Anda di halaman 1dari 17

CHAPTER 1 : INVESTASI DAN PENILAIAN

A. Gaya Investasi dan Analisis Mendasar


Terdapat dua gaya atau jenis investasi. Pertama, penanam modal (investor) yang
berdasarkan intuisi yakni mereka bergantung pada intuisi atau firasat mereka. Kedua,
penanam modal yang pasif yakni mereka yang angkat tangan dan percaya pada “efisiensi
pasar”, mereka beranggapan bahwa harga yang terdapat di pasar modal adalah harga
yang adil untuk mengambil sebuah risiko, bahwa kekuatan pasar akan mendorong harga
ke titik yang tepat.
Kedua gaya investasi sangat simpel dan tidak membutuhkan usaha yang banyak.
Namun, kedua-duanya memiliki resiko yang berbeda. Pada penanam modal yang
menggunakan intuisinya, suatu saat mungkin intuisinya benar, tapi dilain waktu jika
intuisinya tidak tepat, mereka akan dikalahkan dengan teknik yang lebih modern. Lain
halnya dengan penanam modal yang pasif, mereka akan bermasalah dengan harga yang
tidak tepat karena terlalu percaya dengan “efisiensi pasar”.
Penanam modal yang menggunakan intuisi dan penanam modal yang pasif akan kalah
dengan seseorang yang sudah menganalisi informasi secara menyeluruh atau disebut
dengan analisis mendasar. Mereka menganalisis dan mengevaluasi hasil yang didapat
dari sebuah investasi apakah hasilnya masuk akal atau tidak.
Para analis tersebut dibagi kedalam dua kategori, yakni penanam modal bertahan dan
penanam modal aktif. Penanam modal bertahan melakukan analisis mendasar untuk
mencegah salah harga, sedangkan penanam modal aktif mengunakan analisis mendasar
untuk menemukan saham yang “mispriced” yang mungkin akan menghasilkan tingkat
pengembalian yang luar biasa.
Informasi sangat berharga bagi para penanam modal.

B. Pengaturan : Penanam Modal, Perusahaan (Firma), Sekuritas dan Pasar Modal


Investasi bisnis akan bernilai jika kita dapat memahami bagaimana bisnis itu berjalan,
bagaimana bisnis tersebut menambah nilai, dan bagaimana tingkat pengembaliannya
kepada penanam modal (investor). Oleh karena itu, penanam modal harus mengetahui
tiga aktivitas yang umum terjadi dalam dunia bisnis, yakni :
1. Aktivitas Keuangan adalah aktivitas tentang menaikkan kas untuk bisnis pada
pertukaran modal dan utang, serta pengembalian kas kepada penuntut hak
“claimants”.
2. Aktivitas Investasi menggunakan kenaikan kas dari aktivitas keuangan dan
dihasilkan dalam operasi untuk memperoleh aset untuk digunakan dalam
operasional. Asetnya dapat berwujud aset fisik seperti persediaan, peralatan atau
pengetahuan dan aset intelektual seperti teknologi.
3. Aktivitas Operasi memanfaatkan aset yang diinvestasikan oleh firma untuk
memproduksi dan menjual produk. Aktivitas operasi menggabungkan aset
dengan pekerja dan bahan baku untuk memproduksi produk dan jasa, menjual
kepada pelanggan, dan menerima pembayaran dari pelanggan. Jika berhasil,
operasional ini akan menghasilkan cukup dana untuk diinvestasikan kembali pada
aset atau dikembalikan kepada “claimants”.

C. Analisis Bisnis
Investor sangat berkaitan dengan bisnis karena mereka berinvestasi pada sebuah
operasi bisnis dengan cara membeli saham perusahaan tersebut. Investor disini juga
termasuk salah seorang analisis. Seorang analis harus mampu mengetahui lingkup bisnis
yang dianalisis, strategi perusahaan, adaptasi perusahaan terhadap kemajuan teknologi,
kelebihan dan kekurangan perusahaan, prediksi masa depan masa depan, peraturan
perusahaan yang terkait dengan perusahaan tersebut serta semua yang berhubungan
dengan perusahaan tersebut.
1. Penilaian dan Strategi
Strategi bisnis merupakan hasil dari analisis penilaian bagi investor dalam
sedangkan bagi investor luar strategi merupakan titik awal dari penilaian. Strategi
disini selalu berkembang, maka dari itu seorang analis harus mampu beradaptasi
terhadap perkembangan strategi tersebut dengan menyiapkan alternatif-alternatif
tertentu.
2. Menguasai Detil
Setelah mengetahui gambaran mengenai bisnis, seorang analis harus menguasai
detil dari bisnis tersebut yang diantaranya:
- Produk perusahaan, meliputi jenis-jenis produk, permintaan konsumen
terhadap produk (termasuk elastisitas harga permintaan produk), barang
pengganti produk serta merk produk.
- Teknologi yang dibutuhkan untuk membawa produk perusahaan ke
pasar, meliputi proses produksi, proses pemasaran, saluran distribusi,
saluran ekonomi, jaringan pemasok (rantai distribusi).
- Basis pengetahuan perusahaan, meliputi penelitian dan pengembangan,
inovasi terhadap produk serta perkembangan teknologi.
- Daya saing industri, meliputi konsentrasi dalam industri, jumlah
perusahaan, ukuran mereka, hambatan masuk industri, daya saing pemasok,
posisi perusahaan di industri, hubungan dengan perusahaan lain serta
kapasitas dalam industri.
- Manajemen perusahaan, meliputi track record manajemen, kompensasi
dan fokus manajemen (pemegang saham atau kepentingan perusahaan
sendiri)
- Lingkungan politik, hukum, peraturan dan etika, meliputi regulasi pada
perusahaan, regulasi pemerintahan yang berhubungan dengan perusahaan,
kendala hukum perusahaan, dan mengenai perpajakan.
3. Pertanyaan Kunci: Keberlangsungan Keunggulan Kompetitif
Seorang analis memegang pertanyaan kunci yaitu seberapa lama keunggulan
kompetitif tersebut bertahan. Semakin lama keunggulan kompetitif semakin
banyak perusahaan yang memiliki nilai. Seorang analis dalam perusahaan atau
manajemen bertugas untuk mendesain strategi untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif tersebut sedangkan analis dari luar atau bisa disebut
investor bertugas memahaminya dan menjawab pertanyaan seberapa lama
keunggulan kompetitif perusahaan tersebut bertahan.
4. Laporan Keuangan: Lensa dari Sebuah Bisnis
Setelah hal-hal sebelumnya yaitu mengetahui detil mengenai perusahaan
termasuk strategi dan keunggulan kompetitif perusahaan diketahui oleh analis,
maka seorang analis juga perlu mengetahui bagaimana hal-hal tersebut
berpengaruh dalam perusahaan. Hal tersebut dapat diketahui dengan menganalisis
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan lensa suatu bisnis dimana
digunakan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana laporan keuangan itu
menunjukkan apakah perusahaan memiliki strategi yang baik ataupun memiliki
keunggulan kompetitif.

