Anda di halaman 1dari 235

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO

VISUAL VIDEO PEMBELAJARAN DALAM UPAYA


PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Bina Sejahtera Depok)
SKRIPSI

Oleh
FITRIA NINGTIAS RAHMAWATI

NIM: 107015000914

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M
ABSTRAK
Fitria Ningtias Rahmawati. NIM. 107015000914. Efektivitas
Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu sebuah
pemanfataan media dengan menggabungkan unsur suara dan gambar dengan
mengkolaborasikan indera pendengaran dan indera penglihatan, dengan
menggunakan metode diskusi pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini diawali
oleh masalah diantaranya yakni rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran sejarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran
dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah dan
untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual
video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
refleksi. Pada tiap-tiap siklus penelitian ini difokuskan untuk memperoleh data
tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam
upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
Penelitian ini dilakukan di SMP Bina Sejahtera Depok kelas VIII B yang
berjumlah 25 siswa tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes, lembar observasi, angket. Teknik analisis data secara
kuantitatif berdasarkan hasil analisis perhitungan rata-rata skor angket motivasi
siklus II. Rata-rata skor angket motivasi belajar siswa sebesar 91,5, sedangkan
rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I 6,06 sedangkan pada siklus II
sebesar 7,42. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan skor hasil belajar siswa.
Dengan demikian pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada
pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : media audio visual video pembelajaran, motivasi belajar, hasil
belajar

i
ABSTRACT
Fitria Ningtias Rahmawati. NIM. 107015000914. The Effectiveness of
Using Audio Visual Media of Video Learning on Improving Students’ Learning
Motivation and Students’ Achievementin History Subject. Social Education
Department. Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training, Syarif Hidayatullah
Jakarta University.

The use of an audio visual media of video learning is utilization of the


media by combining some items; sounds and pictures, collaborating the sense of
hearing and the sense of vision, and also discussion method in History subject.
The research was begun from the learning problem, as follows: the decrease of
students’ motivation and students’ achievement in History subject. The goal of the
research is to get the description about the effectiveness of using audio visual
media of video learning on improvingstudents’ learning motivation and students’
achievement in History subject. The method of this research is classroom action
research that consists of four steps; planning, acting, observing, and reflecting. In
each cycle of this research focuses on getting the data about the effectiveness of
using audio visual media of video learning on developing students’ motivation
and students’ achievement in history subject. The research is doneat SMP Bina
Sejahtera Depok class VIII. B which consists of 25 students in academic year
2011-2012. The technique of collecting data and that used in this research are
test, observational form, and questionnaire. The technique of data analysis that
used is the quantitative data based on the result of average calculation analysison
motivation questionnaire score in cycle two. The average of students’ learning
motivation questionnaire score is 91,5. Meanwhile, the average of students’
achievement score in cycle one is 6,06 and increased in cycle two toward the
score 7,42. It can be concluded that there are some improvements of the students’
achievement score. So that, the writer concludes that the use of an audio visual
media of video learning in History subject can improve students’ motivation and
students’ achievement.

Key word: audio visual media of video learning, students’ motivation, students’
achievement.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Assalammualaikum Warohmatullahii Wabarokatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat
terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat :
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
4. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd, pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
6. Bapak Zainal Abidin, S.Ag. MM, kepala SMP Bina Sejahtera Depok yang
telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
7. Bapak Drs. Ratno Sutarjo, guru pamong tempat penulis mengadakan
penelitian.
8. Ayahanda (Pelda. Sutaji) dan ibunda (Sumiyati) tercinta yang senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya yang tak terhingga serta tak henti-hentinya
memberikan doa yang tulus.

iii
9. Kakakku (Dwi Ulandari, S.Pd., Lettu Inf. Zaenal Arifin) Adikku (Anis Amalia
Rahayu) Keponakanku (Sazhia Kayana Arifin) tercinta yang senantiasa
memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Mas Kandar Rismanto, S.Kom yang senantiasa memberikan kasih sayang,
motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Siswa dan siswi kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Depok, yang telah bersikap
kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
12. Sahabat-sahabatku tercinta Dina Fadiah, Lia Mulyaningsih, Nurhalimah, Ai
Rahmawati, Imas Permatasari, Mimi Hazami, serta seluruh teman-teman ku
tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan IPS angkatan 2007,,
semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai
kesuksesan dimasa mendatang.
13. Sahabat-sahabatku tercinta di kosan Herly Kurniyasih, Yazidan Yastuti, Santi
Setyaningsih, Emah, Samsumarni, Wilda Karmila. Yang selalu menjunjung
nilai persaudaraan.
14. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi
serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-
kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu
pengetahuan. Amin.
Jakarta, Oktober 2011
Penulis

Fitria Ningtias Rahmawati

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ ..i
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ...v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .....vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ...viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .....ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................................ 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................................... 5
D. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus Peneltian yang Diteliti .......................... 8
1. Media.............................................................................................. 8
a. Pengertian Media ..................................................................... 8
b. Urgensi Penggunaan Media ..................................................... 9
c. Kriteria Pemilihan Media ....................................................... 10
d. Prinsip Pemanfaatan Media................................................... 11
e. Klasifikasi Media .................................................................. 13
f. Media Audio Visual .............................................................. 15
g. Video Pembelajaran .............................................................. 19
2. Motivasi ...................................................................................... 20
3. Hakikat Belajar............................................................................ 23
a. Pengertian Belajar ................................................................... 23
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................ 24
4. Pembelajaran Sejarah .................................................................. 25

v
a. Pengertian Sejarah ......................................................................... 25
b. Karakteristik Sejarah ..................................................................... 26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................... 27
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 27
D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELTIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 29
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan........................................... 30
C. Subjek Tindakan................................................................................ 32
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ...................................... 33
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................ 33
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan .................................... 38
G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 38
H. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 39
I. Teknik Pemeriksaan Keterpeecayaan Studi ...................................... 48
J. Analisis Data ..................................................................................... 51
K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................... 52
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................ 53
B. Deskripsi Data Hasil Analisis Pengamatan ....................................... 55
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................... 64
D. Analisis Data ..................................................................................... 65
E. Interpretasi Hasil Analisis ................................................................. 89
F. Pembahasan Temuan Penelitian ........................................................ 94
G. Keterbatasan Dalam Penelitian ......................................................... 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 97
B. Saran .................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................99

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 : Faktor Mempengaruhi Belajar ........................................................... 24
Tabel 2 : Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 30
Tabel 3 : Kisi-kisi Penulisan Pedoman Wawancara ......................................... 39
Tabel 4 : Kisi-kisi Penulisan Soal Instrumen Siklus I....................................... 40
Tabel 5 : Kisi-kisi Penulisan Soal Instrumen Siklus II ..................................... 42
Tabel 6 : Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ..................................................... 43
Tabel 7 : Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ...................................................... 43
Tabel 8 : Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ......................... 44
Tabel 9 : Kisi-kisi Penulisan Kuesioner ............................................................ 45
Tabel 10 : Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ................................................... 45
Tabel 11 : Kisi-kisi Variabel Hasil Belajar ......................................................... 46
Tabel 12 : Jenis Dan Teknik Pengumpul Data .................................................... 46
Tabel 13 : Indeks Kesukaran ............................................................................... 50
Tabel 14 : Kategori Motivasi .............................................................................. 51
Tabel 15 : Kriteria N Gain Siswa ........................................................................ 52
Tabel 16 : Kategori Skor Motivasi ...................................................................... 78
Tabel 17 : Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ................................................... 78
Tabel 18 : Presentase Skor Motivasi Belajar Siswa ............................................ 79
Tabel 19 : Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................... 80
Tabel 20 : Presentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I................................ 81
Tabel 21 : Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................... 81
Tabel 22 : Presentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus II .............................. 83
Tabel 23 : Presentase Pencapaian KKM ............................................................. 93

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 : Proses Motivasi Dasar ...................................................................... 22
Gambar 2 : Desain PTK Model Kemmis & Mc. Taggart ................................... 32

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ........................ 102
Lampiran 2 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ....................................... 105
Lampiran 3 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ............. 110
Lampiran 4 : Instrumen Penelitian Siklus I....................................................... 111
Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I ............................. 114
Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ....................... 115
Lampiran 7 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II...................................... 118
Lampiran 8 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ............ 124
Lampiran 9 : Instrumen Penelitian Siklus II ..................................................... 125
Lampiran 10 : Kunci Jawaban Penelitian Siklus II ............................................. 129
Lampiran 11 : Skor Keterpercayaan Validitas Instrumen Siklus I ..................... 130
Lampiran 12 : Reliabilitas Instrumen Siklus I .................................................... 132
Lampiran 13 : Skor Keterpercayaan Validitas Instrumen Siklus II .................... 134
Lampiran 14 : Reliabilitas Instrumen Siklus II ................................................... 136
Lampiran 15 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian siklus I Dengan menggunakan
Anates .......................................................................................... 138
Lampiran 16 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian siklus I Dengan
menggunakan Anates .................................................................. 139
Lampiran 17 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian siklus II Dengan
menggunakan Anates .................................................................. 140
Lampiran 18 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian siklus II Dengan
menggunakan Anates .................................................................. 141
Lampiran 19 : Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa .................................. 142
Lampiran 20 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................. 145
Lampiran 21 : Lembar Observasi Aktivitas Guru ............................................... 146
Lampiran 22 : Lembar Observasi Proses Pembelajaran ..................................... 148
Lampiran 23 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................... 150
Lampiran 24 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..................................... 151

ix
Lampiran 25 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I ............................ 153
Lampiran 26 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................... 155
Lampiran 27 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II .................................... 156
Lampiran 28 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II ........................... 158
Lampiran 29 : RPP Siklus I................................................................................. 159
Lampiran 30 : RPP Siklus II ............................................................................... 162
Lampiran 31 : Hasil Wawancara ........................................................................ 165
Lampiran 32 : Catatan Lapangan.........................................................................167
Lampiran 33 : Dokumentasi Penelitian ............................................................... 169

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan
bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan menempati
urutan pertama yang mendapatkan perhatian khusus, karena maju mundurnya
suatu bangsa ditentukan oleh berhasil atau tidaknya bangsa itu dalam mendidik
seluruh generasi mudanya.
Mengutip Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, bahwa pendidikan nasional
memiliki fungsi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab1.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan kurikulum yang sesuai


dengan keadaan, kebutuhan lingkungan, dan dapat mengantisipasi keadaan yang

1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, tersedia
di http://balitbang.depdiknas.go.id, diunduh tanggal 22 Juni 2011, h. 4.

1
2

akan datang. Kurikulum diartikan sebagai program mengenai sejumlah


pengalaman yang ditaati melalui kegiatan pembelajaran. Kualitas proses
pembelajaran sangat bergantung pada tiga unsur, yaitu: kurikulum, guru dan
siswa. Walaupun kurikulum tersebut saling bergantung dan menentukan, namun
unsur guru paling menentukan diantara ketiganya.
Guru memegang peranan yang penting didalam proses pendidikan salah
satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah ia harus
mampu menggunakan alat atau media pembelajaran. Dan dalam kegiatan belajar
mengajar dikenal adanya motivasi belajar yang diterapkan dalam kegitan belajar.
Motivasi belajar memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga mempunyai motivasi tinggi
mempunyai tenaga yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dimana
menurut Hamzah B. Uno “motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya”.2
Faktor lain yang tak kalah penting yakni hasil belajar, dimana hasil belajar
merupakan salah satu alat tolak ukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa
dalam memahami suatu materi. Tidak dapat dipungkiri lagi dalam setiap proses
pembelajaran terjadi hambatan dalam proses pembelajaran terutama pada mata
pelajaran sejarah. Faktor yang menjadi pengahambat proses pembelajaran sejarah
diantaranya yakni motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan siswa
bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cenderung
membosankan karena berisi tentang materi saja, media yang digunakan kurang
bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah,
terkadang guru kurang memvariasikan metode ataupun penggunaan media dalam
proses pembelajaran, rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-
malasan dalam belajar, dan siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai.

2
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet.
VII, h. 3.
3

Hal tersebut merupakan masalah yang terjadi di SMP Bina Sejahtera


dimana motivasi siswa rendah terhadap mata pelajaran sejarah, tentu saja hal
tersebut berpengaruh pada rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran sejarah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
dapat menarik perhatian siswa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang
sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam
ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal
perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor-
faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran
yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan
berhasil.
Untuk itu media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah
suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberdaannya. Keberadaan media
sangat membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan
pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Guru sadar
bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dipahami oleh
setiap peserta didik terutama bahan pelajaran yang sangat kompleks dan rumit.
Media memiliki peranan penting didalam tercapainya proses
pembelajaran. Dunia sekarang boleh dikatakan sebagai dunia yang hidup dengan
menggunakan media. Kegiatan pembelajaran sekarang bergerak maju seiring
kemajuan teknologi, sehingga secara tidak langsung membawa dampak yang baik
bagi kemajuan dalam hal penyampaian materi. Yang pada awalnya materi
disampaikan dengan menggunakan ceramah saat ini dunia pembelajaran bergerak
maju dan banyak menggunakan media.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media
tertentu ke penerima pesan. Adakalanya penerima pesan (siswa) benar dalam
menafsirkan pesan yang disampaikan oleh guru, tetapi adakalanya mereka salah
4

dalam menafsirkannya. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau


penghalang proses komunikasi, di antaranya hambatan psikologis, hambatan
kultural, dan hambatan lingkungan.3
Media pendidikan sebagai salah-satu sumber belajar yang dapat
menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Nurbayati dalam
skripsinya menyatakan bahwa “media audio visual dapat memudahkan belajar,
menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan
stimulus”.4
Dan seiring dengan berksembangnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), mengharuskan dunia pendidikan untuk menerapkan
pembelajaran berbasis komputer. Guru harus dapat menciptakan suatu
pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, serta
membawa kelas bagaikan magnet yang mampu memikat dan menarik siswa untuk
belajar dalam suasana yang menyenangkan, salah satunya dengan memanfaatkan
video pembelajaran.
Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain
dapat digunakan media persentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat
dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang
bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah
materi melalui visualisasi.
Penggunaan media juga harus sesuai dengan pedoman kurikulum yang
ada. Media pembelajaran yang digunakan pun jangan terlalu banyak dan
berlebihan karena bila belebihan dapat membingungkan siswa dan tidak
memperjelas konsep yang diajarkan.
Upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap
motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya untuk mengajar menjadikan siswa
lebih bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh menyampaikan

3
Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1986), h.14.
4
Nurbayati Suri, Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Sebagai Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDI Al-Azhar Cikarang Bekasi, (Jakarta: Skripsi,
2009), Abstrak.
5

materi menjadikan tingginya motivasi siswa dalam belajar dan tentunya


berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Berangkat dari permasalahan diatas, mendorong penulis untuk meneliti
”Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah”.

B. Identifikasi Area Dan Fokus Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
3. Media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa.
4. Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton.
5. Materi pembelajaran yang cenderung membosankan dimata siswa.

C. Pembatasan Penelitian
Karena terlalu luasnya masalah yang teridentifikasi dan untuk memberi
arah yang jelas dalam proses penelitian, maka dalam hal ini perlu diadakan
pembatasan masalah. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah:
1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah media
audio visual video pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran sejarah.

D. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas berikut ini
dirumuskan permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian:
6

1. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video


pembelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran sejarah?
2. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
sejarah?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.
Secara rinci tujuan dibagi menjadi beberapa poin sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media
audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi
belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media
audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar
siswa pada pembelajaran sejarah.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memperkuat teori-teori tentang pembelajaran
aktif (active learning), pesmanfaatan media pembelajaran terutama pada
pembelajaran sejarah.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Bagi peneliti, menerapkan ilmu pendidikan yang selama ini didapat
pada perkuliahan.
b. Bagi guru, dapat memberikan masukan yang berarti sebagai bahan
kajian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
7

c. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, riset ini mendukung


teori media, motivasi dan hasil belajar sehingga dapat menjadi
landasan untuk melakukan riset.
d. Bagi peserta didik, memberikan pengalaman belajar yang bermakna
sehingga mempermudah peserta didik untuk membangun dan
menemukan konsep-konsep dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


1. Media
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah kata media memliki arti perantara atau
pengantar.1
Sedangkan menurut Association for Education and Communication
Technology (AECT), di Amerika seperti yang di kutip oleh Yudi Munadi memberi
pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan/informasi.”2 Sedangkan menurut Education Association
(NEA) seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman mendefinisikan “media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya.”3
Media dipandang sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program
instruksional.

1
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1986), Cet. I, h. 6.
2
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 8.
3
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan..., Cet. I, h. 7.

8
9

Menurut dewi Salma Purwadilaga “media pembelajaran adalah media


yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran atau muatan untuk membelajarkan
seseorang.”4
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan
sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran,
perasaan. Dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar/pembelajaran pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan
memungkinkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut Arif S. Sadiman menyatakan “media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”5
Media memiliki ciri-ciri fisik diantaranya yakni:
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra.
2) Media memiliki pengertian non fisik yang dikenal dengan software
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
didalam maupun diluar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara masa (misalnya film, slide,
video, OHP) atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape,
video recorder)
7) Sikap perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.6

b. Urgensi Penggunaan Media


Pada hakikatnya belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan
belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana
guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.

4
Dewi Salma Purwadilaga, Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles,
(Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 64.
5
Arif. S Sadiman, Media Pendidikan..., Cet. I h. 7.
6
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 1986), h. 6-7.
10

Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan


sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh
adanya verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan
sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah penggunaan media secara
terintegrasi dalam proses belajar mengajar, Karena fungsi media dalam kegiatan
tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga
untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai
praktis sebagai berikut:
1) Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam
karena kehidupan keluarga individu dan masyarakat sangat
menentukan macam-macam pengalaman yang berbeda pula.
2) Media dapat mengatasi ruang kelas.
3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal
yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis. Penggunaan media, seperti: gambar, film, model, grafik, dan
lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.

c. Kriteria Pemilihan Media


Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar. Karena beranekaragamnya media tersebut, maka masing-masing
media mempunyai karakteristik yang bebeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya
dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara
lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa,
11

ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu


teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
antara lain:
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang
digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3) Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius
bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang
perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna dengan kata
lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6) Biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus
seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

d. Prinsip Pemanfaatan Media


Pemanfaatan media pengajaran digunakan dalam rangka upaya
peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh
karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media antara lain:
1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai
alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang dimanfaatkan
sewaktu-waktu.
2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar.
12

3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu


media pengajaran yang digunakan.
4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pengajaran.
5) Penggunaan media harus diorganisir secara sistematis bukan
sembarang menggunakannya.
6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam
media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga
merangsang siswa dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media
pengajaran dalam PBM, antara lain:
1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau
didengar.
3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4) Media pengajaran harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam
proses pembelajaran siswa.
Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif,
setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik dalam bukunya
yang meliputi:
1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar.
2) Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
3) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar.
4) Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan.
5) Nilai dan manfaat media pendidikan.
6) Memilih dan menggunakan media pendidikan.
13

7) Mengetahui berbagai jenis dan teknik media pendidikan.


8) Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata
pelajaran yang diajarkan.
9) Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut bahwa media pendidikan sangat membantu
dalam upaya keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

e. Klasifikasi Media
Rudi Bertz mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu
suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk,
yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. Di samping itu dia juga
membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga
terdapat delapan klasifikasi media:
1) Media audio visual gerak.
2) Media audio visual diam.
3) Media audio visual semi gerak.
4) Media visual gerak.
5) Media visual diam.
6) Media visual semi gerak.
7) Media audio, dan
8) Media cetak.
Menurut Oemar Hamalik 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu:
1) Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi,
micro projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, ilustrasi,
chart, grafik, poster, peta dan globe.
2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya
phonograph record, transkripsi elektris, radio, rekaman pada tape
recorder.
3) Alat-alat yang biasa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi,
benda-benda tiga dimensi yang biasnya dipertunjukkan, misalnya:
model, spesimen, bak pasir, peta elektrik, koleksi diorama.
14

4) Dramatisasi, bermain peran, sosio–drama, sandiwara, boneka, dan


sebagainya.
Tetapi Rudi Bretz yang membagi media dalam proses pembelajaran
berdasarkan indera yang terlibat ke dalam 4 kelompok besar:
1) Media Audio
Adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya
mampu memanipulasi kemampuan suara semata.7 Dilihat dari sifat pesan yang
diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non-verbal. Dimana
pesan verbal yaitu bahasa lisan sedangkan pesan non verbal yaitu bunyi-bunyian.
Media audio visual ini hanya melibatkan indera pendengaran saja tanpa
melibatkan indera lainnya. Sehingga hanya mampu memanipulasikan kemampuan
suara saja.
2) Media visual
Adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam
jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual
non-cetak. Pertama, media visual-verbal, adalah media visual yang memuat
pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-
nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa
simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan
photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga
dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti
miniatur, mock up, specimen, dan diorama.8

Media visual berbeda dengan media audio, media visual ini hanya
melibatkan indera penglihatan saja dimana yang bekerja hanya indera penglihatan
saja tanpa melibatkan indera lainnya.
3) Media audio visual
Menurut Yudhi Munadi media audio visual adalah “media yang
melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat
pesan yang dapat disalurkan dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang
terlihat layaknya media visual, juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar
layaknya media audio di atas.” 9

7
Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.
8
Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.
9
Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.
15

Media audio visual merupakan perpaduan antara media audio dan media
visual dimana media audio visual melibatkan indera penglihatan dan indera
pendengaran yang dapat menyampaikan pesan verbal maupun non verbal.
4) Multimedia
Yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses
pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan
pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui
pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman
berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata sedangkan termasuk dalam
pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum
teater. 10

Berbeda dengan media audio, visual dan audio visual. Multimedia


melibatkan seluruh indera dalam proses penyampaian pesannya, yang dapat
memberikan pengalaman langsung terhadap audiens (siswa) dan menuntut siswa
untuk berperan secara aktif dalam forum.
Edgar Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam
pengalaman belajar yang disebut kerucut pengalaman Edgar Dale dikemukakan
“bahwa ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung,
visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian.”11
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala alat fisik yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang siswa
untuk belajar, yaitu media audio, visual, audio-visual, dan multimedia.

f. Media Audio Visual


Menurut Djamarah S.B Media audio-visual yaitu “media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar.”12
Menurut Yudhi Munadi “media audio visual adalah media yang
melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.”13

10
Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.
11
Rahayu Kariadinata, Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia,
http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=30,
diunduh 23 April 2011
12
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/, diunduh
23 April 2011.
16

Sedangkan menurut Ahmad Rohani dalam bukunya memberi pengertian


bahwa ”media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengethauan dan teknologi),
meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan
didengar.”14
Yudhi Munadi membagi media audio visual menjadi dua jenis. “Jenis
pertama, dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan gambar dinamakan media
audio visual murni, sedangkan yang kedua media audio visual tidak murni yakni
slide, paque, OHP dan peralatan lainnya.”15
Jadi media audio visual media yang memiliki unsur suara dan unsur
gambar dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film
ataupun video. Dan dengan demikian media audio visual sangat memiliki peran
dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran.
Adapun pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran
sebagai berikut:
1) Multimedia Presentasi
Yudhi Munadi menyatakan bahwa “multimedia presentasi digunakan
untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam
pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar.”16
Multimedia persentasi biasa digunakan untuk menyampaikan materi yang
bersifat teoritik, multimedia persentasi dapat memudahkan guru untuk
menyampaikan materi.
2) Program Multimedia Interaktif
Yudhi Munadi menyatakan “media pembelajaran berfungsi sebagai
sumber belajar yang dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di
luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan)
terjadinya proses belajar, baik secara individual maupun kelompok.”17

13
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 56.
14
Ahmad Rohani, Media Instrusional Edukarif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), Cet.. I,
h. 97.
15
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 113.
16
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.
17
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.
17

Dengan demikian media memudahkan guru dan peserta didik dalam


proses pembelajaran. Dimana pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru
tapi lebih menekankan untuk peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran.
3) Sarana Simulasi
Yudhi Munadi menyatakan dengan hadirnya berturut-turut generasi
software yang ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang
merebakkan jenis-jenis kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan
proses pembelajaran. Misalnya, multimedia berbasis komputer ini
ditambah software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam
melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.18

4) Video Pembelajaran
Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain
dapat digunakan untuk multimedia presentasi dan CD multimedia
interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran.
Menurut Yudhi Munadi “video bersifat interaktif tutorial membimbing
peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.”19 Video
pembelajaran dapat menjadi suatu sarana pembelajaran untuk mewujudkan
situasi pembelajaran yang lebih variatif dimana guru dapat memutrkan
video yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
a) Beberapa Kelebihan dan Kekurangan
Menurut Rakim pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan dan
kekurangan, berikut uraian tentang kelebihan dan kekurangannya.
(1) Kelebihan
(a) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.
(b) Mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran
berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa.
(c) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik,
animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling
mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

18
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.
19
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.
18

(d) Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak.


