Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nour Arriza Dwi Melani

NIM : 101714153002

SEKOLAH KELILING DAPAT MENURUNKAN 10X RISIKO KELAHIRAN BAYI


PREMATURE DAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

Banyak Ibu hamil yang belum mengetahui bahwa sebenarnya perawatan gigi selama
kehamilan itu penting. Kebanyakan Ibu hamil lebih memprioritaskan kepada perawatan-perawatan
khusus (seperti perawatan payudara untuk memperlancar ASI dll) tanpa harus mengetahui bahwa
perawatan lainnya (seperti perawatan gigi) juga perlu diketahui dan dipahami oleh Ibu hamil.
Padahal perawatan kehamilan (seperti perawatan gigi) juga penting dilakukan, karena apabila tidak
dilaksanakan akan membahayakan kesehatan janin yang sedang dikandungnya. Berikut beberapa
hal yang mendasari mengapa perawatan gigi selama kehamilan itu penting, diantaranya : ibu yang
mengalami infeksi gusi dapat menularkan infeksinya kepada janin melalui peredaran darah
plasenta. Pada kasus yang diteliti tersebut terbukti kuman Fusobacterium nucleatum yang
menginfeksi gusi ibu, juga ditemukan dalam tubuh janin . Bila infeksi tersebut berlangsung dalam
waktu yang lama, dapat menyebabkan resiko yang sangat membahayakan yakni keguguran. Selain
itu bakteri penyebab gigi berlubang (Streptococcus mutans) dapat menyebar ke seluruh tubuh
melalui sirkulasi darah, sehingga bakteri tersebut dapat dengan cepat mencapai jantung. Apabila
hal tersebut terus menerus berlangsung, dapat menyebabkan gangguan jantung pada ibu hamil.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa ibu hamil yang menderita gangguan kesehatan gigi dan
mulut beresiko 35x lebih besar melahirkan bayi premature dan bayi dengan berat badan lahir
rendah. Perawatan gigi dan mulut selama kehamilan, bermanfaat menurunkan resiko terjadinya
pre eklamsia atau keracunan selama kehamilan sebesar 5-8%. Selain itu, perawatan gigi dan mulut
selama kehamilan dapat menghindari resiko bayi lahir dengan berat badan rendah serta resiko lahir
premature.
Keluhan kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami ibu selama kehamilan diantaranya ibu
hamil sering merasa gigi nya terasa sakit dan ngilu. Rasa sakit dan ngilu tersebut disebabkan karena
adanya peningkatan kerja toksin yang berfungsi membunuh kuman penyebab kerusakan gigi.
Peningkatan kerja toksin tersebut terjadi karena Ibu hamil yang sering merasa mual, malas
menyikat gigi 2x sehari. Hal ini akibat adanya persepsi apabila menyikat gigi akan memicu rasa
mual. Ibu hamil sering mengeluhkan gusinya bengkak, meradang dan lebih sensitif . Hal tersebut
disebabkan karena adanya plak sisa-sisa makanan yang menempel pada gusi yang menyebabkan
peradangan pada gusi (gingivitis). Namun perbedaannya, peradangan gusi Ibu hamil lebih parah
dibandingkan yang tidak hamil meskipun jumlah plak yang menempel pada gusi sama. Hal ini
disebabkan karena selama kehamilan terjadi peningkatan hormon esterogen dan progesteron yang
memicu pelepasan histamine dan enzim proteolitik. Sehingga terjadi peningkatan respon
peradangan gusi yang berbeda dari peradangan gusi pada kondisi tidak hamil. Peradangan pada
gusi menyebabkan pembengkakan gusi, gigi goyang dan gusi terlepas dari gigi. Selain itu, ibu
hamil juga sering mengeluhkan adanya sariawan (apthae), disebabkan karena adanya perubahan
hormon selama kehamilan, tergigit atau akibat penurunan daya tahan tubuh. Dan yang terakhir
terkadang ibu hamil mengeluhkan bau mulut (halistosis), disebabkan akibat keruskan gigi dan
peradangan gusi selama kehamilan.
Bahaya dan dampak negatif akibat tidak merawat gigi dan mulut secara benar selama
kehamilan dapat menyebabkan: (a) infeksi gigi yang dialami Ibu hamil juga dapat menyebabkan
infeksi pada janin yang sedang dikandungnya. Hal ini terjadi karena bakteri penyebab infeksi pada
gigi menyebar kepada janin melalui sirkulasi darah pada plasenta, b) ibu hamil dengan gangguan
gigi dan mulut sering merasa malas makan karena ketidaknyamanan saat mengunyah dan menelan.
Sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi pada janin pun berkurang. Hal ini bila terus menerus
terjadi, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan
akibat janin kekurangan gizi. Bila terus berlanjut, dapat beresiko bayi lahir dengan berat badan
rendah, c) sakit dan ngilu yang disebabkan karena kerusakan gigi dapat mengganggu kualitas tidur
dan istirahat pada ibu hamil, d) ibu hamil dengan kerusakan gigi yang cukup parah, dapat
merangsang keluarnya hormon prostaglandin yang bersifat menimbulkan kontraksi yang kuat pada
rahim. Bila hal ini terus terjadi, dapat menyebabkan resiko bayi lahir premature dan bahkan terjadi
keguguran.
Untuk itu, dalam mengatasi keluhan-keluhan tersebut, dengan sekolah keliling dapat
menurunkan 10x risiko kelahiran bayi premature dan berat bayi lahir rendah, karena ibu hamil
dapat melakukan perawatan gigi dan mulut yang benar selama kehamilan. Membaca merupakan
proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan
penulis melalui media bahasa tulis. Sekolah keliling ini fungsinya untuk membuat para ibu hamil
membaca minimal dari buku KIA ataupun brosur-brosur tentang kesehatan dan upaya pencegahan
yang bisa dilakukan ibu saat kehamilan. Karena beberapa penelitian membuktikan bahwa
pemilihan metode penyuluhan dan demonstrasi efektifitas 70% dapat meningkatkan pengetahuan
dan perubahan perilakau individu.
Sekolah keliling ini dapat diadakan setiap bulan di balai desa, dengan dipimpin oleh petugas
kesehatan, didampingi oleh kader dan dihadiri oleh peserta yaitu ibu hamil dan keluarga. Dari
membaca ini setidaknya kita bisa memberi informasi dan edukasi tambahan kepada ibu hamil,
salah satunya tentang kesehatan gigi dan mulut yang masih belum dianggap penting untuk
dilakukan. Sehingga, petugas kesehatan dapat memberikan KIE kepada ibu hamil tentang cara
melakukan tindakan pencegahan gangguan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan seperti
melakukan penyikatan gigi secara benar dan menyikat gigi 2x sehari, menghindari kebiasaan
menusuk lubang pada gigi dengan alat yang tidak bersih. Apabila terdapat lubang pada gigi segera
konsultasikan kepada dokter gigi agar segera dilakukan tindakan penambalan gigi. Menghindari
makanan terlalu panas / terlalu dingin dan makanan dengan rasa yang terlalu asam / manis serta
bertekstur keras yang dapat menyebabkan kerusakan gigi. Apabila terdapat plak atau karang gigi,
bersihkan ke dokter gigi secara teratur minimal enam bulan sekali. Selain itu untuk pasangan yang
hendak menikah, sebaiknya mengecek dan periksa kesehatan gigi dan mulut, hal ini menghindari
resiko kerusakan gigi di kemudian hari terutama saat kehamilan. Apabila menggunakan gigi palsu,
lakukan perawatan gigi palsu secara berkala dengan melepas gigi palsu saat sikat gigi dan
membersihkannya dengan cara menyikatnya dan merendamnya dengan cairan obat kumur agar
tidak tumbuh bakteri dan jamur serta menghindari kebiasaan merokok (terutama saat kehamilan),
karena kandungan nikotin yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan lapisan gigi mudah
terkelupas.

Anda mungkin juga menyukai