NIM : 1513206022
Prodi :S1 Farmasi
KIMIA LINGKUNGAN
1. Penyebab pemanasan global : Efek rumah kaca, efek balik, variasi matahari.
2. Proses pemanasan global oleh adanya gas rumah kaca:
Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya terutama di Negara yang
mengalami musim salju, atau percobaan tanaman dalam bidang biologi dan pertanian,
energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar
atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan
suhu di dalamnya. Gambar berikut menunjukkan bagaimana terjadinya efek rumah kaca
(Gealson,2007).
Siklus pendek adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai
berikut :
Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
c. Siklus Panjang
Siklus panjang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut:
1. Penguapan
2. Sublimasi
3. Terbentuk awan yang mengandung kristal es
4. Angin menggerakan kristal es ke daratan
5. Turun hujan es ( hujan salju)
6. Pembentukan gletser
7. Gletser yang mencair membentuk aliran sungai
8. Air sungai mengalir menuju daratan.
Siklus panjan (besar) menghasilkan hujan es atau hujan salju.
16. Siklus air merupakan pergerakan air dari bumi ke atmosfer kemudian kembali ke bumi, akan
tetapi kenapa ada daerah yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih? Jelaskan
penyebabnya!
Akibat adanya pemanasan global menyebabkan meningkatnya suhu di permukaan
bumi, peningkatan suhu ini cenderung akan meningkatkan curah hujan karena uap air berlebih
yang hadir di atmosfer jatuh lagi seperti hujan yang menyebabkan banjir di berbagai wilayah
di dunia. Bila cuaca berubah lebih hangat, proses penguapan dari darat dan laut akan
meningkat. Hal ini menyebabkan kekeringan di daerah dimana proses penguapan meningkat
tidak dikompensasikan dengan kenaikan curah hujan (Venkataramanan dan Smitha, 2011).
17. Bagaimana proses oksigen dalam air dapat berkurang akibat adanya pencemaran air oleh
limbah organik/anorganik?
- Berkurangnya jumlah oksigen yang terlarut didalam air karena sebagian besar oksigen
digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah.
- Sampah anorganik yang masuk kesungai dapat berakibat menghalangi cahaya matahari
sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga yang menghasilkan
olsigen.
- Penggunaan detergen secara besar – besaran akan meningkatkan senyawa fosfat pada air
sungai atau danau. Banyaknya limbah pabrik yang dibuang ke sungai juga dapat
meningkatkan senyawa fosfat yang ada pada sungai. Akibat peningkatan senyawa fosfat
ini dapat merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang
dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai
tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya dan mengakibatkan terhambatnya
fotosintesis.
- Tumbuhan air yang mati membawa akibat proses pembusukan tumbuhan. Pembusukan ini
akan menghabiskan persediaan oksigen
19. Contoh sampah radioaktif yang dapat mencemari tanah: nitrogen, uranium, thorium.
20. Cara penanggulangan pencemaran tanah oleh limbah domestik, industri dan pertanian
(sebutkan satu saja untuk masing-masing jenis limbah)
- Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka,
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
- Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel
kecil, kemudian dikubur.
- Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari
tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
pemurnian.
- Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.
22. Cara penambahan zat kapur pada tanah untuk mengurangi pencemaran tanah:
Dengan cara di taburkan langsung pada tanah atau di campur air dengan perbandingan tertentu
lalu disemprotkan atau disiramkan pada tanah.
23. Jelaskan penanggulangan pencemaran tanah dengan metode remediasi in situ dan contohnya!
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Pembersihan in-situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
24. Jelaskan penanggulangan pencemaran tanah dengan metode remediasi ex situ dan contohnya!
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
25. Jelaskan penanggulangan pencemaran tanah dengan metode remediasi bioremediasi dan
contohnya!
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan
ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
Sedangkan Bioremidiasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air).
26. Ciri detergen yang mampu diuraikan oleh mikroorganisme sehingga tidak mencemari
lingkungan!
- mengandung LAS atau LABS ( Linear Alkyl Benzene Sulfonate) bukan ABS yang sulit
terurai.
- tidak mengandung fosfat atau yang kadar fosfatnya sangat rendah.
- detergen yang mengandung sedikit busa.
27. Dalam penanggulangan pencemaran tanah, salah satunya adalah dengan mengubur bekas
bahan bangunan secara berlapis, bagaimana caranya? Apakah tidak mengakibatkan
pencemaran air? Jelaskan!
Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang
dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-
lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan
banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut
bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
28. Cara membedakan antara tanah kering karena musim kemarau dengan tanah kering karena
tercemar!
- Tanah yang tercemar
a. Tanah tidak subur
b. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
c. Berbau busuk
d. Kering
e. Mengandung logam berat
f. Mengandung sampah anorganik
- Tanah yang tidak tercemar
a. Tanahnya subur
b. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
c. Tidak berbau busuk
d. tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
e. Tidak Mengandung logam berat
f. Tidak mengandung sampah anorganik
29. Metode pengolahan tanah yang tercemar logam berat yang bisa merusak kesuburan tanah
Cara kimia yang bisa digunakan adalah dengan metode pengapuran. Sebagian dari
unsure logam berat terutama Pb dapat larut ditanah atau tersedia bagi tanaman dalam keadaan
tanah masam, sehingga dapat menyebabkan tanaman menyerap Pb secara berlebihan dan
bersifat racun bagi tanaman itu sendiri. Dengan pengapuran tanah tidak akan terlalu masam
sehingga logam berat seperti Pb tidak akan berada ditanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman
(Tan, 1991). Dalam keadaan basa terjadi penambahan muatan negatif jadi, peningkatan pH
tanah umumnya akan meningkatkan muatan negatif sehingga kemapuan koloid tanah dalam
menjerap kation akan meningkat (Priyono, 2005).
Metode Fitoremediasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan tumbuhan yang dapat
menyerap logam berat di tanah. Salah satu tumbuhan yang dapat menyerap logam berat adalah
Eceng Gondok (Eichormia crassipes). Walaupun dalam petanian Eceng Gondok dikenal
sebagi gulma namun tumbuhan ini dapat menyerap logam berat dan resisten terhadap
toksisitas logam berat tersebut. Tumbuhan eceng gondok yang hidup di atas air dapat
menyerap logam berat Pb sebanyak 5,167 ppm atau 96,4 % dan logam berat Fe turun
sebanyak 3,177 ppm atau 65,45 % dalam kurun waktu tujuh hari (Hasim, 2005).
Metode terakhir yang dapat digunakan dalam menaggulangi pencemaran logam berat
di tanah adalah dengan metode Bioremediasi. Metode Bioremediasi memanfaatkan mikrobia
sebagai perantara reaksi kimia dan proses fisika yang berlangsung secara metabolic. Proses
ini mengubahn bahan kimia yang mengandung logam berat dalam danah menjadi tidak
berbahaya (Sklandany dan Metting, 1993).
30. Ciri-ciri tanah yang mengandung logam berat dan metode analisa untuk mengetahui
kandungan logam berat dalam tanah:
- Minimnya kandungan mineral. Kandungan mineral yang terdiri dari C-Organik, Nitrogen,
Kalium, Fosfor, Kalsium, Magnesium, dan Oksigen akan berkurang dari struktur tanah
apabila sejumlah polutan yang melakukan penetrasi kedalam tanah melebihi ambang batas
normal sehingga polutan tersebut akan mengambil alih atau merusak kandungan mineral
dalam tanah.
- Hilangnya unsur hara dari tanah. Unsur hara merupakan bagian terpenting dari tanah karena
unsur hara ini memungkinkan adanya pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
mikroorganisme dan mikroba dalam tanah. Penyebabnya dapat berasal dari kontaminasi
pestisida, limbah cair dari rumah tangga dan industri, dan adanya logam berat dalam tanah;
- Tidak adanya tanda-tanda pertumbuhan jamur atau mikroorganisme lain. Tanah yang
tercemar tentunya tidak dapat lagi memberikan pendukung kehidupan bagi mahkluk hidup
yang tinggal di dalamnya atau di atas permukaan tanah.
- Tingginya derajat keasaman atau pH tanah. Hal ini menyebabkan tanah tidak dapat menjadi
media tanam sejumlah tanaman yang bermanfaat bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya;
31. Siklus udara (Nitrogen, oksigen dan karbondioksida), pilih salah satu!
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat
terjadi secara biologis maupun non-biologis. Adapun siklusnya sebagai berikut :
1. Fiksasi Nitrogen
Nitrogen di udara menjadi bagian dari materi biologis sebagian besar melalui satu tindakan
bakteri dan ganggang dalam proses yang dikenal sebagai fiksasi nitrogen. Tanaman legum
membentuk nodul pada akar di mana bakteri memperbaiki nitrogen mengambil nitrogen
dari udara dan mengubahnya menjadi amonia (NH3). Amonia ini lebih dikonversi oleh
bakteri lain pertama menjadi ion nitrit, NO2–, dan kemudian menjadi ion nitrat, NO3–.
2. Pembusukan
Protein dibuat oleh tanaman masuk dan melewati jaring makanan. Pada setiap tingkat,
metabolisme mereka menghasilkan senyawa nitrogen organik yang kembali ke lingkungan,
terutama di ekskresi. Penerima manfaat akhir dari bahan-bahan ini adalah mikroorganisme
pembusukan yang memecah molekul dalam kotoran dan organisme mati menjadi amonia.
3. Nitrifikasi
Tanah yang hidup dan bakteri nitrifikasi mengubah amonia menjadi nitrat. Bakteri dari
genus Nitrosomonas mengoksidasi NH3 untuk nitrit (NO2–) maka bakteri dari genus
Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat (NO3–). Dengan cara ini, nitrogen dibuat
tersedia bagi akar tanaman. Mikroba Archael hadir dalam tanah dan laut mengkonversi
amonia menjadi nitrit. Banyak kacang-kacangan, selain memperbaiki nitrogen atmosfer,
juga melakukan nitrifikasi (konversi nitrogen organik untuk nitrit dan nitrat). Ini mencapai
tanah ketika mereka merontokkan daunnya.
4. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah pengurangan nitrat kembali menjadi gas nitrogen (N2). Bakteri yang
hidup jauh di tanah dan di sedimen perairan di mana kondisi anaerob. Mereka
menggunakan nitrat sebagai alternatif oksigen untuk akseptor elektron terakhir dalam
respirasi mereka.
32. Contoh pencemaran udara dan sumber pencemarnya :
klorin (Cl2), hidrogen klorida (HCl), hidrogen fluorida (HF), dan asam sulfat (H2SO4) yang
di hasilkan oleh industri
35. Penggunaan pestisida sudah jelas dapat mencemari lingkungan. Bagaimana cara
menanggulangi pencemaran tersebut, selain dari penggunaannya harus TEPAT?
- Agar residu pestisida di dalam tanah tersebut tidak terbawa aliran air maka residu tersebut
perlu ditahan dengan suatu bahan yang dapat menyerap (imobilisasi). Bahan tersebut
adalah arang aktif yang memiliki kemampuan menyerap polutan. Arang aktif dapat dibuat
dari limbah pertanian yang melimpah yaitu sekam padi atau tempurung kelapa atau limbah
pertanian lainnya melalui proses pemanasan 500°C selama 5 jam dan aktivasi pada tungku
listrik dengan suhu 900°C selama 60 menit.
- Berdasarkan hasil penelitian (Asep, 2008), menunjukkan bahwa arang aktif yang berasal
dari sekam padi dan tempurung kelapa memiliki daya serap yang tinggi (yang
diekspresikan dengan angka Iod) terhadap residu pestisida masing-masing sebesar. 460,4
dan 1191,8 mg/g.
- Teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian ini bias
mengurangi kandungan residu pestisi hingga 50 persen. Melalui serangkaian kegiatan
penelitian yang telahdilakukan di Lab. Residu Bahan Agrokimia (Lab RBA), Balai
Penelitian Lingkungan Pertanian di Bogor padaperiode 2007-2009 telah didapatkan suatu
bahan ameliorant arangaktif yang terbuat dari limbah pertanian yang diketahui memiliki
daya serap tinggi dan mampu menyerap/mengikat pencemar residu pestisida.
36. Bagaimana proses pencemaran pestisida pada bahan pangan yang berada dalam tanah, seperti
pada kacang tanah dan kentang?
Residu pestisida dapat terjadi akibat proses fotodegradasi, hidrolisis, akumulasi pada tanah.
Penyebaran residu pestisida menurut prosesnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung berasal dari pestisida yang langsung
diaplikasikan pada tanaman, sedangkan tidak langsung bisa berasal dari kontaminasi melalui
hembusan angin, debu dari daerah lain dan budidaya tanaman pada tanah yang sudah banyak
mengandung pestisida.
37. Mayoritas petani sudah terbiasa menggunakan pestisida yang mana justru sering membuat
hama pada tanaman semakin kebal/resisten. Jelaskan cara untuk mengatasi resistensi tersebut
dengan tetap berprinsip TEPAT!
Strategi Pengelolaan Resistensi Pestisida
Untuk memperlambat timbul dan berkembangnya populasi resisten menurut Georghiou
dapat dilakukan dengan 3 strategi yaitu dengan 1) sikap sedang (moderation), 2) penjenuhan
( saturation ) dan 3) serangan ganda ( multiple attack). Pengelolaan dengan moderasi
bertujuan mengurangi tekanan seleksi terhadap hama antara lain dengan pengurangan dosis,
dan frekuensi penyemprotan yang lebih jarang. Pengelolaan dengan saturasi bertujuan
memanipulasi atau mempengaruhi sifat pertahanan serangga terhadap insektisida baik yang
bersifat biokimiawi maupun genetik. Pengelolaan dengan serangan ganda antara lain
dilakukan dengan cara mengadakan rotasi atau pergiliran kelompok dan jenis insektisida yang
mempunyai cara kerja atau mode of action yang berbeda. Adanya refugia merupakan
mekanisme untuk menghambat pengembangan sifat resistensi pada populasi karena di refugia
merupakan sumber individu imigran yang masih memiliki sifat peka terhadap pestisida
(Georgiou dan Taylor, 1986).
Pengelolaan resistensi pestisida bertujuan melakukan kegiatan yang dapat menghalangi,
menghambat, menunda atau membalikkan pengembangan resistensi. Untuk membuat
keputusan pengelolaan resistensi sangat diperlukan pengetahuan dasar tentang faktor-faktor
yang mendorong timbul dan berkembangnya resistensi, dan pendugaan frekuensi genotipe
resisten. Program pengelolaan resistensi menjadi sangat sulit dilaksanakan tanpa pengetahuan
komprehensif tentang mekanisme suatu jenis serangga atau organisme lain menjadi resisten
terhadap pestisida.
38. Bagaimana efek yang ditimbulkan bagi kesehatan jika seseorang terpapar B3, baik dalam
jangka pendek dan jangka panjang?
- Jangka pendek: dapat menimbulkan akibat berupa
kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio
vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian.
- Jangka panjang: dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker),
efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya
cacat bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi. Bagian organ tubuh yang terkena
pengaruh adalah: Ginjal (umumnya disebabkan zat toksik Cadmium); tulang (umumnya
disebabkan zat toksik Benzene); otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury);
liver (umumnya disebabkan zat toksik Carbon – Tetrachlorida); paru-paru (umumnya
disebabkan zat toksik Paraquat); mata (umumnya disebabkan zat toksik Khloroquin).