(e) Media penyimpanan yang relatif mudah dan fleksibel.
(f) Membawa objek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam
lingkungan belajar.
(g) Menampilkan objek yang terlalu besar ke dalam kelas, dan
(h) Menampilkan objek yang tidak dapat dilihat secara langsung
(2) Kekurangan
a) Biaya relatif mahal untuk tahap awal.
b) Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu
ditingkatkan.
c) Belum memadainya perhatian dari pemerintah, dan
d) Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu.
Jonassen berpendapat bahwa pembelajaran berbasis TIK dapat mendukung
terjadinya proses belajar yang:
1) Active, yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar
yang menarik dan bermakna.
2) Constructive, yaitu memungkinkan siswa menggabungkan konsep/ide baru
ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami
makna yang selama ini ada dalam pikirannya.
3) Collaborative, yaitu memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau
masyarakat untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan pengalaman.
4) Intentional, yaitu memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha
mencapai tujuan yang diinginkannya.
5) Conversational, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses
sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari proses
komunikasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
6) Contextualized, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses
belajar pada situasi yang bermakna (real-world), dan
7) Reflective, memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang telah ia
pelajari serta merengkannya sebagai bagian dari proses belajar itu
sendiri.20

20
Rahayu Kariadinata, Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia,
http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=83 diunduh 23
April 2011.
19

g. Video Pembelajaran
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu
proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun
berkelompok.
Daryanto memberikan definisi bahwa “media video adalah segala
sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial.”21
Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain
dapat digunakan media persentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat
dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang
bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah
materi melalui visualisasi.
1) Karakteristik Video
a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan
c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah.
d) Mengembangkan imajinasi peserta didik.
e) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
lebih realistik.
f) Sangat mempengaruhi emosi seseorang.
g) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu
menunjukan rangsangannya sesuai dengan tujuan dan respon yang
diharapkan dari siswa.
h) Semua peserta didik dapat belajar melalui video, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai.
i) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
j) Dengan video siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.22

2) Keuntungan Menggunakan Video


”Keuntungan menggunakan video antara lain: ukuran tampilan video
sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video
merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena
dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video menambah suatu

21
Daryanto. Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, h. 88.
22
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 127.
20

dimensi baru terhadap pembelajaran.”23 Selain keuntungan diatas video


dapat mempermudah guru dalam hal penyampaian materi pelajaran.
Video juga memberikan keuntungan kepada siswa dalam menerima
materi secara mudah dan proses pembelajaran menjadi lebih bervariasai
dan menyenangkan.
3) Kelemahan Media Video
a) Fine details artinya media tayangan tidak dapat menampilkan obyek
sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.
b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan
ukuran sebenarnya.
c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video
umumnya berbentuk dua dimensi.
d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat
menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan
gambar yang dilihatnya.
e) Setting artinya kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang
bercakap-cakap diatara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi
penonton uantuk menebak diman kejadian tersebut berlangsung, bisa
saja ditfsirkan di pasar, di stasiun, atau tempat keramaian lain.
f) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat
menampilkan gambar yang ada didalamnya.
g) Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.24

2. Motivasi
Menurut Hamzah B. Uno memberikan definisi bahwa “motivasi berasal
dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang berada dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.”25
Menurut Mc. Donald seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman motivasi
adalah perbuatan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian
yang dikemukakan oleh Mc. Donald, bahwa motivasi juga mengandung tiga
elemen penting, yaitu:

23
Daryanto. Media Pembelajaran..., Cet. I, h. 90.
24
Daryanto. Media Pembelajaran..., Cet. I, h. 90
25
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet.
VII, h. 3.
21

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap


individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculan
karena terangsang dan terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini
adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. 26

Menurut Morgan seperti yang dikutip oleh Toeti Soekanto motivasi dapat
didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Dan juga menurut Worrel dan Stilwell,
apabila seseorang mempunyai motivasi positif maka ia akan:
a. ”memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan ingin tahu;
b. bekerja keras, serta memberikan waktu kepada usaha tersebut, dan
c. terus bekerja sampai tugas terselesaikan.”27
Selain itu, menurut Hamzah B. Uno berdasarkan sumbernya motivasi juga
dapat dibagi menjadi dua, yaitu ”motivasi intrinsik timbulnya tidak dari luar
karena karena memang ada dalam diri individu tersebut, dan motivasi ekstrinsik
timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.”28 Dimana untuk proses
belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena biasanya dapat
bertahan lama. Untuk motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh guru dengan jalan
mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Dengan jalan memberi
penguatan-penguatan maka motivasi yang mulanya bersifat ekstrinsik diharapkan
akan berubah menjadi motivasi intrinsik.
Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik:
a. Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang
berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun
keyakinannya.
b. Pendidikan menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan
kegiatan pendidikannya.

26
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, h. 73.
27
Toeti Soekanto, dkk, Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, (Jakarta: UT,
1994), h. 39.
28
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4.
22

c. Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan


kepada anak didiknya dan membantu, apabila mengalami kesulitan,
baik secara pribadi maupun akademis.
d. Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan
bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.
e. Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada
profesinya sebagai pendidik.29

Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong


seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Seperti proses yang
digambarkan oleh Don Hellrigel dan Jhon W. Slocum sebagai berikut:

Needs,
desires, Behavior
or expectation

Feedback Goals

Gambar 1
Proses Motivasi Dasar30
Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakn tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung Indikator motivasi belajar
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.31

29
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4.
30
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 5
31
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 23.
23

Dari semua beberapa penhgertian tentang motivasi dapat disimpulkann


bahwa motivasi merupakan suatu dororngan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan cara meningkatkan
kemampuannya.

3. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut James O. Wittaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto
mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di
ubah melalui latihan dan pengalaman.”32
Sedangkan menurut Gornbach seperti yang di kutip oleh Sumadi
Suryabarata menyatakan bahwa “learning is show by a change in behavior as a
result of experience, jadi menurut Gornbach belajar sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indera.”33
Berbeda dengan Kingsley, menurut Kingsley seperti yang dikutip oleh
Sumadi Suryabarata mendefinisikan belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.34
Sedangkan Muhibin Syah mendefinisikan “belajar sebagai kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fudamental dalam penyelenggraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan.”35
Jadi menurut definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu
merupakan proses perubahan baik tingkah laku maupun kecakapan baru yang
terjadi karena sebuah proses yang disengaja dan dengan penuh usaha yang keras.

32
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 104.
33
Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2010), h. 231.
34
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan..., h. 104.
35
Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h.
59.
24

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, salah satunya
menurut Arden N. Fanderson mengatakan bahwa terdapat faktor psikologis dalam
belajar diantaranya yakni:
1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju;
3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan
teman-teman;
4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetensi;
5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran;
6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar;36

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa di bedakan


menjadi tiga faktor yaitu faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan
pendekatan belajar. Pendekatan belajar adalah segala macam bentuk strategi cara
yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses
pembelajaran tertentu. Muhibbin Syah menyajikan beberapa faktor tersebut ke
dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar37
Ragam Faktor dan Unsurnya
Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan
1) Aspek Fisiologis: 1) Lingkungan Sosial: 1) Pendekatan Tinggi
a) Tonus jasmani a) Keluarga a) Speceulative
b) Mata dan b) Guru dan Staf b) Achieving
Telinga c) Masyarakat
d) Teman
2) Aspek Psikologis 2) Lingkungan 2) Pendekatan
a) Intelegensi Nonsosial Menengah:

36
Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan..., h. 236.
37
Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar..., Cet. I, h. 140.
25

b) Minat a) Rumah a) Analitical


c) Bakat b) Sekolah b) Deep
d) Motivasi c) Peralatan
d) Alam
3) Pendekatan Rendah:
a) Reproductive
b) Surface

4. Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Sejarah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diartikan sebagai suatu studi tentang
manusia yang dipelajari oleh anak didik ditingkat sekolah dasar dan menengah.
Menurut kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terbagi menjadi beberapa
kajian yaitu ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Namun dalam penelitian ini,
peneliti hanya terfokus pada satu kajian yaitu pada kajian pembelajaran sejarah.
Sedangkan Abdul Aziz Wahab menyatakan “dimana sejarah merupakan suatu
proses interaksi serba terus-menerus antara fakta sejarawan dengan fakta-fakta apa
adanya.”38
Menurut Robert Daniel sejarah ialah kenangan masalah pengalaman umat
manusia. James Banks menyatakan bahwa menyatakan bahwa semua peristiwa
masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan).
Depdiknas memberikan pengertian “sejarah sebagai mata pelajaran yang
menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga
kini.”39
Sejarah dapat membantu siswa untuk memahami perilaku manusia pada
masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang atau disebut
sebagai tujuan-tujuan yang akan datang atau sebagai tujua-tujuan baru pendidikan
sejarah.

38
Abdul, Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 4.1.
39
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 287.
26

Dengan demikian sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa


kehidupan manusia pada masa lampau sehingga sejarah memiliki tugas pokok
yaitu membuka kegelapan kehidupan umat manusia masa lampau untuk
dipaparkan masa sekarang, dengan tujuan agar generasi masa kini dapat
mengetahui, memahami, dan mencontoh hal-hal yang positif dari generasi masa
lampau.
Menurut Dadang Supardan “pada umumnya para ahli sejarah membagi
peranan dan kedudukan sejarah pada tiga hal yaitu sejarah sebagai peristiwa,
sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai peristiwa.”40
Mempelajari peristiwa masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian
serta pengalaman aktual hari ini akan sangatlah berguna, karena kita dapat
memprediksi kejadian masa yang akan datang. Belajar dan mengkaji sejarah
bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan suatu telaah dinamis demi masa
yang akan datang.

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah


Karakteristik sejarah ilmu yang berhubungan erat dengan waktu sehingga
sejarah sering pula dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari waktu yakni waktu
lampau, kini dan waktu yang akan datang.
Waktu merupakan konsep dasar pada sejarah karena peristiwa tidak dapat
dikatakan suatu fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya
terutama waktu yang menunjukkan masa lampau. Waktu terutama waktu yang
telah lamapu, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan.
Peristiwa sejarah dapat dikatakan sejarah bila terkait dengan waktu.
Waktu adalah ruang dimana secara karakteristik ruang lebih dekat dengan
kajian geografi. Dimana seorang filsuf Jerman mengemukakan bahwa sejarah
dengan geografi merupakan ilmu dwitunggal, artinya penelaah sesuatu peristiwa
berdasrkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya.
Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi menunjuk pada

40
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural..., h.
288.
27

dimana peristiwa itu terjadi. Dimana peristiwa merupakan suatu rentetan peristiwa
atau pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Efektivitas Pemanfaatan
Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah, terlebih dahulu peneliti
melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan. Yaitu:
1. Nurbayati pada tahun 2009 dengan judul Efektivitas Pengguanaan
Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SD Islam Al-Azhar 12 Cikarang-Bekasi. Penelitian tersebut
difokuskan pada masalah penggunaan audio visual media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Adapun hasilnya adalah
media audio visual dapat memudahkan belajar, menarik perhatian
siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan stimulus.
2. Dwi Purwanto pada tahun 2009 dengan judul Pengaruh Media
Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Penelitian tersebut
difokuskan pada masalah rendahnya motivasi belajar siswa. Adapun
hasilnya adalah media pembelajaran dapat meingkatkan motivasi
belajar siswa.

C. Kerangka Pikir
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan. Dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar/pembelajaran pada dirinya. Penggunaan
media secara kreatif akan memungkinkan performan mereka sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
IPS mengandung empat cabang ilmu yakni sejarah, geografi, sosiologi dan
ekonomi. Keempat bidang studi tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang
berbeda dan tentunya harus menggunakan pembelajaran yang kreatif guna
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
28

Motivasi merupakan suatu daya atau kemampuan yang mendorong


seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan dengan pemanfaatan suatu media
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seorang peserta didik setelah
mengikuti proses latihan secara tetrus menerus yang ditandai dengan peningkatan
prestasi belajar siswa.
Motivasi dan hasil belajar memiliki hubungan yang sangat erat dengan
penggunaan media. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
baik oleh guru maupun peserta didik sebagai pengajar bertujuan untuk mencapai
prestasi setinggi-tingginya.
Sejauh mana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa yang dicapai
dalam kegiatan pembelajaran diketahui maka penelitian ini diaplikasikan melalui
metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan tehadap permasalahan yang alamiah dan nyata dalam kegiatan
pembelajaran. Tindakan perbaikan terhadap masalah yang terjadi tersebut
dilakukan oleh guru dalam beberapa siklus disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian masalah.

D. Hipotesis Tindakan
Media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bina Sejahtera Depok semester ganjil
tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan 18 Agustus
2011. Peneliti memilih sekolah tersebut menjadi lokasi penelitian dikarenakan
secara geografis lokasi sekolah strategis, artinya dekat dengan lokasi kediaman
peneliti.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum melakukan
penelitian sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran sejarah.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bina Sejahtera Depok semester ganjil
tahun ajaran 2011/2012 di kelas VIII B. Pada tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan
18 Agustus 2011. Jadwal kegiatan selama peneliti melakukan penelitian dapat
dilihat pada tabel 2.

29
30

Tabel 2
Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep
Studi pendahuluan √
Penyusunan proposal √ √
Penyusunan instrumen penelitian √ √
Pelaksanaan penelitian √ √
Mengolah dan menganalis data √ √
Menyusun laporan penelitian √

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan


1. Metode
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK) atau classroom action research, yang hanya terfokus pada suatu kajian
yang berawal dari situasi alamiah kelas. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah
bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam
suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan.
Menurut Rapport seperti yang di kutip oleh Kunandar mendefinisikan
“penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam
mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan
membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika
yang disepakati bersama.”1
Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai “suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.2
Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses
pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan

1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. V, h. 46.
2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 3.
31

kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin


meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.
Peneliti berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif terhadap
suatu kajian yang benar-benar berawal dari situasi alamiah kelas, dengan
memberikan intervensi tindakan tanpa merubah kealamiahan situasi sebagai upaya
melakukan perbaikan berupa peningkatan kualitas sosial dan kualitas
pembelajaran melalui implementasi rencana pembelajaran.

2. Desain Intervensi Tindakan


Desain intervensi tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral
Kemmis & Mc. Taggart. Hopkins (1993) seperti yang dikutip oleh Wiriatmaja
menjelaskan tahapan model spiral ini terdiri dari empat komponen yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Tindakan (Action)
c. Pengamatan (Observation)
d. Refleksi (Reflecting)3
Empat komponen menurut Kemmis dan Mc Taggart (1998) yang dikutip
oleh Kunandar penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis
dan komplementari dari empat momentum esensial yaitu:
a. Penyususnan Rencana
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK disusun berdasarkan
hasil pengamatan awal yang refleksif.
b. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali. Tindakan harus didasari dengan niat untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
c. Pengamatan

3
Rochiati Wiriatmadja, Metode Peneltian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 66-67.
32

Observasi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek


observasi adalah seluruh proses tindakan yang terkait dari keadaan dan
kendala tindakan yang direncanakan dan pengaruhnya. Yang dimulai dari
proses pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja
pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,
masalah, persoalan, dan kendala yang yang nyata dalam tindakan strategis.
4

Dengan demikian untaian dari keempat komponen tersebut dipandang


sebagai suatu siklus tergantung kepada tingkat penyelesaian masalah atau kriteria
ketercapaian indikator.

Gambar 2
Model Spiral Kemmis & Mc. Taggart5

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII B semester
ganjil di SMP Bina Sejahtera Depok tahun ajaran 2011/2012. Jumlah subjek pada
penelitian ini adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa
4
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru..., h. 71.
5
http://www.google.co.id/imglandingq=model+spiral+Kemmis, diunduh 23 April 2011
33

perempuan. Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru mata
pelajaran sejarah yang bertindak sebagai observer guna mengamati seluruh proses
belajar mengajar yang berlangsung.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian


Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti sekaligus guru
mata pelajaran sejarah yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran di
kelas VIII B semester ganjil di SMP Bina Sejahtera Depok.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung
pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah-
langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini:
1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:
a. Orientasi lapangan melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran
sejarah yang mengajar di kelas VIII B tahun ajaran 2011/2012 untuk
menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran
sejarah sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan.
b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus permasalahan
yang akan diteliti.
c. Mendiskusikan rancangan penelitian berdasarkan fokus permasalahan
yang akan diteliti dengan pembimbing, ahli dan rekan sejawat.
d. Mengkaji literatur dan hasil-hasil penelitian yang serupa.
2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan
melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.
34

3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam


pembelajaran.
4) Mendiskusikam RPP dengan guru kolaborator.
5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data yang
terdiri dari tes dan non tes, untuk instrumen tes berupa soal tes pilihan
ganda untuk menjaring penguasaan konsep siswa, sedangkan instrumen
non tes untuk menjaring skor sejauh mana motivasi belajar siswa, dan
tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran.
6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai
pedoman lembar observasi.
7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual
video pembelajaran.
8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber
belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik.
2) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif peserta didik
sebelum menerima pelajaran, guru memberikan tes kemampuan awal
(pretes).
3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan
kontekstual dengan memanfatkan media audio visual video
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Kegiatan menyimak video pembelajaran
(1) Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi
siswa kedalam 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 7-8
siswa yang telah ditentukan sebelumnya.
(2) Melaksanakan pretes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
(3) Pembagian hand out sebagai penunjang kegiatan menyimak
video pembelajaran.
35

(4) Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan.


(5) Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran.
(6) Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video
pembelajaran yang disajikan.
(7) Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
diskusi kelompok.
(8) Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada hand out dan
memberikan kesimpulan.
(9) Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi
berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi.
(10) Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus I.
(11) Melaksanakan postes untuk mengetahui tingkat penguasaan
konsep siswa terhadap bidang studi sejarah pada akhir siklus I.
c. Pengamatan (Observasi)
1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai
aktivitas motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung
selama diskusi dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar
observasi.
2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung.
d. Refleksi Siklus I
1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada
siklus I melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi,
instrumen skala motivasi belajar.
2) Merefleksikan kekurangan pada siklus I, dengan menentukan kendala-
kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan
selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara
kolaboratif.
Berdasarkan refleksi siklus I maka peneliti akan mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
36

3. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:


a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan
melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.
3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam
pembelajaran.
4) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data yang
terdiri dari tes dan non tes, untuk instrumen tes berupa soal tes pilihan
ganda untuk menjaring penguasaan konsep siswa, sedangkan instrumen
non tes untuk menjaring skor sejauh mana motivasi belajar siswa, dan
tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran.
6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai
pedoman lembar observasi.
7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual
video pembelajaran.
8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber
belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik.
2) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif peserta didik
sebelum menerima pelajaran, guru memberikan tes kemampuan awal
(pretes).
3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan
kontekstual dengan memanfatkan media audio visual video
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
b) Kegiatan menyimak video pembelajaran
37

(1) Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi


siswa kedalam 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 7-8
siswa yang telah ditentukan sebelumnya.
(2) Melaksanakan pretes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
(3) Pembagian hand out sebagai penunjang kegiatan menyimak
video pembelajaran.
(4) Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan.
(5) Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran.
(6) Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video
pembelajaran yang disajikan.
(7) Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk
diskusi kelompok.
(8) Guru memberikan games untuk menjaring pemahaman siswa.
(9) Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja
siswa dan memberikan kesimpulan.
(10) Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan
observasi berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar
observasi.
(11) Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus II.
(12) Melaksanakan postes untuk mengetahui tingkat penguasaan
konsep siswa terhadap bidang studi sejarah pada akhir siklus II.
c. Pengamatan (Observasi)
1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai
aktivitas motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung
selama diskusi dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan
lembar observasi.
2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung.
38

d. Refleksi Siklus II
1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada
siklus II melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi,
instrumen skala motivasi belajar, dan angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran.
2) Merefleksikan kekurangan pada siklus II, dengan menentukan
kendala-kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan
tindakan selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang
dilakukan secara kolaboratif.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Proses pembelajaran melalui pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator,
yaitu:
1. Peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus, bedasarkan hasil
skor instrumen skala motivasi belajar sesudah intervensi tindakan
dilakukan.
2. Peningkatan nilai siswa, berdasarkan hasil pretes dan postes serta
dilihat dari ketuntasan belajar yang diharapkan mencapai nilai KKM
yaitu 7,00 pada bidang studi sejarah kelas VIII B SMP Bina Sejahtera
Depok.

G. Data dan Sumber Data


1. Data untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan
pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada bidang studi
sejarah berupa angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan positif dan
negatif sesuai dengan indikator. Angket tersebut dijawab oleh masing-
masing siswa kelas VIII B semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.
2. Data hasil belajar kognitif yaitu berupa tes objektif yang menjaring
penguasaan konsep siswa dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda yang
diberikan pada saat sebelum proses belajar mengajar berlangsung
39

(pretes), maupun setelah proses belajar mengajar (postes). Tes tersebut


diberikan kepada siswa VIII B SMP Bina Sejahtera Depok semester
ganjil tahun ajaran 2011/2012.

H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak
langsung kepada peserta didik ataupun guru.
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman wawancara
kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam
mengajarkan sejarah. Sedangkan pada wawancara pada siswa bertujuan untuk
mengetahui pandangan siswa terhadap pelajaran sejarah dan kesulitan dalam
mempelajari sejarah. Berikut kisi-kisi penulisan pedoman wawancara. Adapun
produk setiap instrumen penelitian terlampir.
Tabel 3
Kisi-Kisi Penulisan Pedoman Wawancara
Nomor
No. Pokok Masalah Dimensi Sumber
Butir
1. Gambaran umum 1. Keadaan Guru 1
SMP Bina guru. pembelajaran
Sejahtera Sejarah
2. Program 1. Persiapan Guru 2
pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
Sejarah di SMP pembelajaran. Sejarah
Bina Sejahtera 2. Metode 3
pembelajaran.
3. Media 9, 10
Pembelajaran.
40

3. Kendala dalam 1. Kesulitan Guru 5, 6, 8


proses siswa dalam pembelajaran
pembelajaran proses Sejarah
Sejarah pembelajaran
sejarah.
2. Motivasi 4
siswa.
3. Interaksi guru 7
dan siswa.

2. Tes
Bentuk tes objektif yang digunakan adalah tes objektif yang dapat
mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada bidang studi sejarah sebelum
dan setelah penerapan pembelajaran pemanfaatan media audo visual video
pembelajaran berlangsung. Soal tes yang digunakan tersebut diuji coba terlebih
dahulu kemudian dihitung validitas, reliabilitas dan tingkat kesukarannya. Tes
obejektif tersebut disusun berdasarkan kisi-kisi soal.
Untuk mengumpulkan data hasil belajar penguasaan konsep peneliti
menggunakan soal tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tes
tersebut diberikan sebelum materi diajarkan (pretes) dan sesudah materi diajarkan
(postes). Berikut kisi-kisi instrumen penulisan soal siklus I dan II. Adapun produk
setiap instrumen penelitian terlampir.
Tabel 4
KISI-KISI INSTRUMEN PENULISAN SOAL SIKLUS I
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas/ Kompetensi No
No. Materi Indikator
Smt Dasar Soal
1. VIII/1 2.1 Menjelaskan Terbentuknya 1.Mendeskripsikan 3, 5
(Ganjil) proses kolonialisme dan mengkaji
perkembangan dan
berbagai konsep
kolonialisme imperialisme
dan Barat kolonialisme dan
imperalisme imperialisme.
Barat, serta
41

pengaruh yang
ditimbulkannya
di berbagai
daerah

Kebijakan-
2.Mendeskripsikan 22,
kebijakan
pemerintah, munculnya dan 23,
kolonial berkembangnya 24
kolonialisme dan
imperialisme.