D. Memilih Teknologi Penilaian


Analis harus memilih teknologi dalam penilaian dengan tepat karena hal tersebut akan
mempengaruhi hasil dari penilaian. Salah satu teknologi yang harus hati-hati dalam
pemilihannya yaitu saat menimbang biaya dan manfaat. Dalam berinvestasi ada beberapa
prinsip yang fundamental dan telah digunakan sebelumnya.
Banyak yang kita ketahui mengenai perusahaan setelah kita melihat laporan keuangan
maka laporan keuangan biasa disebut jangkar dari penilaian. Laporan keuangan
didasarkan pada akuntansi yang berprinsip dan mengecualikan hal spekulatif. Disini
seorang analis selalu menguji informasi dalam laporan keuangan tersebut. Laporan
keuangan menyajikan dua ringkasan yaitu nilai buku ekuitas dan laba. Nilai buku ekuitas
terletak pada neraca bagian bawah sedangkan laba terletak pada laporan laba rugi bagian
bawah. Ada dua metode dalam value anchor yaitu:
value = anchor + ekstra value
Artinya, analis mengambil ukuran tertentu dalam laporan keuangan sebagai awal yang
konkret
titik dan kemudian tentang menghitung "nilai ekstra" tidak ditunjukkan dalam persamaan
tersebut.
Nilai = nilai buku + nilai ekstra
Di sini nilai buku adalah titik awal, tetapi analis menyadari bahwa nilai buku itu tidak
lengkap
ukuran nilainya, jadi dia menghitung nilai ekstra. Selanjutnya, penilaian dilakukan
dengan tidak memperhitungkan nilai buku tetapi pendapatan yaitu:
Value = penghasilan + nilai ekstra
Dalam hal ini, penghasilan adalah titik awal dan nilai ekstra menghasilkan harga
intrinsik.
CHAPTER 2 : PENGENALAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan mengandung informasi yang akan digunakan oleh analis dalam
melakukan penilaian. Laporan keuangan merupakan lensa pada bisnis dimana nantinya akan
dibawa ke fokus analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah cara
menjabarkan informasi yang tersirat dalam laporan keuangan
A. Formulir Laporan Keuangan
Formulir laporan keuangan digunakan untuk mengetahui hubungan dari setiap informasi
yang disajikan. Hal ini sama ketika menggunakan program komputer yaitu microsoft
excel dimana membuat laporan keuangan dengan metode spreadsheet. Perusahaan
diwajibkan membuat neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas serta laporan perubahan
ekuitas. Pembuatan laporan keuangan dengan formulir laporan keuangan akan
mempermudah menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip laporan
keuangan.
1. Neraca
Ada tiga bagian neraca yaitu aset, kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Aset
merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan imbalan. Kewajiban
adalah klaim untuk membayar penutut selain pemilik. Ekuitas pemegang saham
menunjukkan klaim oleh pemilik. Neraca biasa di jabarkan dengan persamaan:
Ekuitas pemegang saham = Aset – Kewajiban
Persamaan ini mengatakan bahwa ekuitas pemegang saham selalu sama dengan
perbedaan antara aset dan kewajiban (disebut sebagai aktiva bersih). Artinya, ekuitas
pemegang saham adalah klaim residual pada aset setelah dikurangi klaim kewajiban.
Dari sudut pandang penilaian ekuitas, ekuitas pemegang saham adalah informasi
utama. Ini adalah cara akuntan mencoba mengukur klaim ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menampilkan pendapatan bersih perusahaan (laba/rugi) dimana
dihitung dengan persamaan yang umum yaitu:
Pendapatan bersih (Laba/Rugi) = pendapatan – beban
Laporan laba rugi juga sering dikelompokkan menjadi bagian-bagian tertentu untuk
mempermudah perhitungannya yaitu dengan persamaan:
Pendapatan bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP) = Laba Kotor
Laba Kotor – beban operasi = Pendapatan operasional
Pendapatan Operasional – (beban bunga + Pendapatan Bunga) = Pendapatan
sebelum pajak
Pendapatan sebelum pajak – pajak penghasilan = pendapatan setelah pajak
Pendapatan setelah pajak + pos luar biasa = Pendapatan bersih
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukkan bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan uang yang dihasilkan selama periode tersebut. Dalam laporan arus kas
ada tiga bagian yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi
arus kas dari aktivitas keuangan.
4. Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ini pada intinya mencerminkan jumlah aset perusahaan yang tidak didanai
oleh utang atau pinjaman. Laporan ini juga dapat digunakan untuk menghitung
berapa bagian yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Dapat dihitung
dengan persamaan:
Ekuitas akhir = (ekuitas awal + penghasilan komprehensif) – pembayaran bersih
kepada pemegang saham
5. Catatan Kaki dan Informasi Tambahan dalam Laporan Keuangan
Catatan kaki menjelaskan kebijakan akuntansi perusahaan mengenai metode
akuntansi yang digunakan untuk mengukur komponen dalam laporan keuangan.
Catatan menyediakan lebih banyak informasi tentang properti, pabrik dan peralatan,
dan aset tidak berwujud seperti paten, merek dagang, dan goodwill, dan detail lebih
lanjut tentang komponen laporan keuangan seperti biaya yang masih harus dibayar
dalam saldo lembar, dan penjualan dan biaya administrasi dalam laporan laba rugi.
6. Artikulasi Laporan Keuangan: Bagaimana Laporan Keuangan Berbicara
Neraca biasanya disebut pernyataan stok atau persediaan karena laporan tersebut
menggambarkan nilai persediaan pada suatu titik. Laporan laba rugi dan laporan arus
kas disebut pernyataan aliran karena laporan tersebut mengukur arus atau perubahan
antara dua titik waktu. Laporan laba rugi melaporkan bagian dari perubahan ekuitas
pemilik dan laporan arus kas melaporkan perubahan dalam uang tunai. Hal-hal
tersebut yang disebut sebagai artikulasi laporan keuangan.

