01
02
03
04
05
06
07
08
DUKUNGAN TIDUR
Definisi : Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur
Observasi
1 Identifikasi pola aktivitas/tidur pasien
2 Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik/psikologis)
3 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi pasien
Terapeutik
1 Monitor kegiatan yang melelahkan selama terjaga
2 Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras dan tempat tidur)
3 Anjurkan pasien menepati kebiasaan waktu tidur
4 Bantu hilangkan stress sebelum tidur
5 Batasi atau tingkatkan waktu tidur siang
6 Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnya
7 Tingkatkan kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi dan sentuhan efektif)
8 Sesuaikan jadwal pemberian obat untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
1 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama hamil, sakit, stress psikologis
2 Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
3 Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis. Psikologis,
gaya hidup)
4 Anjurkan penggunaan obat tidur yg tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
09
EDUKASI AMBULASI
Definisi : Mengajarkan peningkatan kemampuan berpindah posisi, berpindah dan berjalan
Observasi
1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2 Monitor kemajuan pasien dalam ambulasi
Terapeutik
1 Sediakan materi, media dan alat bantu jalan (mis. tongkat, walker, kruk)
Edukasi
1 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2 Jelaskan prosedur dan tujuan ambulasi dengan atau tanpa alat bantu serta keterlibatan
keluarga
3 Ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk ambulasi di
rumah
4 Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan mobilisasi (mis. kekuatan otot, rentang
gerak)
5 Demonstrasikan cara ambulasi tanpa alat bantu jalan
6 Anjurkan meredemonstrasikan kembali cara ambulasi
7 Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
10
11
EDUKASI PREOPERATIF
Definisi : Mengajarkan pasien untuk memahami dan mempersiapkan mental untuk operasi dan
masa pemulihan pasca operasi
Observasi
1 Identifikasi pengalaman bedah, latar belakang dan tingkat pengetahuan sebelumnya
2 Identifikasi harapan akan pembedahan
3 Periksa kecemasan pasien dan keluarga
Terapeutik
1 Sediakan waktu bagi pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan masalah
2 Perkenalkan pasien kepada staf yang dilibatkan dalam operasi dan perawatan pasca
operasi
3 Perbaiki harapan operasi yang tidak realistis
Edukasi
1 Informasikan pasien dan keluarga jadwal, lokasi operasi dan lama operasi akan
berlangsung
2 Jelaskan rutinitas pra operasi (mis. Anastesi, diet, persiapan usus, tes laboratorium,
persiapan kulit, terapi IV, pakaian, ruang tunggu keluarga, transportasi ke ruang operasi)
3 Anjurkan puasa minimal 6 jam sebelum operasi
4 Anjurkan tidak minum minimal 2 jam sebelum operasi
5 Jelaskan obat pra operasi, efek dan alasan penggunaannya
6 Informasikan tentang apa yang akan didengar, dicium, dilihat atau dirasakan selama
operasi
7 Diskusikan tindakan pengendalian nyeri
8 Ajarkan teknik bangun dari tempat tidur, teknik batuk dan napas dalam, serta latihan
kaki
9 Jelaskan pentingnya ambulasi dini dan perawatan paru.
12
EDUKASI DEHIDRASI
Definisi : Mengajarkan pengelolaan kekurangan cairan elektrolit
Observasi
1 Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
2
3
Terapeutik
1 Sediakan waktu bagi pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan masalah
2 Perkenalkan pasien kepada staf yang dilibatkan dalam operasi dan perawatan pasca
operasi
3 Perbaiki harapan operasi yang tidak realistis
Edukasi
1 Informasikan pasien dan keluarga jadwal, lokasi operasi dan lama operasi akan
berlangsung
2 Jelaskan rutinitas pra operasi (mis. Anastesi, diet, persiapan usus, tes laboratorium,
persiapan kulit, terapi IV, pakaian, ruang tunggu keluarga, transportasi ke ruang operasi)