Penjelajahan
Samudra dan 3.Menguraikan 1, 2,
proses perkembangan 4, 6,
kedatangan aktifitas 7, 8,
bangsa Barat penjelajahan 9,10,
di Indonesia
samudra oleh 28
bangsa-bangsa
Eropa ke
Indonesia.
Pengaruh
yang 4.Menguraiakan 11,
ditimbulkan reaksi rakyat 12,
oleh Indonesia terhadap 13,
kebijakan – pembentukan VOC 17,
kebijakan 18,
pemerintah 20,
kolonial di
25,
berbagai
daerah 26,
27

Bentuk –
bentuk 14,
perlawanan 15,
rakyat dalam 16,
menentang 19,
kolonialisme 21,
Barat
29,
diberbagai
30
daerah
42

Tabel 5
KISI-KISI INSTRUMEN PENULISAN SOAL SIKLUS II
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas/S Kompetensi No
No. Materi Indikator
mt Dasar Soal
1. VIII/1 2.1 Menjelaskan Kebijakan- 1. Mengidentifikasi 8,9,
(Ganjil) proses kebijakan kebijakan- 10,11
perkembangan pemerintah, kebijakan 12,
kolonialisme kolonial pemerintah 13,
dan kolonial 15,
imperalisme 16,
Barat, serta 18,
pengaruh yang 19,
ditimbulkannya 20,
di berbagai 21
daerah

P engaruh yang 2. Mengidentifikasi 1, 2,


ditimbulkan oleh pengaruh yang 4, 14,
kebijakan – ditimbulkan oleh 17,
kebijakan kebijakan – 24
pemerintah kebijakan
kolonial di pemerintah
berbagai daerah kolonial di
berbagai daerah

Bentuk –bentuk 3. Menguraiakan 5,


perlawanan reaksi rakyat 6,7,
rakyat dalam Indonesia 22,
menentang terhadap 23,
kolonialisme pembentukan 25,
Barat diberbagai VOC 26,
daerah 27,
Daerah-daerah 28,
persebaran agama 29,
Nasrani Barat 30
diberbagai daerah
4. Mengidentifikasi 3
daerah –daerah
persebaran
agama Kristiani

3. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secra
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
43

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.6
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi
belajar siswa baik pada siklus I maupun siklus II. Lembar observasi tersebut berisi
beberapa pernyataan seputar aktivitas siswa yang memuat setiap indikator-
indikator motivasi belajar siswa yang dapa diamati secara langsung. Lembar
observasi dipegang oleh observer dan digunakan pada saat diskusi kelompok dan
kegiatan menyimak video pembelajaran. Berikut kisi-kisi lembar observasi.
Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir.
Tabel 6
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
Nomor
No. Dimensi Indikator
Butir
1. Minat a. Memberikan respon positif terhadap 2
pembelajaran.
b. Memperhatikan penjelasan guru. 3
c. Berperan aktif dalam diskusi 5
kelompok.
2. Keaktifan a. Mengajukan pertanyaan. 4
b. Mengajukan pendapat. 6
3. Ketekunan a. Mengerjakan tugas. 1, 7

Tabel 7
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
Nomor
No. Dimensi Indikator
Butir
1. Apresepsi a. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 1
b. Mengaitkan materi pembelajaran
sekarang dengan materi sebelumnya. 2

6
Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remja
Rosdakarya, 2010), Cet. II, h. 153.
44

2. Pembelajaran a. Menjelaskan materi. 3


inti b. Memberi kesempatan siswa untuk 5
bertanya.
c. Memberikan kesempatan siswa untuk 6
menjawab.
d. Memberikan evaluasi. 7
3. Penutup a. Memberikan kesimpulan. 8
b. Menutup pelajaran. 9

Tabel 8
Kisi-Kisi Lembar Observasi Proses Pembelajaran
Nomor
No. Dimensi Indikator
Butir
1. Apresepsi a. Mengenalkan materi yang akan 1
diberikan.
2. Proses a. Membagi kelompok siswa. 2
pembelajaran b. Menampilkan video pembelajaran. 3
c. Menjelaskan materi. 6
3. Minat a. Siswa memperhatikan video 4
pembelajaran yang disimak.
b. Mengajukan pendapat. 5
c. Mengajukan pertanyaan 7
d. Memberikan kesimpulan. 8

4. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap penerapan media audio visual video pembelajaran dengan
menggunakan skala likert yang memiliki 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner yang
45

digunakan adalah kuesioner tertutup. Peneliti menggunakan kuesioner pada akhir


siklus II. Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir.
Tabel 9
Kisi-Kisi Penulisan Kuesioner
Kisi-kisi Instrumen Variabel Media Audio Visual Video Pembelajaran
Nomor Butir
Dimensi Indikator Jumlah
Positif (+) Negatif(-)
Efektivitas a. Persiapan guru 1 1
Pemanfaatan b. Pemanfaatan
media audio media audio 4, 5, 6, 7, 8, 2, 3, 8
visual video visual video 9
pembelajaran pembelajaran
c. Langkah 10 1
evaluasi
pengajaran

Tabel 10
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar
Nomor Butir
Dimensi Indikator Jumlah
Positif (+) Negatif(-)
Minat a. Mempersipkan 11 1
materi sebelum
belajar
b. Mencari sumber 12 1
terbaru yang
berkaitan dengan
materi

Ketekunan a. Mengulang 13 1
46

kembali materi
Motivasi a. Semangat dalam 14, 15, 4
mengikuti 16,17
pelajaran
b. Partisipasi siswa 19, 20 18 3

Tabel 11
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar
Nomor Butir
Dimensi Indikator Jumlah
Positif (+) Negatif(-)
Prestasi a. Dorongan untuk 21 22 2
sukses
b. Umpan balik 23 1
c. Unggul 24 1

Pengembangan a. Dorongan untuk 27 25, 26 3


diri maju
b. Peningkatan 28 1
keterampilan
Kemandirian a. Suka pada 29 1
tantangan
b. Mandiri dalam 30 1
bekerja

Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:


Tabel 12
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Sumber
Jenis Data Pengumpulan Instrumen
Data
Data
47

Siswa dan Analaisis kebutuhan Melakukan Pedoman


guru sebelum penelitian wawancara wawancara
Siswa Tingkat penguasaan Melakukan tes awal Tes objektif
konsep siswa sebelum (pretes) (butir soal
intervensi tindakan. pilihan ganda
Pengusaan konsep
sebelum menerima
pelajaran.
Siswa dan Aktivitas siswa selama Observasi Lembar
guru PBM (kemunculan Observasi
motivasi belajar)
Siswa Penguasaan konsep siswa Melakukan tes Tes objektif
setelah menerima akhir (postes) (butir soal
pelajaran pilihan ganda)
Siswa Tanggapan siswa Kuesioner Kuesioner
mengenai rangkaian
pembelajaran yang
dialami

Untuk mengumpulkan data motivasi belajar siswa dengan cara


memberikan angket kepada siswa pada akhir setiap II. Peneliti juga menjaring
motivasi belajar siswa yang dapat diamati secara langsung dalam bentuk aktivitas
siswa selama berdiskusi dan kegiatan menyimak video pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi.
Untuk mengumpulkan data hasil belajar berupa penguasaan konsep,
peneliti memberikan soal tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20
soal. Tes tersebut diberikan sebelum materi diajarkan (pretes) dan sesudah materi
diajarkan (postes).
Kemudian untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai rangkaian
pembelajaran yang telah siswa alami selama penelitian dilakukan, peneliti
menggunakan angket yang diisi oleh siswa pada akhir siklus II.
48

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi


Sebelum instrumen pengumpulan data tersebut dijadikan sebagai
instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang
berada diluar subjek yang sudah ditetapkan. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas instrumen.
1. Uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal tes objektif
1) Validitas
Thorndike dan Hagen seperti yang dikutip oleh Mawardi Lubis
berpendapat bahwa “validitas merujuk kepada tingkatan dimana suatu instrumen
memberi informasi yang relevan dengan keputusan yang dibuat.”7 Suatu
instrumen dikatakan valid jika dapat memberikan data yang relevan untuk
membuat keputusan mengenai perilaku tertentu.
Soal objektif yang akan diuji coba sebanayak 10 soal pilihan ganda,
validitas soal objektif menggunakan validitas isi (content validity). Untuk
mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Point
Biserial,8 yaitu:
M p  Mt p
rpbis 
St q

Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi point biserial.
Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul
bagi item yang dicari validitasnya.
Mt = rata-rata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi subjek yang menjawab betulitem
tersebut
q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q= 1 – p)

7
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. I,
h. 45.
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
Edisi Revisi, h. 79.
49

Kemudian dikonsultasikan pada r table dengan kriteria pengujian sebagai


berikut, jika r hitung lebih besar dari atau sama dengan r table, maka butir soal
tersebut adalah valid, dan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal
tersebut adalah tidak valid.

2) Reliabilitas
”Reliabilitas adalah alat ukur ketetapan atau keajekan instrumen tersebut
dalam mengukur apa yang di ukurnya” menurut Sudjana yang di kutip oleh
Mawardi Lubis dalam bukunya.9
Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan menggunakan
Anates dan rumus Kuder Richardson atau dikenal dengan K-R 20, yaitu:10

r11=  n  S   pq 
2


 n  1 
2
S 

Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
P = proporsi subjek yang menjawab item
dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item
dengan salah (q= 1 – p)

 pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q


n = jumlah butir
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi
adalah akar varians)

Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:11


1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup

9
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai..., h. 45.
10
Suharsimi Arikunto, , Penelitian Tindakan Kelas..., h. 100-101.
11
Suharsimi Arikunto, , Penelitian Tindakan Kelas..., h. 75.
50

4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah


5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
3) Taraf kesukaran
Uji taraf kesukaran soal adalah menghitung indeks besarannya. Tujuan
dari pengujian ini adalah untuk mengetahui soal-soal yang mudah, sedang dan
sukar, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
B
I=
N
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan
jawaban pada soal yang dimaksudkan

Tabel 13
Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Keterangan
0 – 0,30 Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 Soal kategori Sedang
0,70 – 1,00 soal kategori mudah

4) Uji validitas lembar observasi


Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi
belajar siswa. Lembar observasi tersebut dipegang oleh observer yang digunakan
pada saat diskusi kelompok dan kegiatan menyimak video pembelajaran. Uji
validitas untuk lembar observasi menggunakan validitas konstruksi (construct
validity) oleh ahli dan rekan sejawat.
51

J. Teknik Analisis Data


Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara
deskriptif dari data kuantitatif, baik untuk data tes objektif dalam rangka
mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan hasil belajar
siswa.
Untuk menganalisis peningkatan motivasi siswa setelah pembelajaran
yang diperoleh dari data kuesioner, baik pada siklus I maupun siklus-siklus
berikutnya, dapat diperoleh dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total
jawaban setiap pernyataan pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima
kombinasi pilihan jawaban. Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan
positif maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban;
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang
telah diperoleh digunakan rumus berikut:
F
P=  100%
N
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number of Cases

Data skor peningkatan motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta
masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala
motivasi, yang dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 14
Kategori Motivasi12
Kategori Skor
Sangat Tinggi 75%-100%
Tinggi 50%-74.9%

12
Acep Yonny, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Familia 2010) h.
176.
52

Sedang 25%-49.9%
Rendah 0-24.9%

Sedangkan untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa


setelah pembelajaran yang diperoleh dari data skor pretes dan postes, baik pada
siklus I maupun siklus-siklus berikutnya, dengan cara menghitung normal gain
yang merupakan selisih antara nilai pretes dan postes yang dicapai oleh siswa.
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung
dengan nilai normal gain menurut Meltzer yaitu:13

Indeks Gain = skor tes akhir – skor tes awal


skor maksimum – skor tes awal

Berdasarkan rentang normalitas indeks gain, maka dapat dibuat


kategorisasi peningkatan hasil belajar menurut Hake sebagai berikut:
Tabel 15
Kriteria Konsep Siswa Berdasarkan Kriteria Normal Gain14
Rentang Indeks Gain Kategori Peningkatan
Nilai (<g>) > 0.7 Tinggi
Nilai 0.7 > (<g>) > 0.3 Sedang
Nilai (<g>) < 0.3 Rendah

K. Tindak Lanjut
Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I, jika hasil yang
diharapkan kurang dari kriteria yang ditetapkan, maka penelitian ini ditindak
lanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus II.

13
David E Meltzer, “The Reliationship between Mathematics Preparation and
Concepptual Learning Gains in Physics: A possible „Hidden Variable‟ in Diagnostic Pretest
Scores”, tersedia di http://physics.ia.state.edu/per/docs/addendum-on-normalized-gain.pdf,
diunduh 3 November 2010.
14
Sicahard R. Hake, “Analizing Change/Gain Score”, tersedia di http://lists.asu.edu/cgi-
bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, diunduh 3 November 2010.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di
kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Kota Depok. Berdasarkan tujuan yang
dirumuskan pada penelitian ini, data yang telah terkumpul meliputi data motivasi
belajar siswa yang dijaring melalui angket dengan menggunakan jenis Skala
Likert, hasil belajar kognitif berupa penguasaan konsep melalui tes objektif yaitu
butir soal pilihan ganda dan sebagai data penunjang peneliti menggunakan lembar
observasi yang berisi tentang tanggapan observer mengenai proses pembelajaran.
Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar dan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Sejarah Berdirinya SMP Bina Sejahtera Depok
Lahirnya SMP Bina Sejahtera berawal dari keinginan akan adanya
lembaga pendidikan yang repersentatif dari para tokoh di daerah setempat yakni di
daerah Depok. SMP Bina Sejahtera berdiri pada awal tahun 2001 di bawah
Yayasan Al-Islamiyah. Panitia pembangunan gedung SMP Bina Sejahtera Depok
dibentuk oleh kepala yayasan sekaligus bertindak sebagai kepala sekolah tersebut
yaitu Zainal Abidin, S.Ag. MM.

53
54

Bulan Januari 2001, dimulai pembangunan gedung sekolah yang ditandai


dengan peletakan batu pertama oleh ketua yayasan yaitu Zainal Abidin, S.Ag.
MM.
Tanggal 17 Juni 2001, gedung sekolah diserahterimakan dari pimpinan
bagian proyek pembinaan bantuan untuk Sekolah Swasta Pemda Kota Depok
kepada Yayasan Al-Islamiyah.
Tahun 2002, pertama kali SMP Bina Sejahtera membuka tingkat
menengah. Jumlah murid baru 58 orang, terdiri dari kelas I: 43 orang, kelas II: 8
orang, dan kelas II : 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada
tanggal 7 Juli 2002. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari
Kelahiran SMP Bina Sejahtera Depok.
Tahun 2010/2011 kembali membuka pendaftaran untuk tingkat menengah.
Dan pada akhir tahun pertengahan 2011 SMP Bina Sejahtera Depok telah
terakreditasi dengan hasil grade B kategori Baik.
a. Visi
Menjadikan SMP Bina Sejahtera Depok sebagai jenjang pendidikan
menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan
keIndonesiaan, dengan mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembangan
zaman.
b. Misi
1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya.
2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara
optimal.
3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi.
4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi
tepat guna dalam pembelajaran.
5) Membangun budaya ilmiah.
6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan.
7) Membiasakan budaya disiplin.
8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis.
9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa.
55

c. Tujuan
SMP Bina Sejahtera Depok mempunyai tujuan :
1) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi
pada mutu.
2) Membentuk struktur organisasi sekolah guna mengefektifkan
pencapaian tujuan.
3) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional.
4) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan
pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat.
5) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media
pembelajaran yang memadai.
6) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun
pegawai.
7) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai.
8) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(children centre).
9) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
10) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan


1. Motivasi
Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan rencana
pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Penelitian dimulai dengan melakukan
kegiatan observasi ke sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Kegiatan ini meliputi
wawancara dengan guru pembelajaran sejarah pengamatan terhadap kegiatan
pembalajaran yang dilakukan oleh guru pembelajaran sejarah, bahan dan media
pembelajaran yang ada di sekolah, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
pembelajaran di sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Dari hasil pengamatan yang
telah diamati, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur, siswa
umumnya memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa
56

masih terlihat mengantuk, ataupun bermalas-malasan ketika guru


sedang menjelaskan materi pelajaran.
b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
pelajaran sejarah kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain
metode ceramah, tanya-jawab, diskusi.
c. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah,
siswa umumnya tidak mengerti terhadap penjelasan yang guru
berikan. Hal ini terbukti dari beberapa siswa yang ditunjuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat hanya berdiam diri
sambil menunggu jawaban teman-temannya atau menunggu
bimbingan langsung dari guru pengajar.
d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya
kepada guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak
siswa yang sekedar diam dan hanya mendengarkan.
Kegiatan wawancara yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, umumnya siswa telah memiliki
sebuah motivasi yang cukup bagus, namun terlihat beberapa siswa yang motivasi
belajarnya masih terbilang cukup rendah. Bahkan ada sebuah rombongan kelas
VIII yang motivasi belajarnya masih kurang dibandingkan dengan rombongan
kelas yang lain, yaitu kelas VIII B. Untuk itu peneliti disarankan oleh guru
pembelajaran sejarah sekaligus guru kolaborator untuk melakukan kegiatan
penelitian tindakan kelas di kelas VIII B tersebut. Sedangkan hasil wawancara
dengan siswa yang terbilang kurang motivasi belajar sejarahnya, diperoleh
pendapat bahwa hal yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar
sejarah adalah materi sejarah yang cenderung membosankan dan membuat
kantuk.
Oleh sebab itu, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar
siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus,
msing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi
atau pengamatan dan refleksi.
57

Pada siklus I, pada tahap ini peneliti membuat RPP dan mendiskusikan
rancangan pembelajaran bersama dengan guru kolaborator. Hal ini dilakukan agar
rencana pembelajaran yang dibuat sesuai dengan materi yang sedang berjalan dan
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah SMP Bina Sejahtera.
Selain itu didiskusikan juga mengenai tes awal dan tes akhir siklus yang akan
digunakan agar sesuai dengan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh sekolah.
Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini adalah membaca dan memahami isi dari
lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan oleh guru pembelajaran sejarah di kelas
tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan tahap perencanaan yang
telah dibuat oleh peneliti dengan ketetapan yang telah dibentuk oleh guru mata
pelajaran dan sekolah.
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah didiskusikan bersama dengan
guru kolaborator. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini
mencakup materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat.
Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru
memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa belum berada dibangkunya
masing-masing. Mereka terlihat sibuk menuju bangku mereka setelah mengetahui
guru yang mengisi jam pelajaran telah hadir. Dan lebih dari separuh siswa belum
mempersiapkan peralatan belajar matematika mereka. Para siswa cukup sibuk
membuka tas mereka untuk mengeluarkan peralatan belajar mereka setelah ketua
kelas menuntun siswa memberikan salam kepada gurunya.
Proses pembelajaran diawali dengan postes. Dan dilanjutkan dengan
pembagian kelompok sebanyak 3 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang siswa
yang ditunjuk oleh guru. Selanjutnya yaitu aktivitas siswa dalam menyimak video
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa yang antusias
menyimak video yang diputar oleh guru. Hal ini senada proses pemberian materi,
hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan dengan seksama penjelasan
materi yang diberikan oleh guru. Siswa lainnya terlihat sedang asyik mengobrol
dengan teman semejanya, membaca buku pelajaran yang lain, bahkan ada yang
mengantuk. Bahkan ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan
58

tentang video yang disimak, siswa merasa malu dan enggan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I,
peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum
berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran
sejarah. Selain itu, motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun
demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah
dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran.
Pada tahap perencanaan dalam siklus II, peneliti mempersiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), video pembelajaran, lembar observasi aktivitas
guru, siswa dan kegiatan pembelajaran dan angket. Peneliti mendiskusikan
dengan guru kolaborator sekaligus observer, tindakan yang akan dilaksanakan
bercermin pada hasil refleksi yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu dilakukan
diskusi mengenai soal tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Berdasarkan hasil
refleksi siklus I, pembelajaran siklus II ini siswa akan dibagi menjadi 3 kelompok
yang masing-masing kelompok beranggotakan 7-8 orang siswa. Namun pada
siklus kedua, pembagian kelompok akan diserahkan kepada siswa agar mereka
lebih termotivasi dan berperan aktif karena berada pada kelompok yang
disukainya. Tiap kelompok akan dipimpin oleh satu orang siswa yang berperan
sebagai ketua kelompok. Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan siswa, dan tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial pada
diri siswa.
Hasil yang diharapkan pada siklus II ini para siswa semakin tertarik
dengan pelajaran sejarah, dan terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada
aktivitas motivasi belajar sejarah dari siklus sebelumnya.
Dipertemuan ini, materi yang diberikan adalah proses perkembangan
kolonialisme dan imperialisme barat serta pengaruhnya di berbagai daerah. Sama
halnya dengan tugas dipertemuan sebelumnya, tugas yang akan diberikan pada
pertemuan ini adalah diskusi secara kelompok.
Sudah semua siswa berada diruang kelas setelah sebelum guru memasuki
ruang kelas. Siswa yang telah berada dikursinya masing-masing juga mulai
59

bertambah. Bahkan hampir seluruh siswa telah mempersiapkan peralatan belajar


siswa. Para siswa juga terlihat siap untuk mempelajari materi pembelajaran
sejarah yang akan diberikan pada pertemuan ini.
Tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya pertemuan diawali dengan
pretes. Namun yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya kali ini peneliti yang
bertindak sebagai guru mata pelajaran memberikan permainan berupa ice
breaking berupa kuis mengenai materi sebelumnya pada awal pembelajaran,
manfaatnya adalah untuk meingkatkan motivasi siswa pada pembelajaran sejarah.
Pada pertemuan kali ini, siswa yang tidak memperhatikan video
pembelajaran yang diberikan guru sedikit berkurang. Hampir seluruh dari jumlah
siswa yang menyimak video pembelajaran dan memperhatikan penjelasan guru
dengan sungguh-sungguh. Mereka terlihat antusias dan menyenangi proses
pembelajaran.
Setelah video pembelajaran selesai diputarkan siswa yang mau
memberikan tanggapan semakin bertambah. Untuk pertemuan kali ini, siswa juga
tidak lagi terdengar ribut atau gaduh dan mengantuk saat pembelajaran
berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas tersebut kepada masing-masing
kelompok. Setelah tugas sampai pada setiap kelompok, suasana menjadi cukup
hening. Siswa sebagian besar telah meninggalkan kebiasaan mengobrol terlebih
dahulu setelah tugas diberikan.
Hampir seluruh siswa telah berpartisipasi pada kelompoknya untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan
soal postes dan mengisi angket siswa.
Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama
guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis
sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang
telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan.
Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator
keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah
60

megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang


ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan
belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum
mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar
dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil
mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.

2. Hasil Belajar
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Bina Sejahtera kelas VIII
B sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan
langsung maupun hasil wawancara dengan guru pembelajaran sejarah kelas VIII
B, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat
proses pembelajaran sejarah di kelas VIII B diantaranya adalah motivasi belajar
siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah
mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja,
media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap
mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode dan media
pembelajaran, dan rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-malasan
dalam belajar, siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai. Hal tersebutlah
yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba
menerapkan media pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran sejarah, yakni media audio visual video pembelajaran dimana media
audio visual video pembelajaran yang memiliki unsur suara dan unsur gambar
dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film ataupun
video. Dan dengan demikian media audio visual video pembelajaran sangat
memiliki peran dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian
materi pelajaran. Sehingga membuat tampilan pembelajaran sejarah semakin
menarik perhatian siswa.
61

Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah media audio visual
video pembelajaran, motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, msing-masing siklus terdiri dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi
kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran sejarah dan meningkatkan hasil
belajar sejarah siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan
guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menyimak video terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media
pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar sejarah, lembar
observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,
lembar wawancara dan lembar angket), dan melakukan uji instrumen.
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah
tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk
memperbaiki keadaan proses pembelajaran sejarah. Pada tahap pelaksanaan
tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretes
selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah
memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru mengenalkan
materi yang akan disajikan, Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
kecil sebanyak 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 sampai
dengan 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru menampilkan video
pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah siswa
menyaksikan video yang diputarkan, masing-masing kelompok diberi kesempatan
untuk memberikan kesimpulan dari video yang disimak. Setelah masing-masing
kelompok menyimpulkan, guru menunjuk setiap kelompok untuk membacakan
hasil kesimpulan yang telah mereka buat. Setelah itu guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang diajarkan. Kemudian diakhiri dengan postes.
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran,
62

sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan
melakukan dokumentasi berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai
hasil belajar siswa setelah dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai
dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata
pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah
diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan di awal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingan dengan
indikator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus
berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat
pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki
mutu pembelajaran sejarah.
Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran diantaranya beberapa
siswa tidak menyaksikan video secara sungguh-sungguh, dan tidak
memperhatikan penejelasan guru. Ketika guru meminta siswa untuk memberikan
kesimpulan dari video yang disaksikan masih terlihat ragu dan kurang percaya diri
dalam menyampaikan pendapatnya, siswa yang pasif masih malu dalam
mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam
memahami materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan penjelasan di atas
mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus
dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio
visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah. Selain itu, hasil belajar dan
motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar
siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan
media audio visual video pembelajaran.
Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan
yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I.
Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran
yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan
63

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap
ini peneliti dan guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), mempersiapkan soal pretes dan postes, mempersiapkan
media pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan
proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru
mata pelajaran sejarah, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar
sejarah dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II
ini proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 15 menit. Kemudian
sebelum guru menampilkan video pembelajaran, guru memberikan apresepsi
berupa ice breaking berupa kuis disertai permainan pada setiap siswa dan yang
menjawab soal akan mendapat nilai lebih dengan catatan soal yang diberikan
adalah soal materi sebelumnya dan materi yang akan diberikan selanjutnya.
Kemudian guru membagi siswa kedalam 3 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 7 sampai 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru
menampilkan video pembelajaran. Kemudian siswa menyaksikan video yang
disimak. Setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan video yang telah mereka
simak. Lalu guru menjelaskan materi yang diajarkan, kemudian guru dan siswa
sama-sama memberikan kesimpulan. Kemudian proses pembelajaran diakhiri
dengan mengerjakan soal postes dan mengisi lembar angket.
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses
pembelajaran media audio visual video pembelajaran sekaligus mengamati
aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi
berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah
dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi
yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama
guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis
sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang
telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan.
64

Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator


keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah
megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang
ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan
belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum
mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar
dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil
mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa peneliti menggunakan
angket (nontes) jenis Skala Likert dengan empat kategori yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Angket tersebut berisi 30 pernyataan yang
merupakan hasil uji validitas, reliabilitas dengan ahli.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peneliti
menggunakan tes kognitif butir soal pilihan ganda yang yang masing-masing
berjumlah, siklus yaitu siklus I berjumlah 20 soal, yang berasal dari 30 soal dan
siklus II berjumlah 20 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih
dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan
data hasil belajar sejarah pada masing-masing instrumen melalui pretes dan postes
yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam tiap siklus.
Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah
mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu
dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I didapatkan
14 soal yang valid yakni nomor 2, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 20 25, 27 dan
30. Sedangkan pada siklus II didapatkan 15 soal yang valid yakni nomor 2, 5, 6 7,
10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 24 dan 25. Namun untuk menyesuaikan
persyaratan untuk penelitian hasil belajar peneliti melakukan penyempuranaan
65

butir soal dengan ahli, sehingga diperoleh 20 soal yang valid untuk siklus I dan 20
soal yang valid untuk siklus II.
Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan Anates.
Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,18 (kriteria rendah), sedangkan soal pada
siklus II reliabilitasnya adalah 0,73 (kriteria tinggi). Reliabilitas pada sikus I dan
siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat
dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan
tetap sama.

D. Analisis Data
1. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam
Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah
1) Guru selalu menggunakan media audio visual video pembelajaran selama
pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
menggunakan media audio visual video pembelajaran.
2) Penggunaan metode ceramah di kelas membuat pemahaman belajar saya
rendah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
66

2. Setuju 14 56%
3. Tidak Setuju 3 12%
4. Sangat Tidak Setuju 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 56%, tidak setuju 12% dan sangat tidak setuju 4%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di
kelas membuat pemahaman belajar rendah.
3) Metode pembelajaran ceramah membuat saya cenderung tidak semangat
belajar
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 17 68%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 68%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 4%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di
kelas cenderung membuat suasana belajar kurang bersemangat.
4) Penerapan media audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar
di kelas lebih kondusif
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
2. Setuju 17 68%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
67

ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar lebih kondusif.
5) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran dalam
pembelajaran di kelas
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai
penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas.
6) Media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
saya dalam upaya mengkritisi materi sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu
peningkatan pemahaman siswa dalam upaya mengkritisi materi sejarah.
7) Penerapan media audio visual video pembelajaran membantu saya
mempermudah memahami materi sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
68

1. Sangat Setuju 11 44%


2. Setuju 13 52%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 44%, setuju 52%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu
dan mempermudah siswa dalam memahami materi sejarah.
8) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran saya
tertantang dan yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 0 0%
2. Setuju 25 100%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 0%, setuju 100%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa semua siswa setuju dengan menggunakan media audio
visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas siswa tertantang dan yakin
dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.
9) Suasana belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan penerapan
media audio visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
69

Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas suasana belajar
menjadi menyenangkan.
10) Guru selalu memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
2. Setuju 16 64%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 2 8%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 64%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 8%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir.
11) Saya tidak pernah membaca materi sebelum diajarkan disekolah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 6 24%
3. Tidak Setuju 17 68%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 64% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut, artinya bahwa siswa selau membaca materi sebelum diajarkan di
sekolah.
12) Saya memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang
ditugaskan oleh guru sejarah
70

No Pernyataan Jumlah Persentasi


1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 20 80%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 80%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut,
artinya siswa selalu memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi
yang ditugaskan oleh guru.
13) Saya tidak pernah membahas kembali dirumah pelajaran sejarah setelah
saya pulang sekolah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 8 32%
2. Setuju 14 56%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 2 8%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 32%, setuju 56%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 8%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa tidak pernah
membahas kembali pelajaran sejarah dirumah.
14) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar saya
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 3 12%
2. Setuju 20 80%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
71

Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 12%, setuju 80%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dengan
menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
15) Saya lebih bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran dibadingkan dengan metode ceramah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 4%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa lebih
bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video
pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah.
16) Saya dapat memahami materi dengan baik setelah menggunakan metode
media audio visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 21 84%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 84%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dapat memahami
72

materi sejarah dengan baik setelah menggunakan media audio visual video
pembelajaran.
17) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran pada
mata pelajaran sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
2. Setuju 17 68%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai
penerapan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah.
18) Saya tidak pernah memperhatikan dengan baik pada saat guru
menyampaikan materi
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 3 12%
2. Setuju 9 36%
3. Tidak Setuju 13 52%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 12%, setuju 36%, tidak setuju 52% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwa siswa tidak
memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi. Artinya siswa selalu
memperhatikan ketika guru menyampaikan materi.
19) Bagi saya penggunaan media audio visual video pembelajaran pada mata
pelajaran sejarah dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan siswa
No Pernyataan Jumlah Persentasi
73

1. Sangat Setuju 7 28%


2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dapat menghubungkan komunikasi antara guru
dan siswa.
20) Saya aktif dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media audio
visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif ketika penggunaan media audio visual video
pembelajaran.
21) Hasil belajar saya meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
74

Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa hasil belajar siswa
meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual video pembelajaran.
22) Saya merasa jenuh ketika pelajaran sejarah dimulai
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 6 24%
3. Tidak Setuju 17 68%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 68% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa tidak mersa jenuh ketika pelajarn sejarah dimulai.
23) Saya selalu mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
24) Saya selalu terlambat mengumpulkan tugas
No Pernyataan Jumlah Persentasi
75

1. Sangat Setuju 3 12%


2. Setuju 4 16%
3. Tidak Setuju 18 76%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 12%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
25) Ketika ada tugas kelompok, saya malas ikut berpartisipasi aktif dalam
menyelesaikan tugas tersebut
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 1 4%
2. Setuju 6 24%
3. Tidak Setuju 18 76%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 4%, setuju 24%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu berpartisipasi aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok.
26) Saya malas untuk mencari informasi lebih dalam setelah selesai
pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 1 4%
2. Setuju 2 8%
3. Tidak Setuju 22 88%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
76

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab


sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 88% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu mencari informasi lebih setelah pembelajaran
berakhir.
27) Sebelum guru memberikan materi pelajaran sejarah, saya harus
memperlajarinya terlebih dahulu di rumah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 4 16%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 16%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut.
Artinya sebelum guru memberikan materi pelajaran di sekolah, siswa
mempelajarinya terlebih dahulu di rumah.
28) Ketika ada waktu senggang, saya akan gunakan untuk latihan soal sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 22 88%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 88%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut.
Bahwa ketika ada waktu senggang, siswa menggunakannya untuk mengerjakan
soal latihan sejarah.
77

29) Ketika mendapat soal yang sulit, saya berhenti untuk menyelesaikan soal
tersebut
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 4 16%
3. Tidak Setuju 19 76%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya ketika siswa mendapat soal yang sulit, siswa akan berusaha
untuk menyelesaikan tugas tersebut.
30) Saya selalu mengerjakan tugas dengan meminta bantuan orang lain
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 1 4%
2. Setuju 2 8%
3. Tidak Setuju 12 48%
4. Sangat Tidak Setuju 10 40%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 48% dan sangat tidak setuju 40%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya ketika siswa selalu mengerjakan tugas sendiri, tanpa meminta
bantuan kepada orang lain.
Sedangkan data skor motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta
masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala
likert, yang dapat terlihat pada tabel 16 dibawah ini:
78

Tabel 16
Kategori Skor Motivasi
Kategori Skor
Sangat Tinggi 75%-100%
Tinggi 50%-74.9%
Sedang 25%-49.9%
Rendah 0-24.9%

Tabel 17
Data Skor Motivasi Siswa Siklus II
Responden Skor
X1 76
X2 92
X3 97
X4 77
X5 102
X6 96
X7 89
X8 88
X9 90
X 10 91
X 11 92
X 12 87
X 13 92
X 14 90
X 15 101
X 16 92
X 17 87
X 18 93
X 19 92
79

X 20 99
X 21 95
X 22 90
X 23 93
X 24 94
X 25 93
Σ 2288
Persentase 76.26%
Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar
siswa pada siklus II hal ini terlihat dari persentase keseluruhan skor siswa yaitu
76.26% dengan kriteria sangat tinggi. Dari data skor diatas dapat disimpulkan
bawa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran
dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja. Hal tersebut dikarenakan sudah terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II.
Tabel 18
Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa
Siklus II
Data
Jumlah Siswa Persentase
Sangat Tinggi 25 76.26%
Tinggi 0 0.0
Sedang 0 0.0
Rendah 0 0.0

2. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam


Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperilaisme
Barat serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Data hasil belajar (pretes dan
postes), n gain dan kategorisasi n gain siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
80

Tabel 19
Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I
Responden Pretes Postes N Gain Kategori
X1 3 8 0.71 Tinggi
X2 4.5 6 0.27 Rendah
X3 4 6.5 0.41 Sedang
X4 3 6.5 0.5 Sedang
X5 4.5 7 0.45 Sedang
X6 3 6 0.42 Sedang
X7 3.5 6 0.38 Sedang
X8 3 5 0.28 Rendah
X9 2.5 6.5 0.53 Sedang
X 10 5 7.5 0.5 Sedang
X 11 3.5 7 0.61 Sedang
X 12 3 5.5 0.35 Sedang
X 13 3 6.5 0.5 Sedang
X 14 4 5.5 0.21 Rendah
X 15 3.5 5 0.23 Rendah
X 16 3.5 4 0.07 Rendah
X 17 4 4.5 0.08 Rendah
X 18 3 6 0.42 Sedang
X 19 4 5.5 0.25 Rendah
X 20 3 5.5 0.35 Sedang
X 21 3 6 0.42 Sedang
X 22 3.5 7 0.53 Sedang
X 23 3 5.5 0.35 Sedang
X 24 5 7 0.4 Sedang
X 25 3 6 0.42 Sedang
Σ 119,5 151,5 9.64
Mean 4,78 6,06 0.3856
81

Standar Deviasi 6,20496575 0,90906545 0.14710758

Tabel diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih perlu


ditingkatkan, karena masih terdapat banyak siswa yang nilainya di bawah rata-
rata. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari siklus I.
Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dilanjutkan ke siklus
II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sejarah siswa karena masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hal tersebut juga terlihat dari persentase
nilai kriteria n gain siswa dibawah ini:
Tabel 20
Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I
Siklus I
Data
Jumlah Siswa Persentase
Rendah 7 28%
Sedang 17 68%
Tinggi 1 4%

Dari tabel di atas yang terdiri dari 25 siswa, yang terdiri dari 7 siswa n
gainnya tergolonh rendah dengan persentasi 28%, 17 siswa n gainnya tergolong
sedang dengan persentasi 68% dan 1 siswa n gainnya tergolong tinggi dengan
persetasi 4%. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pemanfaatan
media audio visual video pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II. Dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.
Tabel 21
Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II
Responden Pretes Postes N Gain Kategori
X1 6 8 0.5 Sedang
X2 3.5 7.5 0.61 Sedang
X3 3 7.5 0.64 Sedang
X4 4 7 0.5 Sedang
X5 5 8.5 0.7 Tinggi
82

X6 3 7 0.57 Sedang
X7 3.5 7 0.53 Sedang
X8 4.5 8 0.63 Sedang
X9 4 7 0.5 Sedang
X 10 4.5 7.5 0.54 Sedang
X 11 3 7 0.57 Sedang
X 12 4.5 .75 0.54 Sedang
X 13 3.5 7 0.53 Sedang
X 14 4.5 7 0.45 Sedang
X 15 7 9 0.6 Sedang
X 16 5.5 7.5 0.44 Sedang
X 17 4.5 7.5 0.54 Sedang
X 18 3.5 7 0.53 Sedang
X 19 3 7 0.57 Sedang
X 20 4 7.5 0.58 Sedang
X 21 3.5 7 0.53 Sedang
X 22 3 8 0.71 Tinggi
X 23 3 7 0.57 Sedang
X 24 4 7.5 0.58 Sedang
X 25 3.5 7 0.53 Sedang
Σ 101 185,5 13.99
Mean 4,04 7,42 0.5596
Standar Deviasi 0,99919968 0,523067873 0.06377962

Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep


dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi
(SD) dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja, hal tersebut dikarenakan
sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai rata-rata postes siklus
83

I dan II. Hal tersebut juga terlihat dari persentase nilai kriteria n gain siswa pada
tabel dibawah ini:
Tabel 22
Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa
Siklus II
Data
Jumlah Siswa Persentase
Rendah 0 0.0
Sedang 23 92%
Tinggi 2 8%

Dari tabel diatas dapat diamati bahwa kategori rendah pada siklus II sudah
meningkat menjadi kategori sedang, begitu juga kategori sedang dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebesar 24%. Seperti kategori rendah dan sedang
yang meningkat hal tersebut juga berlaku bagi kategori tinggi, karena kategori
tinggi juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Sehingga hal ini dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan media audio visual pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

3. Hasil Observasi Siswa, Guru dan Proses Pembelajaran


Berdasarkan lembar observasi yang diberikan kepada observer setelah
akhir pembelajaran tiap siklus mengenai pengamatan siswa terhadap guru, guru
terhadap siswa dan proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual
video pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Hasil Observasi Siswa Siklus I
Aspek yang Jumlah
No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian
1. Melaksanakan
√ 25 100%
pretes
2. Memberikan respon
positif terhadap √ 19 76%
pembelajaran
3. Memperhatikan
√ 15 60%
penjelasan guru
84

4. Mengajukan
√ 2 5%
pertanyaan
5. Berdiskusi dalam
√ 17 68%
kelompok
6. Mengajukan
√ 3 12%
pendapat
7. Melaksanakan
√ 25 100%
postes
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran sejarah masih perlu ditingkatkan karena hanya sebagian siswa saja
yang memperhatikan penjelasan guru. Dan terlihat sebagian besar siswa yang
kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah.
Hasil Observasi Guru Siklus I

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru
menyampaikan √ √
tujuan pembelajaran
2. Mengaitkan materi
pembelajaran
√ √
sekarang dengan
materi sebelumnya
3. Mengenalkan
konsep yang
berkaitan dengan √ √
materi yang
diajarkan.
4. Menjelaskan materi √

pelajaran
5. Memberikan √

kesempatan kepada
85

siswa untuk
bertanya.
6. Memberikan
kesempatan siswa √ √
untuk menjawab
7. Memberikan √

evaluasi
8. Memberikan
menyimpulkan √ √
materi
9. Menutup pelajaran. √ √

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses
pembelajaran sejarah pada siklus I masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel
diatas dimana guru kurang mencapaikan tujuan pembelajaran dan tidak
mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya sehingga siswa
kurang mengerti mengenai materi yang akan siswa terima. Ditambah lagi dengan
penggunaan media audio visual video pembelajaran yang baru pertama kali siswa
terima, sehingga hal tersebut membuat siswa sulit untuk mengikuti pembelajaran.
Dan kendala tersebut membuat motivasi siswa rendah pada siklus I.
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru mengenalkan
materi yang akan √ √
disajikan.
2. Guru membagi
√ √
kelompok siswa.
3. Guru menampilkan
√ √
video pembelajaran.
4. Siswa menyimak √ √
86

video dengan penuh


konsentrasi.
5. Guru memberikan
kesempatan kepada
√ √
siswa untuk
berpendapat.
6. Guru menjelaskan
√ √
materi.
7. Guru memberikan √
kesempatan siswa √
untuk bertanya
8. Guru dan siswa
sama-sama
√ √
memberikan
kesimpulan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas pada proses pembelajaran
sejarah pada siklus I masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas
dimana siswa kurang memperhatikan video secara baik. Sehingga membuat siswa
mengalami kesulitan pada saat guru meminta siswa untuk memberikan pendapat.
Karena dinilai ketrecapaian pada siklus I masih dianggap kurang berhasil, maka
peneliti melanjutkan pada siklus II.
Hasil Observasi Siswa Siklus II
Aspek yang Jumlah
No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian
1. Melaksanakan
√ 25 100%
pretes
2. Memberikan respon
positif terhadap √ 23 92%
pembelajaran
3. Memperhatikan √ 22 88%
87

penjelasan guru
4. Mengajukan
√ 6 20%
pertanyaan
5. Berdiskusi dalam
√ 21 84%
kelompok
6. Mengajukan
√ 7 28%
pendapat
7. Melaksanakan
√ 25 100%
postes

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran sejarah meningkat karena hampir seluruh siswa aktif berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil
belajar siswa dan respon positif dari siswa.

Hasil Observasi Guru Siklus II

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru √
menyampaikan √
tujuan pembelajaran
2. Mengaitkan materi √
pembelajaran

sekarang dengan
materi sebelumnya
3. Mengenalkan √
konsep yang
berkaitan dengan √
materi yang
diajarkan.
4. Menjelaskan materi √ √
88

pelajaran
5. Memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
bertanya.
6. Memberikan √
kesempatan siswa √
untuk menjawab
7. Memberikan √

evaluasi
8. Memberikan √
menyimpulkan √
materi
9. Menutup pelajaran. √ √

Hasil observasi aktifitas guru semakin meningkat dan mampu


mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan
menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru mengenalkan √
materi yang akan √
disajikan.
2. Guru membagi √

kelompok siswa.
3. Guru menampilkan √

video pembelajaran.
4. Siswa menyimak √

video dengan penuh
89

konsentrasi.
5. Guru memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
berpendapat.
6. Guru menjelaskan √

materi.
7. Guru memberikan √
kesempatan siswa √
untuk bertanya
8. Guru dan siswa √
sama-sama

memberikan
kesimpulan

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video


pembelajaran sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

E. Interpretasi Hasil Analisis


1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Mepersiapkan rencana pembelajaran.
2) Mempersiapkan bahan ajar.
3) Mepresiapkan media pembelajaran.
4) Mepersiapkan soal pretes, postes, lembar observasi, angket.
b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme
Dan Imperilaisme Barat)
1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes awal
(prestes).
2) Pembagian kelompok kecil.
90

3) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media


audio visual video pembelajaran.
4) Kegiatan kelompok:
a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru.
b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video
yang disimak.
c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
5) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan.
6) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
c. Pengamatan
1) Pada saat kegiatan menyimak video berlangsung siswa kurang fokus
pada materi yang disimak.
2) Pada saat penjelasan materi oleh guru siswa kurang fokus dan kurang
memperhatikan guru didepan.
3) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.78, sedangkan rerata postes sebesar
6.06 dan niali normal gain siswa sebesar 0.385. Dari hasi tersebut
dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Walaupun
skor postes seluruh siswa kurang memnuhi KKM, namun nilai normal
gain siswa tergolong sedang.
4) Pada awal pertemuan antara siswa dan guru (peneliti) masih sama-
sama menyesuaikan diri sehingga suasana dikelas masih belum
mencair, tetapi pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa
dengan guru (peneliti).
5) Kegiatan menyimak video berjalan dengan baik walaupun masih ada
siswa yang mengobrol pada saat video disajikan.
6) Diskusi kelompok berjalan dengan baik. Namun tidak semua siswa
ikut berpartisipasi secara aktif. Hal ini dikarenakan siswa merasa
kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
91

7) Siswa sudah nyaman dan dapat bekerjasama dalam kelompoknya


masing-masing, karena penentuan kelompok sudah dimulai dari awal
semester.
d. Refleksi
1) Siswa masih belum terbiasa dengan guru tersebut dikarenakan guru
yang mengajarkan bidang studi sejarah pada penelitian ini yaitu
peneliti sendiri dan bukan guru yang sebenarnya mengajar dikelas
tersebut sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri
dengan situasi kelas.
2) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video
pembelajaran berjalan dengan baik. Kendala yang terdapat pada
kegiatan ini adalah masih terdapat siswa yang mengobrol pada saat
pembelajaran berlangsung, rendahnya motivasi siswa.
3) Kegiatan diskusi kelompok belum berjalan dengan maksimal hal
tersebut dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam
menyampaikan pendapat.
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh hasil bahwa motivasi
belajar siswa perlu ditingkatkan utnuk mencapai kriteria keberhasilan pada
penelitian ini. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif siswa belum mencapai
kriteria yang diharapka. Berikut adalah perbaikan yang harus dilakukan pada
siklus II:
1) Perbaikan dalam kegiatan awal pembelajaran sehingga dapat menarik
perhatian siswa.
2) Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberikan aturan dalam
diskusi sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi secara aktif
dalam diskusi kelompok.
92

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari
pembelajaran siklus I. Berikut adalah tindakan pada siklus II:
1) Mepersiapkan rencana pembelajaran.
2) Mempersiapkan bahan ajar dengan konsep baru.
3) Mepersiapkan media pembelajaran.
4) Mepersiapkan soal pretes siklus II (Topik Proses Perkembangan
Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai
Daerah), postes, lembar observasi, angket.
b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme
Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah)
1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes
pengetahuan awal (prestes).
2) Kegiatan ice breaking untuk menarik perhatian siswa.
3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengejar dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran.
4) Pembagian kelompok kecil.
5) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran.
6) Kegiatan kelompok:
a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru.
b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video
yang disimak.
c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
7) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan.
8) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
9) Pemberian angket motivasi belajar siswa.
93

c. Pengamatan
1) Rerata skor motivasi belajar siswa sebesar 91.5 dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi siswa
pada siklus II.
2) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.04, sedangkan postes 7.42 dan nilai
normal gain siswa sebesar 0,559. Dari hasil tersebut menunjukan
bahwa hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan nilai normal gain
yang berda pada kategori sedang.
3) Dalam kegiatan kelompok siswa lebih antusias dalam mengemukakan
pendapat.
4) Hasil postes dari 20 soal pilihan ganda diperoleh presentasi siswa yang
telah mencapai KKM sebesar 100%. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan dalam bidang studi sejarah.
d. Refleksi
1) Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus II sudah mencapai
keberhasilan yaitu dengan rerata 91.5.
2) Hasil belajar sejarah siswa pada materi Proses Perkembangan
Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Di Berbagai
Daerah pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan nilai n gain
sebesar 0.559 dari 0.385.
3) Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM,
hal ini dapat dilihat pada skor pretes siswa yang sudah melebihi nilai batas
KKM pada mata pelajaran sejarah kelas VIII.
Tabel 23
Peresentase Pencapaian KKM
Siklus % Persentase Mencapai KKM
1 24
2 100
94

e. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus I dan II diperoleh
hasil sebagai berikut:
1) Motivasi belajar siswa pada materi Proses Perkembangan Kolonialisme
Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah sudah
meningkat.
2) Melalui tes yang dilakukan berupa pretes dan postes pada siklus I dan II
berdasarkan nilai normal gain yang didapat bahwa sebanyak 7 orang
mendapat nilai rendah pada siklus I berubah menjjadi sedang pada siklus
II. Sedangkan nilai n gain siswa secara keseluruhan berda dalam kategori
sedang dan tinggi, tidak terdapat kategori rendah.
3) Berdasarkan KKM bidang studi sejrah VIII SMP Bina Sejahtera Depok
yaitu sebesar 7.00, dari hasil postes siklus I sebanyak 19 orang siswa tidak
berhasil melebihi KKM, tetapi pada siklus II seluruh siswa 100% mampu
memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal.

