Anda di halaman 1dari 10

BAB I

UNIIT EL 0.1
PENYEDIA DAYA TEGANGAN STABIL

1.1. Tujuan Percobaan


Mempelajari sifat-sifat penyedia daya tegangan stabil
1.2. Alat Percobaan
 1 Regulator AC untuk tegangan variabel
 1 Unit alat percobaan EL. 01
 1 Mikro amper
 2 Buah multitester
1.3. Teori singkat
Catu daya ini dapat diatur tegangan keluarannya (V out) dengan
mengubah faktor umpan balik.
Penyedia daya tegangan stabil adalah rangkaian elektronik yang
didesain untuk mengahasilkan tegangan DC yang ditentukan sebelumnya
yang tidak tergantung pada arus I1 yang diambil pada temperatur dan
perubahan dari saluran AC (PLN).
Untuk mengatasi ketiga kelamahan tersebut diatas digunakan rangkaian
umpan balik dan juga untuk mengurangi riak tegangan, system yang
demikian disebut satu daya yang diatur catu daya (Relgulated Power Suply).
Yang terdapat pada gambar :

Gambar 1.1 Rangkaian Umpan Balik

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


Untuk mengatasi ketiga kelemahan tersebut digunakan rangkaian
umpan balik untuk mengurangi riak tegangan. System yang demikian
disebut catu daya yang diatur catu daya (Regulated Power Supply). Catu
daya ini dapat diatur tegangan keluarannya (Vout) dengan mengubah
faktor umpan balik.
Sedang Vout (tegangan output) dapat diatur dengan mengubah
faktor umpan balik β dapat dicari dengan menggunakan rumus.
DV
Vo = Vr
1 + b DV

Penyearah Setengah Gelombang


Penyerah setengah gelombang adalah sebuah rangkaian catu daya
yang mengubah tegangan AC suatu sumber menjadi tegangan DC tetapi
gelombang AC yang diubah hanya setengahnya saja. Dapat dilihat pada
Gambar 1.2.

Gambar 1.2.Penyarahan setengah gelombang.


Pada Gambar 1.2. dapat kita lihat bahwa gelombang negatif pada
gelombang tersebut dihilangkan sehingga gelombang yang tersisa hanya
gelombang positif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa gelombang
yang disearahkan hanyalah ½ gelombang saja. Untuk rangkaian dari
penyearah setengah gelombang dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


Gambar 1.3. Rangkaian penyearah setengah gelombang.
Penyearah Gelombang Penuh
Pada prinsipnya penyearah gelombang penuh memiliki sistem
kerja yang sama, dimana sama – sama mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC. Namun pada penyearah gelombang penuh ini, gelombang
negatifnya diinversekan sehingga menjadi gelombang positif. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4. Penyearah gelombang penuh


Untuk rangkaian dari penyarah gelombang penuh dapat dilihat pada
Gambar1.5.

Gambar 1.5.Rangkaian penyearah gelombang penuh

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


1.4. Langkah Percobaan
1. Pengujian transformator yaitu dengan mengatur :
a. Tahanan primer dan tegangan sekunder
b. Tegangan primer dan tegangan sekunder
2. Pengujian dioda penyearah apakah masih baik dengan mengukur
Forward bias (arah maju) dan reverse bias (arah balik).
3. Pengujian transistor dengan mengukur Ic, IB, dan VBE, VCE, VCB dengan
tegangan Vcc yang telah ditentukan yaitu 15 volt.
4. Pengukuran tegangan keluaran catu daya tanpa beban.
5. Pengukuran tegangan output dengan beban berubah dan input tetap.
Kemudian pengujian dengan Vin DC tetap dan beban berubah.
1.5 Data Pengamatan
I. Pengujian Transformator Tahanan Primer dan Sekunder :
a. Keadaan belum diberi tegangan multimeter posisi Ohm :
Rp : 0 – 110 = 0 Ohm Rs : 0 – 220 = 237 Ohm
Rs : 0 – 18 = 241 Ohm
b. Keadaan sudah diberi tegangan multimeter posisi AC :
Vp : 0 – 110 volt = 112 volt Vp = 0 – 220 volt = 228 volt
Vs : 0 – 18 volt = 23 volt
II. Pengujian Dioda
a. R.forward bias : 137,9 KiloOhm,
b. R.reservese bias : 0 Ohm
III.Pengujian Transistor (Tr-2) BD 161 dan Transistor (Tr-3) 2N3055
Tegangan output diatur : 15 volt denga mengatur potensio meter (Vr)
multi posisi DC volt
Table 1.5.1 pengujian transistor
Colektor
Jenis V out Colektor Base dengan Colektor
dengan
Transistor (Volt) dengan B ase Emitor denganEmitor
Ground
2N3055 15 0,895 4,52 4,87 0,897
BD 161 15 4,61 0,425 0,461 4,61

