Anda di halaman 1dari 10

LEC 1

- Sel memerlukan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida

- Sistem respiratori membawa masuk o2 dan mengeluarkan co2

- Darah mentransport gas

- Ventilasi pulmonary adalah jalan masukdan keluar udara dari saluran pernapasan
dan paru-paru.

Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antaraudara dalam paru dan kapilar pulmonar.

Respirasi internal adalah difusi O2 dan CO2 antara seldarah dan sel-sel jaringan

Respirasi selular adalah penggunaan O2 oleh sel-seltubuh untuk produksi energi dan pelepasan
produksioksidasi (CO2 dan air) oleh sel-sel tubuh

- Udara masuk disesuaikan dengan suhu tubuh., Disaring, hampir sepenuhnya


dilembabkan

- Udara dihangatkan oleh permukaan luas dari conchae dan septum, total area
sekitar 160

- Terintimidasi

- Sebagian disaring

-  Fungsi Pendingin Udara

Cytotoxic Dusts

- Direct effect on the lungs

- Ex:

- Silica  Silicosis

- Asbestos  asbestosis

- Coal dust  coal workers pneumoconiosis

- Beryllium  berylliosis
- Paru-paru memberikan permukaan pertukaran gas yang memisahkan darah
dari lingkungan gas alveolar sekitarnya

- Transfer oksigen secara bersamaan

- Paru dewasa: ± 1 kg, 4-6 L, jika menyebar: 50-100 m2 (lapangan bulu


tangkis)

- Lebih dari 300 juta alveoli

Alveoli:

- Dinding tipis elastis

- Kantung membran

- ± 0,3 mm

- Jutaan kapiler berdinding pendek dan tipis serta alveoli berdampingan

- Gas berdifusi melintasi penghalang yang sangat tipis (0,3μm)

Ventilasi

- Fungsinya ventilasi untuk mempertahankan gas darah agar tetap levelnya


optimum

- Ventilasi terjadi karena perbedaan tekanan

Otot respiratori

Elastisitas paru

Resistensi

- 2 paru berbentuk balon

- Setiap paru dikelilingi membrane viseralis dan parietal


Sistem ventilator

- Terdiri dr 2 zona yaitu zona conducting zone dan zona respiratory

- Zona konduksi dimulai dr rongga hidung sampai pd bronkiolus terminal. Pada


zona ini terjadi proses pelembapan, penghangatan, filtrasi, vokalisasi, dan
sekresi ig.

a. Udara mengalami penyesuaian suhu tuuh di konka

b. Udara di filtrasi dr PM (particulate matter) di daerah hidung :

1. Rambut (> 10 mikron)

2. Mukosiliary (< 10 mikron)

3. Yang 5 mikron bisa menembus alveolus shg dibersihkan oleh


makrofage.

c. Bila udara tdk disaring maka paru akan fibrosis karena pm bersifat
fibrogenik

d. Udara dilembabkan kalok gak bisa merusak epitel

- Zona respiratory adalah zona pertukran gas:

a. Respirasi eksternal (pertukran udara dr alveoli ke kapiler pulmonal)

b. Respirasi internal (pertukaran udara dr kapiler jaringan ke sel jaringan)

- Zona konduksi membentuk dead space (vd). Anatomical space biasanya 150
ml

- Udara yang masuk dan keluar paru-paru akan membuat “alveolar


ventilation” dan “dead spaceventilation”. “Alveolar ventilation” yaitu
merupakan udara segar yang dapat mencapai alveoli dan berperan dalam
proses pertukaran gas, sedangkan “dead space ventilation” udara yang tidak
berperan dalam proses pertukaran gas. Jumlah udara dalam dead space
ventilation ini sekitar 150 ml atau 1/3 darivolume tidal (Hough, 1991).
Kebanyakan dead space ventilation dibentuk oleh anatomikal dead
space(ruang rugi anatomis), yang merupakan udara yang ada di dalam
saluran napas mulai dari hidung sampaidengan broncheolus terminalis. Udara
yang ada di dalam dead space adalah merupakan udara yangterakhir kali
masuk dan yang pertama kali keluar dalam siklus ventilasi dan yang tidak
pernah mencapaialveoli. Alveolar dead space adalah udara yang mencapai
alveoli tetapi tidak dapat mencapai darah,sehingga tidak terjadi proses
pertukaran gas disini. Penjumlahan antara anatomikal dead space
danalveolar dead space disebut fisiological dead space (ruang rugi fisiologis).
Minute Ventilation/Minute Volume/Pulmonary Ventilation
- Gas bergerak keluar dari paru-paru 1 menit
- Hitung: brp banyak pernapasan per menit(RR per menit) x volume setiap
napas (Volume Tidal)
Ventilasi alveoli
- Ventilasi alveoli adalah volume udara yang dapat dipertukarkan antara
atmosfer dan aleoli permenit.
- Rumusnya : (TV – dead space) x RR
- Keterangan : dead space adalah bagian dari saluran pernapasan yang tidak
melakukan pertukaran gas dalam darah. Dead space d bagi 2 yaitu dead
space anatomik dan alveoli.
- a. Dead space anatomik adalah bagian konduksi dari saluran pernapasana.
Volumenya (150 ml)
- b. Dead space alveoli adalah bagian zona respiratorik yang gagal melakukan
pertukaran gas dengan darah akibat kedaan tertentu, seperti alveoli yang
kempis aau tertutup mukus.

• VT = 500 ml
• VD = 150 ml
• f = 12 x/mnt
• VA = 350 x 12
= 4200 ml/mnt

Mechanics breathing
- Perbedaan tekanan itu menghasilkan aliran udara

- Otot-otot pernafasan yang mempengaruhi perbedaan tekanan ini

- Properti jaringan yang mempengaruhi seberapa mudah paru-paru


mengembang

- Bernafas: udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru

- Ini perjalanan dari daerah tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah

- Hubungan antara hukum boyle dan ventilasi (“Pada suhu tetap, tekanan gas
di dalam ruang tertutup berbanding terbalik dengan volumenya”)

Proses inspirasi

- Inspirasi tenang (quite breathing) : terjadi secara aktif dimana otot2


intercosta eksterna dan diafragma berkontraksi sehingga rongga dada
membesar, vol mengecil, o2 masuk.

- Inspirasi paksaan : terjadi secara aktif dmn untuk mengembangkan rongga


dada perlu bantuan otot lain yaitu otot sternocleidomastoideus (mengangkat
sternum keatas), otot serratus anterior (mengangkat sebagian besariga),
skalenus (mengangkat 2 iga pertama)

Proses ekspirasi

- Ekspirasi tenang (quite ekspirasi) : terjadi secara pasif dimana otot2


intercosta internus berkontraksi dan diafragma, interkosta eksternus rileksasi
shg rongga dada mengecil, vol besar, udara keluar
- Ekspirasi paksa : terjadi secara aktif dimana untuk menurunkan rongga dada
perlu bantuan otot dinding abdomen yaitu (m.external & internal oblique,
m.rectus abdominis, transversus abdominis)
Compliance:
Compliance paru-paru merupakan indikasi kemampuan perluasan paru-paru,
bagaimana paru-paru dengan mudahnya mengembang dan mengempis. Semakin
rendah compliance, semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk mengisi dan
mnegosongkan paru-paru. Semakin besar compliance, semakin mudah bagi paru-
paru, semakin mudah paru-paru untuk mengisi dan mengosongkan paru-paru.
Factor yang mempengaruhi compliance adalah:
· Struktur jaringan penghubung dari paru-paru. Kehilangan jaringan
penghubung menghasilkan kerusakan alveolar, seperti pada emfisema, yang
meningkatkan compliance
· Produksi surfaktan, pada saat ekshalasi, alveoli yang kolaps karena produksi
surfaktan yang tidak mencukupi, seperti pada respiratory distress
syndrome, mengurangi compliance paru-paru
· Mobilitas rongga toraks, arthritis atau kelainan skelet lainnyamempengaruhi
artikulasi rusuk atau kolom spinal juga mengurangi compliance

Perubahan tekanan selama inhalasi dan ekshalasi


1. Tekanan intrapulmoner
Arah aliran udara ditentukan oleh hubungan antara tekanan atmosfer dan
tekanan intrapulmoner. Tekanan intrapulmoner adalah tekanan di dalam saluran
pernafasan, di alveoli.
Ketika sedang istirahat dan bernafas dengan normal, perbedaan antara tekanan
atmosfer dan tekanan intrapulmoner relative kecil. Pada saat inhalasi, paru-paru
mengembang dan tekanan intrapulmoner turun menjadi 759 mm Hg. Karena
tekanan intrapulmoner 1 mm Hg di bawah tekanan atmosfer, tekanan
intrapulmoner pada umumnya ditulis dengan -1 mmHg. Pada saat ekshalasi,
paru-paru mengempis dan tekanan intrapulmoner meningkat menjadi 761
mmHg, atau +1 mmHg.
Ukuran gradient tekanan meningkat ketika bernafas dengan kuat. Ketika atlet
yang berlatih bernafas dengan kapasitas maksimum, diferensial tekanan dapat
mencapai -30 mmHg selama inhalasi dan +100 mmHg jika individu menegang
dengan glottis yang ettap tertutup. Hal ini merupakan alasan mengapa atlet
mengangkat beban pada saat ekshalasi; karena ekshalasi menjaga tekanan
intrapulmoner dan tekanan peritoneal meningkat dengan signifikan yang bisa
menyebabkan alveolar rupture dan terjadi hernia.

