Oleh :
SITI AISYIYAH *)
ABSTRAK
Kemandirian belajar mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa perlu ditumbuhkan dan
dikembangkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui penciptaan kondisi
lingkungan yang kondusif dan peningkatan motivasi. Pelaksanaan penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh kondisi lingkungan dan motivasi baik secara parsial maupun secara serempak
terhadap kemandirian belajar mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Sampel diambil dengan teknik
sampling acak bertingkat. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk ketiga
variabel yang telah dikalibrasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Analisis
deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran secara umum dari hasil penelitian. Analisis inferensial
dilakukan untuk meguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi baik secara parsial maupun berganda
pada taraf sinifikansi 5%. Analisis data dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) terdapat
pengaruh yang signifikan dari kondisi lingkungan terhadap kemandirian belajar mahasiswa, (2) terdapat
pengaruh yang signifikan dari motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa, (3) terdapat pengaruh
yang signifikan secara serempak dari kondisi lingkungan dan motivasi terhadap kemandirian belajar
mahasiswa.
*) Staf Pengajar Jurusan Bahasa Komunikasi dan Pariwisata, Politeknik Negeri Jember
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal. 38-47, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549
*) Staf Pengajar Jurusan Bahasa Komunikasi dan Pariwisata, Politeknik Negeri Jember
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal. 38-47, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549
46
Siti Aisyiyah, Pengaruh Kondisi Lingkungan Dan Motivasi Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Politeknik Negeri Jember
fisik dan psikologis di mana peserta didik dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
berinteraksi dengan pendidik. Aspek fisik antara aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
lain meliputi kondisi ruangan, alat-alat atau media. tujuan”.
Sedangkan aspek psikologis berkaitan dengan Motivasi ini berperan sangat penting
kondisi psikologis hubungan antara peserta didik dalam proses pembelajaran. Sardiman (2008)
dengan pendidik. menyebutkan beberapa fungsi motivasi. Fungsi
Di sisi lain, Djamarah (2008) pertama adalah untuk mendorong peserta didik
menyebutkan bahwa lingkungan terbagi atas dua untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
macam, yaitu lingkungan alami dan lingkungan yang melepaskan energi. Fungsi kedua adalah
sosial budaya. Lingkungan alami berkaitan untuk menentukan arah perbuatan, yakni ke arah
dengan kondisi alam di sekitar tempat belajar. tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
Sedangkan lingkungan sosial budaya berkaitan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
dengan kondisi sosial budaya di sekitar tempat yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
belajar. Oleh karena itu, pembangunan tempat Fungsi ketiga berguna untuk menyeleksi
belajar sebaiknya berwawasan lingkungan dan perbuatan, yaitu menentukan perbuatan apa yang
memperhatikan kondisi sosial budaya di harus dilakukan untuk mencapai tujuan, dengan
sekitarnya. meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Sedangkan proses pembelajaran pada Ada berbagai macam jenis motivasi,
sebuah lembaga pendidikan, menurut Hakim namun secara ringkas motivasi dapat dibedakan ke
(2000), dipengaruhi oleh beberapa faktor antara dalam dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan
lain: tegaknya kedisiplinan yang konsisten, adanya motivasi ekstrinsik (Moore, 2005). Motivasi
pendidik yang kompeten, kondisi gedung yang intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari
nyaman, serta tersedianya fasilitas untuk belajar dalam diri peserta didik tanpa dipengaruhi faktor
yang memadai. dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi yang muncul karena adanya faktor-faktor
proses pembelajaran, menurut Sanjaya (2007), dari luar diri peserta didik, yaitu dari lingkungan.