B. Pengukuran dalam Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Dalam hal ini, Neraca
melaporkan nilai saham dari pemegang saham dalam perusahaan dan laporan laba rugi
melaporkan aliran, atau perubahan dalam nilai pemegang saham selama suatu periode.
Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan organisasi dalam penyusunan laporan
keuangan adalah biaya historis. Dasar pengukuran ini biasanya digabungkan dengan
dasar pengukuran yang lain, yaitu nilai realisasi/penyelesaian, biaya kini, dan nilai
sekarang.
1. Price-to-Book Ratio
Persamaan nilainya adalah sebagai berikut :
Nilai ekuitas = Nilai perusahaan - Nilai utang
Nilai perusahaan adalah nilai asset (aktiva) perusahaan dan investasinya yang
tercantum dalam neraca. Nilai utang adalah nilai dari klaim non-pemilik
(kewajiban/liabilities). Jadi, dengan persamaan diatas, kita dapat melihat bahwa
sebenarnya persamaan nilai dan persamaan neraca (balance sheet) seperti yang
tertera pada 2.1 itu sama, yang membedakan adalah bagaimana aset, kewajiban, dan
ekuitas diukur.
2. Measurement in the Balance Sheet
Untuk mengevaluasi rasio harga terhadap nilai buku, analis harus memahami
bagaimana nilai buku diukur, pengukurannya dapat digunakan dengan Price-to-Book
Ratio. Nilai dari beberapa aset dan kewajiban mudah diukur, dan akuntan
melakukannya dengan menerapkan akuntansi mark-to-market, sehingga mencatat
item-item ini di neraca berdasarkan nilai wajar.Tapi untuk banyak hal, akuntan tidak
bisa menilainya dengan harga pasar, sehingga mereka menerapkan akuntansi biaya
historis. (Box 2.3 hal. 47) Terdapat aturan pengukuran berdasarkan Prinsip-prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP) di Amerika Serikat untuk item yang
umumnya ditemukan pada neraca, seperti :
a. Aktiva
- Kas dan Setara Kas (nilai wajar)
Kas dan setara kas (deposito kurang dari 90 hari) dicatat sebesar jumlah
kas yang dimiliki yang setara dengan nilai wajarnya.
- Investasi Jangka Pendek (Nilai Wajar)
Investasi jangka pendek yang diukur berdasarkan nilai wajatbisa dalam
bentuk deposito berbunga, hutang jangka pendek, dan saham yang
dimiliki untuk diperdagangkan dalam jangka pendek.Kecuali hutang
jangka panjang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang direklasifikasi ke
jangka pendek karena jatuh tempo tersebut.
- Pituang (Nilai wajar semu/ Quasi Fair Value)
Piutang dicatat pada jumlah uang tunai yang diharapkan akan diterima
(yaitu, klaim nominal dikurangi diskon untuk jumlah yang tidak
diharapkan akan diterima karena kredit macet atau hasil penjualan). Jika
estimasi diskon ini tidak bias, piutang diberlakukanberdasarkan nilai
wajarnya.Jika bias, jumlah tercatatnya mungkin bukan nilai wajar.
- Persediaan (Lower of cost or Market)
Persediaan dicatat berdasarkan biaya historis untuk memperolehnya.
Namun, nilai tercatat persediaan menggunakan nilai pasar jika nilai pasar
lebih kecil dari biaya historis, di bawah aturan "Lower of cost or market".
Biaya historis ditentukan berdasarkan asumsi tentang aliran
inventaris.Pada FIFO, biaya persediaan yang lebih baru masuk ke nomor
inventaris di neraca, dan biaya persediaan yang lebih lamamasuk ke harga
pokok penjualan dalam laporan laba rugi. Pada LIFO, neraca mencakup
biaya yang lebih lama dan harga pokok penjualan termasuk biaya yang
lebih baru. Dengan demikian, pada saat kenaikan harga persediaan, nilai
tercatat persediaan dalam neraca lebih rendah LIFO daripada FIFO, tetapi
Perharga pokok penjualan lebih tinggi (dan pendapatan lebih rendah).
Selain itu, Price-to-Book Ratio lebih tinggi LIFO daripada FIFO.Perlu
diketahui bahwa, bahwa standar akuntansi internasional tidak
mengizinkan penggunaan LIFO.
- Aset Berwujud Jangka Panjang (Biaya Historis Terdepresiasi)
Aktiva tetap dan tanaman dicatat berdasarkan biaya perolehan (jumlah
yang dibayar perusahaan untuk aset), dikurangi akumulasi depresiasi.Jika
nilai wajar pasar kurang dari biaya historia diamortisasi, aset-aset ini rusak
(ditulis ke nilai wajar), dengan kerugian penurunan nilai sebagai beban
atas penghasilan.
- Aset Tidak Berwujud yang Dicatat (Biaya Historis Amortisasi)
Aset tidak berwujud yang dicatat pada neraca, hak cipta, paten, dan hak
hukum lain yang dibeli kembali, dicatat dengan biaya historis dan
kemudian diamortisasi selama masa hak atau gangguan jika nilai wajar
jatuh di bawah nilai tercatat .
- Goodwill (Biaya Historis)
Goodwill adalah perbedaan antara harga beli suatu perusahaan yang
diakuisisi dan nilai wajar aset bersih yang diperoleh.Sejak Pernyataan
FASB No. 142 pada tahun 2001, goodwill dilakukan pada harga perolehan
dan tidak diamortisasi, tetapi mengalami penurunan nilai karena
penghapusan nilai wajarnya yang dianggap menurun di bawah biaya
perolehan.
- Aset Tidak Berwujud Lainnya (Tidak Dicatat)
Aset seperti aset merek, aset pengetahuan yang dikembangkan dari
penelitian dan pengembangan, dan aset yang timbul dari hubungan
pemasaran dan pemasok tidak dicatat sama sekali, kecuali diperoleh
dalam akuisisi sebagai "aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi."
- Efek Utang Jangka Panjang (Beberapa pada Nilai Wajar)
Beberapa investasi dalam obligasi dan instrumen utang lainnya ditandai ke
pasar, seperti yang ditentukan oleh Pernyataan FASB No. 115. Untuk
menandai ke pasar, investasi ini diklasifikasikan ke dalam tiga jenis:
1. Investasi yang diadakan untuk perdagangan aktif. Investasi ini dicatat
pada nilai pasar yang adil dan keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi dari menandai mereka ke pasar dicatat dalam laporan laba
rugi, bersama dengan bunga.
2. Investasi tersedia untuk dijual (investasi tidak dimiliki untuk
perdagangan aktif tetapi yang dapat dijual sebelum jatuh tempo).
Investasi ini juga dicatat pada nilai pasar yang adil, tetapi keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi dilaporkan di luar laporan laba
rugi sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya (biasanya
dalam laporan ekuitas), sementara bunga dilaporkan dalam laporan
laba rugi.
3. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo (investasi di mana
tujuannya adalah untuk menahan mereka hingga jatuh tempo).
Investasi ini dicatat dengan biaya historis, tanpa keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi, tetapi dengan bunga yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Nilai pasar yang adil untuk investasi ini
diberikan dalam catatan kaki.
- Investasi Ekuitas (Beberapa pada Nilai Wajar) Investasi ekuitas
diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
1. Investasi yang melibatkan kurang dari 20 persen kepemilikan
perusahaan lain. Investasi ekuitas ini diklasifikasikan sebagai
"dimiliki untuk perdagangan aktif," "tersedia untuk dijual," atau
"dimiliki hingga jatuh tempo," dengan akuntansi yang sama untuk
investasi utang dalam kategori ini.
2. Investasi yang melibatkan 20 persen hingga 50 persen kepemilikan
perusahaan lain. Ekuitas dicatat menggunakan "metode ekuitas."
Berdasarkan metode ekuitas, investasi dicatat pada biaya, tetapi nilai
tercatat neraca kemudian ditingkatkan oleh bagian laba yang
dilaporkan oleh anak perusahaan dan dikurangi dengan dividen yang
dibayarkan oleh anak perusahaan dan penghapusan dari goodwill
yang diperoleh saat pembelian. Bagian laba perusahaan anak
(dikurangi dengan penghapusan goodwill) dilaporkan dalam laporan
laba rugi.
3. Investasi yang melibatkan lebih dari 50 persen kepemilikan
perusahaan lain. Laporan keuangan perusahaan induk dan anak
perusahaan dikonsolidasikan, setelah eliminasi transaksi antar
perusahaan, dengan pengurangan untuk kepentingan non-pengendali
(minoritas) dalam aktiva bersih (dalam neraca) dan laba bersih (dalam
laporan laba rugi).

b. Liabilitas
- Hutang Jangka Pendek (Nilai Wajar)
Seperti hutang, hutang bunga, dan hutang pajak diukur dengan jumlah
kontraktual uang tunai untuk memenuhi kewajiban. Karena kewajiban ini
bersifat jangka pendek, jumlah kontraktual mendekati nilai sekarang yang
didiskontokan, sehingga jumlah kewajiban ini pada neraca mendekati nilai
pasar.
- Pinjaman (Perkiraan Nilai Wajar)
Kewajiban yang timbul dari pinjaman jangka pendek, obligasi jangka
panjang, kewajiban sewa, dan pinjaman bank - dicatat pada nilai sekarang
dari jumlah kontraktual, sehingga merekapada nilai pasar ketika awalnya
tercatat. Nilai dari kewajiban-kewajiban ini berubah ketika suku bunga
berubah, tetapi kewajiban biasanya tidak ditujukan kepada
pasar.Pernyataan FASB No. 1 07 mensyaratkan bahwa nilai pasar yang
adil dari kewajiban dilaporkan dalam catatan kaki, dan catatan kaki utang
biasanya membandingkan nilai-nilai pasar dengan nilai tercatat. Beberapa
lembaga keuangan menandai utang mereka dengan nilai wajar.
- Kewajiban yang Diperkirakan dan Diperkirakan (Nilai Wajar Semu)
Beberapa liabilitas yang timbul dalam operasi-termasuk kewajiban
pensiun, liabilitas yang masih harus dibayar, liabilitas garansi, pendapatan
yang ditangguhkan (ditangguhkan), dan estimasi kewajiban restrukturisasi
harus ditaksir. Jika perkiraan tidak memihak nilai sekarang mengharapkan
kas yang akan dibayarkan pada kewajiban, kewajiban ini mencerminkan
nilainya. Jika bias, kewajiban-kewajiban ini berkontribusi pada harga
premium di atas nilai buku.
- Komitmen dan Kontinjensi (Banyak yang Tidak Tercatat)
Jika suatu kewajiban bergantung pada suatu kejadian, suatu kewajiban
dicatat dalam neraca hanya jika dua kriteria (dari Pernyataan FASB No. 5)
dipenuhi: (1) peristiwa kontinjensi adalah "kemungkinan", dan (2) jumlah
kemungkinan kerugian dapat "diperkirakan secara wajar ".

3. Pengukuran dalam Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi memberikan nilai tambah pada kekayaan bersih pemegang
saham dari menjalankan bisnis.Nilai tambah pemegang saham adalah perubahan
dalam kekayaan pemegang saham selama suatu periode. Ini berasal dari dua sumber:
(1) peningkatan nilai ekuitas mereka dan (2) setiap dividen yang mereka terima.
Persamaannya :
Nilai tambah = Nilai akhir - Nilai awal + Dividen
Dalam hal harga pasar,
Nilai pasar ditambahkan = Harga akhir - Harga awal + Dividen
Ukuran Akuntansi dari nilai tambah, penghasilan, ditentukan oleh aturan untuk
mengukur pendapatan dan beban.Dua prinsip penggeraknya adalah prinsip
pengakuan pendapatan dan prinsip yang cocok.Ini terdapat pada (Box 2.4 hal. 49).
a. Pendapatan (Prinsip Pengakuan Pendapatan)
Nilai ditambahkan oleh bisnis dari prosesyang dimulai dengan strategi dan ide
produk, dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian dan pengembangan ide-ide
tersebut, pembangunan pabrik dan saluran distribusi untuk memberikan produk,
meyakinkan pelanggan untuk membeli produk jadi, dan akhirnya pengumpulan
uang tunai dari pelanggan. Secara potensial, nilai dapat diakui secara bertahap,
seiring dengan proses yang berlangsung. Namun, akuntansi biasanya mengakui
nilai tambah pada satu titik dalam proses. Dua prinsip luas untuk pengakuan
pendapatan adalah:
1. Proses penghasilan secara substansial selesai.
2. Tanda terima uang tunai sudah pasti.
b. Beban (Prinsip pencocokan)
Beban diakui dalam laporan laba rugi oleh asosiasi mereka dengan pendapatan
di mana mereka telah terjadi.Pencocokan pendapatan dan pengeluaran ini
menghasilkan angka laba yang merupakan nilai tambah bersih dari
pendapatan.Pencocokan dilakukan dengan asosiasi langsung biaya dengan
pendapatan atau asosiasi dengan periode di mana pendapatan berada diakui.
The Price-Earnings Ratio
𝒑𝒆𝒓𝒌𝒊𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏
P/E = 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊

P/E membandingkan harga saat ini dengan laba.Tafsirkan rasio P/E sebagai
berikut. Harga, pembilang, adalah antisipasi pasar dari nilai yang akan
ditambahkan dari penjualan di masa depan, yaitu, laba masa depan. Penyebut
adalah penghasilan saat ini, nilai tambah dari penjualan saat ini. Jadi rasio P/E
membandingkan perkiraan penghasilan masa depan dengan pendapatan saat ini.
Jika seseorang mengharapkan lebih banyak penghasilan di masa depan daripada
penghasilan saat ini, rasio P/E harus tinggi, dan jika seseorang mengharapkan
penghasilan lebih rendah di masa depan daripada penghasilan saat ini, rasio P/E
harus rendah. Agar lebih ringkas, rasio PIE mencerminkan pertumbuhan laba
yang diantisipasi.
CHAPTER 3 : BAGAIMANA LAPORAN KEUANGAN DIGUNAKAN DALAM
PENILAIAN

Bab ini menjelaskan bagaimana laporan keuangan digunakan dalam menilai


perusahaan.dalam penilaian seperti kebanyakan teknologi, selalu ada trade off antara
pendekatan sederhana yang mengabaikan beberapa fitur terkait dan teknik yang lebih rumit
yang mengakomodasi kompleksitas. Penilaian sederhana menggunakan sejumlah informasi
terbatas.Dengan informasi yang terbatas itu kita bisa melakukan multiple analysis.