2. Tekanan intrapleural
Tekanan intarpleural merupakan tekanan pada ruangan di antara parietal dan
visceral pleura. Rata-rata tekanan intrapleura adalah sekitar -4 mmHg, tapi
dapat mencapai – 18 mmHg selama inhalasi yang dipaksakan. Tekanan ini di
bawah tekanan atmosferyang diseabkan hubungan antara paru-paru dan
dinding tubuh. Pada awalnya, kita mencatat bahwa paru-paru memiliki
keelastisan yang tinggi. Pada kenyataanya, paru-paru dapat kolaps jika elastic
fiber dapat berbalik ke keadaan normal dengan sempurna. Elastic fiber tidak
bisa berbalik secara signifikan Karena elastic fiber tidak cukup kuat untuk
mengatasi ikatan cairan antara parietal dan visceral pleura. Elastic fiber
selanjutnya melawan ikatan cairan dan menarik paru-paru menjauh dari dinding
dada dan diafragma, menurunkan tekanan intrapleural . karena elastic fiber
yang tersisa membesar bahkan setelah ekshalasi penuh, tekanan intrapleural
berada di bawah tekanan atmosfer melaui siklus inhalasi dan ekshalasi normal.
Zona 1 akan mengalami peningkatan Ventilasi Pervusi Ratio (

V/Q) dikarenakan rendahnya alirandarah. Sehingga jumlah gas O2 lebih banyak
daripada gas CO2. Ventilasi terlalu banyak sehinggamenumpuk di bagian dead
space secara fisiologis (di bagian conducting tract seperti trachea danbronchus).
(V/Q ratio > 1)

Zona 2 merupakan zona normal (V/Q ratio diantara 0,8



1)Zona 3 mengalami penurunan Ventilasi Perfusi Ratio (

V/Q) dikarenakan meningkatnya aliran darahtidak diimbangi dengan ventilasi. Sehingga
jumlah gas O2 lebih sedikit daripada gas CO2. (V/Q ratio <0,8)
1. Ventilasi perfusi ratio missmatch patologis
Keadaan patologis dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan dari V/Q ratio. Kedua
jenismissmatch patologis ini dapat menyebabkan hipoxemia.1.

Ketika ada gangguan di pembuluh darah daerah pulmonary seperti ketika adanya
pulmonaryembolism (obstruksi di aliran pembuluh darah), atau pneumonia dan TB pulmonary
yangmengakibatkan alveolusnya rusak. Maka daerah tersebut mengalami penurunan
dariperfusinya sehingga terjadi peningkatan Ventilasi Perfusi Ratio. Keadaan ini patologis
karenagas O2 yang berada di alveolus tidak dapat masuk ke pembuluh darah dan gas CO2
yangberada di pembuluh darah tidak dapat keluar ke alveolus. Daerah ini dinamakan
alveolardead space patologis karena di daerah ini tidak terjadi pertukaran gas.
(V/Q=infinity)2.
Ketika ada gangguan di alveolus atau saluran napas. Contohnya ada obstruksi di salurannapas
seperti bronchitis. Maka ventilasi akan mengalami penurunan sehingga V/Q akanmenjadi 0
(V/Q=0). Keadaan patologis seperti ini akan membuat terjadinya shunting (alirandarah yang
tidak tercukupi jumlah oksigennya akan bercampur dengan aliran darah yangtercukupi
oksigennya.Kedua kondisi patologis diatas dapat dialami oleh pasien COPD.Ada cara dari
tubuh untuk menormalkan V/Q ratio1. Dengan cara melakukan
bronchocontriction
pada daerah yang mengalami peningkatan V/Q ratio.2. Pada daerah yang mengalami
penurunan V/Q ratio, tubuh akan mencoba menormalkan V/Qrationya dengan cara
melakukan
vasokontriksi
pada daerah yang mengalami penurunan V/Qrationya

• Factors (Fick’s law):

– The large of surface area

– The thickness of the membrane

– Partial pressure gradient

– Solubility of the gas

Anda mungkin juga menyukai