Anda di halaman 1dari 6

BAB III

INSTALASI PENERANGAN SISTEM DIM


UNIT P-4

1.1 Tujuan percobaan


1. Agar praktikan dapat menguasai instalasi yang memakai saklar ganda
dan saklar tunggal untuk berbagai tempat dan keperluan.
2. Agar praktikan dapat membedakan bermacam-macam saklar serta
penggunaannya.
3. Agar praktikan sapat mengerti dan memahami instalasi system DIM.
4. Agar dapat mengerti dan memahami prinsip kerja dari hubungan ini.
1.2 Alat dan Bahan
1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan P-4
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)

3.3 Teori Singkat


Pada prinsip hubungan in, kita dapat menghidupkan satu lampu dalam
hubungan seri maupun parallel. Dalam hubungan ini harus diingat bahwa
untuk lampu yang dihubungkan deret harus dipakai lampu yang daya dan
tegangan kerjanya sama, dimana hal ini bertujuan agar tegangan terbagi rata
kedua lampu. Hubungan seperti ini dapat di pergunakan untuk pada
penerangan instalsi bis malam, dan bioskop dan lainnya.
L1 L3 L5

Saklar 1 L2 Saklar 2 L4 L6

Gambar 3.1 Pengawatan Tunggal

Gambar 3.1 Pengawatan Tunggal


L1 L3 L5

N
F

L2 Saklar 2 L4 L6
Saklar 1

Gambar 3.2 Pengawatan instalasi Penerangan Sistem “DIM”

Gambar 3.2 Pengawatan instalasi


Keterangan :
SK1 : saklar tunggal
SK2 : saklar DIM
L1-L6 : lampu pijar 25
Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila saklar 1 ON dan saklar 2
OFF, maka lampu terhubung seri sedangkan bila saklar 1 ON dan saklar 2 ON
maka lampu terhubung parallel.

3.4 Langkah Percobaan


1. Memasang pengawatan sesuai dengan gambar rangkaian pada papan
percobaan P-4.
2. Memasang fitting untuk lampu dan dua saklar.
3. Mengukur tegangan dengan keadaan beban atau lampu dipasang.
4. Melakukan pengamatan lampu-lampu
5. Mengukur hambatan isolasi.
6. Melepas instalasi yang sudah selesai pengamatan.

3.5 Data Hasil Percobaan

I. Pengukuran Hambatan Isolasi : (beban/lampu belum dipasang)


Sk 1 Sk 2 P-0 P-G 0-G
On On 1000 300 750
On Off 1000 300 500
Off On 1000 1000 500
Off Off 1000 500 500

II. Pengukuran tengangan (di hubungkan dengan tegangan


sumber,beban dipasang)
Kondisi Lampu terang
Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan
Sumber Lampu 1 Lampu 2 lampu 3

192 volt 0,002 volt 0,004 volt 190 volt

Kondisi Lampu redup


Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan
Sumber Lampu 1 Lampu 2 lampu 3

184,7 volt 187 volt 187 volt 187 volt

III. Pengamatan Arus (di hubungkan dengan tegangan sumber,beban


dipasang)
Kondisi Lampu terang
Arus Sumber Arus Lampu 1 Arus Lampu 2 Arus lampu 3

0,41 A 0A 0A 0,41 A

Kondisi Lampu redup


Arus Sumber Arus Lampu 1 Arus Lampu 2 Arus lampu 3

1,20 A 0,37 A 0,32 A 0,41 A

IV. Pengamatan Lampu (Tulis redup atau terang)


Sk 1 Sk2 Keadaan lampu
On On Terang

On Off Terang

Off On Terang

Off Off Terang


II.5.1 Pertanyaan/Tugas
1. Hitung daya seri total dan daya parallel !
2. Gambar arah arus waktu hubungan seri !
3. Apa akibatnya bila lampu yang dipasang berlainan ?
4. Hitung drop tegangan !

3.5.2 Jawaban
1. Pada hubungan seri,lampu yang hidup ada 4 buah jika kita
mengasumsikan L1=L2=L3=L4=L5=L6= 25 watt maka daya seri total =
4×25 watt = 100 watt.Pada hubungan parallel,lampu yang hidup semua
sehingga dayanya adalah 6×25 watt = 150 watt.

2. Gambar arus/arah saat hubungan seri dan parallel.


(ada di landasan teori)

1. Akan terjadi nyala lampu yang tidak merata sebab dalam


hubungan parallel atau seri lampu-lampu yang dipasang
sebaiknya memiliki tgangan kerja dan daya yang sama agar
kinerjanya dan keawetan lampu dapat terjamin dan lebih baik.
2. P = 0,0175 ohm.mm2 /m
S = 1,5 mm2
L=±6m
I = p.l.I/s
= 0,0175.6.15/1,5
= 1,05 volt

3.7. KESIMPULAN
Praktikan bisa membuat rangkaian listrik yang bias disri dan diparalel
dalam suatu rangkaian listrik. Saat hubungan seri nyala lampu menjadi redup
sedangkan pada saat hubungan parallel nyala lampu menjadi terang.

Anda mungkin juga menyukai