A. Multiple Analysis (Analisis Kelipatam)


Merupakan teknik penilaian yang menentukan nilai pasar yang berbeda untuk
perusahaan yang sebanding.Dengan demikian, asumsinya adalah rasio tertentu yang
dapat diterapkan dan dapat ditafsisrkan di berbagai perusahaan.Rasio yang paling umum
digunakan adalah The Price-Earnings Ratio (P/E); The Price-to-Book Ratio (P/B); The
Price-to-Sales Ratio (P/S); The ratio of Price-to-cash flow from operation (P/CFO). Kita
tidak perlu tahu banyak perhitungan untuk menhitung rasio ini.
Dua teknik yang menggunakan kelipatan dan varian iniadalah :
1. The Method of Comparables
Langkah langkah kerjanya adalah :
a. Identifikasi perusahaan yang sebanding yang memiliki operasi serupa dengan
perusahaan target yang nilainya dipertanyakan.
b. Identifikasi langkah-langkah untuk perusahaan yang sebanding dalam laporan
keuangan mereka- laba, nilai buku, penjualan, arus kas-dan menghitung kelipatan
dari langkah-langkah di mana perusahaan berdagang.
c. Terapkan rata-rata atau median dari kelipatan ini ke ukuran yang sesuai untuk
perusahaan target untuk mendapatkan nilai perusahaan itu.
2. Screening on Multiples
Langkah-langkah kerjanya adalah :
a. Identifikasi kelipatan untuk men-screen saham.
b. Pangsa saham pada kelipatan itu, dari tertinggi hingga terendah.
c. Beli saham dengan kelipatan terendah dan (pendek) jual saham dengan kelipatan
tertinggi.
B. Penilaian Berbasis Aset
Penilaian berbasis aset adalah cara memperkirakan nilai perusahaan dengan
mengidentifikasi dan menjumlahkan nilai aktivanya. Nilai ekuitas kemudian dihitung
dengan mengurangi nilai utang. Hal tersebut dapat dijabarkan dengan persamaan:
Nilai dari Perusahaan = Nilai Ekuitas – Nilai Hutang
Penilaian berbasis aset merupakan pengulangan dari neraca dengan (1) mendapatkan
nilai pasar saat ini untuk aset dan liabilitas yang tercantum pada neraca dan (2)
mengidentifikasi aset yang dihilangkan dan menetapkan nilai pasarnya.
Dalam penilaian aset akuntan menemukan beberapa kesulitan yaitu:
1. Aset yang terdapat di neraca mungkin tidak sering diperdagangkan sehingga nilai
pasarnya tidak ada.
2. Nilai pasar mungkin bukan ukuran yang tepat karena terkadang aset tidak sempurna.
3. Nilai pasar tidak menunjukkan nilai penggunaan aset tersebut.
4. Aset yang dihilangkan harus diidentifikasi agar nilai pasarnya dapat ditentukan
(merk, pengetahuan)
Penilaian berbasis aset terkadang diterapkan ketika perusahaan aset utama adalah sumber
daya alam seperti ladang minyak, deposit mineral, atau hutan.

C. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan metode untuk menganalisis informasi termasuk
memperkirakan hasil dari informasi tersebut. Dalam metode perbandingan, screening
analysis dan penilaian berbasis aset memiliki satu kesamaan yaitu tidak memperkiraka
hasil dari suatu informasi di masa depan sehingga analisis fundamental berperan disini.
1. Proses Analisis Fundamental
Langkah-langkah dalam analisis fundamental yang nantinya akan memperkirakan
nilai adalah sebagai berikut:
- Mengetahui Lingkup Bisnis, mengetahui lingkup bisnis sangat penting sebelum
melakukan analisis karena tanpa mengetahui bisnisnya maka seorang analis tidak
dapat mendalami informasi yang disajikan perusahaan. Elemen yang paling
penting yakni perusahaan tersebut memiliki strategi sehingga dalam analisis
fundamental dapat melanjutkannya dengan memperkirakan strategi-strategi
alternatif yang dapat digunakan di masa yang akan datang.
- Menganalisis Informasi, setelah mengetahui lingkup bisnis perusahaan tersebut
dapat dimulai menganalisis informasi-informasi yang diperoleh. Informasi
tersebut bisa berupa angka yang berasal dari laporan keuangan atau tidak.
- Mengembangkan perkiraan, Mengembangkan perkiraan dapat dilakukan
dengan dua langkah yaitu (1) tentukan bagaimana hasil yang diukur. Bagian
ini penting karena validitas penilaian akan selalu diukur dari bagaimana
hasil/nilai diukur. (2) ramalkan imbalan yang ditentukan.
- Mengubah perkiraan menjadi valuasi
- Keputusan investasi: perdagangan pada penilaian

2. Analisis Laporan Keuangan, Analisis Pro Forma, dan Analisis Fundamental


Laporan keuangan berperan penting dalam menyampaikan atau merepresentasikan
informasi mengenai perusahaan. Hal ini juga memiliki peran penting dalam analisis
fundamental. Dengan laporan keuangan penghasilan dan arus kas dapat diramalkan.
Dengan kata lain laporan keuangan tidak hanya berguna untuk di analisis tetapi juga
berguna untuk mengetahui apa yang harus dianalisis. Peramalan laporan keuangan di
masa depan disebut analisis pro forma. Pernyataan pro forma adalah salah satu yang
akan dilaporkan jika harapan terpenuhi. Peramalan adalah inti dari analisis
fundamental sedangkan analisis pro forma adalah jantung dari peramalan. Dengan
demikian, analisis fundamental adalah bagaimana cara mengembangkan proforma
(masa depan) laporan keuangan dan mengkonversi pro forma ini menjadi sebuah
penilaian. Hal ini juga mengarahkan analisis laporan keuangan saat ini. Laporan
keuangan saat ini adalah informasi untuk peramalan, sehingga mereka dianalisis
dengan tujuan meramalkan laporan keuangan masa depan.

D. Arsitektur Analisis Fundamental: Model Penilaian


Model penilaian menyediakan arsitektur untuk penilaian dan teknologi valuasi yang
baik sepeti langkah-langkah dalam analisis fundamental Praktik yang baik berasal dari
pemikiran yang baik. Model penilaian menanamkan konsep tentang
bagaimana perusahaan menghasilkan nilai. Perusahaan adalah organisasi yang kompleks
dan menyimpulkan nilanya dihasilkan dari banyak kegiatan yang membutuhkan
pemikiran yang teratur.
Model penilaian adalah alat untuk memahami bisnis dan strategi bisnis. Dengan
pemahaman itu, model ini digunakan untuk menerjemahkan pengetahuan tentang bisnis
menjadi penilaian bisnis.
1. Terminal Investment dan Going Concern Investment
Terminal investment merupakan investasi untuk jangka waktu tetap misalnya seperti
obligasi yang terdapat waktu jatuh tempo. Going concern investment merupakan
investasi yang berlangsung lama tidak ada akhirnya misalnya investasi saham.
2. Model Penilaian Terminal Investment
Perhitungan nilai obligasi temasuk contoh dari model penilaian dimana dengan
mengungkapkan nilai intrinsik dari obligasi pada tanggal nol investasi, sebagai
Nilai obligasi = Nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan.

PD merupakan pengembalian yang diminta pada obligasi. D mengindikasikan


penilaian untuk hutang (sebagai ikatan yang diidentifikasi). Model ini menyatakan
bahwa arus kas masa depan (CF) dari obligasi harus diperkirakan dan didiskontokan
pada tingkat pembayaran yang diperlukan untuk utang, PD ·
3. Model Penilaian Going Concern Invesment
Penilaian terhadap ekuitas menemui kendala yaitu:
- Mengenai keberlanjutan investasi (imbalan ditentukan dalam waktu yang lama)
- Bahan untuk dinilai tidak jelas seperti pada terminal investment (obligasi)
4. Kriteria untuk Model Penilaian Praktis
Beberapa pertimbangan model penilaian menjadi praktis yaitu:
a. Perkiraan horison yang terbatas, dimana peramalan dilakukan selama tahun
tertentu (bukan selamanya) misalnya untuk 1, 5 atau 10 tahun saja.
b. Validasi, dimana setiap penilaian atau peramalan setelahnya harus dapat diamati
sesuai faktanya. Tidak ada peramalan yang tidak jelas kedepannya.
c. Parsimony, dimana setiap peramalan harus mengumpulkan informasi yang cukup
bukan informasi yang minim sehingga tidak terjadi parsimonius penilaian.
5. Apa yang Menghasilkan Nilai?
Perusahaan memiliki tiga kegiatan utama yaitu aktivitas operasi, aktivitas pendanaan
dan aktivitas investasi. Aktivitas yang menambah nilai perusahaan adalah aktivitas
investasi dan operasi, sedangkan untuk aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang
menambah uang perusahaan demi kelangsungan usahanya
6. Model Penilaian, Model Return yang Perlu dikembalikan, dan Model Harga
Aset
Langkah ke empat dalam penilaian yaitu menentukan mengkonversi perkiraan
menjadi valuasi dengan mendiskon tingkat pengembalian yang diminta. Langkah ini
membutuhkan spesifikasi pengembalian yang diminta. Pengembalian yang diminta
dua komponen:
Required return= Risk-free rate + risk premium
Risk free rate biasanya diukur dengan suku bunga AS 10 tahun, adalah tingkat
pengembalian akan diperlukan jika investasi bebas risiko. Tetapi untuk investasi
berisiko, yang satu membutuhkan tambahan kembali untuk mengambil risiko yang
disebut premi risiko. Masalah terletak pada penentuan premi risiko. Model penetapan
harga aset (CPAM) merupakan solusi dari masalah tersebut. Model ini menjelaskan
bahwa premi risiko ditentukan oleh beta saham dan premi risiko pasar yang
digambarkan dengan rumus:
Required return = Risk-free rate+ [Beta x Market risk premium]
Beta adalah ukuran bagaimana return saham bergerak ketika pasar bergerak. Premi
risiko pasar adalah imbal hasil yang diharapkan di pasar di atas tingkat bebas risiko.
Premi risiko pasar adalah jumlah pasar yang diharapkan hasil untuk risiko pasar,
sehingga premi risiko untuk suatu saham tergantung pada risiko beta relatifnya ke
pasar secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai