L1
A’ B’ L2
A B
SK 1 SK 2 Keadaan Lampu
2.5.1 Pertanyaan
Jawab :
Jawab :
2.6 Kesimpulan
Saklar 1 L2 Saklar 2 L4 L6
L1 L3 L5
N
F
L2 Saklar 2 L4 L6
Saklar 1
Keteranagan :
SK1 : saklar tunggal
SK2 : saklar DIM
L1-L6 : lampu pijar 25
3.5.1 Pertanyaan/Tugas
1. Hitung daya seri total dan daya parallel !
2. Gambar arah arus waktu hubungan seri !
3. Apa akibatnya bila lampu yang dipasang berlainan ?
4. Hitung drop tegangan !
3.5.2 Jawaban
1. Pada hubungan seri,lampu yang hidup ada 4 buah jika kita
mengasumsikan L1=L2=L3=L4=L5=L6= 25 watt maka daya seri total =
4×25 watt = 100 watt.Pada hubungan parallel,lampu yang hidup semua
sehingga dayanya adalah 6×25 watt = 150 watt.
Saklar 1 L2 Saklar 2 L4 L6
3.7. KESIMPUILAN
Praktikan bias membuat rangkaian listrik yang bias disri dan diparalel dalam
suatu rangkaian listrik. Saat hubungan seri nyala lampu menjadi redup
sedangkan pada saat hubungan parallel nyala lampu menjadi terang.
LO L1
SKo Sk1 Sk.2
KWH N F
Box
sekring
LO L1
Sk.O
Sk.1 Sk.2
FN
Keterangan :
Sk.O : saklar tunggal, sebagai saklar periksa
Sk.1 : saklar ganda atau saklar dua kutub
Sk.2 : saklar ganda atau saklar dua kutub
LO : Lampu periksa
L1-L2 : Lampu 1 dan lampu 2.
KWH Meter
Alat ukur watt jam tidak sering kali digunakan dilaboratorium dimana
banyak digunakan untuk mengukur energy listrik komersial. Kenyataannya
adalah jelas bahwa disemua tempat dimanapun perusahan listrik menyalurkan
energy listrik ke industry dan pemakai setempat domestic.
Kumparan arus dihubungkan seri dengan hantaran dan kumparan
tegangan dihubunkan parallel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah
kerangaka logam dan melengkapi 2 rangkaian magnet, sebuah piringan
alumunium ringan digantungkan didalam sepanjang udara medan kumparan
arus yang menyebabkan arus pusar mengalir kedalam piringan. Reaksi arus
dan medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi(aksimotor)
terhadap piringan yang menyebabkan berputar. Torsi yang dibangkitkan
sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan arus pusar dan didalam
piringan yang berturut adalah kuat medan magnet kumparan arus. Berarti
jumlah putaran piringan sebading dengan energy yang telah dipakai oleh
beban dalam selang waktu tertentu dan diukur didalam kilowatt jam. Poros
yang menopang piringan alaumunium dihubungkan melalui susunan roda gigi
kemekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi pembacaan KWH terkalibrasi
dalam decimal.
I. Skema Hubungan.
sekring
KWH
LO L1
SKo Sk1 Sk.2
KWH N F
Box
sekring
LO L1
Sk.O
Sk.1 Sk.2
FN
4.7.1 Jawaban
= 0,0045 volt
𝑃 10,57
I= = = 0,05 𝐴
V 192
Sk.O
Sk.1 Sk.2
3 meter
kamar
Kamar mandi/WC
LO
L1
L2
2 meter
5 meter
KWH
LO L1
SKo Sk1 Sk.2
4.8 Kesimpulan
Dalam percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa bila
saklar periksa(Sk.O) dalam keadaan On,dan posisi saklar(Sk.1) On dan
saklar(Sk.2) On,maka saklar periksa akan bekerja,lampu periksa(LO)
menyala kemudian hantaran bantu menjadi fase dan saklar (Sk.1 dan Sk.2)
MCB
95 97
OL
OL
96
98
NC/Stop
13
NO 1/star
K1
14
21
K1
22
A1
K1 L1 Lo
A2
MCB
95 97
OL
OL
96
98
NC/Stop
13
13
NO 1/star K2
K1 NO 2/star
14 14
21 21
K2 K1
22
22
A1 A1
K 1 ( Forward) L1 K2 L2 Lo
( reverse)
A2 A2
R
T
S
K1
OL
13
14
U
Z
1
2
Motor 3 fasa
3
V
X
5 21
6
W
22
Y
95
96
MCB 3 Fase
98
97
L1
L2
LO
NO 1
K1
NC
13
14
NO 2
1
2
4
3
5 21
6
22
Gambar 5.6 Pengawatan instalasi motor listrik system pengendalian jarak jauh
dengan menggunakan saklar pembalik putaran.
Hasil Percobaan
Motor Berputar Kanan
2.
5.6. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan diatas dapat disimpulkan hasil atau nilai yang
didapat antara keadaan motor putar kanan hampir sama dengan putar kiri.
Hasil tersebut dapat dilihat dari hasil percobaan yang di amati.
MCB
95 97
OL
OL
96
98
NC/Stop
13
NO /star
K1
14
8 8
NC TDR NO TDR
5 6
21 21
K3 K2
22 22
A1 7 A1 A1
TDR
K1 K2 Star K3 Lo
L1 L2 Delta L3
A2 2 A2 A2
R
T
S
MCB 3
OL
13
Fase
14
U
1
2 4
Motor 3 fasa
3
V
5 21
6 22
W
95
96
MCB 1 Fase
98
97
L1
TDR
L2
K2
7
13
14
3 4 6
1
1
2 4
8
3
5
LO
5 21
6 22
NO 1
K3
NC
13
14
1
2 4
3
5 21
6 22
Gambar 6.4 Pengawatan motor listrik pengendali jarak jauh dengan menggunakan
delta dengan TDR
Hasil Percobaan
Motor Terhubung Bintang
R-S R-T S–T
Tegangan Sumber
200 200 200
I.R I.S I.T
Arus Sumber
3 3 2,3
U-V V-W W.U
200 200 200
Tegangan Motor
U - Netral V - Netral W - Netral
Jawaban :
1. PP = 300 Watt
V = 180 Volt
I = 6,15 A
P 380
Cos φ = = = 0,34
V∙I (6,15 ∙ 220 )
180
= + 1000 = 0,18 𝑂ℎ𝑚
2,337
( 100 )
6.7. Kesimpulan.
Motor listrik tidak dapat langsung dihubungkan ke tegangan jala- jala pada
saat Star sebab dapat merusak motor.
Dengan menggunakan rangkaian saklar pada percobaan ini tegangan
motor pada saat starting hanya sebentar 1/3 dari tegangan jala – jala.
MCB
95 97
OL
OL
96
98
NC/Stop
NO 1/star
NC 2 NC 3
NO 2 NO 3
13 13
K1 K2
14 14
21
21
K2
K1
22
22
A1
L2
K1 K2 Lo
L1
A2
Keterangan :
MCB : Pengaman Arus Lebih
OL : Overload
NO / Start : saklar start/ ON 1, 2, 3
NC / Stop : Saklar OFF 1, 2, 3
N
L1
R
T
S
K1
A1
A2
MCB 3 Fase
OL
13
14
U
1
2
Motor 3 fasa
3
V
5
6
21
W
22
95
96
NC 1
NO 1
MCB 1 Fase
98
97
NO 2
NC 2
LO
NO 3
NC 3
K2
A1
A2
13
14
U
1
2
Motor 3 fasa
4
V
3
5
6
21
W
22
L2
Jawab :
1. Saklar yang berguna untuk melindungi motor bila terjadi beban lebih.
Prinsip kerjanya, bila timbul panas pada plat tipis di saklar thermos ,
akibatnya ada arus beban yang tinggi maka plat tersebut mengembang
maka hubung tersebut akan terputus.
𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 1520 − 1400
𝑆𝑙𝑖𝑝 𝑀𝑜𝑡𝑜𝑟 2 = = = 7,890 %
𝑁𝑠 × 100% 1520 × 100%
120,50
𝐾𝑢𝑡𝑢𝑏 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 1 = 𝑃 = = 4,25
1410
3. Kutub motor
120,50
𝐾𝑢𝑡𝑢𝑏 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 2 = 𝑃 = = 4,285
1400
7.7. Kesimpulan.
Pada percobaan unit T-5 ini dapat dilihat bahwa arus bertambah sesuai
dengan yaitu motor listrik itu sendiri.