dapat dilihat dari aspek lingkungan, yaitu faktor Pada dasarnya, motivasi yang mendorong
organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. seseorang untuk melakukan sesuatu berkaitan
Faktor organisasi kelas, yang berkaitan dengan dengan adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
jumlah mahasiswa dalam satu kelas, merupakan Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
aspek penting yang bisa mempengaruhi proses Abraham Maslow dalam teori kebutuhan. Teori
pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar Maslow yang dikutip oleh Kotze (2008)
akan kurang efektif untuk mencapai tujuan menyebutkan bahwa seseorang memiliki motivasi
pembelajaran. Sedangkan faktor iklim sosial- untuk memenuhi beberapa macam kebutuhan yang
psikologis berkaitan dengan keharmonisan berbeda, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
hubungan antara orang-orang yang terlibat dalam keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri,
proses pembelajaran. dan kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan menurut
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Woolfolk (2004), faktor-faktor personal yang
bahwa kondisi lingkungan mengacu pada kondisi mempengaruhi motivasi antara lain orientasi
tempat berlangsungnya proses pembelajaran di tujuan, minat dan emosi, serta self-schemas atau
kampus yang menyangkut aspek fisik dan non keyakinan peserta didik terhadap dirinya sendiri.
fisik. Sedangkan faktor-faktor yang Dalam proses pembelajaran, ada beberapa macam
mempengaruhi lingkungan belajar antara lain motivasi yang dapat diberikan kepada peserta
meliputi kedisiplinan, kondisi gedung dan fasilitas, didik, antara lain memberi angka atau nilai, hadiah,
peran pendidik, dan iklim sosial psikologis. kompetisi, ego-involvement (harga diri peserta
Di sisi lain, salah satu faktor internal yang didik), memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian,
berkaitan dengan kemandirian belajar mahasiswa hukuman, hasrat untuk belajar, minat, serta tujuan
adalah motivasi. Menurut Woolfolk (2004), yang diakui (Djamarah, 2008).
motivasi mengacu pada kondisi internal yang Sementara itu Sardiman (2008)
mendorong, mengarahkan dan memelihara menyebutkan beberapa karakteristik individu yang
perilaku seseorang. Sementara itu, Keller dan memiliki motivasi untuk belajar antara lain tekun
Litchfield (2002) menyebutkan, “motivasi menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,
mengacu pada hasrat seseorang untuk meraih tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
tujuan atau melakukan suatu aktivitas, yang berprestasi sebaik mungkin, tidak cepat puas
diwujudkan dalam bentuk upaya (ketekunan serta dengan prestasi yang telah dicapainya,
kekuatan) untuk mencapai tujuan tersebut”. menunjukkan minat terhadap berbagai macam
Sardiman (2008) mengatakan, “istilah motivasi masalah, lebih senang belajar mandiri,cepat bosan
berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak pada tugas-tugas yang rutin, dapat
47
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal. 38-47, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah dan jurusan Produksi Pertanian. Setelah itu dipilih
melepaskan hal yang diyakini, serta senang satu kelas dari setiap jurusan tersebut dengan
mencari dan memecahkan soal-soal. pertimbangan teknis. Secara teknis, pemilihan
Dengan demikian dapat disimpulkan kelas tersebut dapat terjangkau oleh peneliti dalam
bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah waktu yang cukup terbatas. Rata-rata jumlah
daya penggerak yang mendorong, mengarahkan, mahasiswa yang diambil dalam satu kelas dari tiap
dan mempertahankan peserta didik untuk jurusan adalah 20 orang. Jadi jumlah sampel
melakukan aktivitas belajar. dalam penelitian ini adalah 120 orang.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis Pengumpulan data dalam penelitian ini
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa
Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap kuesioner untuk ketiga variabel yang diteliti.
kemandirian belajar mahasiswa. (2) Motivasi Kuesioner merupakan daftar pertanyaan atau
berpengaruh terhadap kemandirian belajar pernyataan yang diberikan kepada sampel
mahasiswa. (3) Kondisi lingkungan dan motivasi penelitian atau responden dengan maksud agar
secara serempak berpengaruh terhadap responden tersebut bersedia memberikan respons
kemandirian belajar mahasiswa. sesuai dengan permintaan pengguna (Muhidin dan
Abdurrahman, 2007). Ketiga instrumen tersebut
telah melalui proses kalibrasi yaitu pengujian
validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas
meliputi pengujian validitas konstruk, yaitu konsep
METODOLOGI PENELITIAN instrumen diperiksa oleh tenaga ahli untuk
Penelitian ini merupakan penelitian mengetahui seberapa jauh butir-butir instrumen
kuantitatif yang menggunakan metode survei. tersebut dapat mengukur dimensi dan indikator
Penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2006), variabel yang diteliti, serta pengujian validitas
adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji butir instrumen dengan menggunakan rumus
hipotesis yang telah ditetapkan. Dengan Product Moment dari Karl Pearson. Pengujian
demikian, penelitian ini dimaksudkan untuk reliabilitas dilakukan pada butir yang valid dengan
membuktikan adanya pengaruh kondisi lingkungan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
dan motivasi terhadap kemandirian belajar Berdasarkan pengujian validitas dan reliabilitas
mahasiswa Politeknik NegeriJember baik secara instrumen tersebut diperoleh instrumen variabel
parsial maupun secara serempak. Dalam kemandirian belajar yang terdiri atas 40 butir
penelitian ini, terdapat dua variabel bebas yaitu pernyataan, instrumen variabel kondisi lingkungan
kondisi lingkungan (X1) dan motivasi (X2), serta berisi 33 butir pernyataan, serta instrumen
satu variabel terikat yaitu kemandirian belajar variabel motivasi memuat 41 butir pernyataan.
mahasiswa (Y). Penelitian ini dilaksanakan di Selanjutnya data yang didapat melalui
Politeknik Negeri Jember pada semester gasal penyebaran kuesioner tersebut dianalisis secara
tahun akademik 2012/2013. deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif
Populasi target dari penelitian ini adalah dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Jember hasil penelitian. Dalam tahap ini data disajikan
tahun akademik 2012/2013. Populasi terjangkau dalam statistik deskriptif seperti perhitungan mean,
adalah mahasiswa jurusan Bahasa, Komunikasi median, modus, simpangan baku (standar deviasi)
dan Pariwisata, jurusan Manajemen Agribisnis, dan rentang teoretik masing-masing variabel.
jurusan Kesehatan, jurusan Teknologi Pertanian, Sedangkan analisis inferensial dilakukan untuk
jurusan Teknologi Informasi, dan jurusan Produksi menguji hipotesis setelah dilakukan uji persyaratan
Pertanian tahun akademik 2012/2013. Keenam analisis data, yaitu uji normalitas dan uji
jurusan ini dipilih secara acak dari semua jurusan homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan
yang ada di Politeknik Negeri Jember. Sampel menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov,
dalam penelitian ini diambil dari satu kelas dari sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan
setiap jurusan yang terpilih dengan teknik menggunakan One Way Anova. Pengujian
sampling acak bertingkat. Menurut Arikunto hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
(2007), teknik ini dapat dipergunakan apabila di regresi baik secara parsial maupun berganda pada taraf
dalam populasi terdapat kelompok-kelompok signifikan 5 %. Hipotesis statistik dari penelitian ini
subjek. Pengambilan sampel dimulai dengan adalah sebagai berikut:
pemilihan jurusan di Politeknik Negeri Jember 1. H0 : py1 = 0
yang dilakukan secara acak, diperoleh jurusan H1 : py1 ≠ 0
Bahasa, Komunikasi dan Pariwisata, jurusan py1 : koefisien regresi pengaruh
Manajemen Agribisnis, jurusan Kesehatan, jurusan kondisi lingkungan terhadap
Teknologi Pertanian, jurusan Teknologi Informasi, kemandirian belajar mahasiswa
46
Siti Aisyiyah, Pengaruh Kondisi Lingkungan Dan Motivasi Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Politeknik Negeri Jember
47
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal. 38-47, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549
variabel X2 terhadap Y diperoleh harga a = 1,572 dari motivasi terhadap kemandirian belajar
dan b = 0,628, sehingga berdasarkan persamaan mahasiswa.
regresi sederhana Y = a + b X2 diperoleh Dalam hipotesis ketiga tentang pengaruh
persamaan Y = 1,572 + 0,628X2. variabel kondisi lingkungan (X1) dan motivasi (X2)
Selanjutnya dilakukan uji koefisien secara serempak terhadap kemandirian belajar
regresi secara parsial yang dipergunakan untuk mahasiswa (Y) telah dikemukakan hipotesis nol
menguji apakah koefisien regresi dari variabel (H0): py.12 = 0, dan hipotesis alternatif (H1): py.12 ≠
bebas motivasi (X2) mempunyai pengaruh secara 0, di mana py.12 adalah pengaruh X1 dan X2 secara
parsial terhadap kemandirian belajar mahasiswa serempak terhadap Y. Pengujian hipotesis ketiga
(Y). Apabila nilai probabilitas t lebih besar dari dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
level of significance (α), maka H0 diterima dan H1 berganda. Berikut ini adalah hasil analisis regresi
ditolak artinya variabel bebas tidak berpengaruh berganda variabel X1 dan X2 terhadap Y.
terhadap variabel terikat. Sebaliknya, apabila nilai Berdasarkan hasil analisis regresi
probabilitas t lebih kecil level of significance (α), berganda diperoleh harga a = 1,163, b1 = 0,221
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya variabel dan b2 = 0,516, sehingga berdasarkan persamaan
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. regresi sederhana Y = a + b1X1 + b2X2 diperoleh
Dari hasil analisis regresi parsial dapat persamaan Y = 1,163 + 0,221X1 + 0,516X2.
dilihat bahwa variabel bebas motivasi (X2) Selanjutnya dilakukan analisis regresi
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,000 yang berganda variabel kondisi lingkungan (X1) dan
lebih kecil dari level of signifikance (α = 0,05), belajar (X2) secara serempak terhadap kemandirian
maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel belajar mahasiswa (Y). Dari hasil analisis
motivasi (X2) berpengaruh secara parsial terhadap diketahui bahwa probabilitas F sebesar 0,000 yang
kemandirian belajar mahasiswa (Y). menunjukkan bahwa probabilitas F lebih kecil dari
Uji signifikansi koefisien regresi parsial level of significance (α = 0,05), maka H0 ditolak
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t dan H1 diterima, yang berarti variabel kondisi
hitung dengan nilai t tabel dengan kriteria apabila nilai lingkungan (X1) dan motivasi (X2) secara
thitung > nilai ttabel berarti terdapat pengaruh yang serempak berpengaruh terhadap kemandirian
signifikan. Sebaliknya jika nilai thitung < nilai ttabel belajar mahasiswa (Y).
berarti pengaruh tidak signifikan. Uji signifikansi Uji signifikansi dilakukan dengan
menunjukkan nilai t hitung = 10,791 dan nilai t tabel membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.
pada taraf signifikansi 0,05 untuk uji 2 sisi adalah t Jika nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel,
tabel = 1,9799. Nilai t hitung = 10,791 > t tabel = berarti pengaruh veariabel bebas terhadap variabel
1,9799. Hal ini berarti pengaruh motivasi (X2) terikat signifikan. Hasil uji signifikansi
terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y) menunjukkan nilai Fhitung = 72,085 dan nilai Ftabel
adalah signifikan dan positif, sehingga semakin pada taraf signifikasi 5% adalah 3,07. Nilai Fhitung
tinggi motivasi mahasiswa semakin tinggi pula = 72,085 > Ftabel = 3,07 berarti regresi Y atas X1
tingkat kemandirian belajarnya. Rangkuman hasil dan X2 adalah signifikan. Dengan demikian dapat
uji signifikansi tersebut dapat dilihat dalam tabel disimpulkan bahwa pengaruh kondisi lingkungan
berikut: (X1) dan motivasi (X2) secara serempak terhadap
kemandirian belajar mahasiswa (Y) adalah
signifikan. Rangkuman hasil uji signifikansi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Koefisien ttabel
Koefisien Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
Determinasi thitung (=0,0 Kesimpulan
Regresi Koefi
25) Ftabel
sien
0,497 Pengaruh Koefisien
10,79 Deter Fhitung = Kesimpulan
0,705 1,9799 sangat Regresi
1** mina 0,05
signifikan si
Pengaruh
0,743 0,552 72,085** 3,07 sangat
Tabel 3. Hasil Uji Signifikansi Pengaruh X2 terhadap Y signifikan
Koefisien determinasi sebesar 0,497 Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai
menunjukkan bahwa 49,7% kemandirian belajar koefisien regresi ganda RY.12 = 0,743 dan koefisien
mahasiswa ditentukan oleh motivasi mahasiswa determinasi R2Y.12 = 0,552. Koefisien determinasi
(X2) setelah kondisi lingkungan (X1) dikontrol. sebesar 0,552 menunjukkan bahwa 55,2%
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat kemandirian belajar mahasiswa ditentukan oleh
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) kondisi lingkungan dan motivasi mahasiswa secara
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif
46
Siti Aisyiyah, Pengaruh Kondisi Lingkungan Dan Motivasi Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Politeknik Negeri Jember
serempak. Nilai koefisien yang positif kemandirian belajar mahasiswa pada konstanta
menunjukkan arah pengaruh yang positif pula. 1,572.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat Adapun koefisien regresi motivasi (X1)
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y)
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang adalah ry2 = 0,705 dan koefisien determinasi r2y2 =
signifikan dan positif dari kondisi lingkungan dan 0,497 yang telah teruji signifikan sehingga dapat
motivasi secara serempak terhadap kemandirian diartikan bahwa variabel motivasi sangat
belajar mahasiswa. Artinya semakin baik kondisi berpengaruh terhadap kemandirian belajar
lingkungan yang diikuti dengan motivasi yang mahasiswa sebesar 49,7%.