3 Anjurkan puasa minimal 6 jam sebelum operasi
4 Anjurkan tidak minum minimal 2 jam sebelum operasi
5 Jelaskan obat pra operasi, efek dan alasan penggunaannya
6 Informasikan tentang apa yang akan didengar, dicium, dilihat atau dirasakan selama
operasi
7 Diskusikan tindakan pengendalian nyeri
8 Ajarkan teknik bangun dari tempat tidur, teknik batuk dan napas dalam, serta latihan
kaki
9 Jelaskan pentingnya ambulasi dini dan perawatan paru.
13
EDUKASI DIET
Definisi : Mengajarkan diet yang diprogramkan
Observasi
1 Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
2 Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
3 Idenifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan
Identifikasi keterbatasan financial untuk menyediakan makanan
Terapeutik
1 Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu
Edukasi
1 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
2 Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
3 Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika diperlukan
4 Anjurkan posisi semifowler (30-45 derajat) 20-30 menit setelah makan
5 Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan
6 Anjurkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
7 Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
8 Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
9 Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu
14
15
EDUKASI MOBILISASI
Definisi : Mengajarkan meningkatkan kemampuan bergerak di tempat tidur dan rentang gerak
Observasi
1 Periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap kesehatan
2 Periksa tekanan darah, nadi, pernapasan, kesiapan dan kontraindikasi mobilisasi
3 Persiapkan materi, media, alat-alat seperti bantal, gait belt
4 Monitor kemajuan pasien/keluarga dalam melakukan mobilisasi
Terapeutik
1 Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
Edukasi
1 Jelaskan tentang prosedur, tujuan, indikasi, kontraindikasi dan dampak mobilisasi
2 Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan mobilisasi (seperti kekuatan otot, rentang
gerak)
3 Demonstrasikan cara mobilisasi pasien di tempat tidur meliputi : mekanika tubuh, posisi
pasien digeser ke arah berlawanan dari arah posisi yang akan dimiringkan, teknik-teknik
memiringkan, penempatan posisi bantal sebagai penyangga
4 Demonstrasikan cara melatih rentang gerak meliputi : gerakan dilakukan dengan
perlahan dimulai dari kepala ke ekstremitas, gerakan semua persendian sesuai rentang
gerak normal, cara melatih rentang gerak pada sisi ekstremitas yang parise dengan
menggunakan ekstremitas yang normal, frekwensi setiap gerakan.
5 Instruksikan pasien/keluarga untuk mendemonstrasikan kembali mobilisasi miring
kanan/miring kiri/latihan rentang gerak, sesuai yang telah didemosntrasikan.
6 Beri kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya
16
17
EDUKASI PERSALINAN
Definisi : Memberikan informasi tentang proses persalinan
Observasi
1 Identifikasi tingkat pengetahuan
2 Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapeutik
1 Kala I : kaji skala nyeri, gosok punggung dan ubah posisi pasien, anjurkan istirahat
2 Kala II : Kaji skala nyeri, atur posisi mengejan yang benar
3 Kala III : Kaji skala nyeri, berikan relaksasi
4 Kala IV : Relaksasi
Edukasi
1 Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
2 Anjurkan ibu menggunakan teknik manajemen nyeri persalinan tiap kala
3 Ajarkan teknik relaksasi
4 Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
5 Berikan reinforcement positif terhadap perubahan perilaku ibu
6 Anjurkan ibu cukup nutrisi
7 Diskusikan metode persalinan yang ibu inginkan
8 Diskusikan persiapan dan tempat persalinan
9 Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
Kolaborasi
Libatkan system pendukung dalam mempersiapkan persalinan
19
20
KATETERISASI URINE
Definisi : Memasukkan selang kateter urine ke dalam kandung kemih
Observasi
1 Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi
kandung kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)
2
Terapeutik
1 Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan
2 Siapkan pasien : bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal recumbent (untuk
wanita)
3 Gunakan alat pelindung diri
4 Bersihkan daerah perineal dengan cairan NaCl/Aquades
5 Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik
6 Sambungkan kateter urine dengan urine bag
7 Isi balon dengan NaCl 0.9% sesuai yang diinstruksikan oleh pabrik
8 Fiksasi selang kateter di atas simpisis atau paha
9 Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih
10 Beri label waktu pemasangan
Edukasi
1 Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan
21
KONSELING LAKTASI
Definisi : Memberikan bimbingan teknik menyusui yang tepat dalam pemberian makanan bayi
Observasi
1 Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui
2 Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
3 Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui
Terapeutik
1 Gunakan teknik mendengarkan dan mempelajari (mis. Duduk sama tinggi, dengarkan
permasalahan ibu)
Edukasi
1 Berikan informasi dan saran menyusui yang benar sesuai kebutuhan ibu
2 Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
22
23
MANAJEMEN ENERGY
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan
Observasi
1 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2 Monitor kelelahan fisik dan emosional
3 Monitor Pola dan jam tidur
4 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
2 Anjurkan tirah baring
3 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
4 Gunakan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
5 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
6 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
7 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Edukasi
1 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
25
MANAJEMEN HIPERTERMI
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi
Observasi
1 Identifikasi penyebab hyperthermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas)
2 Monitor suhu tubuh
3 Monitor kadar elektrolit
4 Monitor haluaran urine
5 Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
1 Sediakan lingkungan yang dingin
2 Longgarkan atau lepaskan pakaian
3 Berikan cairan oral
4 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalamo hiperhidrosis (keringat
berlebih)
5 Lakukan pendidnginan eksternal (mis. Kompres dingin pada daerah leher, dada,
abdomen, aksila
6 Anjurkan tirah baring
7 Berikan oksigen jika perlu
8 Hindari pemebrian antiporetik atau aspirin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
26
MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler
Observasi
1 Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekwensi nadi meningkat, nadi terba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun, hematoikrit meningkat, haus lemah)
2 Monitor intake dan output
Terapeutik
1 Hitung kebutuhan cairan
2 Berikan posisi modified trendelenburg
3 Berikan asupan cairan oral
4 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
5 Berikan cairan IV isotonis (seperti NaCl, RL) untuk rehidrasi cairan intraseluler
6 Berikan cairan IV hipotonis (seperti Glukosa 2,5%, Na.Cl. 0,4%,) untuk rehidrasi caitan
ekstraseluler
7 Berikan cairan koloid (seperti albumin, plasmanate) untuk mengganti cairan
intravaskuler
8 Berikan produk darah untuk meningkatkan tekanan onkotik plasma atau mengganti
volume darah
27
28
MANAJEMEN KONSTIPASI
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pencegahan dan mengatasi sembeit/impaksi
Observasi
1 Periksa tanda dan gejala konstipasi
2 Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume dan warna)
3 Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis. Obat-obatan, tirah baring, dan diet rendah
serat)
4 Monitor tanda dan gejala rupture usus dan/atau peritonitis
Terapeutik
1 Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
2 Anjurkan diet tinggi serat
Edukasi
1 Latih buang air besar secara teratur
2 Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi
3 Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan pada pasien
Kolaborasi
1 Konsulkan dengan tim medis tentang penurunan/peningkatan frekuensi suara usus
2 Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu
29
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Definisi : Memfasilitasi dan mengelola lingkungan klien untuk mendapatkan manfaat
terapeutik, stimulasi sensorik dan kesejahteraan psikologis
Terapeutik
1 Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman
2 Hindari pandangan langsung ke kamar mandi, toilet atau peralatan yang digunakan
untuk eliminasi
3 Ganti pakaian secara berkala
4 Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak perlu
5 Atur suhu lingkungan yang sesuai
6 Sediakan musik pilihan
7 Pertrahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan
8 Berikan bel atau alat komunikasi untuk memanggil perawat
9 Izinkan keluarga atau orang penting lainnya untuk tinggal dengan pasien
10 Sediakan pewangi ruangan jika perlu
Edukasi
1 Edukasi pasien dan pengunjung tentang upaya pencegahan infeksi
30
MANAJEMEN MUAL
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola mual
Observasi
1 Identifikasi pengalaman mual
2 Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
3 Identifikasi faktor penyebab mual
4 Monitor mual
Terapeutik
1 Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap, suara dan rangsangan
visual yang tidak menyenangkan)
2 Kurangi atau hilangkan penyebab mual
3 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
4 Beriakn makanan dalam jumlah kecil dan menarik
5 Anjjrkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
6 Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika
diperlukan
Edukasi
1 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. Biofeedback,
hypnosis, relaksasi, terapi music, akupresur)
2 Informasikan tentang mual, seperti penyebab mual, dan berapa lama akan berlangsung
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian obat mual, jika diperlukan
31
MANAJEMEN MUNTAH
Definisi : Mengidentifikasi, mencegah dan mengelola muntah
Observasi
1 Identifikasi karakteristik muntah (warna, konsistensi, waktu, frekuensi dan durasi
2 Periksa volume muntah
3 Identifikasi riwayat diet (mis. Makanan yang disukai, tidak disukai dan budaya)
4 Identifikasi faktor penyebab muntah
5 Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
6 Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
1 Sarankan membawa kantong plastic untuk menampung muntah
2 Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. Kecemasan, ketakutan)
3 Kirangi atau hilangkan faktor penyebab muntah
4 Atur posisi untuk mencegah aspirasi
5 Pertahankan kaptenan jalan napas
6 Beri dukungan fisik saat muntah (mis. Membantu membungkuk atau menundukan
kepala)
7 Berikan kenyamanan selama muntah (mis. Kompres dingin di dahi atau sediakan
pakaian kering bersih setelah muntah)
8 Bersihkan mulut dan hidung dari muntah
9 Berikan minuman yang tidak mengandung karbonase minimal 30 menit setelah muntah
10 Anjurkan istirahat
Edukasi
1 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola muntah (mis.
Biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi music, akupresur)
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian antiemetik
32
MANAJEMEN NYERI
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan
Observasi
1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2 Identifikasi skala nyeri
3 Identifikasi respon nyeri Non verbal
4 Identifikasi faktor yang memperberat rasa nyeri
5 Identifikasi pengetahuan tentang nyeri
6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1 Berikan terapi komplementer untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupunktur, terapi music, biofeedback, terapi pemijatan, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, compress hangat/dingin)
2 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1 Ajarkan terapi komplementer untuk mengurangi nyeri ( mis. relaksasi, pijat, distraksi)
2 Informasikan penggunaan analgetik
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
33
MANAJEMEN OBAT
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan obat sesuai dengan program pengobatan
Observasi
1 Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
2 Identifikasi masa kadaluwarsa obat
3 Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
4 Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
5 Montor tanda dan gejala keracunan obat
6 Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
1 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan, rute dan waktu
pemberian, efek samping)
Edukasi
1 Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat
34
MANAJEMEN PERDARAHAN
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah saat terjadi perdarahan
Observasi
1 Identifikasi penyebab perdarahan
2 Monitor terjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
3 Monitor nilai Hemoglobin dan Hematokrit sebelum dan setelah kehilangan darah
4 Mon itor tekanan darah
5 Monitor intake dan output cairan
6 Monitor koagulasi darah (prothrombin Time/PT, partial protrhombin Time /PTT,
fibrinogen, degradasi fibrin dan jumlah trombosit)
7 Monitor deliveri oksigen jaringan (mis. PaO2, SaO2, hemoglobin dan curah jantung)
Terapeutik
1 Lakukan penekanan atau balut tekan , jika perlu
2 Pertahankan akses IV
3 Anjurkan pasien membatasi aktivitas
Edukasi
1 Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda perdarahan
Kolaborasi
1 Kolaborasi dalam pemberian transfuse darah, jika perlu
35
36
37
38
39
40
41
PEMANTAUAN CAIRAN
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan
Observasi
1 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2 Monitor frekuensi napas
3 Monitor tekanan darah
4 Monitor berat badan
5 Monitor waktu pengisian kapiler
6 Monitor elastisitas atau turgor kulit
7 Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
8 Monitor kadar albumin dan protein total
9 Monitor hasil pemeriksaan serum (osmolaritas serum, hematokrit, natrium, kalium,
BUN)
10 Monitor intake dan output cairan
11 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (Mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat)
12 Identifikasi tanda hipervolemia ( Mis. dispnea, edema perifer, edema anasarka, JVP
meningkat, CVP meningkat, berat badan meningkat dalam waktu singkat)
13 Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan vairan (mis. prosedur pembedahan mayor,
perdarahan,)
42
PEMANTAUAN RESIKO JATUH
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisis risiko mengalami kerusakan fisikmdan gangguan
kesehatan akibat jatuh
Observasi
1 Identifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan potensi terjatuh di
lingkungan tertentu
2 Identifikasi perilaku dan faktor yang menyebabkan berisiko jatuh
3 Identifikasi riwayat jatuh
4 Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh (mis. lantai
licin)
5 Monitor keterampilan, keseimbangan dan tingkat kelelahan dengan ambulasi
6 Monitor kemampuan untuk pindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya
7 Periksa persepsi keseimbangan, jika perlu
43
44
PEMBERIAN ANALGESIK
Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit
Observasi
1 Identifikasi karakteristik nyeri (pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frkuensi
dan durasi
2 Identifikasi riwayat alergi obat
3 Identifikasi kesesuaian jenis analgesic (narkotika, non-narkotik atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
4 Monitor tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic
5 Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
1 Diskusikan analgesic yang disukai untuk mencapai analgesia yang optimal
2 Pertimbangkan penggunaan infuse kontinu atau bolus oploid untuk memepertahan
kadar dalam serum
3 Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respon pasien
Edukasi
1 Jelaskan efek samping obat