F. Pembahasan Temuan Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran
dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada
siklus I dan II dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa. Hal
tersebut sejalan dengan pengujian yang menunjukan perbedaan yang signifikan
antara sebelum intervensi tindakan dilakukan dan setelah dilakukan berbagai
desain-desain tindakan dalam pembelajaran.
Hasil penelitian ini terjadi disebabkan berbagai faktor dalam proses
pembelajaran. Hamzah B Uno dalam bukunya menyatakan bahwa sumber
motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.1Dimana motivasi intrinsik lebih bertahan lama dibandingkan motivasi
ekstrinsik. Melalui motivasi ekstrinsik inilah diupayakan dengan menggunakan
media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang tentunya akan
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Mata Pelajaran IPS khusunya
1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4
95

sejarah memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pembelajaran melalui


pemanfaatan media.
Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu proses
pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi antara indera penglihat dan indera
pendengaran dan nilai praktis disisipkan dalam rencana pembelajaran baik pada
kegiatan awal, inti, maupun penutup. Proses pembelajaran dengan menggunakan
kolaborasi indera penglihat dan indera pendenganran yaitu diwujudkan melalui
video pembelajaran. Sebagaimana tertuang dalam RPP disisipkan pada kegiatan
inti.
Sedangkan untuk nilai parktis pada penelitian ini peneliti mnyisipkan pada
kegiatan diskusi kelompok. Seluruh siswa menunjukan antusiasme tinggi ketika
kegiatan diskusi berlangsung, meningkatkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis
siswa.
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, maka sepatutnya seorang guru
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didiksebagaimana yang tertera
dalam kompetensi guru yang diantaranya terdiri dari kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Guru harus mampu memilih media, metode
dan memilih bahan ajar yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
peserta didik.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan belajar ini peneliti memilih
media audi visual video pembelajaran dan metode diskusi merupakan hal yang
tepat. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan kualitas pembelajaran setelah
serangkaian kegiatan dilakukan. Kualitas pembelajaran tersebut tidak hanya
mencakup pada peningkatan hasil belajar kognitif siswa tetapi didiringi dengan
peningkatan motivasi belajar siswa.

G. Keterbatasan Dalam Penelitian


Dalam penelitian ini di temukan beberapa ketrbatasan diantaranya adalah:
1. Singkatnya waktu yang diberikan oleh pihak sekolah sela peneltian ini
berlangsung.
96

2. Ketersedian sarana dan prasarana seperti speaker sehingga kegiatan


pembelajaran menjadi kurang maksimal.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di
kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Kota Depok. Berdasarkan tujuan yang
dirumuskan pada penelitian ini, data yang telah terkumpul meliputi data motivasi
belajar siswa yang dijaring melalui angket dengan menggunakan jenis Skala
Likert, hasil belajar kognitif berupa penguasaan konsep melalui tes objektif yaitu
butir soal pilihan ganda dan sebagai data penunjang peneliti menggunakan lembar
observasi yang berisi tentang tanggapan observer mengenai proses pembelajaran.
Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar dan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Sejarah Berdirinya SMP Bina Sejahtera Depok
Lahirnya SMP Bina Sejahtera berawal dari keinginan akan adanya
lembaga pendidikan yang repersentatif dari para tokoh di daerah setempat yakni di
daerah Depok. SMP Bina Sejahtera berdiri pada awal tahun 2001 di bawah
Yayasan Al-Islamiyah. Panitia pembangunan gedung SMP Bina Sejahtera Depok
dibentuk oleh kepala yayasan sekaligus bertindak sebagai kepala sekolah tersebut
yaitu Zainal Abidin, S.Ag. MM.

53
54

Bulan Januari 2001, dimulai pembangunan gedung sekolah yang ditandai


dengan peletakan batu pertama oleh ketua yayasan yaitu Zainal Abidin, S.Ag.
MM.
Tanggal 17 Juni 2001, gedung sekolah diserahterimakan dari pimpinan
bagian proyek pembinaan bantuan untuk Sekolah Swasta Pemda Kota Depok
kepada Yayasan Al-Islamiyah.
Tahun 2002, pertama kali SMP Bina Sejahtera membuka tingkat
menengah. Jumlah murid baru 58 orang, terdiri dari kelas I: 43 orang, kelas II: 8
orang, dan kelas II : 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada
tanggal 7 Juli 2002. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari
Kelahiran SMP Bina Sejahtera Depok.
Tahun 2010/2011 kembali membuka pendaftaran untuk tingkat menengah.
Dan pada akhir tahun pertengahan 2011 SMP Bina Sejahtera Depok telah
terakreditasi dengan hasil grade B kategori Baik.
a. Visi
Menjadikan SMP Bina Sejahtera Depok sebagai jenjang pendidikan
menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan
keIndonesiaan, dengan mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembangan
zaman.
b. Misi
1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya.
2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara
optimal.
3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi.
4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi
tepat guna dalam pembelajaran.
5) Membangun budaya ilmiah.
6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan.
7) Membiasakan budaya disiplin.
8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis.
9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa.
55

c. Tujuan
SMP Bina Sejahtera Depok mempunyai tujuan :
1) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi
pada mutu.
2) Membentuk struktur organisasi sekolah guna mengefektifkan
pencapaian tujuan.
3) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional.
4) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan
pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat.
5) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media
pembelajaran yang memadai.
6) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun
pegawai.
7) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai.
8) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(children centre).
9) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
10) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan


1. Motivasi
Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan rencana
pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Penelitian dimulai dengan melakukan
kegiatan observasi ke sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Kegiatan ini meliputi
wawancara dengan guru pembelajaran sejarah pengamatan terhadap kegiatan
pembalajaran yang dilakukan oleh guru pembelajaran sejarah, bahan dan media
pembelajaran yang ada di sekolah, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
pembelajaran di sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Dari hasil pengamatan yang
telah diamati, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur, siswa
umumnya memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa
56

masih terlihat mengantuk, ataupun bermalas-malasan ketika guru


sedang menjelaskan materi pelajaran.
b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
pelajaran sejarah kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain
metode ceramah, tanya-jawab, diskusi.
c. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah,
siswa umumnya tidak mengerti terhadap penjelasan yang guru
berikan. Hal ini terbukti dari beberapa siswa yang ditunjuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat hanya berdiam diri
sambil menunggu jawaban teman-temannya atau menunggu
bimbingan langsung dari guru pengajar.
d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya
kepada guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak
siswa yang sekedar diam dan hanya mendengarkan.
Kegiatan wawancara yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, umumnya siswa telah memiliki
sebuah motivasi yang cukup bagus, namun terlihat beberapa siswa yang motivasi
belajarnya masih terbilang cukup rendah. Bahkan ada sebuah rombongan kelas
VIII yang motivasi belajarnya masih kurang dibandingkan dengan rombongan
kelas yang lain, yaitu kelas VIII B. Untuk itu peneliti disarankan oleh guru
pembelajaran sejarah sekaligus guru kolaborator untuk melakukan kegiatan
penelitian tindakan kelas di kelas VIII B tersebut. Sedangkan hasil wawancara
dengan siswa yang terbilang kurang motivasi belajar sejarahnya, diperoleh
pendapat bahwa hal yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar
sejarah adalah materi sejarah yang cenderung membosankan dan membuat
kantuk.
Oleh sebab itu, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar
siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus,
msing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi
atau pengamatan dan refleksi.
57

Pada siklus I, pada tahap ini peneliti membuat RPP dan mendiskusikan
rancangan pembelajaran bersama dengan guru kolaborator. Hal ini dilakukan agar
rencana pembelajaran yang dibuat sesuai dengan materi yang sedang berjalan dan
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah SMP Bina Sejahtera.
Selain itu didiskusikan juga mengenai tes awal dan tes akhir siklus yang akan
digunakan agar sesuai dengan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh sekolah.
Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini adalah membaca dan memahami isi dari
lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan oleh guru pembelajaran sejarah di kelas
tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan tahap perencanaan yang
telah dibuat oleh peneliti dengan ketetapan yang telah dibentuk oleh guru mata
pelajaran dan sekolah.
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah didiskusikan bersama dengan
guru kolaborator. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini
mencakup materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat.
Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru
memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa belum berada dibangkunya
masing-masing. Mereka terlihat sibuk menuju bangku mereka setelah mengetahui
guru yang mengisi jam pelajaran telah hadir. Dan lebih dari separuh siswa belum
mempersiapkan peralatan belajar matematika mereka. Para siswa cukup sibuk
membuka tas mereka untuk mengeluarkan peralatan belajar mereka setelah ketua
kelas menuntun siswa memberikan salam kepada gurunya.
Proses pembelajaran diawali dengan postes. Dan dilanjutkan dengan
pembagian kelompok sebanyak 3 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang siswa
yang ditunjuk oleh guru. Selanjutnya yaitu aktivitas siswa dalam menyimak video
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa yang antusias
menyimak video yang diputar oleh guru. Hal ini senada proses pemberian materi,
hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan dengan seksama penjelasan
materi yang diberikan oleh guru. Siswa lainnya terlihat sedang asyik mengobrol
dengan teman semejanya, membaca buku pelajaran yang lain, bahkan ada yang
mengantuk. Bahkan ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan
58

tentang video yang disimak, siswa merasa malu dan enggan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I,
peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum
berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran
sejarah. Selain itu, motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun
demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah
dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran.
Pada tahap perencanaan dalam siklus II, peneliti mempersiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), video pembelajaran, lembar observasi aktivitas
guru, siswa dan kegiatan pembelajaran dan angket. Peneliti mendiskusikan
dengan guru kolaborator sekaligus observer, tindakan yang akan dilaksanakan
bercermin pada hasil refleksi yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu dilakukan
diskusi mengenai soal tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Berdasarkan hasil
refleksi siklus I, pembelajaran siklus II ini siswa akan dibagi menjadi 3 kelompok
yang masing-masing kelompok beranggotakan 7-8 orang siswa. Namun pada
siklus kedua, pembagian kelompok akan diserahkan kepada siswa agar mereka
lebih termotivasi dan berperan aktif karena berada pada kelompok yang
disukainya. Tiap kelompok akan dipimpin oleh satu orang siswa yang berperan
sebagai ketua kelompok. Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan siswa, dan tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial pada
diri siswa.
Hasil yang diharapkan pada siklus II ini para siswa semakin tertarik
dengan pelajaran sejarah, dan terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada
aktivitas motivasi belajar sejarah dari siklus sebelumnya.
Dipertemuan ini, materi yang diberikan adalah proses perkembangan
kolonialisme dan imperialisme barat serta pengaruhnya di berbagai daerah. Sama
halnya dengan tugas dipertemuan sebelumnya, tugas yang akan diberikan pada
pertemuan ini adalah diskusi secara kelompok.
Sudah semua siswa berada diruang kelas setelah sebelum guru memasuki
ruang kelas. Siswa yang telah berada dikursinya masing-masing juga mulai
59

bertambah. Bahkan hampir seluruh siswa telah mempersiapkan peralatan belajar


siswa. Para siswa juga terlihat siap untuk mempelajari materi pembelajaran
sejarah yang akan diberikan pada pertemuan ini.
Tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya pertemuan diawali dengan
pretes. Namun yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya kali ini peneliti yang
bertindak sebagai guru mata pelajaran memberikan permainan berupa ice
breaking berupa kuis mengenai materi sebelumnya pada awal pembelajaran,
manfaatnya adalah untuk meingkatkan motivasi siswa pada pembelajaran sejarah.
Pada pertemuan kali ini, siswa yang tidak memperhatikan video
pembelajaran yang diberikan guru sedikit berkurang. Hampir seluruh dari jumlah
siswa yang menyimak video pembelajaran dan memperhatikan penjelasan guru
dengan sungguh-sungguh. Mereka terlihat antusias dan menyenangi proses
pembelajaran.
Setelah video pembelajaran selesai diputarkan siswa yang mau
memberikan tanggapan semakin bertambah. Untuk pertemuan kali ini, siswa juga
tidak lagi terdengar ribut atau gaduh dan mengantuk saat pembelajaran
berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas tersebut kepada masing-masing
kelompok. Setelah tugas sampai pada setiap kelompok, suasana menjadi cukup
hening. Siswa sebagian besar telah meninggalkan kebiasaan mengobrol terlebih
dahulu setelah tugas diberikan.
Hampir seluruh siswa telah berpartisipasi pada kelompoknya untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan
soal postes dan mengisi angket siswa.
Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama
guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis
sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang
telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan.
Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator
keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah
60

megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang


ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan
belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum
mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar
dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil
mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.

2. Hasil Belajar
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Bina Sejahtera kelas VIII
B sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan
langsung maupun hasil wawancara dengan guru pembelajaran sejarah kelas VIII
B, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat
proses pembelajaran sejarah di kelas VIII B diantaranya adalah motivasi belajar
siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah
mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja,
media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap
mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode dan media
pembelajaran, dan rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-malasan
dalam belajar, siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai. Hal tersebutlah
yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba
menerapkan media pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran sejarah, yakni media audio visual video pembelajaran dimana media
audio visual video pembelajaran yang memiliki unsur suara dan unsur gambar
dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film ataupun
video. Dan dengan demikian media audio visual video pembelajaran sangat
memiliki peran dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian
materi pelajaran. Sehingga membuat tampilan pembelajaran sejarah semakin
menarik perhatian siswa.
61

Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah media audio visual
video pembelajaran, motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, msing-masing siklus terdiri dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi
kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran sejarah dan meningkatkan hasil
belajar sejarah siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan
guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menyimak video terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media
pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar sejarah, lembar
observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan,
lembar wawancara dan lembar angket), dan melakukan uji instrumen.
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah
tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk
memperbaiki keadaan proses pembelajaran sejarah. Pada tahap pelaksanaan
tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretes
selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah
memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru mengenalkan
materi yang akan disajikan, Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
kecil sebanyak 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 sampai
dengan 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru menampilkan video
pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah siswa
menyaksikan video yang diputarkan, masing-masing kelompok diberi kesempatan
untuk memberikan kesimpulan dari video yang disimak. Setelah masing-masing
kelompok menyimpulkan, guru menunjuk setiap kelompok untuk membacakan
hasil kesimpulan yang telah mereka buat. Setelah itu guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang diajarkan. Kemudian diakhiri dengan postes.
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran,
62

sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan
melakukan dokumentasi berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai
hasil belajar siswa setelah dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai
dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata
pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah
diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan di awal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingan dengan
indikator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus
berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat
pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki
mutu pembelajaran sejarah.
Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran diantaranya beberapa
siswa tidak menyaksikan video secara sungguh-sungguh, dan tidak
memperhatikan penejelasan guru. Ketika guru meminta siswa untuk memberikan
kesimpulan dari video yang disaksikan masih terlihat ragu dan kurang percaya diri
dalam menyampaikan pendapatnya, siswa yang pasif masih malu dalam
mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam
memahami materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan penjelasan di atas
mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus
dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio
visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah. Selain itu, hasil belajar dan
motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar
siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan
media audio visual video pembelajaran.
Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan
yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I.
Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran
yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan
63

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap
ini peneliti dan guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), mempersiapkan soal pretes dan postes, mempersiapkan
media pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan
proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru
mata pelajaran sejarah, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar
sejarah dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II
ini proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 15 menit. Kemudian
sebelum guru menampilkan video pembelajaran, guru memberikan apresepsi
berupa ice breaking berupa kuis disertai permainan pada setiap siswa dan yang
menjawab soal akan mendapat nilai lebih dengan catatan soal yang diberikan
adalah soal materi sebelumnya dan materi yang akan diberikan selanjutnya.
Kemudian guru membagi siswa kedalam 3 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 7 sampai 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru
menampilkan video pembelajaran. Kemudian siswa menyaksikan video yang
disimak. Setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan video yang telah mereka
simak. Lalu guru menjelaskan materi yang diajarkan, kemudian guru dan siswa
sama-sama memberikan kesimpulan. Kemudian proses pembelajaran diakhiri
dengan mengerjakan soal postes dan mengisi lembar angket.
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses
pembelajaran media audio visual video pembelajaran sekaligus mengamati
aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi
berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah
dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi
yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama
guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis
sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang
telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan.
64

Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator


keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah
megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang
ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan
belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum
mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar
dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil
mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa peneliti menggunakan
angket (nontes) jenis Skala Likert dengan empat kategori yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Angket tersebut berisi 30 pernyataan yang
merupakan hasil uji validitas, reliabilitas dengan ahli.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peneliti
menggunakan tes kognitif butir soal pilihan ganda yang yang masing-masing
berjumlah, siklus yaitu siklus I berjumlah 20 soal, yang berasal dari 30 soal dan
siklus II berjumlah 20 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih
dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan
data hasil belajar sejarah pada masing-masing instrumen melalui pretes dan postes
yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam tiap siklus.
Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah
mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu
dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I didapatkan
14 soal yang valid yakni nomor 2, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 20 25, 27 dan
30. Sedangkan pada siklus II didapatkan 15 soal yang valid yakni nomor 2, 5, 6 7,
10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 24 dan 25. Namun untuk menyesuaikan
persyaratan untuk penelitian hasil belajar peneliti melakukan penyempuranaan
65

butir soal dengan ahli, sehingga diperoleh 20 soal yang valid untuk siklus I dan 20
soal yang valid untuk siklus II.
Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan Anates.
Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,18 (kriteria rendah), sedangkan soal pada
siklus II reliabilitasnya adalah 0,73 (kriteria tinggi). Reliabilitas pada sikus I dan
siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat
dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan
tetap sama.

D. Analisis Data
1. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam
Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah
1) Guru selalu menggunakan media audio visual video pembelajaran selama
pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
menggunakan media audio visual video pembelajaran.
2) Penggunaan metode ceramah di kelas membuat pemahaman belajar saya
rendah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
66

2. Setuju 14 56%
3. Tidak Setuju 3 12%
4. Sangat Tidak Setuju 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 56%, tidak setuju 12% dan sangat tidak setuju 4%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di
kelas membuat pemahaman belajar rendah.
3) Metode pembelajaran ceramah membuat saya cenderung tidak semangat
belajar
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 17 68%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 68%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 4%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di
kelas cenderung membuat suasana belajar kurang bersemangat.
4) Penerapan media audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar
di kelas lebih kondusif
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
2. Setuju 17 68%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
67

ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar lebih kondusif.
5) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran dalam
pembelajaran di kelas
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai
penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas.
6) Media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
saya dalam upaya mengkritisi materi sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu
peningkatan pemahaman siswa dalam upaya mengkritisi materi sejarah.
7) Penerapan media audio visual video pembelajaran membantu saya
mempermudah memahami materi sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
68

1. Sangat Setuju 11 44%


2. Setuju 13 52%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 44%, setuju 52%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu
dan mempermudah siswa dalam memahami materi sejarah.
8) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran saya
tertantang dan yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 0 0%
2. Setuju 25 100%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 0%, setuju 100%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa semua siswa setuju dengan menggunakan media audio
visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas siswa tertantang dan yakin
dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.
9) Suasana belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan penerapan
media audio visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
69

Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas suasana belajar
menjadi menyenangkan.
10) Guru selalu memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
2. Setuju 16 64%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 2 8%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 64%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 8%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir.
11) Saya tidak pernah membaca materi sebelum diajarkan disekolah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 6 24%
3. Tidak Setuju 17 68%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 64% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut, artinya bahwa siswa selau membaca materi sebelum diajarkan di
sekolah.
12) Saya memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang
ditugaskan oleh guru sejarah
70

No Pernyataan Jumlah Persentasi


1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 20 80%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 80%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut,
artinya siswa selalu memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi
yang ditugaskan oleh guru.
13) Saya tidak pernah membahas kembali dirumah pelajaran sejarah setelah
saya pulang sekolah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 8 32%
2. Setuju 14 56%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 2 8%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 32%, setuju 56%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 8%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa tidak pernah
membahas kembali pelajaran sejarah dirumah.
14) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar saya
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 3 12%
2. Setuju 20 80%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
71

Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 12%, setuju 80%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dengan
menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
15) Saya lebih bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran dibadingkan dengan metode ceramah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 1 4%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 4%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa lebih
bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video
pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah.
16) Saya dapat memahami materi dengan baik setelah menggunakan metode
media audio visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 21 84%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 84%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dapat memahami
72

materi sejarah dengan baik setelah menggunakan media audio visual video
pembelajaran.
17) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran pada
mata pelajaran sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 7 28%
2. Setuju 17 68%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai
penerapan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah.
18) Saya tidak pernah memperhatikan dengan baik pada saat guru
menyampaikan materi
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 3 12%
2. Setuju 9 36%
3. Tidak Setuju 13 52%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 12%, setuju 36%, tidak setuju 52% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwa siswa tidak
memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi. Artinya siswa selalu
memperhatikan ketika guru menyampaikan materi.
19) Bagi saya penggunaan media audio visual video pembelajaran pada mata
pelajaran sejarah dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan siswa
No Pernyataan Jumlah Persentasi
73

1. Sangat Setuju 7 28%


2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 28%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media
audio visual video pembelajaran dapat menghubungkan komunikasi antara guru
dan siswa.
20) Saya aktif dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media audio
visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa mengikuti
pembelajaran dengan aktif ketika penggunaan media audio visual video
pembelajaran.
21) Hasil belajar saya meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual video pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 5 20%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
74

Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa hasil belajar siswa
meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual video pembelajaran.
22) Saya merasa jenuh ketika pelajaran sejarah dimulai
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 6 24%
3. Tidak Setuju 17 68%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 68% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa tidak mersa jenuh ketika pelajarn sejarah dimulai.
23) Saya selalu mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 6 24%
2. Setuju 19 76%
3. Tidak Setuju 0 0%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
24) Saya selalu terlambat mengumpulkan tugas
No Pernyataan Jumlah Persentasi
75

1. Sangat Setuju 3 12%


2. Setuju 4 16%
3. Tidak Setuju 18 76%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 12%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
25) Ketika ada tugas kelompok, saya malas ikut berpartisipasi aktif dalam
menyelesaikan tugas tersebut
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 1 4%
2. Setuju 6 24%
3. Tidak Setuju 18 76%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 4%, setuju 24%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu berpartisipasi aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok.
26) Saya malas untuk mencari informasi lebih dalam setelah selesai
pembelajaran
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 1 4%
2. Setuju 2 8%
3. Tidak Setuju 22 88%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
76

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab


sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 88% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu mencari informasi lebih setelah pembelajaran
berakhir.
27) Sebelum guru memberikan materi pelajaran sejarah, saya harus
memperlajarinya terlebih dahulu di rumah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 4 16%
2. Setuju 18 72%
3. Tidak Setuju 2 8%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 16%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut.
Artinya sebelum guru memberikan materi pelajaran di sekolah, siswa
mempelajarinya terlebih dahulu di rumah.
28) Ketika ada waktu senggang, saya akan gunakan untuk latihan soal sejarah
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 22 88%
3. Tidak Setuju 1 4%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 88%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut.
Bahwa ketika ada waktu senggang, siswa menggunakannya untuk mengerjakan
soal latihan sejarah.
77

29) Ketika mendapat soal yang sulit, saya berhenti untuk menyelesaikan soal
tersebut
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 2 8%
2. Setuju 4 16%
3. Tidak Setuju 19 76%
4. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 8%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya ketika siswa mendapat soal yang sulit, siswa akan berusaha
untuk menyelesaikan tugas tersebut.
30) Saya selalu mengerjakan tugas dengan meminta bantuan orang lain
No Pernyataan Jumlah Persentasi
1. Sangat Setuju 1 4%
2. Setuju 2 8%
3. Tidak Setuju 12 48%
4. Sangat Tidak Setuju 10 40%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 48% dan sangat tidak setuju 40%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya ketika siswa selalu mengerjakan tugas sendiri, tanpa meminta
bantuan kepada orang lain.
Sedangkan data skor motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta
masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala
likert, yang dapat terlihat pada tabel 16 dibawah ini:
78

Tabel 16
Kategori Skor Motivasi
Kategori Skor
Sangat Tinggi 75%-100%
Tinggi 50%-74.9%
Sedang 25%-49.9%
Rendah 0-24.9%

Tabel 17
Data Skor Motivasi Siswa Siklus II
Responden Skor
X1 76
X2 92
X3 97
X4 77
X5 102
X6 96
X7 89
X8 88
X9 90
X 10 91
X 11 92
X 12 87
X 13 92
X 14 90
X 15 101
X 16 92
X 17 87
X 18 93
X 19 92
79

X 20 99
X 21 95
X 22 90
X 23 93
X 24 94
X 25 93
Σ 2288
Persentase 76.26%
Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar
siswa pada siklus II hal ini terlihat dari persentase keseluruhan skor siswa yaitu
76.26% dengan kriteria sangat tinggi. Dari data skor diatas dapat disimpulkan
bawa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran
dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja. Hal tersebut dikarenakan sudah terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II.
Tabel 18
Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa
Siklus II
Data
Jumlah Siswa Persentase
Sangat Tinggi 25 76.26%
Tinggi 0 0.0
Sedang 0 0.0
Rendah 0 0.0

2. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam


Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperilaisme
Barat serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Data hasil belajar (pretes dan
postes), n gain dan kategorisasi n gain siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
80

Tabel 19
Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I
Responden Pretes Postes N Gain Kategori
X1 3 8 0.71 Tinggi
X2 4.5 6 0.27 Rendah
X3 4 6.5 0.41 Sedang
X4 3 6.5 0.5 Sedang
X5 4.5 7 0.45 Sedang
X6 3 6 0.42 Sedang
X7 3.5 6 0.38 Sedang
X8 3 5 0.28 Rendah
X9 2.5 6.5 0.53 Sedang
X 10 5 7.5 0.5 Sedang
X 11 3.5 7 0.61 Sedang
X 12 3 5.5 0.35 Sedang
X 13 3 6.5 0.5 Sedang
X 14 4 5.5 0.21 Rendah
X 15 3.5 5 0.23 Rendah
X 16 3.5 4 0.07 Rendah
X 17 4 4.5 0.08 Rendah
X 18 3 6 0.42 Sedang
X 19 4 5.5 0.25 Rendah
X 20 3 5.5 0.35 Sedang
X 21 3 6 0.42 Sedang
X 22 3.5 7 0.53 Sedang
X 23 3 5.5 0.35 Sedang
X 24 5 7 0.4 Sedang
X 25 3 6 0.42 Sedang
Σ 119,5 151,5 9.64
Mean 4,78 6,06 0.3856
81

Standar Deviasi 6,20496575 0,90906545 0.14710758

Tabel diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih perlu


ditingkatkan, karena masih terdapat banyak siswa yang nilainya di bawah rata-
rata. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari siklus I.
Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dilanjutkan ke siklus
II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sejarah siswa karena masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hal tersebut juga terlihat dari persentase
nilai kriteria n gain siswa dibawah ini:
Tabel 20
Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I
Siklus I
Data
Jumlah Siswa Persentase
Rendah 7 28%
Sedang 17 68%
Tinggi 1 4%

Dari tabel di atas yang terdiri dari 25 siswa, yang terdiri dari 7 siswa n
gainnya tergolonh rendah dengan persentasi 28%, 17 siswa n gainnya tergolong
sedang dengan persentasi 68% dan 1 siswa n gainnya tergolong tinggi dengan
persetasi 4%. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pemanfaatan
media audio visual video pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II. Dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.
Tabel 21
Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II
Responden Pretes Postes N Gain Kategori
X1 6 8 0.5 Sedang
X2 3.5 7.5 0.61 Sedang
X3 3 7.5 0.64 Sedang
X4 4 7 0.5 Sedang
X5 5 8.5 0.7 Tinggi
82

X6 3 7 0.57 Sedang
X7 3.5 7 0.53 Sedang
X8 4.5 8 0.63 Sedang
X9 4 7 0.5 Sedang
X 10 4.5 7.5 0.54 Sedang
X 11 3 7 0.57 Sedang
X 12 4.5 .75 0.54 Sedang
X 13 3.5 7 0.53 Sedang
X 14 4.5 7 0.45 Sedang
X 15 7 9 0.6 Sedang
X 16 5.5 7.5 0.44 Sedang
X 17 4.5 7.5 0.54 Sedang
X 18 3.5 7 0.53 Sedang
X 19 3 7 0.57 Sedang
X 20 4 7.5 0.58 Sedang
X 21 3.5 7 0.53 Sedang
X 22 3 8 0.71 Tinggi
X 23 3 7 0.57 Sedang
X 24 4 7.5 0.58 Sedang
X 25 3.5 7 0.53 Sedang
Σ 101 185,5 13.99
Mean 4,04 7,42 0.5596
Standar Deviasi 0,99919968 0,523067873 0.06377962

Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep


dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi
(SD) dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja, hal tersebut dikarenakan
sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai rata-rata postes siklus
83

I dan II. Hal tersebut juga terlihat dari persentase nilai kriteria n gain siswa pada
tabel dibawah ini:
Tabel 22
Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa
Siklus II
Data
Jumlah Siswa Persentase
Rendah 0 0.0
Sedang 23 92%
Tinggi 2 8%

Dari tabel diatas dapat diamati bahwa kategori rendah pada siklus II sudah
meningkat menjadi kategori sedang, begitu juga kategori sedang dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebesar 24%. Seperti kategori rendah dan sedang
yang meningkat hal tersebut juga berlaku bagi kategori tinggi, karena kategori
tinggi juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Sehingga hal ini dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan media audio visual pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

3. Hasil Observasi Siswa, Guru dan Proses Pembelajaran


Berdasarkan lembar observasi yang diberikan kepada observer setelah
akhir pembelajaran tiap siklus mengenai pengamatan siswa terhadap guru, guru
terhadap siswa dan proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual
video pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Hasil Observasi Siswa Siklus I
Aspek yang Jumlah
No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian
1. Melaksanakan
√ 25 100%
pretes
2. Memberikan respon
positif terhadap √ 19 76%
pembelajaran
3. Memperhatikan
√ 15 60%
penjelasan guru
84

4. Mengajukan
√ 2 5%
pertanyaan
5. Berdiskusi dalam
√ 17 68%
kelompok
6. Mengajukan
√ 3 12%
pendapat
7. Melaksanakan
√ 25 100%
postes
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran sejarah masih perlu ditingkatkan karena hanya sebagian siswa saja
yang memperhatikan penjelasan guru. Dan terlihat sebagian besar siswa yang
kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah.
Hasil Observasi Guru Siklus I

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru
menyampaikan √ √
tujuan pembelajaran
2. Mengaitkan materi
pembelajaran
√ √
sekarang dengan
materi sebelumnya
3. Mengenalkan
konsep yang
berkaitan dengan √ √
materi yang
diajarkan.
4. Menjelaskan materi √

pelajaran
5. Memberikan √

kesempatan kepada
85

siswa untuk
bertanya.
6. Memberikan
kesempatan siswa √ √
untuk menjawab
7. Memberikan √

evaluasi
8. Memberikan
menyimpulkan √ √
materi
9. Menutup pelajaran. √ √

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses
pembelajaran sejarah pada siklus I masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel
diatas dimana guru kurang mencapaikan tujuan pembelajaran dan tidak
mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya sehingga siswa
kurang mengerti mengenai materi yang akan siswa terima. Ditambah lagi dengan
penggunaan media audio visual video pembelajaran yang baru pertama kali siswa
terima, sehingga hal tersebut membuat siswa sulit untuk mengikuti pembelajaran.
Dan kendala tersebut membuat motivasi siswa rendah pada siklus I.
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru mengenalkan
materi yang akan √ √
disajikan.
2. Guru membagi
√ √
kelompok siswa.
3. Guru menampilkan
√ √
video pembelajaran.
4. Siswa menyimak √ √
86

video dengan penuh


konsentrasi.
5. Guru memberikan
kesempatan kepada
√ √
siswa untuk
berpendapat.
6. Guru menjelaskan
√ √
materi.
7. Guru memberikan √
kesempatan siswa √
untuk bertanya
8. Guru dan siswa
sama-sama
√ √
memberikan
kesimpulan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas pada proses pembelajaran
sejarah pada siklus I masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas
dimana siswa kurang memperhatikan video secara baik. Sehingga membuat siswa
mengalami kesulitan pada saat guru meminta siswa untuk memberikan pendapat.
Karena dinilai ketrecapaian pada siklus I masih dianggap kurang berhasil, maka
peneliti melanjutkan pada siklus II.
Hasil Observasi Siswa Siklus II
Aspek yang Jumlah
No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian
1. Melaksanakan
√ 25 100%
pretes
2. Memberikan respon
positif terhadap √ 23 92%
pembelajaran
3. Memperhatikan √ 22 88%
87

penjelasan guru
4. Mengajukan
√ 6 20%
pertanyaan
5. Berdiskusi dalam
√ 21 84%
kelompok
6. Mengajukan
√ 7 28%
pendapat
7. Melaksanakan
√ 25 100%
postes

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses
pembelajaran sejarah meningkat karena hampir seluruh siswa aktif berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil
belajar siswa dan respon positif dari siswa.

Hasil Observasi Guru Siklus II

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru √
menyampaikan √
tujuan pembelajaran
2. Mengaitkan materi √
pembelajaran

sekarang dengan
materi sebelumnya
3. Mengenalkan √
konsep yang
berkaitan dengan √
materi yang
diajarkan.
4. Menjelaskan materi √ √
88

pelajaran
5. Memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
bertanya.
6. Memberikan √
kesempatan siswa √
untuk menjawab
7. Memberikan √

evaluasi
8. Memberikan √
menyimpulkan √
materi
9. Menutup pelajaran. √ √

Hasil observasi aktifitas guru semakin meningkat dan mampu


mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan
menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II

Aspek yang Keterangan Nilai


No Ya Tidak SB B C K SK
diamati
1 Guru mengenalkan √
materi yang akan √
disajikan.
2. Guru membagi √

kelompok siswa.
3. Guru menampilkan √

video pembelajaran.
4. Siswa menyimak √

video dengan penuh
89

konsentrasi.
5. Guru memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
berpendapat.
6. Guru menjelaskan √

materi.
7. Guru memberikan √
kesempatan siswa √
untuk bertanya
8. Guru dan siswa √
sama-sama

memberikan
kesimpulan

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video


pembelajaran sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

E. Interpretasi Hasil Analisis


1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Mepersiapkan rencana pembelajaran.
2) Mempersiapkan bahan ajar.
3) Mepresiapkan media pembelajaran.
4) Mepersiapkan soal pretes, postes, lembar observasi, angket.
b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme
Dan Imperilaisme Barat)
1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes awal
(prestes).
2) Pembagian kelompok kecil.
90

3) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media


audio visual video pembelajaran.
4) Kegiatan kelompok:
a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru.
b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video
yang disimak.
c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
5) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan.
6) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
c. Pengamatan
1) Pada saat kegiatan menyimak video berlangsung siswa kurang fokus
pada materi yang disimak.
2) Pada saat penjelasan materi oleh guru siswa kurang fokus dan kurang
memperhatikan guru didepan.
3) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.78, sedangkan rerata postes sebesar
6.06 dan niali normal gain siswa sebesar 0.385. Dari hasi tersebut
dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Walaupun
skor postes seluruh siswa kurang memnuhi KKM, namun nilai normal
gain siswa tergolong sedang.
4) Pada awal pertemuan antara siswa dan guru (peneliti) masih sama-
sama menyesuaikan diri sehingga suasana dikelas masih belum
mencair, tetapi pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa
dengan guru (peneliti).
5) Kegiatan menyimak video berjalan dengan baik walaupun masih ada
siswa yang mengobrol pada saat video disajikan.
6) Diskusi kelompok berjalan dengan baik. Namun tidak semua siswa
ikut berpartisipasi secara aktif. Hal ini dikarenakan siswa merasa
kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
91

7) Siswa sudah nyaman dan dapat bekerjasama dalam kelompoknya


masing-masing, karena penentuan kelompok sudah dimulai dari awal
semester.
d. Refleksi
1) Siswa masih belum terbiasa dengan guru tersebut dikarenakan guru
yang mengajarkan bidang studi sejarah pada penelitian ini yaitu
peneliti sendiri dan bukan guru yang sebenarnya mengajar dikelas
tersebut sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri
dengan situasi kelas.
2) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video
pembelajaran berjalan dengan baik. Kendala yang terdapat pada
kegiatan ini adalah masih terdapat siswa yang mengobrol pada saat
pembelajaran berlangsung, rendahnya motivasi siswa.
3) Kegiatan diskusi kelompok belum berjalan dengan maksimal hal
tersebut dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam
menyampaikan pendapat.
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh hasil bahwa motivasi
belajar siswa perlu ditingkatkan utnuk mencapai kriteria keberhasilan pada
penelitian ini. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif siswa belum mencapai
kriteria yang diharapka. Berikut adalah perbaikan yang harus dilakukan pada
siklus II:
1) Perbaikan dalam kegiatan awal pembelajaran sehingga dapat menarik
perhatian siswa.
2) Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberikan aturan dalam
diskusi sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi secara aktif
dalam diskusi kelompok.
92

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari
pembelajaran siklus I. Berikut adalah tindakan pada siklus II:
1) Mepersiapkan rencana pembelajaran.
2) Mempersiapkan bahan ajar dengan konsep baru.
3) Mepersiapkan media pembelajaran.
4) Mepersiapkan soal pretes siklus II (Topik Proses Perkembangan
Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai
Daerah), postes, lembar observasi, angket.
b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme
Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah)
1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes
pengetahuan awal (prestes).
2) Kegiatan ice breaking untuk menarik perhatian siswa.
3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengejar dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran.
4) Pembagian kelompok kecil.
5) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran.
6) Kegiatan kelompok:
a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru.
b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video
yang disimak.
c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
7) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan.
8) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
9) Pemberian angket motivasi belajar siswa.
93

c. Pengamatan
1) Rerata skor motivasi belajar siswa sebesar 91.5 dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi siswa
pada siklus II.
2) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.04, sedangkan postes 7.42 dan nilai
normal gain siswa sebesar 0,559. Dari hasil tersebut menunjukan
bahwa hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan nilai normal gain
yang berda pada kategori sedang.
3) Dalam kegiatan kelompok siswa lebih antusias dalam mengemukakan
pendapat.
4) Hasil postes dari 20 soal pilihan ganda diperoleh presentasi siswa yang
telah mencapai KKM sebesar 100%. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan dalam bidang studi sejarah.
d. Refleksi
1) Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus II sudah mencapai
keberhasilan yaitu dengan rerata 91.5.
2) Hasil belajar sejarah siswa pada materi Proses Perkembangan
Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Di Berbagai
Daerah pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan nilai n gain
sebesar 0.559 dari 0.385.
3) Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM,
hal ini dapat dilihat pada skor pretes siswa yang sudah melebihi nilai batas
KKM pada mata pelajaran sejarah kelas VIII.
Tabel 23
Peresentase Pencapaian KKM
Siklus % Persentase Mencapai KKM
1 24
2 100
94

e. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus I dan II diperoleh
hasil sebagai berikut:
1) Motivasi belajar siswa pada materi Proses Perkembangan Kolonialisme
Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah sudah
meningkat.
2) Melalui tes yang dilakukan berupa pretes dan postes pada siklus I dan II
berdasarkan nilai normal gain yang didapat bahwa sebanyak 7 orang
mendapat nilai rendah pada siklus I berubah menjjadi sedang pada siklus
II. Sedangkan nilai n gain siswa secara keseluruhan berda dalam kategori
sedang dan tinggi, tidak terdapat kategori rendah.
3) Berdasarkan KKM bidang studi sejrah VIII SMP Bina Sejahtera Depok
yaitu sebesar 7.00, dari hasil postes siklus I sebanyak 19 orang siswa tidak
berhasil melebihi KKM, tetapi pada siklus II seluruh siswa 100% mampu
memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal.

F. Pembahasan Temuan Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran
dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada
siklus I dan II dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa. Hal
tersebut sejalan dengan pengujian yang menunjukan perbedaan yang signifikan
antara sebelum intervensi tindakan dilakukan dan setelah dilakukan berbagai
desain-desain tindakan dalam pembelajaran.
Hasil penelitian ini terjadi disebabkan berbagai faktor dalam proses
pembelajaran. Hamzah B Uno dalam bukunya menyatakan bahwa sumber
motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.1Dimana motivasi intrinsik lebih bertahan lama dibandingkan motivasi
ekstrinsik. Melalui motivasi ekstrinsik inilah diupayakan dengan menggunakan
media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang tentunya akan
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Mata Pelajaran IPS khusunya
1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4
95

sejarah memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pembelajaran melalui


pemanfaatan media.
Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu proses
pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi antara indera penglihat dan indera
pendengaran dan nilai praktis disisipkan dalam rencana pembelajaran baik pada
kegiatan awal, inti, maupun penutup. Proses pembelajaran dengan menggunakan
kolaborasi indera penglihat dan indera pendenganran yaitu diwujudkan melalui
video pembelajaran. Sebagaimana tertuang dalam RPP disisipkan pada kegiatan
inti.
Sedangkan untuk nilai parktis pada penelitian ini peneliti mnyisipkan pada
kegiatan diskusi kelompok. Seluruh siswa menunjukan antusiasme tinggi ketika
kegiatan diskusi berlangsung, meningkatkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis
siswa.
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, maka sepatutnya seorang guru
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didiksebagaimana yang tertera
dalam kompetensi guru yang diantaranya terdiri dari kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Guru harus mampu memilih media, metode
dan memilih bahan ajar yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
peserta didik.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan belajar ini peneliti memilih
media audi visual video pembelajaran dan metode diskusi merupakan hal yang
tepat. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan kualitas pembelajaran setelah
serangkaian kegiatan dilakukan. Kualitas pembelajaran tersebut tidak hanya
mencakup pada peningkatan hasil belajar kognitif siswa tetapi didiringi dengan
peningkatan motivasi belajar siswa.

G. Keterbatasan Dalam Penelitian


Dalam penelitian ini di temukan beberapa ketrbatasan diantaranya adalah:
1. Singkatnya waktu yang diberikan oleh pihak sekolah sela peneltian ini
berlangsung.
96

2. Ketersedian sarana dan prasarana seperti speaker sehingga kegiatan


pembelajaran menjadi kurang maksimal.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media
audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah pada materi
proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat, motivasi siswa
mengalami peningkatan siklus II yakni sebesar 76.26%. Hal ini menunjukkan
efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi proses
perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat yang terjadi pada siklus I
ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari rerata gain skor siswa sebesar 0.559 pada
kategori sedang dan 100% siswa pada siklus II berhasil mencapai KKM. Hal
ini menunjukkan efektivitas pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran
Berikut adalah saran yang diberikan peneliti:
1. Bagi sekolah, pihak sekolah hendaknya meningkatkan pemeliharaan media,
seperti LCD, speaker sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

97
98

2. Bagi guru, penerapan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran


membutuhkan kesiapan bagi pihak guru maupun siswa yang akan terlibat
dalam proses pembelajaran. Setiap bahan ajar yang terkait dengan
pembelajaran dikembangkan melalui pengembangan kompetensi dasar yang
terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
3. Bagi siswa, pemanfaatan media audio visual pembelajaran perlu dikaji lebih
dalam, terutama terhadap pemilihan metode yang digunakan.
4. Bagi peneliti, sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media
audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah pada materi
proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat, motivasi siswa
mengalami peningkatan siklus II yakni sebesar 76.26%. Hal ini menunjukkan
efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi proses
perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat yang terjadi pada siklus I
ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari rerata gain skor siswa sebesar 0.559 pada
kategori sedang dan 100% siswa pada siklus II berhasil mencapai KKM. Hal
ini menunjukkan efektivitas pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran
Berikut adalah saran yang diberikan peneliti:
1. Bagi sekolah, pihak sekolah hendaknya meningkatkan pemeliharaan media,
seperti LCD, speaker sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

97
98

2. Bagi guru, penerapan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran


membutuhkan kesiapan bagi pihak guru maupun siswa yang akan terlibat
dalam proses pembelajaran. Setiap bahan ajar yang terkait dengan
pembelajaran dikembangkan melalui pengembangan kompetensi dasar yang
terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
3. Bagi siswa, pemanfaatan media audio visual pembelajaran perlu dikaji lebih
dalam, terutama terhadap pemilihan metode yang digunakan.
4. Bagi peneliti, sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Arsyad. Media Pengajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 1986.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: Bumi Aksara,


2006.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Daryanto. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, 2010.

E Meltzer, David. “The Reliationship between Mathematics Preparation and


Concepptual Learning Gains in Physics: A possible „Hidden Variable‟ in
Diagnostic Pretest Scores”, http://physics.ia.state.edu/per/docs/addendum-
on-normalized-gain.pdf, diunduh 3 November 2010.

Hake, Sicahard R “Analizing Change/Gain Score”, http://lists.asu.edu/cgi-


bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, diunduh 3 November 2010.

Hermawan, Asep Herry. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: UPI Press,
2007.

http://www.google.co.id/imglandingq=model+spiral+Kemmis, diunduh 23 April


2011.

99
100

Kariadinata Rahayu. Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi


Multimedia.http://educare.efkipunla.net/index.php?option=com_content&tas
k=view&id=83&Itemid=30, diunduh 23 April 2011.

Mawardi, Lubis. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2008.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2008.

S, Sadiman Arif. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986.

Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo
Pusada, 2006.

Soekanto, Toeti, dkk. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, Jakarta: UT,
1994.

Purwadilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design


Principles. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2006.

Rohani, Ahmad. Media Instruksional. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,


tersedia di http://balitbang.depdiknas.go.id, diunduh tanggal 22 Juni 2011, h.
4.

Uno, B Hamzah. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara,


2011.

Wahab, Abdul Aziz. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Wiriatmadja, Rochiati. Metode Peneltian Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2006.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN


Jakarta Pers, 2006.

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.


Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
101

Sumadi, Suryabarata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


2010.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.


101

KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS I


TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Jenjang Pendidikan : SMP/MTs

Mata Pelajaran : IPS-Sejarah

Kurikulum : KTSP

Alokasi Waktu : 30 menit

Jumlah Soal : 30 soal

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional

Tujuan Kompetensi No
No. Kelas/Smt Materi Indikator
Pembelajaran Dasar Soal
2.1 Menjelaskan proses Terbentuknya
1. Mendeskripsikan 1. Mendeskripsikan dan 3, 5*
perkembangan kolonialisme
1. dan mengkaji VIII/1 mengkaji berbagai konsep
kolonialisme dan dan
berbagai konsep (Ganjil) kolonialisme dan
imperalisme Barat, imperialisme
kolonialisme dan imperialisme.
serta pengaruh yang Barat
102

imperialisme. ditimbulkannya di
berbagai daerah
Kebijakan-
kebijakan
2. Mendeskripsikan 2. Mendeskripsikan 22, 23,
pemerintah,
munculnya dan munculnya dan 24
kolonial
berkembangnya berkembangnya
kolonialisme dan kolonialisme dan
imperialisme. imperialisme.
Penjelajahan
3. Menguraikan Samudra dan 3. Menguraikan 1, 2*,
perkembangan proses perkembangan aktifitas 4*, 6,7,
aktifitas kedatangan penjelajahan samudra oleh 8*, 9,
penjelajahan bangsa Barat di bangsa-bangsa Eropa ke 10, 28
samudra oleh Indonesia Indonesia.
bangsa-bangsa
Eropa ke
P engaruh
Indonesia.
yang
4. Menguraiakan 4. Menguraiakan reaksi 11*, 12,
ditimbulkan
reaksi rakyat rakyat Indonesia terhadap 13*,
oleh kebijakan
Indonesia terhadap –kebijakan
pembentukan VOC 17*, 18,
pembentukan pemerintah 20*,
103

VOC kolonial di 25*,


berbagai daerah 26*, 27*

Bentuk –bentuk
14*,
perlawanan
15*,
rakyat dalam
16*, 19,
menentang
21, 29,
kolonialisme
30*
Barat
diberbagai
daerah

Notes: Tanda (*) untuk soal yang Valid.