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


IV. Pengujian antar tegangan output dengan R-1 dan R-2
Vp : 220 volt tanpa beban, Voutdiaturmenjadi 15 volt denganmengatur
potensiometer (Vr).

a. Input AC dilepas lalu ukur R-1 = 16,82 KOhm. Lalu R-1


dibaca=20.000 Ohm
R-2 = 6,8 KOhm. Lalu R-2 dibaca =10.000
Ohm

b. Input AC dipasang lagiVpdiatur : 220 volt tanpa beban

Tabel 1.5.2 pengujian antar tegangan output dengan R-1 dan R-2
Vp (RMS) Vs (RMS) V in DC V out DC
220 volt 18,78 volt 1,18 volt 1,1volt

V. Pengujian input berubah dengan beban R-1 tetap.

Tabel 1.5.3 Pengujian input berubah dengan R-1 tetap


Vp(RMS) V in DC V out
IL = 10 μ A IL = 20 μ A
110 volt 8 volt 11,17 11,13
120 volt 10 volt 12,25 12,22
180 volt 15 volt 18,99 18,95
220 volt 20 volt 23,46 23,44
230 volt 23 volt 24,59 24,52

VI. A. Pengujian Input Vp tetap 220 Volt, kemudian atur tegangan output
sesuai dengan lembar kerja

Tabel 1.5.4 Pengujian vp tetap 220 volt


Vp(RMS) Vin DC V ILμ A
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6
out
220 volt 20 Volt 4 35 24 20 16 11 11

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


220 volt 20 Volt 6 40 30 23 20 18 18
220 volt 20 Volt 8 58 40 32 26 22 22
220 volt 20 Volt 10 70 50 39 33 27 27
220 volt 20 Volt 12 84 60 47 39 32 32
220 volt 20 Volt 15 120 74 57 48 38 38

B. Pengujian input DC dan beban tetap 12 volt/ 15 volt dengan beban


berubah atur tegangan output sesuai dengan lembar data

Tabel 1.5.5 Pengujian input DC dan Beban tetap


Vin DC V out IL μ A
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6
15 Volt 12 86 60 46 38 33 33
15 Volt 10 72 48 39 33 27 27
15 Volt 9 63 45 35 30 25 25
15 Volt 6 43 41 25 21 18 18

Tugas
Hitung RL dan PL dari percobaan V dan VL
V. Pengujian input
berubahdengan R-1 tetap
V¿ c. RL = 15/18,95
 RL =
IL = 0,792 ohm
 Vout = 10 μA d. RL = 20/23,44
a) RL = 8/11,17
= 0,716 ohm = 0,853 ohm
b) RL = 10/12,25 e. RL = 23/24,52
= 0,816 ohm
c) RL = 15/18,99 = 0,938 ohm
= 0,790 ohm
 PL = V x IL
d) RL = 20/23,46
= 0,853 ohm  Vout = 10 μA
e) RL = 23/24,59 A) RL = 8x11,17
= 0,935 ohm = 89,36 watt
 Vout = 20 μA
B) RL = 10x12,25
a. RL = 8/11,13
= 122,5 watt
= 0,719 ohm C) RL = 15x18,99
b. RL = 10/12,22 = 284,85 watt
= 0,818 ohm

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


D) RL = 20x23,46 e)
= 469,2 watt
84+60+ 47+39+32+32 294
= =49 ohm
E) RL = 23x24,59 6 6
= 565,57 watt f)

120+74 +57+ 48+38+38 375


 Vout = 20 μA = =62,5 ohm
6 6
A. RL = 8x11,13
= 89,04 watt
B. RL = 10x12,22 V
 RL=
= 122,2 watt IL
C. RL = 15x18,95
= 284,25 watt  Vin DC
a) RL = 20/21,67
D. RL = 20x23,44 = 0,922 ohm
= 468,8 watt b) RL = 20/24,83
= 0,805 ohm
E. RL = 23x24,52 c) RL = 20/33,3
= 563,96 watt = 0,6 ohm
d) RL = 20/41
VI. = 0,488 ohm
A. Pengujian beban berubah e) RL = 20/49
= 0,408 ohm
dengan input R-1 tetap f) RL = 20/62,5
= 0,32 ohm
 IL total
a)
 Vout
35+ 24+20+18+16 +14 127  RL = 4/21,67
= =21,67 ohm
6 6 = 0,814 ohm
b)  RL = 6/24,83
= 0,241 ohm
40+30+23+20+ 18+18 149  RL = 8/33,3
= =24,83 ohm
6 6 = 0,240 ohm
c)  RL = 10/41
= 0,243 ohm
58+ 40+32+26+ 22+ 22 200  RL = 12/49
= =33,3 ohm
6 6 = 0,244 ohm
d)  RL = 15/62,5
= 0,24 ohm
70+ 50+ 39+33+27+27 246
= =41 ohm
6 6  PL = V x IL

 V in DC

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


a) PL = 20x21,67 c)
= 433,4 watt
63+ 45+35+30+ 25+25 223
= =37,16 ohm
b) PL = 20x24,83 6 6
= 496,6 watt d)
c) PL = 20x33,3
43+41+25+ 21+ 18+18 166
= 666 watt = =27,67 ohm
d) PL = 20x41 6 6
= 820 watt V
 RL =
e) PL = 20x49 IL
= 980 watt g) V in DC
f) PL = 20x62,5 a) RL = 15/49,3
= 1250 watt = 0,304 ohm
b) RL = 15/37,5
= 0,4 ohm
 Vout c) RL = 15/37,16
= 0,403 ohm
 PL = 4x21,67 d) RL = 15/27,47
= 86,68 watt = 0,542 ohm
 PL = 6x24,83
= 148,98 watt  Vout
 PL = 8x33,3 a) RL = 12/49,3
= 266,4 watt
 PL = 10x41 = 0,243 ohm
= 410 watt b) RL = 10/37,5
 PL = 12x49
= 588 watt = 0,266 ohm
 PL = 15x62,5 c) RL = 9/37,16
= 937,5 watt = 0,242 ohm
d) RL = 6/27,47
= 0,218 ohm
B. Pengujian V-in tetap
 PL = V x IL
dengan beban berubah
 V in DC
 IL total a) PL = 15x49,3
a)
= 739,5 watt
86+60+ 46+38+33+33 296 b) PL = 15x37,5
= =49,3 ohm
6 6
b) = 562,5 watt
c) PL = 15x37,16
72+ 48+39+33+27+ 27 225 = 557,4 watt
= =37,5 ohm d) PL = 15x27,47
6 6
= 412,05 watt
 V out

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


a) PL = 12x49,3 = 375 watt
c) PL = 9x37,16
= 591,6 watt
= 334,44 watt
b) PL = 10x37,5 d) PL = 6x27,47
= 164,82 watt

1.7 kesimpulan
Penyedia daya tegangan stabil adalah rangkaian elektronik yang
didesain untuk mengahasilkan tegangan DC yang ditentukan sebelumnya
yang tidak tergantung pada arus I1 yang diambil pada temperatur dan
perubahan dari saluran AC (PLN).
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan EL-01 adalah bahwa
tegangan catu daya yang tidak diambil memiliki kelemahan-kelemahan
seperti apa yang dijelaskan dalam teori singkat,catu daya dapat diatur
tegangan keluarannya (V out ) dengan mengubah faktor umpan
balik.Terdapat kesalahan dalam membaca tegangan keluaran karena faktor
alat dan kurangnya ketelitian praktikan dalam pembacaan Sehingga untuk
mendapatkan tegangan yang stabil diperlukan komponen yang sesuai dan
baik kondisinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2012) , Daya tegangan stabil, diakses 16 maret 2018


ansn.bapeten.go.id/files/43201/1002/pdf
Wikipedia 2015, Daya tegangan stabil ,di akses pada 16 Maret 2018
https://id.wikipedia.org/daya_daya_tegangan_stabil/.html
Dunia elektro (2017) , Penyearah tiga fhasa terkendali, diakses pada 16 maret
2018 http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/penyearah-tiga-fasa-
terkendali.html

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018


Catatan Asisten :

(Asisten) (Nilai)

Muhamad Wahyu Walidi/171041004/EL-01/16 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai