Anda di halaman 1dari 47

BAB I

MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM


SAMBUNGAN KAWAT
UNIT 1

1.1 Tujuan Percobaan


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti jenis-jenis sambungan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan jenis-jenis kabel sambungan yag ada.
1.2 Alat dan bahan
1. Tang Kombinasi
2. Tang potong
3. Tang Cucut
4. Tang Pengupas
5. Kabel NYA 2,5 cm
1.3 Teori Singkat
Didalam pekerjaan instalasi baik instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga / tegangan tinggi, harus mengenal berbagai cara penyambungan data
hantaran yang sesuai dengan tujuan pemakaian dan persyaratan. Selain
ghubungan / sambungan tersebut, juga cara pengikatan hantaran-hantaran,
missal pada hantaran rol isolatior, yang sesuai dengan tujuan yaitu selain
untuk menempatkan hantaran dan tegangan balik. Adapun sambungan yang
dikerjakan adalah sesuai dengan gambar di bawah ini.
Pengikat hantaran isolator pada rol isolator ada 2 macam, yaitu :
1. Pengikat antara hantaran
2. Pengikat ujung hantaran
Pengikatan dilakukan dengan kawat hantaran dan benang. Pengupasan
isolasi hantaran dilakukan dengan pisau, caranya seperti meraut pensil.
1.4 Langkah Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
2. Membuat berbagai sambungan sesuai dengan gambar ISOLASI
PENERANGAN.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 1


Macam-macam Sambungan Kabel Pada Instalasi Penerangan
Keterangan : Gambar yang di tunjukkan di bawah adalah instalasi setelah
kotak sekring.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 2


Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 3
1.5 Kesimpulan

1. Pada saat melakukan penyambungan menggunakan peralatan seperti


tang kombinasi, tang cucut, , agar saat penyambungan lebih kuat agar
tidak mudah lepas.
2. Jenis penyambungan diatas berbeda-beda penggunaanya dalam
penyambungan instalasi listrik.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 4


BAB II
INSTALASI PENERANGAN SISTEM KAMAR HOTEL
UNIT P-3

2.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk menfgertahui cara kerja dari instalasi penerangan system kamar
hotel.
2. Untuk mengetahui fungsi instalasi dari instalasi penerangan kamar
hotel.
3. Untuk menghitung tahanan isolasi berdasarakan data yngf asda pada
instalasi yang sedang dipasang.
4. Untuk menghitung drop tegangan beban.
5. Agar mahasiswa memahami dan terampil dalam instalasi system
kamar hotel.
6. Untuk mengetahui dimana saja instalasi tersebut dapat diterapkan.

2.2 Alat dan Bahan


1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan T3
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)
2.3 Teori Singkat
Hubungan ini dipakai untuk tujuan mnelayani satu atau dua
golongan lampu yang dapat dioperasikan dari dua tempat, misalnya pada
gang-gang, kamar dengan dua pontu atau tangga rumah tingkat.
Prinsip Kerja dari hubungan ini yaitu bila kedua saklar dalam
piosisi yang sama, maka lampu akan menyala. Sebaliknya jika kedua
saklar dalam posisi yang berbeda maka lampu akan mati.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 5


Untuk keperluan system hubungan ini digunakan dua buah saklar
tukar atau saklar hotel. Selain dua buah saklar hotel dalam percobaan ini
ada juga bahan yang digunakan yaitu dua buah lampu.

Gambar 2.1 Simbol dan bentuk fisik saklar tukar

Lampu Flurosen sering disebut lampu TL. Pada dasarnya lampu


flurosen termasuk dalam kelompok pada lampu merkuri tekanan rendah.
Hal ini disebabkan keadaan tabung lampu flurosen dimasukkan merkuri,
dan tekanan gas didalam tabung pada saat lampu bekerja adalah rendah,
hanya kira-kira 0,0039 atm. Sedangkan tekanan gas pada tabung lampu
merkuri kira-kira 10 atm.
Lampu flurosen tidak bekerja berdasarakan pada pijar filament
seperti halnya dalam lampu pijar. Tetapi hanya lampu flurosen
menghasilkan cahaya berdasarkan terjadi pelepasan electron dalam lampu
tabung.
Pajang lampu tabung bervariasi tertgantung besar daya, mulai dari
panjang 35 cm untuk 10w sampai dengan panjang 150 cm untuk 65w.
pada kedua ujung tabung dipasang filament tungsten yang dilapisi suatu
bahan yang dapat beremisi, biasanya terdiri dari barium, strontium, dan
kalsium. Untuk lampu tabung filament ini dosebut juga elektroda, karena
salah satu dari filamen harus sebagai katoda dan yang lainnyaanoda.
Kedalam tabung dimasukkan merjkuri dan gas argon, dimana merkuri

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 6


berfungsi untuk menghasilkan radiasi ultraviolet sedangkan gas argon
untuk keperluan start.

Gambar 2.2 Rangkaian lampu TL

Cara kerja lampu TL adalah jika lampu TL dihubungkan terhadap


sumber AC dengan membuat saklar dalam posisi terhubung maka starter
akan menerima tegangan kerja penuh yang akan membuat bimetal
terhubung satu dengan yang lain sebagain hasil terjadinya panas dalam
tabung starter sehuingga terjadi hubungan tertutup. Lengkapnya panas
dalam tabung starter arus mengalir melalui ballas elektroda pertama,
starter elektroda dan kembali kepertama, saat arus mengalir melalui
bimetal maka temperature dalam tabung starter akan trurun seperti
semula, dengan demikian hubungan terbuka. Pada saat aru mengalir
melalui elektroda, maka elektroda akan panas dan memijar dan gas argon
yang ada dalam tabung lampu melalui terisonansi. Dengan terlepasnya
bimetal tegangan induktif yang cukup tinggi kira-kira 1000v dibangkitkan
dalam rangkaian lampu. Tegangan kejut ini mampu untuk membuat
terjadinya pelepasan electron dalam gas argon yang terletak antara
elektroda yang satu dengan lainnya. Dengan demikian panas yang
dibangkitkan dalam tabung akibat terionisasi gas argon mampuuntuk
membuat merkuri menjadi uap dan tegangan jepit antara kedua elektroda
akan turun sampai 100v atau 110v, dimana tegangan ini tidak akan cukup
untuk membuat starter ketifga. Akhirnya, pelepasan electron yang terjadi

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 7


melalui uap merkuri akan membangkitkan radiasi ultraviolet. Radiasi
ultraviolet ini akan menjadi sebuah cahaya tampak oleh lapisan furosen.

Gambar 2.3 Pengawatan tunggal

L1

A’ B’ L2

A B

Gambar 2.4 Pengawatan instalasi sistem kamar hotel


Keterangan :

SK 1 : Saklar Tukar /Hotel

SK 2 : Saklar Tukar / hotel

L1 : Lampu TL (tube Luminince) 20 Watt

L2 : Lampu Pijar 60 Watt

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 8


Pengamatan :
1. Pengukurabn tahanan isolasi
2. Pengukuran tahanan tegangan jala-jala
3. Pengukuran tegangan lampu

2.4 Langkah Percobaan


1. Membuat skema rangkaian, diagram rangkaian dan gambar
pelaksanaannya.
2. Memasang pipa PVC pada papan tombol.
3. Menarik hantaran kedalam pipa.
4. Menarik kawat pada kotak sambung.
5. Memasang saklar tukar.
6. Menyambung kawat pada kotak sambung
7. Mengukur tahanan isolasi, apabila tahanan isolasi boleh diberi aliran
listrik, maka
8. Menyambung dengan PHB.
9. Menyambung instalasi ke sumber listrik.
10. Melakukan pengujian instalasi,
11. Melakukan pengukuran instalasi sesuai dengan lembar kerja ynag
telah tersedia.

2.5 Hasil Percobaan

I. Pengukuran hambatan Isolasi ( Teg. Lampu belum dipasang )

SK 1 SK 2 P-0 P-G 0-G

A B 400 750 750

A B 400 750 750

A” B 400 750 750

A” B” 400 750 750

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 9


II. Pengukuran Tegangan

Sumber Tegangan Tegangan Lampu 1 Tegangan Lampu 2

204,4 Volt 200,6 Volt Volt

III. Pengamatan Lampu

SK 1 SK 2 Keadaan Lampu

ON (A’) ON( B’) Mati

ON( A’) OFF (B) Hidup

OFF (A) ON (B’) Hidup

OFF ( A) OFF (B) Mati

2.5.1 Pertanyaan

1. Bagaimana cara kerja lampu TL pada saat Start ?

Jawab :

jika lampu dihubugkan terhadap sumber AC maka, starter akan menerima


tegangan kerja penuh yang membuat Bimetal terhubung satu sama lain
sebagai hasil terjadinya panas dalam tabung starter sehingga terjadi hubungan
tertutup. Lengkapnya, arus mengalir melalui Ballast, elektroda pertama,
starter, elektroda kedua, dan kembali ke bimetal. Saat arus mengalir melalui
bimetal maka temperature ddalam tabung gelas starter menurun seperti
semula, dengan demikian hubungan terbuka. Pada saat arus mengalir melalui
elektroda, maka elektroda akan memanas dan memijar dan gas argon yang
ada dalam tabung lampu menjadi terionisasi. Dengan terlepasnya
bimetal,tegangan induktif yang cuup tinggi kira-kira 1000 Volt dibangkitkan
dalam rangkaian lampu. Tegangan kejut ini mampu untuk membuat
terjadinya pelepasan electron dalam gas argon yang terletak pada elektroda

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 10


yang satu dengan elektroda yang lain. Dengan demikian panas yang
dibangkitkan dalam tabung akibat terionisasinya gas argon mampu untuk
membuat merkuri menjadi uap (vavour) dan tegangan jepit antara kedua
elektroda akan turun sampai 100 Volt atau 110 Volt, dimana tegangan ini
tidak akan cukup untuk membuat starter bekerja. Akhirnya, pelepasan
electron yang terjadi melalui uap merkuri akan membangkitkan radiasi
ultraviolet. Radiasi ultraviolet ini akan menjadi cahaya tampak oleh lapisan
fluoresen.

2. Sebutkan jenis – jenis kabel / kawat penghantar yang biasadigunakan pada


instalasi listrik bawah tanah :

Jawab :

NYFGbY (control cable) 5 x 1,5 mm 0,6/1 kV ,

N2YFGbY (data cable) 6 x 2 x 1,5 mm 600 kV ,

NYFGbY 4 x 35 mm²mm 0,6/1 kV

N2XRY 5 x 1,5 mm²mm 0,6/1 kV

N2XBY (fire resistance) 4 x 6 mm²mm 0,6/1 kV

2.6 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan,agar praktikan dapat


mempelajari dan memasang instalasi kamar hotel,dan mengetahui fungsi
dari saklar tukar.
Prinsip kerja saklar tukar bila kedua saklar Sk.1 dan Sk.2 dalam posisi
yang sama On A’ –On B’ atau Off A-Off B maka lampu akan mati.
Jika posisi saklar On A’- Off B atau Off A – ON B’ maka lampu akan hidup.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 11


BAB III
INSTALASI PENERANGAN SISTEM DIM
UNIT P-4

3.1 Tujuan percobaan


1. Agar praktikan dapat menguasai instalasi yang memakai saklar
ganda dan saklar tunggal untuk berbagai tempat dan keperluan.
2. Agar praktikan dapat membedakan bermacam-macam saklar serta
penggunaannya.
3. Agar praktikan sapat mengerti dan memahami instalasi system DIM.
4. Agar dapat mengerti dan memahami prinsip kerja dari hubungan ini.
3.2 Alat dan Bahan
1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan P-4
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)

3.3 Teori Singkat


Pada prinsip hubungan in, kita dapat menghidupkan satu lampu dalam
hubungan seri maupun parallel. Dalam hubungan ini harus diingat bahwa
untuk lampu yang dihubungkan deret harus dipakai lampu yang daya dan
tegangan kerjanya sama, dimana hal ini bertujuan agar tegangan terbagi
rata kedua lampu. Hubungan seperti ini dapat di pergunakan untuk pada
penerangan instalsi bis malam, dan bioskop dan lainnya.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 12


L1 L3 L5

Saklar 1 L2 Saklar 2 L4 L6

Gambar 3.1 Pengawatan Tunggal

L1 L3 L5

N
F

L2 Saklar 2 L4 L6
Saklar 1

Gambar 3.2 Pengawatan instalasi Penerangan Sistem “DIM”

Keteranagan :
SK1 : saklar tunggal
SK2 : saklar DIM
L1-L6 : lampu pijar 25

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 13


Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila saklar 1 ON dan saklar 2
OFF, maka lampu terhubung seri sedangkan bila saklar 1 ON dan saklar 2 ON
maka lampu terhubung parallel.

3.4 Langkah Percobaan


1. Memasang pengawatan sesuai dengan gambar rangkaian pada papan
percobaan P-4.
2. Memasang fitting untuk lampu dan dua saklar.
3. Mengukur tegangan dengan keadaan beban atau lampu dipasang.
4. Melakukan pengamatan lampu-lampu
5. Mengukur hambatan isolasi.
6. Melepas instalasi yang sudah selesai pengamatan.

3.5 Data Hasil Percobaan

I. Pengukuran Hambatan Isolasi : (beban/lampu belum dipasang)


Sk 1 Sk 2 P-0 P-G 0-G
On On 600 70 60

On Off 125 100 90


Off On 225 300 60

Off Off 125 300 90

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 14


II. Pengukuran tengangan (di hubungkan dengan tegangan
sumber,beban dipasang)
Hubungan Hubungan Tegangan lampu-lampu
Seri 200 volt L1-L6 = 195 volt
Paralel 200 volt L1-L6 = 195 volt

III. Pengamatan Lampu (Tulis redup atau terang)


Sk 1 Sk2 Keadaan lampu
On On On Terang
On Off On Redup
Off On Mati
Off Off Mati

3.5.1 Pertanyaan/Tugas
1. Hitung daya seri total dan daya parallel !
2. Gambar arah arus waktu hubungan seri !
3. Apa akibatnya bila lampu yang dipasang berlainan ?
4. Hitung drop tegangan !

3.5.2 Jawaban
1. Pada hubungan seri,lampu yang hidup ada 4 buah jika kita
mengasumsikan L1=L2=L3=L4=L5=L6= 25 watt maka daya seri total =
4×25 watt = 100 watt.Pada hubungan parallel,lampu yang hidup semua
sehingga dayanya adalah 6×25 watt = 150 watt.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 15


2. Gambar arus/arah saat hubungan seri dan parallel.
L1 L3 L5

Saklar 1 L2 Saklar 2 L4 L6

3. Akan terjadi nyala lampu Gambar


yang3.1 Pengawatan
tidak merata
Tunggal sebab dalam hubungan
parallel atau seri lampu-lampu yang dipasang sebaiknya memiliki tgangan
kerja dan daya yang sama agar kinerjanya dan keawetan lampu dapat
terjamin dan lebih baik.
4. P = 0,0175 ohm.mm2 /m
S = 1,5 mm2
L=±6m
I = p.l.I/s
= 0,0175.6.15/1,5
= 1,05 volt

3.7. KESIMPUILAN
Praktikan bias membuat rangkaian listrik yang bias disri dan diparalel dalam
suatu rangkaian listrik. Saat hubungan seri nyala lampu menjadi redup
sedangkan pada saat hubungan parallel nyala lampu menjadi terang.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 16


BAB IV
INSTALASI PENERANGAN SISTEM HUBUNG PERIKSA
LENGKAP DENGAN KWH METER
UNIT P-5

4.1 Tujuan Percobaan


1. Unruk mengetahui apakah disuatu tempat masih ada lampu yang
menyala dengan menggunakan hantaran bantu.
2. Agar paraktikan memahami dan dapat mempraktekan hubungan
terserbut.
4.2 Alat dan Bahan
1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan P-5
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)

4.3 Teori Singkat


Pada hubungan ini menggunakan penghantar bantu(H) dan lampu
periksa(LO) asalah lampu periksa yang diletakkan pada ruang khusus(ruang
jaga).Saklar periksa(SKo) dan lampu periksa (LO) akan bekerja atau
berfungsi bila pada suatu tempat ada lampu yang menyala, ini disebabkan
karena sumber tegangan atau arus listrik yang masuk kesaklar periksa didapat
dari output saklar-saklar yang berada di tempat lain.
Dengan adanya hubungan ini, kita dapat menyelidiki apakah disuatu
tempat atau ruangan masi ada lampu yang menyala atau tidak.Jadi
hantaran(H) akan menjadi hantaran fase bila ada lampu disuatu tempat yang
menyala.Hubungan ini banyak digunakan digedung besar,seperti
kantor,rumah sakit,pabrik,dan lain sebagainya

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 17


sekring
KWH

LO L1
SKo Sk1 Sk.2

Gambar 4.1 Pengawatan Tunggal

Gambar 4.1 Pengawatan tunggal instalasi penerangan

KWH N F
Box
sekring

LO L1
Sk.O
Sk.1 Sk.2
FN

Gambar 4.2 Pengawatan instalasi penerangan Sistem Hubung Periksa.

Keterangan :
Sk.O : saklar tunggal, sebagai saklar periksa
Sk.1 : saklar ganda atau saklar dua kutub
Sk.2 : saklar ganda atau saklar dua kutub
LO : Lampu periksa
L1-L2 : Lampu 1 dan lampu 2.

Cara kerja hubungan tersebut adalah bila saklar periksa(Sk.O) dalam


keadaan On,dan posisi saklar(Sk.1) On dan saklar(Sk.2) On,maka saklar
periksa akan bekerja,lampu periksa(LO) menyala kemudian hantaran bantu
menjadi fase dan saklar (Sk.1 dan Sk.2) dapat bekerja untuk menghidupkan
lampu (L1 dan L2) ,sedangkan bila saklar (Sk.O) OFF dan saklar (Sk.1 dan
Sk.2) posisi On, maka saklar periksa tidak akan bekerja dan lampu periksa
mati,otomatis saklar (Sk.1 dan Sk.2) tidak dapat kerja karena tidak mempunyai

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 18


arus untuk mengalirkan ke beban atau lampu.Jika belum jelas bias dilihat pada
data pengamatan lampu.

KWH Meter
Alat ukur watt jam tidak sering kali digunakan dilaboratorium dimana
banyak digunakan untuk mengukur energy listrik komersial. Kenyataannya
adalah jelas bahwa disemua tempat dimanapun perusahan listrik menyalurkan
energy listrik ke industry dan pemakai setempat domestic.
Kumparan arus dihubungkan seri dengan hantaran dan kumparan
tegangan dihubunkan parallel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah
kerangaka logam dan melengkapi 2 rangkaian magnet, sebuah piringan
alumunium ringan digantungkan didalam sepanjang udara medan kumparan
arus yang menyebabkan arus pusar mengalir kedalam piringan. Reaksi arus
dan medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi(aksimotor)
terhadap piringan yang menyebabkan berputar. Torsi yang dibangkitkan
sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan arus pusar dan didalam
piringan yang berturut adalah kuat medan magnet kumparan arus. Berarti
jumlah putaran piringan sebading dengan energy yang telah dipakai oleh
beban dalam selang waktu tertentu dan diukur didalam kilowatt jam. Poros
yang menopang piringan alaumunium dihubungkan melalui susunan roda gigi
kemekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi pembacaan KWH terkalibrasi
dalam decimal.

Gamabar 4.3 Rangkaian KWH meter 1 fasa

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 19


Gambar 4.4 Rangkaian boks sekring 1 fasa 3 kelompok

4.4 Langakah Percobaan


1. Memasukkan kabel kedalam pipa sesuai dengan pada jumlah
gambar pengawatan.
2. Menyambung kabel titik percabangan.
3. Menyambung ujung kabel dengan fitting lampu dan saklar.
4. Mengukur hambatan isolasi antar fase-netral, fase-hantaran, fase-
ground, netral-hantaran, netral-ground, dan hantaran-ground pada
posisi saklar yang berbeda sesuai dengan lembar data.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 20


4.5 Laporan Praktikum Instalasi Listrik
Unit : P-5

I. Skema Hubungan.
sekring

KWH

LO L1
SKo Sk1 Sk.2

Gambar 4.1 Pengawatan Tunggal

II. Pelaksanaan Hubungan.

KWH N F
Box
sekring

LO L1
Sk.O
Sk.1 Sk.2
FN

III. Alat-alat dan Bahan yang dipakai:


1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan P-5
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 21


4.6 Data Hasil Percobaan.

I. Pengukuran hambatan isolasi (beban/lampu belum dipasang)


Sk.O Sk.1 Sk.2 P-0 P-G 0-G
On Off Off 750 80 50
Off On On 750 80 50
Off On On 750 80 50

II. Pengukuran Tegangan:

Beban Waktu Data Kwh meter

Po: 25 P1: 60 P2:125 2 menit 600 Rev/Kwh

III. Pengamatan Lampu

Sk.O Sk.1 Sk.2 Lo L1 L2


On On On On On On
On On Off On On Off
On Off On On Off Off
On Off Off On Off Off
Off On On Off Off Off
Off Off On Off Off Off
Off On Off Off Off Off

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 22


4.7 Pertanyaan dan Tugas
1. Hitung Vr dari sumber ke L1,L2 dan hitung I ?
2. Hitung pemakaian watt 3 lampu berdasarkan putaran Kwh meter ?
3. Rencanakan Instalasi ini yang terdiri dari kamar dengan ukuran sesuai
kenyataan !
4. Gambarkan arah arusnya !

4.7.1 Jawaban

𝑃×𝑙 ×𝐼 0,0175 ×10 ×0,05


1. Vr = =
s 2

= 0,0045 volt
𝑃 10,57
I= = = 0,05 𝐴
V 192

2. 1 kwh = 600 putaran


60 sec = 10 putaran
6 sec = 1 putaran
38 sec = 6,33 putaran
600 put = 1000 watt
1 put = 1,67 watt
6,33 put = 10,57 watt
Jadi dalam 38 second ketika lampu memakai energy listrik sebesar
10,57 watt.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 23


3. Gambar Instalasi system hubung periksa yang dipasang/direncanakan di
dalam kamar dengan ukuran sesuai kenyataan.
KWH
Box
sekring

Sk.O
Sk.1 Sk.2

3 meter
kamar

Kamar mandi/WC
LO

L1

L2

2 meter
5 meter

4. Gambar arah arus :


sekring

KWH

LO L1
SKo Sk1 Sk.2

Gambar 4.1 Pengawatan Tunggal

4.8 Kesimpulan
Dalam percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa bila
saklar periksa(Sk.O) dalam keadaan On,dan posisi saklar(Sk.1) On dan
saklar(Sk.2) On,maka saklar periksa akan bekerja,lampu periksa(LO)
menyala kemudian hantaran bantu menjadi fase dan saklar (Sk.1 dan Sk.2)

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 24


dapat bekerja untuk menghidupkan lampu (L1 dan L2) ,sedangkan bila
saklar (Sk.O) OFF dan saklar (Sk.1 dan Sk.2) posisi On, maka saklar periksa
tidak akan bekerja dan lampu periksa mati,otomatis saklar (Sk.1 dan Sk.2)
tidak dapat kerja karena tidak mempunyai arus untuk mengalirkan ke beban
atau lampu.Jika belum jelas bias dilihat pada data pengamatan lampu.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 25


BAB V
INSTALASI MOTOR LISTRIK SISTEM PENGENDALIAN
JARAK JAUH DENGAN MENGGUNAKAN SAKLAR
PEMBALIK PUTARAN
UNIT T-3

5.1 Tujuan Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengendalikan motor listrik pada jarak jauh.
2. Agar praktikan dapat menggunkan saklar pembalik putaran untuk
membalik putaran motor.
3. Agar praktikan dapat mengerti prinsip kerja dari instalasi tersebut.
5.2 Alat dan Bahan
1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan T-3
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)
8. kontaktor magnit
9. MCB 1 fasa, dan MCB 3 fasa
10. saklar 2 buah NO (Normaly Open),dan 1 buah NC (Normaly Close)

5.3 Teori Singkat


Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada
tangga jalan atau lift di supermarket, mol, dan juga gedung-gedung
bertingkat.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motorn listrik 3
fasa, 2 buah kontaktor magnet, 2 saklar N.O dan 1 buah saklar N.C serta
kabel NYA 1x1,5 mm atau kabel NYA 1x2,5 mm.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 26


Kontaktor magnetis :
Kontaktor magnetis merupakan saklar yang bekerja karena adanya
medan listrik dalam kumparan.

Gambar 5.1 Kontaktor magnetic

Kontaktor magnetik mempunyai bagan sebagai berikut :


 3 buah kontaktor utama yaitu R, S, T, dan U, V, W
 2 buah kontaktir N.O
 1 buah kumparan / koil
 2 buah kontaktor N.C

MCB

95 97
OL
OL
96

98
NC/Stop

13
NO 1/star
K1
14

21

K1

22
A1

K1 L1 Lo

A2

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 27


Gambar 5.2 Diagram leader / diagram satu garis kontaktor
Cara kerja kontaktor magnetis yaitu :
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan tersebut maka
kumparan akan menjadi magnet sehingga menggerakkan kontaktor, maka
kontaktor R terhubung U, S terhubung V dan T terhubung W, serta N.O
(Normaly Open) tertutup dan N.C (Normaly Close) terbuka.
Bila arus listrik yang mengalir pada kumparan terhenti maka magnet pada
kumparan akan hilang dan kontaktor keposisi semula.
Tombol N.C (Normaly Close) :
Tombol N.C digunakan untuk mematikan motor listrik, tombol ini
dalam keadaan normal seperti pada gambar titik 1-2 terhubung. Bila
tombol diletakkan maka titik 1-2 tidak terhubung. Setelah tidak tekan
maka kembali pada posisi semula yaitu 1-2 terhubung.

Gambar 5.3 N.C (normaly close)


Tombol N.O (Normaly Open) :
Tombol N.O digunakan untuk menghidupkan motor listrik.
Tombol ini dalam keadaan normal seperti pada gambar di bawah, titik 1-2
tidak terhubung, bila tombol diletakkan maka titik 1-2 terhubung. Setelah
ditekan maka kembali pada posisi semula yaitu 1-2 tidak terhubung.

Gambar 5.4 N.O (normaly open)

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 28


Cara kerja dari hubungan ini yaitu bila terminal motor terhubung
dengan sumber yang urutanya R-U, S-V, dan T-W maka motor akan
berputar kearah kanan, apabila salah satu hubungan sumber dengan
terminal motor ditukar, misal R-V, S-U, dan T-W maka motor akan
berputar kearah kiri. Lebih jelasnya perhatikan gambar 5.1 di bawah ini.
Yang perlu diingat, pada waktu merubah putaran motor, motor
harus dihentikan terlebih dahulu sampai poros motor benar-benar terhenti.
Bila sewaktu merubah motor dan motor belum berhenti, maka tindakan
seperti ini akan cepat merusak motor.

MCB

95 97
OL
OL
96
98
NC/Stop

13
13
NO 1/star K2
K1 NO 2/star
14 14

21 21

K2 K1
22
22
A1 A1

K 1 ( Forward) L1 K2 L2 Lo
( reverse)
A2 A2

Gambar 5.5 Diagram leader / diagram satu garis


Keteranagan :
 MCB : MCB / sekring
 NC : saklar off
 NO : saklar on
 A1,A2 : koil/kumparan
 K1 : kontaktor 1
 K2 : kontaktor 2

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 29


 13-14 : NO K1 / NO K2
 21-22 : NC K1 / NC K2

R
T
S
K1
OL

13
14
U
Z

1
2
Motor 3 fasa

3
V
X

5 21
6
W

22
Y

95
96

MCB 3 Fase
98

97
L1
L2
LO

NO 1

K1
NC

13
14
NO 2

1
2
4

3
5 21
6
22

Gambar 5.6 Pengawatan instalasi motor listrik system pengendalian jarak jauh
dengan menggunakan saklar pembalik putaran.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 30


5.4 Langakah Percobaan
1. Memasang hubungab iunstalasi motor listrik dan pengendalian jarak
jauh menggunakan saklar pembalik putaran.
2. Mengukur arus dan tegangan sesuai lembar.
3. Mengukur tahanan isolasi motor dengan menggunakan magger.

5.5 . Data Hasil Percobaan.


Gambar skema hubungan :
Mengukur Hambatan Isolasi ( Motor belum dihubungkan sumber ).

MOTOR R-S R-T S-T

MOTOR PUTAR KANAN 500 500 500

MOTOR PUTAR KIRI 500 500 500

Hasil Percobaan
Motor Berputar Kanan

R–S R-T S-T


Teganagan Sumber
211 211 214

I.R I.S I.T


Arus Sumber
12 13 13

U-X V-Y W-Z


Tegangan Motor
120 123 122

I.X I.Y I.Z


Arus Motor
0,5 0,5 0,5

Putaran Motor = 1482 Rpm

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 31


Motor Berputar Kiri

R–S R-T S-T


Teganagan Sumber
211 211 214

I.R I.S I.T


Arus Sumber
12 13 13

U-X V-Y W-Z


Tegangan Motor
120 123 122

I.X I.Y I.Z


Arus Motor
0,5 0,5 0,5

Putaran Motor = 1492 Rpm


Data Motor / Name Plate
JW 9014
Output : 1 HP PM : 1400
220 / 380 V
Frekuensi : 50 Hz

5.5.1 Pertanyaan Dan Jawaban


a. Pertanyaan.
1. Hitunglah Rmin motor.
2. Hitunglah slip motor
3. rangkaian ini diaplikasikan pada apa saja ?
b. Jawaban :
𝑉 206
1.𝑅𝑚 = 𝐾𝑉𝐴 = 2,337 = 0,2 𝑀𝑜ℎ𝑚1.
( )+ 1000 ( )+ 1000
100 100

2.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 32


3. Rangkaian ini biasanya digunakan pada tangga jalan / Lift di Mall,
Hotel dll.

5.6. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan diatas dapat disimpulkan hasil atau nilai yang
didapat antara keadaan motor putar kanan hampir sama dengan putar kiri.
Hasil tersebut dapat dilihat dari hasil percobaan yang di amati.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 33


BAB VI
INSTALASI MOTOR LISTRIK SISTEM PENGENDALIAN
JARAK JAUH DENGAN MENGGUNAKAN SAKLAR
BINTANG SEGITIGA LENGKAP DENGAN TDR
UNIT T-4

6.1 Tujuan Percobaan


1. Memahami prinsip kerja hubungan delta bintang
2. Agar praktikan dapat membuat rangkaian bintang delta.
6.2 Alat dan Bahan
1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan T-4
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)
8. kontaktor magnit
9. MCB 1 fasa, dan MCB 3 fasa
10. saklar NO (Normaly Open),dan NC (Normaly Close)
11. Time Delay Relay (TDR)

6.3 Teori Singkat


Penggunaan daripada system ini yaitu banyak digunakan pada
perusahaan besar atau pabrik yang memproduksi barang yang besar
dengan kuyalitas tinggi.,
Dalam percobaan ini, digunkan 1 buah motor listrik 3 fasa, 2 buah
kontaktor magnet, 1 buah TDR, 1 buah saklar bintang delta, 1 buah saklar
N.O dan 1 buah saklar N.C serta kabel NYA 1x1,5 mm atau kabel NYA
1x2,5 mm.
Motor listrik dengan kapasitas besar tidak boleh langsung
dihubungkan ke jala-0jala pada sat start, hasl ini sangat berbahaya

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 34


terhadap motor tersebut, salah satu cara pemakaian saklar ini yaitu pada
saat starting motor listrik dlam hubungan bintang karena mendapatkan
tegangan sebesar x tegangn jala-jala.
Dengan demikian, motor listrik pada awalnya dapat berjalan dengan
aman dan baik, baru beberaopa saat kemudian hubungan motor berubah
menjadi hubungandelta. Pada keadaan ini motor mendapatkasn tegangan
penuh.
Cara kerja hubungsn ini yaitu apabila saklar bintang, lalu saklar N.O
deitekan maka kontaktor 1 akan berputar. Bila saklar bintang-delta
terhubung delta, lalu saklar N.O ditekan maka kontaktor satu akan bekerja
yang kemudian akan mengaktifkan TDR, lalu TDR akan menghiduypkan
kontaktor 2 dan motor akan berputar, setelah kontaktor 1 dn 2 bekerja serta
motor beputar, maka untuk menghtikannya menggunakan saklar N.C.
TDR (saklar penunda waktu)]
Untuk klasifikasi ini, relay penundas waktu / TDR digunakan
untuk memperoleh periode waktu yang dapat distel menurut kebutuhan.
Setelah distel TDR tidak bolehdiubah lagi sampai pada saatnya posisinya
berubah pada sendirinya.
TDR dapat digunakan untuk instalasi otomatis :
1. Merubah hubungan dari delta ke segitiga secara baik.
2. Merubah putaran motor secara otomatis.
3. Merubah kecepatan putaran motor secara otomatis.

Gambar 6.1 Konstruksi relay penunda waktu

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 35


Gambar 6.2 Diagram leader time definite relay
Cara kerja TDR yaitu jika arus dialirkan pada titik 2-7 kumparan
dan waktunya diatur maka posisi semulan titik 3-01 dan 6-8 terbuka
sedangakan titik 4-1 dan 5-8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka
posisi sekarang menjadi 3-1 dan 6-8 menutup dan 4-1 dan 5-8 membuka.
Posisi tersebut tidak akan berubah kecuali aliaran listrik terputus posisinya
kembali.

MCB

95 97
OL
OL
96

98
NC/Stop

13
NO /star
K1
14

8 8
NC TDR NO TDR
5 6

21 21
K3 K2

22 22

A1 7 A1 A1
TDR

K1 K2 Star K3 Lo
L1 L2 Delta L3

A2 2 A2 A2

Gambar 6.3 Diagram leader / diagram tunggal.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 36


Keterangan :
 MCB : Pengaman Arus lebeh dan beban lebih.
 NO Start : Saklar Bintang Delta (otomatis)
 NC Stop : Saklar OFF
 TDR : Time Delay Relay
 NO (TDR) 8 -6 : NO pada TDR.
 NC (TDR)5 - 8 : NC pada TDR
 K1 : Kontaktor 1
 NO (K1) : Kontak 1-2, 3-4, 5-6, 13 -14
 NC (K1) : Kontak 22-23
 K2 : Kontaktor 2
 NO (K2) : Kontak 1-2, 3-4, 5-6, 13 -14
 NC (K2) : Kontak 22-23
 OL : Overload ( 97-96)
 L1 : Lampu indicator K1
 L2 : Lampu indicator K2
 LO : Lampu indicator Ovrload
 A1,A2 : Koil Kontaktor

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 37


K1

R
T
S
MCB 3
OL

13

Fase
14
U

1
2 4
Motor 3 fasa

3
V

5 21
6 22
W

95
96

MCB 1 Fase
98

97
L1

TDR
L2

K2
7

13
14
3 4 6
1

1
2 4
8

3
5
LO

5 21
6 22

NO 1
K3

NC
13
14

1
2 4

3
5 21
6 22

Gambar 6.4 Pengawatan motor listrik pengendali jarak jauh dengan menggunakan
delta dengan TDR

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 38


6.4 Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan serta perencanaan intalasi untuk praktikum.
2. Memasang pengawatan instalasi pada papan percobaan.
3. Memeriksa peralatan yang digunakan apakah masih dapat digunkan atau
tidak.
4. Menghubungkan hantaran dengan alat percobaan.
5. Mnelaporkan pada asisten setelah selesai dicobakan.
6. Melakukan pengamatan sesuai dengan lembar cobaan yang duisediakan.
7. Melakukan pengamatan dengan mengukur tahanan masing-masing motor.
8. Mengukur hambatan isolasi belitan motor dengan bodi.
9. Mengukur hambatan isolasi da instalasi.
10. Mengukurb sumber tegangan, arus pada motor dalam hubungan delta-
bintang.
11. Merapikan semua instalasi dan membersihkan tempat prsktikum.

6.5. Data Hasil Percobaan.


I. Mengukur Hambatan Isolasi
Belitan . I Belitan.II Belitan.III
Belitan Motor
U-X V-Y W–Z
R. Belitan () 250 2500 250

Mengukur hambatan isolasi antar belitan motor dan body.


Hambatan Belitan.I - II Belitan. I - III Belitan. II-III
Belitan
300 200 200

Hambatan Belitan. I - Body Belitan. II - Body Belitan.III-Body


Belitan
60 50 40

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 39


Mengukur Hambatan Isolasi ( Motor Belum Dihubungkan Sumber )
MOTOR R-S R-T S-T
Motor Bintang 300 300 300
Motor Delta 100 500 300

Hasil Percobaan
Motor Terhubung Bintang
R-S R-T S–T
Tegangan Sumber
200 200 200
I.R I.S I.T
Arus Sumber
3 3 2,3
U-V V-W W.U
200 200 200
Tegangan Motor
U - Netral V - Netral W - Netral

I.U I.V I.W


Arus Motor
1 1 1
Putaran Motor = 1500 Rpm
Data KWh = 300 Put/KWh ; 1 Putaran = 110 detik

Motor Terhubung Delta


R-S R-T S-T
Tegangan Sumber
200 200 200
I.R I.S I.T
Arus Sumber
3 3 3
U-X V-Y W–Z
Tegangan Motor
200 200 200
I.U I.V I.W
1,8 1,8 1,8
Arus Motor
I.Z I.X I.Y
1 1,8 1,8

Putaran motor = 1500 Rpm


Data KWh meter = 300 Put/KWh ; 1 Putaran = 110 detik

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 40


6.6. Pertanyaan.dan Jawaban
1. Hitung Cos Q motor dari hasil percobaan !
2. Apa yang disebut time difinity relay dan bagaiamana prinsip kerjanya ?
3. Hitunglah hambatan isolasi minimal (Rmin) pada rangkaian diatas !

Jawaban :
1. PP = 300 Watt
V = 180 Volt
I = 6,15 A
P 380
Cos φ = = = 0,34
V∙I (6,15 ∙ 220 )

2. Relay yang digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat di


setel / diatur menurut kebutuhan.
Cara Kerja TDR yaitu jika tegangan sumber dialirkan pada titik sumber 2-
7 (Kumparan) dan pada waktu yang sudah ditentukan maka posisi semula
titik 3 – 1 dan titik 6 -8 terbuka sedangkan, titik 4 – 1 dan titik 5 -8
terbuka, posisi tersebut tidak akan berubah sampai aliran tegangan sumber
yang masuk pada kumparan terputus.
𝑉
3. 𝑅𝑚𝑖𝑛 = 𝐾𝑉𝐴 + 10003.
( )
100

180
= + 1000 = 0,18 𝑂ℎ𝑚
2,337
( 100 )

6.7. Kesimpulan.
Motor listrik tidak dapat langsung dihubungkan ke tegangan jala- jala pada
saat Star sebab dapat merusak motor.
Dengan menggunakan rangkaian saklar pada percobaan ini tegangan
motor pada saat starting hanya sebentar 1/3 dari tegangan jala – jala.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 41


BAB VII
INSTALASI 3 BUAH MOTOR LISTRIK YANG BISA
DIHIDUPKAN SENDIRI-SENDIRTI MAUPUN SERENTAK
DENGAN SISTEM PENGENDALI JARAK JAUH
UNIT T-5

7.1 Tujuan Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengerti dan memahami cara kerja system
pemasangan instalasi 3 buah motor listrik yang bias dikontrol dengan
sebuah tombol baik sendirimaupun bersama dari jarak jauh.
2. Praktikan dapat melaksanakan unit percobaan ini.

7.2 Alat dan Bahan.


1. Kabel NYA 1×2,5 mm2
2. Kabel NYA 1×1,5 mm2
3. Multimeter
4. Megger
5. Papan Percobaan T-5
6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.
7. Obeng (+) , Obeng (-)
8. kontaktor magnit
9. MCB 1 fasa, dan MCB 3 fasa
10. saklar NO (Normaly Open),dan NC (Normaly Close)
11. Dua buah motor 3 fase.
7.3 Teori Singkat
Pengguanaan ini yaitub banyak digunakan pada perusahaan besar yang
memproduksi barang besar dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan ini, digunakan 2 buah motor 3 fasa, 1 motor 1 fasa, 3
kontaktor magnet, 3 saklar dan 1 saklar N.O, 1 saklar N.C serta kabel NYA
1x1,5 mm / kabel NYA 1x2,5 mm.
Saklar Thermis

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 42


Saklar thermos digunakan untuk melindungi motor bila terjadi beban
lebih. Saklar ini berbentuk plat tipis, yang prinsuip kerjanya karena timbul
panas pada plat tersebut, bila arus beban terjadi sehingga timbul panas maka
plat tersebut askan mengembang dan hubungan akan putus.

MCB

95 97
OL
OL
96

98
NC/Stop

NO 1/star
NC 2 NC 3
NO 2 NO 3

13 13
K1 K2

14 14

21
21
K2
K1
22
22
A1

L2
K1 K2 Lo
L1

A2

Gambar . Diagram Tunggal kendali motor sendiri-sendiri

Keterangan :
MCB : Pengaman Arus Lebih
OL : Overload
NO / Start : saklar start/ ON 1, 2, 3
NC / Stop : Saklar OFF 1, 2, 3

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 43


K1, K2 : Kontaktor 1 , Kontaktor 2.
L1, L2 : lampu indicator K1, Lampu indicator K2
LO : lampu indicator Overload

N
L1

R
T
S
K1
A1
A2

MCB 3 Fase
OL

13
14
U

1
2
Motor 3 fasa

3
V

5
6

21
W

22
95
96
NC 1
NO 1

MCB 1 Fase
98

97
NO 2

NC 2

LO
NO 3

NC 3

K2
A1
A2

13
14
U

1
2
Motor 3 fasa

4
V

3
5
6

21
W

22
L2

Gambar . Pengawatan kendali motor sendiri-sndiri

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 44


7.4 Langkah Percobaan
1. Membuat instalasi motor listrik sesuai dengan gambar rangkaian.
2. Menghubungkan tegangan jala ke KWH meter lalu ke sekring, lalu
konektor magnetic dan trakhir ke saklar N.O / N.C
3. Melakuakan pengukuran sesuai dengan lembar data percobaan.
4. Memutuskan hubungan dengan jala sebelum adanya pengukuran
tahanan isolasi.
5. Mencatat data nomor 1-3.
6. Membersihkan panel percobaan.

7.5. Data Hasi Percobaan.

I. Menentukan Belitan – belitan Motor Dan Tahanan Belitan.


Belitan –I Belitan - II Belitan - III

R Belitan R Belitan R Belitan

II. Mengukur Hambatan Isolasi Antar Belitan Motor dan Body


Belitan I - II Belitan II - III Belitan III - I

R Belitan I - BD R Belitan II - BD R Belitan III - BD

III. Mengukur Hambatan Isolasi Instalasi


R-S S–T T-R R-S S-T T-K
Bintang Delta
300 300 300 100 300 300

IV. Hasil percobaan ( Motor Hidup).


a. Motor terhubung Bintang.
R-S S-T T-R
Sumber Tegangan
200 200 200

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 45


I.R I.S I.T
Arus
3 3 2,8
U-V V-W W–U
200 200 200
Tegangan Motor
U-O V-O W–O

I.U I.V I.W


Arus Motor
1 1 1
Putaran Motor = Rpm
Data KWh meter = put/KWh; 1 Putaran = detik
b. Motor Hubung Delta.
Sumber tegangan R-S S-T T –R
200 200 200
Arus I.R I.S I.T
3 3 2,8
Tegangan Motor U-X V-Y W-Z
200 200 200
Arus Motor I.U I.V I.Z
1,8 1,8 1,8
I.Z I.X I.Y
1 1,8 1,8
Putaran Motor = 1500 Rpm
Data KWh Meter = 300 put / KWh; 1 Putaran = 110 detik

7.6. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah yang dimaksud dengan saklar thermis jelaskan prinsip kerjanya !
2. Hitunglah Slip masing – masing motor !
3. Hitunglah banyaknya pasangan kutub pada motor 1 dan 2 !
4. Hitunglah Rmin motor 1 dan 2 !

Jawab :
1. Saklar yang berguna untuk melindungi motor bila terjadi beban lebih.
Prinsip kerjanya, bila timbul panas pada plat tipis di saklar thermos ,
akibatnya ada arus beban yang tinggi maka plat tersebut mengembang
maka hubung tersebut akan terputus.

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 46


𝑁𝑠−𝑁𝑟 1520−1410
𝑆𝑙𝑖𝑝 𝑀𝑜𝑡𝑜𝑟 1 = = = 7,723 %2. Slip Motor
𝑁𝑠×100% 1520×100%

𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1520 − 1400
𝑆𝑙𝑖𝑝 𝑀𝑜𝑡𝑜𝑟 2 = = = 7,890 %
𝑁𝑠 × 100% 1520 × 100%

120,50
𝐾𝑢𝑡𝑢𝑏 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 1 = 𝑃 = = 4,25
1410
3. Kutub motor

120,50
𝐾𝑢𝑡𝑢𝑏 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 2 = 𝑃 = = 4,285
1400
7.7. Kesimpulan.

Pada percobaan unit T-5 ini dapat dilihat bahwa arus bertambah sesuai
dengan yaitu motor listrik itu sendiri.

Perbedaan tegangan ketika motor 1 dengan motor 2 saat dihidupkan tidak


terlalu jauh

Aryan Risfan/131041033/Teknik Elektro/S1 47

Anda mungkin juga menyukai