LAMPIRAN 3: 104

INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS I


(PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI
INDONESIA)
KELAS VIII SEMESTER I
A. Tujuan dan Petunjuk:
1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandat-
data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Negara Eropa yang pertama mencari jalan ke wilayah Timur yakni . . .


a. Belanda c. Spanyol
b. Portugis d. Inggris
2. Ekspedisi Belanda yang pertama ke Indonesia dipimpin oleh . . .
a. J.P Coen
b. Alfonso d’Alburqueque
c. Cornelis de Houtman
d. Vasco da Gama
3. Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk
memperluas negara itu, disebut . . .
a. Kolonialisme
b. Sekularisme
c. Imperialisme
d. Apatisme
4. Ekspedisi Portugis pertama untuk mencari jalan laut ke wilayah Timur dipimpin oleh . . .
a. Antonio d’Abreau
b. Vasco da Gama
c. Alfonso d’Alburqueque
d. Barthlomeus Diaz

5. Sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan
dan keuntungan yang lebih besar. Disebut . . .
a. Agresifisme
LAMPIRAN 3: 105

b. Imperialisme
c. Egoisme
d. Kolonialisme
6. Negara-negara Eropa yang membentuk kolonialisme dan imperialisme bangsa Indonesia
adalah . . .
a. Portugis, Belanda, Perancis, dan Inggris
b. Portugis, Belanda, Perancis, dan Spanyol
c. Lisabon, Inggris, Turki, dan Belanda
d. Portugis, Perancis, Lisabon, dan Turki
7. Tujuan bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia adalah . . .
a. Mengeksploitasi sumber daya manusia
b. Menguasai wilayah bangsa Indonesia
c. Mendominasi dan mengeksploitasi kekayaan alam dan sumber daya manusia
d. Memperoleh kekuasaan di Indonesia
8. Ekspedisi Portugis untuk menguasai pelabuhan Malaka dipimpin oleh . . .
a. Barthlomeus Diaz
b. Vasco da Gama
c. Antonio d’Abreau
d. Alfonso d’Alburqueque
9. Tiga motif bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia, dikenal dengan 3 G adalah . . .
a. Gold, glory, gospel
b. Golden, glory, gospel
c. Gama, glory, gospel
d. Gospel, golden, glory
10. Ekspedisi kedua bangsa Belanda dipimpin oleh . . .
a. Cornelis de Houtman
b. Jacob van Neck
c. Jan Pieterszoon Coen
d. Antonio d’Abreau
11. VOC didirikan pada tanggal . . .
a. 20 Maret 1602
b. 31 Desember 1799
c. 20 Maret 1613
d. 21 Maret 1602
LAMPIRAN 3: 106

12. Gubernur jendral pertama VOC adalah . . .


a. Johan van Oldenbarneveldt
b. Pieter Both
c. Jan Pieterszoon Coen
d. Mayor de Clerk
13. VOC kepanjangan dari . . .
a. Verenigde Oost Compagnie
b. Verenigde Indische Compagnie
c. Verenigde Oost-Indische Compagnie
d. Verenigde Compagnie
14. Perjanjian antara Pangeran Mankubumi dengan VOC disebut dengan . . .
a. Perjanjian Giyanti
b. Perjanjian Renvil
c. Perjanjian Saragosa
d. Perjanjian Linggarjati
15. Politik adu domba disebut juga dengan . . .
a. Bataafsche republiek
b. Koninkrijk holland
c. Devide et impera
d. Hak octroi
16. Belanda memberikan hak istimewa kepada VOC yang dikenal dengan . . .
a. Hak octoroi
b. Hak VOC
c. Hak istimewa
d. Hak kebebasan
17. Berikut ini tujuan didirikannya VOC, kecuali . . .
a. Menghilangkan persaingan
b. Mencari keuntungan
c. Membiayai penjajahan
d. Menyatukan kekuatan
18. Berikut ini merupakan hak-hak VOC yang diberikan oleh parlemen Belanda, kecuali . . .
a. Hak monopoli
b. Hak memiliki angkatan perang
c. Hak mencetak dan mengedarkan uang
LAMPIRAN 3: 107

d. Hak untuk memperluas wilayah


19. Mataram melakukan penyerangan kepada VOC pertama kali dipimpin oleh . . .
a. Sultan Agung
b. Tumenggung Bahurekso
c. Sultan Hasanudin
d. Arung Palaka
20. VOC dibubarkan pada tanggal . . .
a. 20 Maret 1602
b. 31 Desember 1799
c. 20 Maret 1613
d. 21 Maret 1602
21. Semangat nasionalisme Indonesia timbul akibat dari . . .
a. Perlakuan dan sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia
b. Adanya kesenjangan ekonomi antara penduduk pribumi dengan Belanda
c. Kedatangan bangsa Cina di Indonesia
d. Adanya rasa nasionalisme rakyat Indonesia
22. Awal terbentuknya nasionalisme dan imperialisme di Nusantara disebabkan oleh . . .
a. perubahan sistem pemerintah bangsa-bangsa di Eropa pada abad ke-15
b. Perubahan jalur ekonomi bangsa-bangsa India
c. Perubahna politik dan ekonomi di Eropa dan Asia Barat pertengahan abad ke-15
d. Perubahan politik dan ekonomi bangsa Belanda
23. Suatu imperialisme yang dilaksanakan sebelum revolusi industri dengan tujuan gold,
glory, dan gospel disebut . . .
a. Imperialisme
b. Kolonialisme
c. Imperialisme Modern
d. Imperialisme Kuno
24. Berdasarkan tujuan penguasaanya imperialisme dapat dibedakan menjadi beberapa aspek,
kecuali . . .
a. bidang sosial
b. imperialisme politik
c. imperialisme ekonomi
d. imperialisme militer
LAMPIRAN 3: 108

25. Secara ekonomi kedatangan bangsa Portugis di Maluku membawa dampak negatif
terhadap rakyat, terutama berkaitan dengan . . .
a. Penyebaran agama Nasrani
b. Campur tangan Portugis terhadap urusan kerajaan
c. Pembangunan Benteng Saint John
d. Pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah
26. Pemberian hak oktroi kepada VOC membawa beberapa akibat langsung, kecuali . . .
a. VOC mampu tampil sebagai kekuatan imperialis
b. VOC dapat menjalankan peran politik
c. Muncul perlawanan terhadap VOC
d. Rakyat dapat menolak monopoli yang dijalankan VOC
27. Dalam operasinya. VOC diberi hak oktroi, yaitu . . .
a. Hak untuk bertindak seperti negara
b. Hak untuk membentuk pemerintahan di tanah jajahan
c. Hak untuk mendatangkan pasukan dari Belanda
d. Hak untuk membuat dan melaksanakan peraturan sendiri
28. Faktor-faktor yang ikut mendorong bangsa Eropa penjelajahan samudra, kecuali . . .
a. Kemajuan IPTEK yang telah dicapai oleh bangsa Eropa pada masa itu
b. Berkembangnya agama Nasrani di Asia
c. Kemunduran perdagangan di Laut Tengah
d. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki
29. Belanda memandang pertentantangan antara Kaum Adat dan Kaum Padri sebagai suatu
peluang untuk . . .
a. Menyebarkan agama Nasrani di Minangkabau
b. Menjalankan politik kekerasan terhadap Kaum Padri
c. Menjalankan politik adu domba untuk menguasai
d. Menjalin hubungan dengan Kaum Padri
30. Berikut sifat kaum terpelajar ala Barat, kecuali . . .
a. Dinamis
b. Anti kolonial
c. Terbuka
d. Demokratis
LAMPIRAN 3: 109

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS I

1. B 11. A 21. A
2. C 12. B 22. C
3. A 13. C 23. D
4. D 14. A 24. A
5. B 15. C 25. D
6. A 16. A 26. D
7. C 17. D 27. A
8. D 18. B 28. B
9. A 19. B 29. C
10. B 20. B 30. B
LAMPIRAN 5: 110

INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I


(PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME
BARAT DI INDONESIA)
KELAS VIII SEMESTER I
A. Tujuan dan Petunjuk:
1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk
mengumpulkandat-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Ekspedisi Belanda yang pertama ke Indonesia dipimpin oleh . . .


a. J.P Coen
b. Alfonso d’Alburqueque
c. Cornelis de Houtman
d. Vasco da Gama
2. Ekspedisi Portugis pertama untuk mencari jalan laut ke wilayah Timur
dipimpin oleh . . .
a. Antonio d’Abreau
b. Vasco da Gama
c. Alfonso d’Alburqueque
d. Barthlomeus Diaz
3. Sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain untuk mendapatkan
kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Disebut . . .
a. Agresifisme
b. Imperialisme
c. Egoisme
d. Kolonialisme
LAMPIRAN 5: 111

4. Ekspedisi Portugis untuk menguasai pelabuhan Malaka dipimpin oleh . . .


a. Barthlomeus Diaz
b. Vasco da Gama
c. Antonio d’Abreau
d. Alfonso d’Alburqueque
5. Tiga motif bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia, dikenal dengan 3 G
adalah . . .
a. Gold, glory, gospel
b. Golden, glory, gospel
c. Gama, glory, gospel
d. Gospel, golden, glory
6. VOC didirikan pada tanggal . . .
a. 20 Maret 1602
b. 31 Desember 1799
c. 20 Maret 1613
d. 21 Maret 1602
7. VOC kepanjangan dari . . .
a. Verenigde Oost Compagnie
b. Verenigde Indische Compagnie
c. Verenigde Oost-Indische Compagnie
d. Verenigde Compagnie
8. Perjanjian antara Pangeran Mankubumi dengan VOC disebut dengan . . .
a. Perjanjian Giyanti
b. Perjanjian Renvil
c. Perjanjian Saragosa
d. Perjanjian Linggarjati
9. Politik adu domba disebut juga dengan . . .
a. Bataafsche republiek
b. Koninkrijk holland
c. Devide et impera
d. Hak octroi
LAMPIRAN 5: 112

10. Belanda memberikan hak istimewa kepada VOC yang dikenal dengan . . .
a. Hak octoroi
b. Hak VOC
c. Hak istimewa
d. Hak kebebasan
11. Berikut ini tujuan didirikannya VOC, kecuali . . .
a. Menghilangkan persaingan
b. Mencari keuntungan
c. Membiayai penjajahan
d. Menyatukan kekuatan
12. Berikut ini merupakan hak-hak VOC yang diberikan oleh parlemen Belanda,
kecuali . . .
a. Hak monopoli
b. Hak memiliki angkatan perang
c. Hak mencetak dan mengedarkan uang
d. Hak untuk memperluas wilayah
13. VOC dibubarkan pada tanggal . . .
a. 20 Maret 1602
b. 31 Desember 1799
c. 20 Maret 1613
d. 21 Maret 1602
14. Suatu imperialisme yang dilaksanakan sebelum revolusi industri dengan
tujuan gold, glory, dan gospel disebut . . .
a. Imperialisme
b. Kolonialisme
c. Imperialisme Modern
d. Imperialisme Kuno
15. Secara ekonomi kedatangan bangsa Portugis di Maluku membawa dampak
negatif terhadap rakyat, terutama berkaitan dengan . . .
a. Penyebaran agama Nasrani
b. Campur tangan Portugis terhadap urusan kerajaan
LAMPIRAN 5: 113

c. Pembangunan Benteng Saint John


d. Pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah
16. Dalam operasinya. VOC diberi hak oktroi, yaitu . . .
a. Hak untuk bertindak seperti negara
b. Hak untuk membentuk pemerintahan di tanah jajahan
c. Hak untuk mendatangkan pasukan dari Belanda
d. Hak untuk membuat dan melaksanakan peraturan sendiri
17. Berikut sifat kaum terpelajar ala Barat, kecuali . . .
a. Dinamis
b. Anti kolonial
c. Terbuka
d. Demokratis
18. Tujuan bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia adalah . . .
a. Mengeksploitasi sumber daya manusia
b. Menguasai wilayah bangsa Indonesia
c. Mendominasi dan mengeksploitasi kekayaan alam dan sumber daya
manusia
d. Memperoleh kekuasaan di Indonesia
19. Gubernur jendral pertama VOC adalah . . .
a. Johan van Oldenbarneveldt
b. Pieter Both
c. Jan Pieterszoon Coen
d. Mayor de Clerk
20. Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud
untuk memperluas negara itu, disebut . . .
a. Kolonialisme
b. Sekularisme
c. Imperialisme
d. Apatisme
LAMPIRAN 5: 114

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I

1. C 11. D
2. D 12. D
3. B 13. B
4. D 14. D
5. A 15. D
6. A 16. A
7. C 17. B
8. A 18. C
9. C 19. B
10. A 20. A
108

LAMPIRAN 6 :

KISI-KISI PENULISAN SOAL INSTRUMEN SIKLUS II

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Jenjang Pendidikan : SMP/MTs

Mata Pelajaran : IPS-Sejarah

Kurikulum : KTSP

Alokasi Waktu : 30 menit

Jumlah Soal : 30 soal

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional

Tujuan Kompetensi No
No. Kelas/Smt Materi Indikator
Pembelajaran Dasar Soal
1. 1. Mengidentifikasi VIII/1 2.1 Menjelaskan proses Kebijakan- 1. Mengidentifikasi kebijakan- 8, 9,
109

kebijakan-kebijakan (Ganjil) perkembangan kebijakan kebijakan pemerintah kolonial 10*,11*,


pemerintah kolonial kolonialisme dan pemerintah, 12*, 13,
imperalisme Barat, kolonial 15*,
serta pengaruh yang
16*, 18,
ditimbulkannya di
19*,
berbagai daerah
20*, 21

2.Mengidentifikasi P engaruh 2. Mengidentifikasi pengaruh


pengaruh yang yang yang ditimbulkan oleh
ditimbulkan oleh ditimbulkan kebijakan –kebijakan 1, 2*,
kebijakan – oleh kebijakan pemerintah kolonial di 4*,
kebijakan –kebijakan berbagai daerah 14*,17,
pemerintah kolonial pemerintah 24*
di berbagai daerah kolonial di
berbagai daerah

3.Mendeskripsikan Bentuk –bentuk


3. Menguraiakan reaksi rakyat
bentuk-bentuk perlawanan
Indonesia terhadap 5*,
perlawanan rakyat rakyat dalam
dalam menentang menentang pembentukan VOC 6*,7*,

kolonialisme Barat kolonialisme 22*, 23,


110

diberbagai daerah Barat 25*, 26,


diberbagai 27, 28,
daerah 29, 30
4. Mengidentifikasi Daerah-daerah
4. Mengidentifikasi daerah –
daerah –daerah persebaran
daerah persebaran agama 3
persebaran agama agama Nasrani
Kristiani
Kristiani Barat
diberbagai
daerah

Notes: Tanda (*) untuk soal yang Valid.


LAMPIRAN 7: 118

INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS II


(PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI
INDONESIA)
KELAS VIII SEMESTER I
A. Tujuan dan Petunjuk:
1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandat-
data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Ciri budaya Barat yang mempengaruhi masyarakat Indonesia antara lain sikap . . .
a. Apatisme
b. Agresif
c. Individualisme
d. Kooperatif
2. Berikut sumber hukum Belanda yang diwariskan pada pemerintah Indonesia antara lain
sikap . . .
a. Neederlands-Indie Jaarboek
b. Algemene Bepalingen van Jaarboek
c. Burgelijk Wetboek
d. Staatblad van Neederlands-Indie
3. Berikut penyebab sulit berkembangnya agama kristen di Indonesia . . .
a. Agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah
b. Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat
c. Sebagian besar rakyat Indonesiatelah menganut agam-agam lain
d. Bangsa Eropa lebih memntingkan kepentingan ekonomis darpada agama
4. Jenis musik yang merupakan warisan kolonial Belanda yaitu . . .
a. Jazz
b. Keroncong
c. Seriosa
d. Blues
LAMPIRAN 7: 119

5. Pada tahun 1913 muncul gerakan protes petani di Purwakarta yang dipicu permasalahan .
..
a. Pengembangan pabrik gula
b. Kewajiban menanam tebu
c. Pungutan cukai yang sangat berat
d. Pengukuran tanah
6. Berikut ini merupakan sebab-sebab umum terjadinya Perang Dipnegoro, kecuali . . .
a. Penderitaan rakyat akibat berbagai macam pajak
b. Pemasangan tiang pancang pembuatan jalan ke Magelang
c. Campur tangan Belanda dalam urusan pemerintahan
d. Masuknya kebudayaan Barta dalam kalangan kerajaan
7. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan VOC mengalami kemerosotan, kecuali . .
.
a. Terjadinya korupsi oleh para pegawainya
b. Banyaknya biaya perang yang di keluarkan
c. Wilayah operasionalnya terlalu luas
d. Terbentuknya kongsi-kongsi dari daerah lain
8. Sistem kerja yang di laksanakan oleh Deandles dalam proyek pembangunan jalan Anyer-
Panarukan adalah . . .
a. Kerja rodi
b. Tanam Paksa
c. Contingenteng
d. Monopoli
9. Apakah yang menyebabkan kebencian rakyat kepada Daendles . . .
a. Sistem kerja yang dilakukan oleh Daendles
b. Pembangunan Benteng-benteng
c. Pembangunan jalan Anyer Panarukan
d. Menjual tanah milik negara
10. Pelaksanaan sewa tanah adalah kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan . . .
a. Daendles
b. Janssen
c. Raflles
d. Van der Capellen
11. Hak untuk bertindak seperti negara disebut . . .
LAMPIRAN 7: 120

a. Hak oktroi
b. Kapitulasi Tuntang
c. Hak sewa tanah
d. Hak berperang
12. Berikut adalah penyebab penyebab kegagalan sistem sewa tanah yang dilakukan pada
masa pemerintahan Raflles, kecuali . . .
a. Jumalah pegawai terbatas
b. Besar kecilnya pajak bagi setiap pemilik tanah sulit ditentukan
c. Unsur paksaan diganti dengan kebebasan
d. Masyarakat pedesaan belum mengenal uang
13. Latar belakang terjadinya pelaksanaan sistem tanam paksa yaitu . . .
a. Kesulitan keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda
b. Kelebihan hasil panen
c. Pembangunan jalan
d. Untuk kebutuhan perang
14. Tokoh yang menentang sistem tanam paksa adalah . . .
a. Douwes Dekker
b. Max Havelar
c. Ralles
d. Van de Cook
15. Proyek pembangunan jalan Anyer-Panarukan dlaksanakan pada masa pemerintahan . . .
a. Janssens
b. Raflles
c. Daendels
d. Van den Bosch
16. Berikut adalah tujuan dilaksanakan sistem sewa tanah oleh Raflles, kecuali . . .
a. Memberikan kepsatian hukum atas tanah yang dimiliki oleh petani
b. Mengisi kas negara secara kontinu
c. Ikatan adat istiadat
d. Memacu para petani agar lebih giat
17. Akibat dilaksanakan sistem tanam paksa oleh pemerintahan Belanda . . .
a. Tanah menjadi luas
b. Hasil panen meningkat
c. Petani makin sejahtera
LAMPIRAN 7: 121

d. Rakyat Indinesia ssemakin miskin


18. Nama samaran Douwes Dekker dalam bukunya yang berjudul Max Haahelaar yaitu . . .
a. Mulatatuli
b. Van Hoevel
c. Van de Putte
d. Fransen
19. Sistem tanam paksa berhasil di hapus pada tahun . . .
a. 1860
b. 1865
c. 1870
d. 1875
20. Program Daendels tentang bagi rakyat Priangan untuk menanam kopI disebut dengan
istilah . . .
a. Preanger Stelsel
b. Contingeten
c. Verplichte
d. Leverentie
21. Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk
memperluas negara itu, disebut . . .
a. Kolonialisme
b. Sekularisme
c. Imperialisme
d. Apatisme
22. Politik adu domba disebut juga dengan . . .
a. Bataafsche republiek
b. Koninkrijk holland
c. Devide et impera
d. Hak octroi
23. Berikut ini tujuan didirikannya VOC, kecuali . . .
a. Menghilangkan persaingan
b. Mencari keuntungan
c. Membiayai penjajaha
d. Menyatukan kekuatan
24. Semangat nasionalisme Indonesia timbul akibat dari . . .
LAMPIRAN 7: 122

a. Perlakuan dan sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia


b. Adanya kesenjangan ekonomi antara penduduk pribumi dengan Belanda
c. Kedatangan bangsa Cina di Indonesia
d. Adanya rasa nasionalisme rakyat Indonesia
25. VOC kepanjangan dari . . .
a. Verenigde Oost Compagnie
b. Verenigde Indische Compagnie
c. Verenigde Oost-Indische Compagnie
d. Verenigde Compagnie
26. Kerajaan-kerajaan Bali berusaha mempertahankan kemerdekaan politik dan ekonomi
mereka dengan menolak tegas tuntutan Beland agar . . .
a. Menghapus hukum tawan karang
b. Membebaskan kapal Belanda berlayar di perairan Bali
c. Menghapus kerajaan Bali
d. Membebaskan beberapa tentara Belanda yang ditawan di Buleleng
27. Kaum liberal yang berhasil mendominasi politik di negeri Belanda pada abad 19
memiliki beberapa pandangan umum tehadap kegiatan ekonomi kecuali . . .
a. Kegiatan harus ditangani swasta
b. Pemerintah tidak boleh campur tangan dalam kegiatan ekonomi
c. Bahwa pemerintah dapat campur tangan dalam kegiatan ekonomi
d. Pemerintah berkewajiban menciptakan kondisi yang menunjang kelancaran roda
ekonomi
28. Campur tangan VOC terhadap kerajaan Tidore tampak dari . . .
a. Dukungan yang diberikan kepada Sahid Barkat untuk menggantikan Sultan Jamaludin
b. Dukungan yang diberikan kepada Kaicil Nuku
c. Upaya menyebarkan agama Nasrani di Tidore
d. Upaya pembangunan benteng di Tidore
29. Dampak sosiologis dari diterapkannya sistem politik kolonial liberal adalah . . .
a. Munculnya kelompok kuli perkebunan
b. Makin terbatasnya kekuasaan para bangsawan
c. Beralihnya tanah-tanah rakyat ketangan pengusaha swasta
d. Makin meluasnya pemakaian barang impor
30. Karena kekalahannya dalam perang besar melawan VOC, Makasar harus menandatangani
Perjanjian Bongaya yang berisi kecuali . . .
LAMPIRAN 7: 123

a. Makasar mengakui kekuasaan VOC


b. VOC dapat membangun benteng VOC di Makasar
c. VOC mendapat hak monopoli dagang di Makasar
d. Aru Palaka menjadi Raja Bone
LAMPIRAN 7: 124

LAMPIRAN 8:

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS II

1. C 11. A 21. A
2. D 12. C 22. C
3. D 13. A 23. D
4. B 14. B 24. D
5. D 15. C 25. C
6. B 16. C 26. A
7. C 17. D 27. C
8. B 18. A 28. C
9. D 19. A 29. B
10. C 20. A 30. B
LAMPIRAN 10: 125

INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II


(PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI
INDONESIA)
KELAS VIII SEMESTER I
A. Tujuan dan Petunjuk:
1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandat-
data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Berikut sumber hukum Belanda yang diwariskan pada pemerintah Indonesia antara lain
sikap . . .
a. Neederlands-Indie Jaarboek
b. Algemene Bepalingen van Jaarboek
c. Burgelijk van Wetgeving
d. Staatblad van Neederlands-Indie
2. Pada tahun 1913 muncul gerakan protes petani di Purwakarta yang dipicu permasalahan .
..
a. Pengembangan pabrik gula
b. Kewajiban menanam tebu
c. Pungutan cukai yang sangat berat
d. Pengukuran tanah
3. Berikut ini merupakan sebab-sebab umum terjadinya Perang Diponegoro, kecuali . . .
a. Penderitaan rakyat akibat berbagai macam pajak
b. Pemasangan tiang pancang pembuatan jalan ke Magelang
c. Campur tangan Belanda dalam urusan pemerintahan
d. Masuknya kebudayaan Barat dalam kalangan bangsawan
4. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan VOC mengalami kemerosotan, kecuali . .
.
a. Terjadinya korupsi oleh para pegawainya
b. Banyaknya biaya perang yang di keluarkan
LAMPIRAN 10: 126

c. Wilayah operasionalnya terlalu luas


d. Terbentuknya kongsi-kongsi dari daerah lain
5. Apakah yang menyebabkan kebencian rakyat kepada Daendles . . .
a. Sistem kerja yang dilakukan oleh Daendles
b. Pembangunan Benteng-benteng
c. Pembangunan jalan Anyer Panarukan
d. Merekrut orang-orang Indonesia sebagai tentara
6. Pelaksanaan sewa tanah adalah kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan . . .
a. Daendles
b. Janssen
c. Raflles
d. Van der Capellen
7. Hak untuk bertindak seperti negara disebut . . .
a. Hak octroi
b. Kapitulasi Tuntang
c. Hak sewa tanah
d. Hak berperang
8. Berikut adalah penyebab kegagalan sistem sewa tanah yang dilakukan pada masa
pemerintahan Raflles, kecuali . . .
a. Jumlah pegawai terbatas
b. Besar kecilnya pajak bagi setiap pemilik tanah sulit ditentukan
c. Unsur paksaan diganti dengan kebebasan
d. Masyarakat pedesaan belum mengenal uang
9. Latar belakang terjadinya pelaksanaan sistem tanam paksa yaitu . . .
a. Kesulitan keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda
b. Kelebihan hasil panen
c. Pembangunan jalan
d. Untuk kebutuhan perang
10. Tokoh yang menentang sistem tanam paksa adalah . . .
a. Douwes Dekker
b. Max Havelar
c. Raflles
d. Van de Cook
LAMPIRAN 10: 127

11. Proyek pembangunan jalan Anyer-Panarukan dlaksanakan pada masa pemerintahan . . .


a. Janssens
b. Raflles
c. Daendels
d. Van den Bosch
12. Sistem tanam paksa berhasil di hapus pada tahun . . .
a. 1860 c. 1870
b. 1865 d. 1875
13. Program Daendels tentang bagi rakyat Priangan untuk menanam kopi disebut dengan
istilah . . .
a. Preanger Stelsel
b. Contingeten
c. Verplichte
d. Leverentie
14. Politik adu domba disebut juga dengan . . .
a. Bataafsche republiek
b. Koninkrijk holland
c. Devide et impera
d. Hak octroi
15. Semangat nasionalisme Indonesia timbul akibat dari . . .
a. Perlakuan dan sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia
b. Adanya kesenjangan ekonomi antara penduduk pribumi dengan Belanda
c. Kedatangan bangsa Cina di Indonesia
d. Kedatangan bangsa Belanda di Indonesia
16. VOC kepanjangan dari . . .
a. Verenigde Oost Compagnie
b. Verenigde Indische Compagnie
c. Verenigde Oost-Indische Compagnie
d. Verenigde Compagnie

17. Jenis musik yang merupakan warisan kolonial Belanda yaitu . . .


a. Jazz c. Keroncong
b. Seriosa d. Blues
18. Berikut penyebab sulit berkembangnya agama Kristen di Indonesia, kecuali . . .
LAMPIRAN 10: 128

a. Agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah


b. Pemerintah kolonial tidak menghargai prisnsip persamaan derajat
c. Sebagian rakyat Indonesia telah menganut agama-agama lain
d. Bangsa Eropa lebih mementingkan kepentingan ekonomis daripada agama
19. Nama samaran Douwes Dekker dalam bukunya yang berjudul Max Haahelaar yaitu . . .
a. Multatuli
b. Van Hoevel
c. Van de Putte
d. Fransen
20. Berikut adalah usaha-usaha yang ditempuh oleh rakyat Banten untuk mengusir VOC dari
Banten, kecuali . . .
a. Mengacaukan Batavia
b. Merusak kebun tebu milik VOC
c. Membantu perlawanan Trunojoyo
d. Membantu VOC melakukan peperangan
LAMPIRAN 10: 129

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II

1. D 11. C
2. B 12. B
3. D 13. A
4. D 14. C
5. A 15. A
6. C 16. C
7. A 17. C
8. C 18. D
9. A 19. A
10. A 20. D
Lampiran 11 :
TABEL
SKOR KETERPERCAYAAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS 1

Butir Soal
R X X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 21 441
2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 23 529
3 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 19 361
4 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 15 225
5 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 22 484
6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 24 576
7 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 19 361
8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 19 361
9 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21 441
10 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 625
11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 25 625
13 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 441
14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 27 729
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23 529
17 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23 529
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 21 441
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 18 324
20 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 529
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 23 529
22 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 17 289
23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 23 529
24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 22 484
25 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 19 361

130
26 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
27 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 20 400
28 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 17 289
29 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 15 225
30 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 20 400
642 14034
Σ 20 26 26 18 20 25 18 21 29 11 16 23 19 21 28 29 19 20 19 21 24 13 28 26 20 24 19 15 25 19
p 0,7 0,9 0,9 0,6 0,7 0,8 0,6 1 1 0,4 1 0,8 0,6 1 1 1 0,6 1 0,6 0,7 0,8 0 0,9 1 1 0,8 1 1 0,8 0,6
q 0,3 0,1 0,1 0,4 0,3 0,2 0,4 0 0 0,6 0 0,2 0,4 0 0 0 0,4 0 0,4 0,3 0,2 1 0,1 0 0 0,2 0 1 0,2 0,4
Mp 14 19 19 13 15 18 13 15 20 9 12 17 14 15 20 20 14 14 14 16 17 10 27 19 15 17 14 11 18 14
Mt 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
r bis -0,1 0,5 0 0,4 0,3 -0 0,1 0 0 0,2 1 0,2 0,5 0 0 0 0,6 0 -0 0,4 0,2 0 0,2 0 1 0,2 0 -0 0,1 0,5
r tabel 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0 0 0,3 0 0,3 0,3 0 0 0 0,3 0 0,3 0,3 0,3 0 0,3 0 0 0,3 0 0 0,3 0,3
Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid
Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid
Invalid
Invalid
Invalid

Invalid

Invalid
Invalid
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid
Valid
Valid
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid
Status

131
LAMPIRAN 13 :
TABEL
SKOR KETERPERCAYAAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS II

Butir Soal
R X X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 23 529
2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 22 484
3 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 18 324
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 20 400
5 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 23 529
6 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 20 400
7 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 16 256
8 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 17 289
9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 25 625
10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 23 529
11 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
12 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 576
13 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 17 289
14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 484
15 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 19 361
16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 18 324
18 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 19 361
19 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 20 400
20 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 21 441
21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 24 576
22 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 20 400
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 27 729
24 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 16 256
25 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 23 529
26 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 9 81
27 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 26 676
28 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 21 441
29 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 22 484
30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 18 324
622 13322
Σ 19 17 21 21 16 22 20 17 19 25 23 24 24 24 23 20 29 28 20 26 24 28 15 24 15 19 10 15 19 15
p 0,6 0,6 0,7 0,7 0,53 0,7 0,7 0,6 0,6 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,7 0,97 0,9 0,7 0,9 0,8 0,9 0,5 0,8 0,5 0,6 0,3 0,5 0,63 0,5
q 0,4 0,4 0,3 0,3 0,47 0,3 0,3 0,4 0,4 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,03 0,1 0,3 0,1 0,2 0,1 0,5 0,2 0,5 0,4 0,7 0,5 0,37 0,5
Mp 14 12 15 15 11,7 16 14 12 13 18 15 17 17 17 17 14 20,1 20 15 19 16 20 11 17 11,1 9,2 7,2 11 13,2 11
Mt 21 21 21 21 20,7 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 20,7 21 21 21 21 21 21 21 20,7 21 21 21 20,7 21
r bis 0,2 0,4 0,1 0,3 0,34 0,5 0,3 0,2 0,2 0,5 0,6 0,4 0,1 0,6 0,4 0,4 0,13 0,2 0,4 0,5 0,2 0,3 0,1 0,5 0,41 0,1 0,2 0,2 0,04 0,2
r tabel 0,3 0,3 0,3 0,3 0,31 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,31 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,31 0,3 0,3 0,3 0,31 0,3
Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid

Invalid
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid
Status

135
LAMPIRAN 15 : 138

DAYA PEMBEDA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I DENGAN


MENGGUNAKAN ANATES

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS I.ANA

No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)


1 5 5 0 0,00
2 8 4 4 50,00
3 7 7 0 0,00
4 7 2 5 62,50
5 7 5 2 25,00
6 7 8 -1 -12,50
7 5 4 1 12,50
8 4 3 1 12,50
9 8 8 0 0,00
10 3 2 1 12,50
11 8 1 7 87,50
12 7 6 1 12,50
13 5 2 3 37,50
14 8 5 3 37,50
15 8 6 2 25,00
16 8 8 0 0,00
17 7 0 7 87,50
18 5 6 -1 -12,50
19 7 6 1 12,50
20 8 4 4 50,00
21 8 6 2 25,00
22 2 3 -1 -12,50
23 8 7 1 12,50
24 7 6 1 12,50
25 8 2 6 75,00
26 7 5 2 25,00
27 7 4 3 37,50
28 6 6 0 0,00
29 7 6 1 12,50
30 8 2 6 75,00
LAMPIRAN 15 : 139

TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I DENGAN


MENGGUNAKAN ANATES

TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS I.ANA

No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 19 63,33 Sedang
2 25 83,33 Mudah
3 25 83,33 Mudah
4 19 63,33 Sedang
5 22 73,33 Mudah
6 25 83,33 Mudah
7 18 60,00 Sedang
8 19 63,33 Sedang
9 29 96,67 Sangat Mudah
10 12 40,00 Sedang
11 16 53,33 Sedang
12 23 76,67 Mudah
13 18 60,00 Sedang
14 23 76,67 Mudah
15 28 93,33 Sangat Mudah
16 29 96,67 Sangat Mudah
17 18 60,00 Sedang
18 20 66,67 Sedang
19 19 63,33 Sedang
20 24 80,00 Mudah
21 23 76,67 Mudah
22 11 36,67 Sedang
23 28 93,33 Sangat Mudah
24 25 83,33 Mudah
25 19 63,33 Sedang
26 24 80,00 Mudah
27 20 66,67 Sedang
28 16 53,33 Sedang
29 26 86,67 Sangat Mudah
30 18 60,00 Sedang
LAMPIRAN 16 :

TABEL
TINGKAT KESUKARAN PADA SIKLUS I

No. Soal B JS P Keterangan


1 26 30 0,867 Mudah
2 18 30 0,6 Sedang
3 20 30 0,667 Sedang
4 21 30 0,7 Sedang
5 16 30 0,533 Sedang
6 19 30 0,633 Sedang
7 21 30 0,7 Sedang
8 28 30 0,933 Mudah
9 29 30 0,967 Mudah
10 19 30 0,633 Sedang
11 21 30 0,7 Sedang
12 20 30 0,667 Sedang
13 19 30 0,633 Sedang
14 19 30 0,633 Sedang

Dari jumlah butir soal sebanyak 14 dan dijawab oleh responden hasil perhitungan
tingkat sukar kategori sedang sebanyak 11 butir atau 56%, dan kategori mudah sebanyak 3
atau 12%.
133

LAMPIRAN 17 :

DAYA PEMBEDA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II DENGAN


MENGGUNAKAN ANATES

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS II.ANA

No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)


1 7 4 3 37,50
2 6 3 3 37,50
3 7 7 0 0,00
4 7 5 2 25,00
5 6 3 3 37,50
6 5 4 1 12,50
7 7 4 3 37,50
8 6 5 1 12,50
9 5 5 0 0,00
10 8 5 3 37,50
11 8 3 5 62,50
12 7 4 3 37,50
13 7 5 2 25,00
14 8 3 5 62,50
15 8 6 2 25,00
16 7 4 3 37,50
17 8 7 1 12,50
18 8 7 1 12,50
19 8 3 5 62,50
20 8 5 3 37,50
21 7 4 3 37,50
22 8 5 3 37,50
23 6 3 3 37,50
24 8 5 3 37,50
25 6 3 3 37,50
26 5 6 -1 -12,50
27 2 2 0 0,00
28 6 2 4 50,00
29 6 4 2 25,00
30 6 3 3 37,50
134

LAMPIRAN 18 :

TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II


DENGAN MENGGUNAKAN ANATES

TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS II.ANA

No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 21 70,00 Sedang
2 17 56,67 Sedang
3 21 70,00 Sedang
4 21 70,00 Sedang
5 16 53,33 Sedang
6 20 66,67 Sedang
7 20 66,67 Sedang
8 19 63,33 Sedang
9 18 60,00 Sedang
10 25 83,33 Mudah
11 23 76,67 Mudah
12 24 80,00 Mudah
13 23 76,67 Mudah
14 24 80,00 Mudah
15 24 80,00 Mudah
16 20 66,67 Sedang
17 28 93,33 Sangat Mudah
18 28 93,33 Sangat Mudah
19 20 66,67 Sedang
20 26 86,67 Sangat Mudah
21 23 76,67 Mudah
22 27 90,00 Sangat Mudah
23 13 43,33 Sedang
24 24 80,00 Mudah
25 16 53,33 Sedang
26 23 76,67 Mudah
27 10 33,33 Sedang
28 14 46,67 Sedang
29 21 70,00 Sedang
30 16 53,33 Sedang
LAMPIRAN 18:

TABEL
TINGKAT KESUKARAN PADA SIKLUS II

No. Soal B JS P Keterangan


1 17 30 0,567 Sedang
2 16 30 0,533 Sedang
3 22 30 0,733 Mudah
4 20 30 0,667 Sedang
5 25 30 0,833 Mudah
6 23 30 0,767 Mudah
7 24 30 0,8 Mudah
8 24 30 0,8 Mudah
9 23 30 0,767 Mudah
10 20 30 0,667 Sedang
11 20 30 0,667 Sedang
12 26 30 0,867 Mudah
13 28 30 0,933 Mudah
14 24 30 0,8 Mudah
15 15 30 0,5 Sedang

Dari jumlah butir soal sebanyak 15 dan dijawab oleh responden hasil
perhitungan tingkat sukar kategori sedang sebanyak 6 butir atau 24%, dan
kategori mudah sebanyak 10 atau 40%.
130

LAMPIRAN 19 :

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER


Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya
Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah
Di SMP Bina Sejahtera
Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Media Audio Visual Video Pembelajaran

Nomor Butir
Dimensi Indikator Jumlah
Positif (+) Negatif(-)
Efektivitas a. Persiapan guru 1 1
Pemanfaatan b. Pemanfaatan
media audio media audio 4, 5, 6, 7, 8, 9 2, 3, 8
visual video visual video
pembelajaran pembelajaran 10
c. Langkah 1
evaluasi
pengajaran

Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar

Nomor Butir
Dimensi Indikator Jumlah
Positif (+) Negatif(-)
Minat a. Mempersipkan 11 1
materi sebelum
belajar
b. Mencari sumber 12 1
terbaru yang
berkaitan dengan
materi

Ketekunan a. Mengulang 13 1
131

kembali materi
Motivasi a. Semangat dalam 14, 15, 4
mengikuti 16,17
pelajaran
b. Partisipasi siswa 19, 20 18 3

Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar

Nomor Butir
Dimensi Indikator Jumlah
Positif (+) Negatif(-)
Prestasi a. Dorongan untuk 21 22 2
sukses
b. Umpan balik 23 1
c. Unggul 24 1

Pengembangan a. Dorongan untuk 27 25, 26 3


diri maju
b. Peningkatan 28 1
keterampilan
Kemandirian a. Suka pada 29 1
tantangan
b. Mandiri dalam 30 1
bekerja
LAMPIRAN 20 : 144

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Aspek yang Jumlah


No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian

1. Melaksanakan
pretes

2. Memberikan respon
positif terhadap
pembelajaran

3. Memperhatikan
penjelasan guru

4. Mengajukan
pertanyaan

5. Berdiskusi dalam
kelompok

6. Mengajukan
pendapat

7. Melaksanakan
postes
139

LAMPIRAN 21 :

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Keterangan Nilai
Aspek yang
No
diamati Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran

2. Mengaitkan materi
pembelajaran
sekarang dengan
materi sebelumnya

3. Mengenalkan
konsep yang
berkaitan dengan
materi yang
diajarkan.

4. Menjelaskan materi
pelajaran

5. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya.

6. Memberikan
kesempatan siswa
untuk menjawab
140

7. Memberikan
evaluasi

8. Memberikan
menyimpulkan
materi

9. Menutup pelajaran.
147

LAMPIRAN 22 :

LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

Keterangan Nilai
Aspek yang
No
diamati Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru mengenalkan
materi yang akan
disajikan.

2. Guru membagi
kelompok siswa.

3. Guru menampilkan
video pembelajaran.

4. Siswa menyimak
video dengan penuh
konsentrasi.

5. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
berpendapat.

6. Guru menjelaskan
materi.

7. Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya
148

8. Guru dan siswa


sama-sama
memberikan
kesimpulan
149

LAMPIRAN 23 :

HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS I

Aspek yang Jumlah


No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian

1. Melaksanakan
√ 25 100%
pretes

2. Memberikan respon
positif terhadap √ 19 76%
pembelajaran

3. Memperhatikan
√ 15 60%
penjelasan guru

4. Mengajukan
√ 2 5%
pertanyaan

5. Berdiskusi dalam
√ 17 68%
kelompok

6. Mengajukan
√ 3 12%
pendapat

7. Melaksanakan
√ 25 100%
postes
150

LAMPIRAN 24 :

HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS I

Keterangan Nilai
Aspek yang
No
diamati Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru
menyampaikan √ √
tujuan pembelajaran

2. Mengaitkan materi
pembelajaran
√ √
sekarang dengan
materi sebelumnya

3. Mengenalkan
konsep yang
berkaitan dengan √ √
materi yang
diajarkan.

4. Menjelaskan materi √

pelajaran

5. Memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
bertanya.

6. Memberikan
kesempatan siswa √ √
untuk menjawab
151

7. Memberikan √

evaluasi

8. Memberikan
menyimpulkan √ √
materi

9. Menutup pelajaran. √ √
152

LAMPIRAN 25 :

HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I

Keterangan Nilai
Aspek yang
No
diamati Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru mengenalkan
materi yang akan √ √
disajikan.

2. Guru membagi
√ √
kelompok siswa.

3. Guru menampilkan
√ √
video pembelajaran.

4. Siswa menyimak
video dengan penuh √ √
konsentrasi.

5. Guru memberikan
kesempatan kepada
√ √
siswa untuk
berpendapat.

6. Guru menjelaskan
√ √
materi.

7. Guru memberikan √
kesempatan siswa √
untuk bertanya

8. Guru dan siswa √ √


153

sama-sama
memberikan
kesimpulan
154

LAMPIRAN 26 :

HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II

Aspek yang Jumlah


No Ya Tidak Persentase
diamati Kejadian

1. Melaksanakan
√ 25 100%
pretes

2. Memberikan respon
positif terhadap √ 23 92%
pembelajaran

3. Memperhatikan
√ 22 88%
penjelasan guru

4. Mengajukan
√ 6 20%
pertanyaan

5. Berdiskusi dalam
√ 21 84%
kelompok

6. Mengajukan
√ 7 28%
pendapat

7. Melaksanakan
√ 25 100%
postes
155

LAMPIRAN 27 :

HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS II

Keterangan Nilai
Aspek yang
No
diamati Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru √
menyampaikan √
tujuan pembelajaran

2. Mengaitkan materi √
pembelajaran

sekarang dengan
materi sebelumnya

3. Mengenalkan √
konsep yang
berkaitan dengan √
materi yang
diajarkan.

4. Menjelaskan materi √

pelajaran

5. Memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
bertanya.

6. Memberikan √
kesempatan siswa √
untuk menjawab

7. Memberikan √

evaluasi
156

8. Memberikan √
menyimpulkan √
materi

9. Menutup pelajaran. √ √
157

HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II

Keterangan Nilai
Aspek yang
No
diamati Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru mengenalkan √
materi yang akan √
disajikan.

2. Guru membagi √

kelompok siswa.

3. Guru menampilkan √

video pembelajaran.

4. Siswa menyimak √
video dengan penuh √
konsentrasi.

5. Guru memberikan √
kesempatan kepada

siswa untuk
berpendapat.

6. Guru menjelaskan √

materi.

7. Guru memberikan √
kesempatan siswa √
untuk bertanya

8. Guru dan siswa √


sama-sama

memberikan
kesimpulan
158
153

LAMPIRAN 29 :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I


(RPP)
Sekolah : SMP Bina Sejahtera Depok
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester : VIII / 1 (Ganjil)
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional
Kompetensi Dasar : 2.1 Menje-laskan proses perkembangan kolonialisme dan
imperilaisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di
berbagai daerah.
I. Indikator
1. Menjelasakan kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial dan praktek–
prakteknya.
2. Mengidentifikasi Reaksi rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial.
3. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang
kolonialisme Barat di berbagai daerah.
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelasakan kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial dan praktek–
prakteknya.
2. Mengidentifikasi Reaksi rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial.
III. Materi Pokok
Kolonialisme dan Imperialisme serta kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial, dan
pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di
berbagai daerah
IV. Metode Pembelajaran
1. Menyimak video
2. Ceramah bervariasi
3. Diskusi
154

V. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Keterangan
Waktu
Kegiatan Awal 1. Apresepsi 15 menit
Guru mempersiapkan kelas
untuk pembelajaran.
2. Memotivasi
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
3. Guru meberikan soal pretes
kepada siswa.
Kegiatan Inti 1. Guru menarik perhatian 60 menit
siswa dengan mengaitkan
peristiwa yang terjadi.
2. Guru membagi siswa
kedalam kedalam 5
kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari ±9
orang.
3. Guru memberikan
penjelasan teknik
menyimak video.
4. Siswa menyimak video.
5. Guru memberikan
penjelasan mengenai materi.
6. Diskusi
7. Siswa mempresentasikan
hasil diskusi.

Kegiatan Akhir 1. Menguatkan kembali 15 menit


konsep mengenai materi
desa.
2. Menyimpulkan hasil materi
155

ajar.
3. guru memberikan soal pos
tes.

VI. Alat/ Bahan/ Sumber


1. Kurnia, Anwar. Sejarah 2. Jakarta: Ghalia Indah. 2007
2. LCD
3. VCD/DVD
VII. Penilaian
1. Soal pretes
2. Soal postes
156

LAMPIRAN 30 :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II


(RPP)
Sekolah : SMP Bina Sejahtera Depok
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester : VIII / 1 (Ganjil)
Pertemuan : 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional
Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan
imperilaisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di
berbagai daerah.
I. Indikator
1. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
2. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan –kebijakan pemerintah
kolonial di berbagai daerah
3. Menguraiakan reaksi rakyat Indonesia terhadap pembentukan VOC
4. Mengidentifikasi daerah –daerah persebaran agama Kristiani
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial.
2. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan –kebijakan
pemerintah kolonial di berbagai daerah.
3. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang
kolonialisme Barat diberbagai daerah.
4. Mengidentifikasi daerah-daerah persebaran agama Kristiani
III. Materi Pokok
Kaitan Bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat di
berbagai daerah
IV. Metode Pembelajaran
1. Menyimak video
2. Ceramah bervariasi
3. Diskusi
157

4. Games
V. Langkah Pembelajaran
Alokasi
Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Keterangan
Waktu
Kegiatan Awal 1. Apresepsi 15 menit
Guru mempersiapkan kelas
untuk pembelajaran.
2. Memotivasi
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
3. Guru meberikan soal pretes
kepada siswa.
4. Guru memberikan ice
breaking.
Kegiatan Inti 1. Guru menarik perhatian 50 menit
siswa dengan mengaitkan
peristiwa yang terjadi.
2. Guru membagi siswa
kedalam kedalam 3
kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari ±8
orang.
3. Guru memberikan
penjelasan teknik
menyimak video.
4. Siswa menyimak video.
5. Guru memberikan
penjelasan mengenai materi.
6. Diskusi
7. Siswa mempresentasikan
hasil diskusi.
8. Games
Kegiatan Akhir 1. Menguatkan kembali 15 menit
158

konsep mengenai materi


desa.
2. Menyimpulkan hasil materi
ajar.
3. guru memberikan soal pos
tes.

VI. Alat/ Bahan/ Sumber


1. Kurnia, Anwar. Sejarah 2. Jakarta: Ghalia Indah. 2007
2. LCD
3. VCD/DVD
VII. Penilaian
1. Soal pretes
2. Soal postes
3. Angket
LAMPIRAN 31

LEMBAR WAWANCARA GURU

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran Sejarah


Bentuk Wawancara : Bebas
Waktu : Juli 2011
Tempat : SMP Bina Sejahtera
Objek Wawancara : Guru Sejarah Kelas VIII
Subjek Wawancara : Peneliti/penulis

Pertanyaan!
1. Ibu mengajar Sejarah di kelas berapa? Sudah berapa lama Ibu mengajar di
sekolah ini?
2. Persiapan seperti apa yang Ibu persiapkan untuk mengajar?
3. Metode belajar apa yang biasanya Ibu gunakan saat pembelajaran di kelas?
4. Bagaimana cara Ibu memberikan motivasi belajar kepada siswa?
5. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran Sejarah?
6. Apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
pelajaran tersebut?
7. Bagaimana interaksi guru dan siswa di kelas ketika proses pembelajaran
berlangsung?
8. Apakah pada saat siswa mengalami kesulitan belajar di kelas, siswa tersebut
bertanya pada guru?
9. Pernahkan Ibu menggunakan metode pelajaran dengan menggunakan media
audio visual video pembelajaran di kelas?
10. Bagaimana jika dalam pembelajaran Sejarah metode pembelajaran yang
digunakan adalah media audio visual video pembelajaran?
LAMPIRAN 32 : 164

CATATAN LAPANGAN

Nama guru : Fitria Ningtias Rahmawati


Waktu : 2 x 40 menit
Hari/Tanggal :
Kelas :
Konsep/Sub Konsep :

Waktu Kegiatan Keterangan Paraf


LAMPIRAN 32 : 165
166

LAMPIRAN 33 :

DOKUMENTASI PENELITIAN
167
168
169
LAMPIRAN 33 :
SKOR ANGKET MOTIVASI SISWA
SMP BINA SEJAHTERA DEPOK
TAHUN AJARAN 2011/2012

Nomor Butir Pernyataan


No. R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X X²
1 X1 3 2 1 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 2 3 1 2 2 3 3 1 1 76 5776
2 X2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 1 2 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 2 4 1 4 3 2 2 3 3 92 8464
3 X3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 97 9409
4 X4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 1 3 1 2 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 2 4 77 5929
5 X5 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 102 10404
6 X6 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 96 9216
7 X7 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 2 3 3 3 4 89 7921
8 X8 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 88 7744
9 X9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 90 8100
10 X 10 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 91 8281
11 X 11 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 8464
12 X 12 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 87 7569
13 X 13 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 8464
14 X 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90 8100
15 X 15 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 101 10201
16 X 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 8464
17 X 17 3 1 3 3 3 4 2 3 3 4 1 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 87 7569
18 X 18 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93 8649
19 X 19 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 8464
20 X 20 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 99 9801
21 X 21 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 4 95 9025
22 X 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90 8100
23 X 23 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 1 4 2 4 3 3 3 3 4 93 8649
24 X 24 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 94 8836
25 X 25 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 93 8649
Σ 79 77 76 81 81 80 85 75 79 78 65 80 78 76 79 75 81 60 82 78 79 65 81 65 80 74 75 76 67 81 2288 5234944
Mean 91,5 8375,91

173

Anda mungkin juga menyukai