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, sesuai indikasi
2 Dokumentasikan respons terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan
46
PENCEGAHAN JATUH
Definisi : Menghindari risiko terjatuh akibat terjadinya perubahan kondisi fisik dan/atau
psikologis
Observasi
1 Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. penurunan kesadaran, deficit kognitif, hipotensi
ortostatik)
2 Identifikasi risiko jatuh minimal sekali setiap shift
3 Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis. penerangan kurang,
lantai licin, dll)
4 Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. Fall Morse Scale), jika perlu
5 Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya
Terapeutik
1 Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
2 Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi terkunci
3 Pasang handrail tempat tidur
4 Atur tempat tidur mekanis dalam posisi terendah
5 Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat dengan pantauan perawat dari nurse
station
6 Gunakan alat bantu berjalan (mis kursi roda)
7 Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
1 Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk berpindah
2 Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
3 Ajarkan untuk menggunakan bel pemanggil untuk memanggil perawat
47
PENCEGAHAN KEJANG
Definisi : Pencegahan atau meminimalkan terjadinya potensi cedera yang terus menerus
dialami pasien yang menderita gangguan kejang yang telah diketahui / diperkirakan
Observasi
1 Monitor pengelola obat
Terapeutik
1 Sediakan tempat tidur yang rendah, dengan tepat
2 Jaga alat suksion berada di sisi tempat tidur
3 Jaga ambu bag berada di sisi tempat tidur
4 Jaga jalan nafas oral atau nasopharyngeal berada di sisi tempat tidur
5 Gunakan penghalang tempat tidur yang lunak
6 Jaga penghalang tempat tidur tetap dinaikkan
Edukasi
1 Instruksikan pasien mengenai potensial dari faktor risiko
2 Instruksikan pasien untuk memanggil jika dirasa tanda akan terjadi kejang
48
PENCEGAHAN PERDARAHAN
Definisi : Meminimalkan risiko komplikasi stimulus yang menyebabkan perdarahan atau risiko
perdarahan
Observasi
1 Monitor tanda dan gejala perdarahan
2 Monitor Hematokrit, hemoglobin, sebelum dan setelah kehilangan darah
3 Monitor tanda vital orthostatik
4 Monitor koagulasi (mis. prothrombin time/PT), partial protrhombin time /PTT,
fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau platelet
Terapeutik
1 Pertahankan bedrest selama perdarahan
2 Batsi tindakan invasive, jika perlu
3 Gunakan kasur pencegah dekubitus
Edukasi
1 Ajarkan tanda dan gejala perdarahan
2 Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
3 Anjurkan meningkatkan makanan dan vitamin K
4 Anjurkan untuk segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan , jika perlu
2 Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
49
PENGATURAN POSISI
Definisi : Penempatan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/atau
psikologis
Observasi
1 Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
Terapeutik
1 Tempatkan pada tempat tidur terapeutik yang tepat
2 Tempatkan pada posisi terapeutik
3 Sediakan matras/kasur yang kokoh dan padat
4 Motivasi pasien untuk terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
5 Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
6 Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
7 Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat
8 Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis. semi-fowler)
9 Berikan topangan pada daerah yang edema (mis. bantal dibawah lengan dan sakrum)
10 Motivasi untuk melakukan ROM pasif atau aktif
11 Berikan bantal yang tepat pada leher
12 Hindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
13 Minimalkan gesekan dan tarikan pada saat mengubah posisi
14 Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
15 Tinggikan anggota gerak (ekstremitas) 20o atau lebih , di atas level jantung
16 Tinggikan tempat tidur bagian kepala
17 Jadwalkan secara rutin untuk perubahan posisi
18 Ubah posisi setiap 2 jam
19 Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
20 Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
Edukasi
1 Informasikan saat akan dilakukan ubah posisi
2 Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik selama
melakukan aktivitas
Kolaborasi
1 Kolaborasi untuk pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi
50
51
52
53
54
PERAWATAN KENYAMANAN
Definisi : Mengidentifikasi dan merawat pasien untuk meningkatkan rasa nyaman
Observasi
1 Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. mual, nyeri, gatal, sesak)
2 Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya
3 Identifikasi masalah emosional dan spiritual
4 Monitor kontinuitas perawatan
Terapeutik
1 Berikan posisi yang nyaman
2 Berikan kompres dingin atau hangat
3 Ciptakan lingkungan yang nyaman
4 Berikan pemijatan
5 Berikan terapi akupresur
6 Berikan terapi hipnosis
7 Dukung keluarga terlibat dalam terapi / pengobatan
8 Diskusikan tentang situasi dan pilihan terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi
1 Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan
2 Ajarkan terapi relaksasi
3 Ajarkan latihan pernapasan
4 Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian analgesic, antipruritus, antihistamin, jika perlu
55
PERAWATAN LUKA
Definisi : Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komplikasi
Observasi
1 Monitor karakteristik luka (mis. drainase, warna, ukuran, bau)
2 Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
1 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
2 Cukur rambut di sekitar daerah luka, sesuai kebutuhan
3 Bersihkan dengan cairan normal salin atau pembersihan nontoksik, sesuai kebutuhan
4 Bersihkan jaringan nekrotik
5 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
6 Pasang balutan sesuai jenis luka
7 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
8 Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
9 Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
10 Berikan diet dengan kalori 30-50 kkal/Kg BB/hari dan protein 1,25-1,5 g/Kg BB/hari
11 Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vit A, Vit C, Zink, asam amino) sesuai
indikasi
12 Berikan terapi TENS (stimulasi saraf trasnkutaneous), jika perlu
Edukasi
1 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
2 Jelaskan tentang tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi
1 Kolaborasi prosedur debridement (mis. enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika
perlu
2 Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
56
PERAWATAN PASCAPERSALINAN
Definisi : Mengidentifikasi dan merawat ibu segera setelah melahirkan sampai dengan enam
minggu
Observasi
1 Monitor tanda-tanda vital
2 Monitor keadaan lokia (warna, jumlah, baud an bekuan)
3 Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan
jahitan)
4 Monitor nyeri
5 Monitor status pencernaan
6 Monitor tanda Homan
7 Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
8 Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu postpartum
Terapeutik
1 Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
2 Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
3 Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
4 Berikan kenyamanan pada ibu
5 Fasilitasi ibu berkemih secara normal
6 Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
7 Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa postpartum
8 Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu postpartum
9 Diskusikan seksualitas masa postpartum
10 Diskusikan penggunaan alat kontrasepsi
Edukasi
1 Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
2 Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara Nonfarmakolgis (mis. teknik distraksi, imajinasi)
3 Ajarkan ibu mengurangi masalah thrombosis vena
4 Informasikan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
5 Informasikan untuk melakukan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
Kolaborasi
1 Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
57
58
PERAWATAN PERINEUM
Definisi : Melakukan tindakan menjaga integritas kulit perineum dan mengurangi
ketidaknyamanan pada perineum
Observasi
1 Inspeksi insisi atau robekan perineum (mis. episiotomy)
Terapeutik
1 Fasilitasi dalam membersihkan perineum
2 Pertahankan perineum tetap kering
3 Berikan posisi nyaman
4 Berikan kompres es jika perlu
5 Bersihkan area perineum secara teratur
6 Berikan pembalut yang menyerap cairan
7 Dokumentasikan cairan yang keluar
Edukasi
1 Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengobservasi tanda abnormal pada perineum (mis.
infeksi, kemerahan, pengeluaran cairan yang abnormal
Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian antiinflamasi dan anti nyeri
59
PERAWATAN PERSALINAN
Definisi : Pemantauan dan pengelolaan pada proses persalinan
Observasi
1 Identifikasi kondisi proses persalinan
2 Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
3 Monitor kesejahteraan ibu (TV, kontraksi : lama, frekuensi dan kekuatan)
4 Monitor kesejahteraan janin (gerak janin 10 x dalam 12 jam) secara berkelanjutan (DJJ
dan volume air ketuban)
5 Monitor kemajuan persalinan
6 Monitor tanda-tanda persalinan (dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol dan vulva membuka)
7 Monitor kemajuan pembukaan dengan menggunakan partograf pada fase aktif
8 Monitor tingkat nyeri selama persalinan
9 Lakukan pemeriksaan leopold
Terapeutik
1 Berikan metode alternative penghilang rasa sakit (mis. pijat sederhana, effleurage,
aromaterapi, hypnosis)
Edukasi
1 Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
2 Informasikan kemajuan persalinan
3 Ajarkan teknik relaksasi
4 Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
5 Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
6 Anjurkan ibu cukup nutrisi
7 Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
60
61
62
PERAWATAN PREEKLAMPSI
Definisi : Memberikan asuhan untuk meminimalisasi komplikasi hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsi)
Observasi
1 Pantau tekanan darah dan bandingkan hasilnya dengan yang diambil sebelumnya pada
kehamilan
2 Pantau berat badan setiap hari
3 Pantau edema, khususnya pada pergelangan, jari jemari dan wajah
4 Pantau hasil laboratorium tentang proteinuria
5 Kaji : edema, gangguan penglihatan, dispnea, penurunan haluaran urine, sakit kepala,
pandangan kabur, mual muntah, perubahan tingkat kesadaran, nyeri epigastrium
6 Pantau keluaran urine (volume, warna urine)
7 Kaji refleks tendon dalam biseps dan quadriceps dan bandingkan respon pada tiap sisi
8 Pantau adanya tanda-tanda konvulsi
- Nyeri epigastrium/kuadran kanan atas
- Peningkatan hiperefleksia
- Kedutan
9 Pantau DJJ dari bradikardi, deselerasi lambat, variabilitas tidak ada dalam jangka
panjang
Terapeutik
1 Lakukan tirah baring total dengan posisi miring ke kiri
Edukasi
1 Ajarkan untuk melaporkan : edema, gangguan penglihatan, dispnea, penurunan
haluaran urine, sakit kepala, pandangan kabur, mual muntah, perubahan tingkat
kesadaran, nyeri epigastrium
2 Ajarkan pasien menunjukkan hipertensi dengan edema ringan atau tanpa edema, atau
proteinuria untuk :
- Membatasi kegiatan dan istirahat di tempat tidur setiap hari
- Meningkatkan masukan diet protein untuk mengkompensasi kehilangan dalam
urine
- Mengukur dan mencatat masukan, pengeluaran, dan berat badan setiap hari
Kolaborasi
1 Kolaborasi untuk pemberian sedasi
2 Kolaborasi pemberian magnesium sulfat
3 Konsultasikan untuk terapi aspirin dosisi rendah atau tambahan kalsium
63
PERAWATAN SIRKULASI
Definisi : Mengidentifikasi dan merawat area local dengan keterbatasan sirkulasi
Observasi
1 Periksa sirkulasi perifer secara menyeluruh (mis.pulsasi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, suhu ekstremitas, indeks brakhialis pergelangan kaki)
2 Monitor ekstremitas yang panas, kemerahan, nyeri atau bengkak
Terapeutik
1 Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cidera
2 Lakukan pencegahan infeksi
3 Lakukan perawatan kaki dan kuku
4 Motivasi melakukan rehabilitasi vaskuler, jika perlu
Edukasi
1 Anjurkan berhenti merokok
2 Anjurkan berolah raga rutin
3 Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
4 Ajarkan diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.rendah lemak jenuh dan asupan minyak
ikan, omega 3)
5 Ajarkan perawatan kulit
64
65
PIJAT LAKTASI
Definisi : Meningkatkan produksi ASI dengan memicu hormone oksitosin melalui pemijatan
Observasi
1 Monitor kondisi Mamae dan putting
2 Identifikasi keinginan ibu untuk menyusui
3 Identifikasi pengetahuan ibu tentang menyusui
Terapeutik
1 Posisikan ibu dengan nyaman
2 Pijat mulai dari kepala, leher, bahu, punggung dan payudara
3 Pijat dengan lembut
4 Pijat secara melingkar (butterfly Stroke)
5 Pijat secara rutin setiap hari
6 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui dengan memberikan pujian
terhadap perilaku positif ibu
7 Libatkan suami dan keluarga
Edukasi
1 Jelaskan Tujuan dan manfaat tindakan
66
67
RESUSITASI CAIRAN
Definisi : Memberikan cairan intravena dengan cepat sesuai indikasi
Observasi
1 Identifikasi kelas syok untuk estimasi kehilangan darah
2 Monitor status hemodinamik
3 Monitor status oksigen
4 Monitor kelebihan cairan
5 Monitor output cairan tubuh (mis. urine, muntah, dll)
6 Monitor nilai BUN, kreatinin, protein total dan albumin, jika perlu
7 Monitor tanda dan gejala edema paru
Terapeutik
1 Pasang jalus IV berukuran besar (mis. no 14 atau 16)
2 Berikan infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
3 Lakukan cross Matching produk darah
Kolaborasi
1 Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan (kristaloid dan/atau koloid)
2 Kolaborasi dalam pemberian produk darah
68
RESUSITASI JANIN
Definisi : Memberikan tindakan yang tepat dan cepat untuk mempertahan perfusi plasenta ke
janin
Observasi
1 Monitor DJJ
2 Monitor tanda DJJ abnormal seperti bradikardi, takikardi, deselerasi, deselerasi lambat,
deselerasi berkepanjangan dan pola sinusoidal
3 Monitor tanda vital ibu
Terapeutik
1 Gunakan kewaspadaan universal
2 Reposisi ibu ke posisi lateral
3 Berikan oksigen 6-8 L, sesuai indikasi
4 Berikan bolus cairan IV sesuai indikasi
