1. Faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi potensi peserta didik !
a. Faktor internal
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktorini dibedakan menjadi dua macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan
keadaan fungsi jasmani.
Keadaan tonus jasmani maksudnya dalam hal perbedaan porsi tubuh. Seperti tinggi
kurus, tinggi gemuk, pendek kurus, pndk gemuk, dll. Hal ini sangat berpengaruh pada
fisiologis siswa itu sendiri. Terutama untuk siswa yang kurang lengkap anggota
badannya (cacat).
Keadaan fungsi jasmani maksudnya dalam hal penyakit. Siswa yang terkena penyakit
dalam yang parah dengan siswa yang terkena penyakit ringan akan berpengaruh pada
fisiologis siswa tersebut
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu
berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi
akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual
tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang
sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
b. Faktor Eksternal
Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan
keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa
pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
Faktor Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim
keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.
Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti
memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli
peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa
Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat
yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri,
dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.
Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan anak manusia terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses
pengoperasian ilmu yang normatif, yang memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh
kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.
Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain
yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih yang
memang tidak beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor
penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor
yang sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam
perkembangan peserta didik.
1. Self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri
sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan.
2. Self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.
3. Stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung
pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar
lain.
4. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang
sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau
lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.
5. User friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.
Inquiry Learning menekankan siswa lebih aktif dalam proses belajar secara kritis dan analisis
untuk memahami suatu pelajaran yang diberikan oleh seorang pendidik.
Project based learning pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered)
dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang
bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya.