau angka atas tujuan sumatif dan tujuan formatif. Fachikov
dari beberapa jenis). Evaluasi berarti menggunakan mengilustrasikan bahwa tujuan penilaian secara
informasi dari penilaian untuk membuat sumatif ditujukan pada sistem pendidikan, pembuat
pertimbangan (keputusan) tentang nilai dari kebijakan, dan administrator. Di sisi lain, penilaian
sesuatu (Black & Wiliam, 1998; Brookhart, 2005; secara formatif ditujukan pada peserta didik
Miller et al, 2009; Hargreaves; 2005; Purnomo, (siswa/mahasiswa) dan pendidik (guru/dosen).
2013). Ilustrasi tersebut dapat ditunjukkan oleh Gambar 1.
Secara ringkas, penilaian digunakan untuk
memperoleh informasi kuantitatif (melalui tes
25
Sigma Journal ISSN: 1411-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
29
Sigma Journal ISSN: 1411-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
mencapai tujuan tertentu (Eisenhart et al., 1993; umpan balik untuk merancang pengajaran yang
Byrnes & Wasik, 1991; Schneider & Stem, 2010). lebih baik.
Seringkali, definisi pemahaman konsep Beberapa peneliti internasional
dihubungkan dengan pertanyaan “knowing that”, mengungkapkan bahwa penilaian berperan penting
sedangkan pemahaman prosedural dihubungkan terhadap pemahaman konseptual maupun
dengan pertanyaan “knowing how” (Byrnes & prosedural. Ma et al. (2008) mengemukakan bahwa
Wasik, 1991). infus penilaian ke konten materi ajar matematika
Banyak penelitian yang mengembangkan adalah cara yang berpotensi efektif untuk
terlebih dahulu salah satu diantara pemahaman memperkuat dan meningkatkan pemahaman
konseptual dan pemahaman prosedural. Mengacu matematis calon guru SD. Ma, Millman, & Wells
pada pemahaman konsep terlebih dahulu, menggunakan self-assessment dan peer-assessment
seseorang awalnya mengembangkan (atau untuk melakukan peer-evaluation dalam oral
dilahirkan dengan) pengetahuan konseptual dalam presentasi matematika dan menyimpulkan bahwa
domain dan kemudian menggunakan pemahaman terdapat keterkaitan antara peer-evaluation dalam
konseptual tersebut untuk menghasilkan dan oral presentasi matematika dengan peningkatan
memilih prosedur dalam memecahkan masalah pemahaman prosedural dan pemahaman
dalam domain. Sebagai contoh, memahami sifat konseptual tertentu. Melihat penelitian lain, Nillas
kerapatan pecahan diperlukan pemahaman tentang (2003) merekomendasikan bahwa penilaian dapat
pecahan senilai. Di sisi lain, mengembangkan meningkatkan pemahaman matematis peserta didik
prosedur terlebih dahulu dilakukan dengan belajar dengan menyediakan serangkaian format tugas
mengenai prosedur untuk memecahkan masalah atau tes yang bervariasi. Di sisi lain, Schwarm &
dalam domain dan kemudian menggali konsep Van De Grift (2002) menemukan bahwa teknik
domain dari pengalaman untuk memecahkan penilaian kelas dapat membuat instruktur dengan
masalah (Rittle-Johnson et al., 2001). cepat menilai pemahaman dan miskonsepsi peserta
Penilaian memiliki peran aktif dalam didik sehingga dapat mengubah metode
mengembangkan pemahaman matematis. ABL mengajarnya sebagai bentuk respon terhadap
mencakup penggunaaan self-assessment dan peer- penilaian yang telah dilakukan. Di samping itu,
assessment yang diperlukan untuk memeriksa dan peserta didik tanpa secara eksplisit mengemukakan
merefleksikan kemajuan dari belajarnya sendiri bahwa dengan teknik penilaian kelas yang
(Spiller, 2012). Hal ini digunakan untuk dilakukan sangat membantu untuk pembelajaran
menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki mereka sendiri dan mencari tahu apa yang mereka
untuk membangun pemahaman matematis. ABL lakukan dan tidak mengerti tentang materi dengan
juga menyediakan proses dialog kelas dan umpan mendorong refleksi tentang proses pembelajaran.
balik yang berguna mendeteksi sejak dini
miskonsepsi peserta didik dalam belajar dan
mengubah pengajaran yang dilakukan berdasarkan
30
Sigma Journal ISSN: 1411-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
Penutup Effective Learning and Teaching in
Mathematics and Its Applications (pp.47–58).
Paradigma teaching to the test yang selama ini
London: Kogan Page.
dilakukan oleh pendidik seharusnya dihindari
Bennett, R. E. (2011). Formative Assessment: A
karena tidak menguntungkan untuk kualitas
Critical Review. Assessment in Education:
pendidikan, terutama berdampak pada motivasi Principles, Policy & Practice, 18(1), 5-25.
doi: 10.1080/0969594X.2010.513678
belajar dan kurangnya perhatian khusus terhadap
pemahaman matematis peserta didik. Penilaian Black, P., & Wiliam, D. (1998). Inside the Black
Box: Raising Standards through Classroom
tidak hanya sekedar melakukan serangkaian tes,
Assessment. Phi Delta Kappan, 80(2), 139-
tetapi juga dapat dilakukan dengan beberapa cara 148.
yang didasarkan dari prinsip-prinsip penilaian.
Black, P., & Wiliam, D. (2006). Developing a
Sukses dalam belajar matematika akan tercapai theory of formative assessment. In J. Gardner
(Ed.), Assessment and Learning, London, UK:
jika motivasi intrinsik dan pemahaman matematis
Sage Publication Ltd.
dibangun dan dikembangkan sedemikian rupa
Black, P., & William, D. (2006). Assessment for
sehingga terdapat usaha “lebih” untuk digunakan
Learning in the Classroom. In J. Gardner
mendalami pengetahuan baru berdasarkan (Ed.). Assessment and Learning. London, UK:
SAGE Publication Ltd.
pemahaman konsep yang betul dan pemahaman
prosedur secara lancar. Penilaian sangat vital untuk Black, P., Harrison, C., Lee, C., Marshall, B., &
Wiliam, D. (2003). Assessment for learning:
mengembangkan kedua aspek tersebut dengan
putting it into practice. Buckingham, UK:
memposisikan penilaian sebagai bagian integral Open University Press.
dari pembelajaran yang dalam makalah ini
Black, P., Harrison, C., Lee, C., Marshall, B., &
assessment based learning (ABL). Wiliam, D. (2004). Working Inside the Black
Box: Assessment for Learning in the
Classroom. Phi Delta Kappan, 86(1), 8-21.
Daftar Pustaka
Bonnett, J. S. (2010). Implementing Assessment
Alonso-Tapia, J. (2002). Knowledge assessment for Learning In A Basic Skills Mathematics
and conceptual understanding. In En M. Classroom. Dissertation for the Degree of
Limon, & L. Mason (Eds.), Reframing the Masters in Education. Malta: University of
processes of conceptual change (pp. 389-413). Malta, diambil dari
Dordrecht: Kluwer. http://www.primasnational.eu/MT/images/pdf
/jacqueline%20schembri%20bonnett%20med
Angelo, T. A., & Cross, K. P. (1993). Classroom %20dissertation.pdf, pada tanggal 5 Desember
Assessment Techniques: A Handbook for 2013.
College teachers, 2nd Edition. California:
Jossey-Bass Inc. Brookhart, S. M. (2005). Assessment Theory for
College Classrooms. New Directions for
Assessment Reform Group. (2002). Assessment for Teaching and Learning, 100(Winter, 2004):
Learning: 10 Principles. Norwich: DfES 5-14.
Publications. Diambil dari
http://www.assessment-reform-group.org,uk, Budiyono. (2010). Peran Asesmen dalam
pada tanggal 3 Oktober 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan
Beevers, C., & Paterson, J. (2002). Assessment in Matematika, Universitas Sebelas Maret,
Mathematics. In Kahn, P & Kyle, J., (Eds.). tanggal 5 Mei 2010.
31
Sigma Journal ISSN: 1411-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
http://www.pearsonassessments.com/hai/imag
Byrnes, J. P., & Wasik, B. A. (1991). Role of es/tmrs/motivation_review_final.pdf, pada
Conceptual Knowledge in Mathematical tanggal 9 September 2012.
Procedural Learning, Developmental
Psychology, 27(5),777-786. doi: Lee, C. (2006). Language for Learning
10.1037/0012-1649.27.5.777 Mathematics: Assessment for Learning in
Practice. Berkshire, England: Open
Cauley, K. M., & Mcmillan, J. H. (2010). University Press.
Formative Assessment Techniques to
Support Student Motivation and Ma, X., Millman, R., & Wells, M. (2008). Infusing
Achievement. Clearing House: A Journal of Assessment into Mathematics Content
Educational Strategies, Issues and Ideas, Courses for Pre-Service Elementary School
83(1), 1-6. Teachers. Educ Res Policy Prac, 7:165–181.
De Lange, J. (1999). Framework for classroom doi: 10.1007/s10671-008-9050-5
assessment in mathematics. Madison, WI:
Freudenthal Institute & National Center for Mansyur. (2011). Pengembangan Model
Improving Student Learning and Achievement Assessment for Learning pada Pembelajaran
in Mathematics and Science, diambil dari Matematika di SMP. Jurnal Penelitian dan
www.fi.uu.nl/catch/products/framework, pada Evaluasi Pendidikan, 15(1), 71 – 91.
tanggal 22 Desember 2012.
Middleton, J. A & Spanias, P. A. (1999).
Earl, L. (2003). Assessment as Learning: Using Motivation for Achievement in Mathematics:
Classroom Assessment to Maximise Student Findings, Generalizations, and Criticisms of
Learning. Thousand Oaks, CA, Corwin Press. the Research. Journal for Research in
Mathematics Education. 30 (1). 65–88.
Eisenhart, M., Borko, H., Underhill, R., Brown, C.,
Jones, D., & Agard, P. (1993). Conceptual Miller, M. D., Linn, R. L., & Gronlund, N. E.
Knowledge Falls Through The Cracks: (2009). Measurement and Assessment in
Complexities of Learning to Teach Teaching, Tenth Edition. New Jersey: Pearson
Mathematics for Understanding. Journal for education, Inc.
Research in Mathematics Education, 24(1), 8-
40. Mok, M. M. C. (2011). The Assessment for, of and
as Learning in Mathematics: The Application
Falchikov, N. (2005) Improving Assessment of SLOA. In B. Kaur & W. K. Yoong (Eds.).
through Student Involvement: Practical Assessment in the Mathematics Classroom
Solutions for Learning in Higher and Further Yearbook 2011, Association of Mathematics
Education. Oxon: Routledge Falmer. Educators.
Hargreaves, E. (2005) Assessment for Learning? NCTM. (2000). Principles and Standards for
Thinking Outside the (Black) Box. Cambridge School Mathematics. Reston, Va.: National
Journal of Education, 35(2), 213–224. Council of Teachers of Mathematics.
33