semakin tinggi, maka semakin tinggi pula Dengan demikian dapat disimpulkan
kemandirian belajar mahasiswa. bahwa tingkat motivasi mahasiswa yang tinggi
dapat menaikkan tingkat kemandirian belajar
PEMBAHASAN mahasiswa. Demikian pula sebaliknya, tingkat
Berdasarkan pengujian hipotesis yang motivasi belajar yang rendah dapat menurunkan
dilakukan terhadap data hasil penelitian, diketahui tingkat kemandirian belajar mahasiswa.
bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dalam Dari hasil analisis regresi berganda
penelitian ini teruji kebenarannya. Pengaruh terlihat bahwa pengaruh kondisi lingkungan (X1)
variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dan motivasi (X2) secara serempak terhadap
kondisi lingkungan (X1) terhadap kemandirian kemandirian belajar mahasiswa (Y) cukup berarti
belajar mahasiswa (Y), motivasi (X2) terhadap pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan persamaan
kemandirian belajar mahasiswa (Y), serta kondisi regresi linier Y = 1,163 + 0,221X1 + 0,516X2. Ini
lingkungan (X1) dan motivasi (X2) secara berarti bahwa kenaikan skor pada kondisi
serempak terhadap kemandirian belajar mahasiswa lingkungan dan skor pada motivasi diikuti oleh
(Y) bersifat signifikan. Hal ini berarti bahwa kenaikan skor kemandirian belajar mahasiswa
kondisi lingkungan dan motivasi sebagai variabel pada konstanta 1,163.
bebas sangat menentukan tingkat kemandirian Adapun koefisien regresi kondisi
belajar mahasiswa sebagai variabel terikat. lingkungan (X1) dan motivasi (X2) secara
Selanjutnya pengaruh variabel bebas dan serempak terhadap kemandirian belajar mahasiswa
variabel terikat tersebut dapat dijelaskan sebagai (Y) adalah RY.12 = 0,743 dan koefisien determinasi
berikut. Dari hasil analisis data terlihat bahwa R2Y.12 = 0,552 telah teruji signifikan sehingga
terdapat pengaruh kondisi lingkungan (X1) dapat diartikan bahwa variabel kondisi lingkungan
terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y) yang dan motivasi secara serempak berpengaruh
cukup berarti pada taraf signifikansi α = 0,05 terhadap kemandirian belajar mahasiswa sebesar
dengan persamaan regresi linear Y = 2,408 + 55,2%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
0,447X1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan satu sumbangan pengaruh variabel kondisi lingkungan
skor pada kondisi lingkungan diikuti oleh kenaikan dan motivasi terhadap kemandirian belajar
0,447 skor kemandirian belajar mahasiswa pada mahasiswa sebesar 55,2%. Sedangkan sisanya
konstanta 2,408. 44,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Adapun koefisien regresi kondisi dimasukkan dalam penelitian ini.
lingkungan (X1) terhadap kemandirian belajar Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat
mahasiswa (Y) adalah ry1 = 0,540 dan koefisien dilihat bahwa semakin baik kondisi lingkungan
determinasi r2y1 = 0,291 telah teruji signifikan yang diikuti oleh motivasi yang tinggi maka
sehingga dapat diartikan bahwa variabel kondisi kemandirian belajar mahasiswa akan semakin
lingkungan memberikan sumbangan terhadap tinggi. Demikian pula sebaliknya, makin buruk
kemandirian belajar mahasiswa sebesar 29,1%. kondisi lingkungan yang diikuti oleh motivasi
Dengan demikian dapat disimpulkan kondisi lingkungan yang rendah maka kemandirian
bahwa kondisi lingkungan yang baik atau kondusif belajar mahasiswa juga akan semakin rendah.
dapat meningkatkan kemandirian belajar Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua
mahasiswa. Demikian pula sebaliknya, kondisi variabel yaitu kondisi lingkungan dan motivasi
lingkungan yang buruk dapat menyebabkan mempunyai pengaruh signifikan baik secara
kemandirian belajar mahasiswa menurun. parsial maupun secara serempak terhadap
Selanjutnya dari hasil analisis data terlihat kemandirian belajar mahasiswa.
adanya pengaruh motivasi (X2) terhadap
kemandirian belajar mahasiswa (Y) yang cukup
berarti pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan KESIMPULAN
persamaan regresi linier Y = 1,572 + 0,628X2. Ini Berdasarkan hasil analisis data penelitian
berarti bahwa setiap kenaikan satu skor pada dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dan
motivasi diikuti oleh kenaikan 0,628 skor motivasi berpengaruh signifikan baik secara
47
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal. 38-47, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549
parsial maupun secara serempak terhadap Hartoto. Pengertian dan Unsur-Unsur Pendidikan.
kemandirian belajar mahasiswa Politeknik Negeri 2008.
Jember. Secara lebih rinci, hal itu dapat diuraikan http://fatamorghana.wordpress.com/2008/
sebagai berikut. Pertama, kondisi lingkungan 07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-
secara signifikan mempengaruhi kemandirian pendidikan/.
belajar mahasiswa. Kedua, motivasi secara
signifikan mempengaruhi kemandirian belajar Keller, John M. and Brenda C.Litchfield.
mahasiswa. Ketiga, kondisi lingkungan dan “Motivation and Performance”, In Trends
motivasi secara serempak berpengaruh signifikan and Issues in Instructional Design and
terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Technology. New Jersey: Pearson
Education, Inc., 2002.
SARAN
Saran yang diberikan dalam penelitian ini Kotze, Robin Stuart. Motivation Theory. 2008.
ditujukan kepada para mahasiswa, dosen,dan http://www.goal-setting-
seluruh civitas akademika Politeknik Negeri guide.com/motivation-theory.html.
Jember. Para mahasiswa hendaknya selalu
berupaya meningkatkan kemandirian belajar Little, David. “Learner Autonomy and
mereka dengan memanfaatkan kondisi lingkungan Second/Foreign Language Learning”.
yang baik serta selalu berusaha memelihara dan Subject Centre for Languages,
meningkatkan motivasi dengan baik. Para dosen Linguistics, and Area Studies. 2008.
sebaiknya juga melakukan upaya untuk http://lang.ltsn.ac.uk/resources/goodpracti
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, baik itu ce.aspx?resourceid=1409.
motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.
Seluruh civitas akademika seharusnya Moore, Kenneth D. Effective Instructional
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif Strategies: From Theory to Practice.
agar para mahasiswa dapat meningkatkan California: Sage Publication, Inc., 2005.
kemandirian belajar mereka.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman.
Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian. Bandung: Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Setia, 2007.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Olivier, Carolyn and Rosemary F. Bowler.
Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Learning to Learn. New York: Fireside,
1996
Aisyiyah, Siti. ”Kemandirian Belajar dan
Hubungannya dengan Lingkungan Rasyid, Fathor. “Strategy Training for Learner
Belajar serta Motivasi Belajar Siswa”. Autonomy: Language Planning and
Jurnal Ilmiah Inovasi,Vol.12, No.3 Edisi: Policy Perspective”. International
September - Desember 2012. Jember: Journal of Education.
Politeknik Negeri Jember, 2012. Vol.2,No.1,November 2007. Bandung:
UPI, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Edge, Julian. Essentials of English Language Jakarta: Kencana, 2007.
Teaching. New York: Longman, 1999.
46
Siti Aisyiyah, Pengaruh Kondisi Lingkungan Dan Motivasi Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Politeknik Negeri Jember
47