5 Yakinkan dan tenangkan ibu dan keluarga
6 Berikan posisi lateral kiri selama kala dua persalinan untuk memperbaiki perfusi
plasenta
7 Berikan posisi lateral kiri selama kala dua persalinan untuk memperbaiki perfusi
plasenta
8 Antisipasi kondisi persalinan segera
Edukasi
1 Informasikan ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan oksigen janin
Kolaborasi
2 Kolaborasi pemberian induksi oksitosin, sesuai indikasi
3 Kolaborasi pemberian tokolitik untuk mengurangi kontraksi, sesuai indikasi
4 Kolaborasi amnioninfusi, sesuai indikasi
69
TEKNIK MENENANGKAN
Definisi : Teknik relaksasi dengan pembentukan imajinasi individu dengan menggunakan semua
indra melalui pemrosesan kognitif untuk mengurangi stress
Observasi
1 Buat kontrak
2 Diskusikan masalah yang dialami
3 Ciptakan ruangan yang tenang dan nyaman
4 Minta untuk mendengarkan music yang lembut dan yang disukai
5 Bimbing untuk berdoa, berzikir, membaca kitab suci, ibadah sesuai dengan agama yang
dianut
6 Lakukan Hingga Perasaan menjadi tenang
70
TERAPI PEMIJATAN
Definisi : Memberikan stimulasi kulit dan jaringan di bawahnya dengan berbagai tekanan
tangan untuk mengurangi rasa sakit, menghasilkan relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi,
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak
Observasi
1 Identifikasi kontra indikasi seperti penurunan trombosit , menurun integritas kulit, deep
vena thrombosisi, area dengan lesi, kemerahan, atau radang, tumor dan hipersensitivitas
terhadap sentuhan
2 Identifikasi kemauan klien untuk melakukan pemijatan
Terapeutik
1 Tetapkan jangka waktu pemijatan
2 Pilih area tubuh yang akan dipijat
3 Cuci tangan dengan air hangat
4 Siapkan lingkungan yang hangat, nyaman dan privacy
5 Ekspos area yang akan dipijat sesuai kebutuhan
6 Tutup area yang tidak terpajan
7 Gunakan lotion/minyak untuk mengurangi gesekan (perhatikan kontraindikasi
penggunaan lotion atau minyak tertentu pada tiap individu)
8 Pijat perlahan
9 Lakukan langkah pemijatan yang sesuai
10 Motivasi bernapas dalam dan rileks saat dipijat
Edukasi
1 Anjurkan pasien beristirahat setelah dipijat
71
TERAPI RELAKSASI
Definisi : Menggunakan teknik memperoleh relaksasi dengan tujuan mengurangi tanda dan
gejala mis.nyeri ketegangan otot, atau kecemasan.
Observasi
1 Periksa penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan kognitif
2 Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3 Identifikasi kesediaan, kemampuan, penggunaan sebelumnya dan kontraindikasi
relaksasi
4 Periksa ketegangan otot, nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan
5 Evaluasi laporan hasil relaksasi yang dicapai
6 Evaluasi dan dokumentasikan respos terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1 Ciptakan lingkungan tenang dan tanda gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
2 Gunakan pakaian longgar
3 Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
4 Berikan informasi tertulis tentang mempersiapkan dan melakukan teknik relaksasi
5 Minimalkan gangguan karena kemungkinan tertidur saat terapi
6 Kembangkan rekaman teknik relaksasi untuk digunakan individu, jika sesuai
7 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
1 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. music, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot progresif)
2 Jelaskan intervensi relaksasi yang dipilih secara rinci
3 Anjurkan mengambil posisi nyaman
4 Anjurkan untuk rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5 Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih
6 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
72
TRANSFUSI DARAH
Definisi : Menyiapkan dan memberikan produk darah dan plasma melalui set transfusi
Observasi
1 Identifikasi rencana transfusi
2 Monitor tanda vital, sebelum, selama dan setelah transfuse
3 Monitor tanda kelebihan cairan (mis. dispnea, takikardi, sianosis, tekanan darah
meningkat, sakit kepala dan konvulsi)
4 Monitor reaksi transfusi
Terapeutik
1 Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah (golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluarsa, nomor seri, jumlah dan identitas pasien)
2 Pasang akses intravena jika belum terpasang
3 Periksa kepatenan akses intravena, flebitis dan tanda infeksi local
4 Berikan NaCl 0,9% 50-100 ml sebelum transfuse dilakukan
5 Atur kecepatan transfuse sesuai dengan jumlah produk darah 10-15 ml/kg BB dalam 2-4
jam
6 Berikan transfuse dalam waktu maksimal 4 jam
7 Hentikan transfusi jika terdapat reaksi transfusi
8 Dokumantasikan tanggal, waktu, jumlah darah, durasi dan respons transfusi.
Edukasi
1 Jelaskan prosedur transfuse
2 Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfuse yang perlu dilaporkan (mis. gatal, pusing,
sesak napas dan/atau nyeri dada)