Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas A
Ahmad Dian Ramadhan (F.16.001) Lisa Yulianti (F.16.020)
Darni (F.16.006) Maulida (F.16.022)
Desi Wahyuni (F.16.007) Noor Wildiati. M. (F.16.025)
Evita Peron Yeowono (F.16.010) Normila Yanti (F.16.029)
Hamidah (F.16.013) Nurizati Ismi Awaliyah (F.16.026)
Hasbi Humaini (F.16.014) Nurul Fajriah (F.16.027)
Iman Setiadi (F.16.015) Putri Amelia (F.16.031)
Isna (F.16.016) Raudatul Jannah (F.16.032)
Kamaliah (F.16.017) Rosyifa (F.16.034)
Kiki Agustrianny (F.16.019) Septri Desi (F.16.035)
A. Simpulan
Absorpsi suatu obat dapat didefinisikan sebagai proses perpindahan
obat dari tempat pemberiannya, melewati sawar biologis ke dalam aliran
darah maupun ke dalam sistem limfatik. Absorbsi obat merupakan faktor
yang sangat penting dalam memilih cara pemberian obat yang tepat dan
dalam merancang bentuk sediaan yang paling bagus, yang pada akhirnya
menentukan keberhasilan terapi obat.
Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, nyeri, stress, kelaparan,
makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat
vasokonstriktor, atau penyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stress,
dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak dapat memperlambat masa
pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung.
Setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorpsi
obat, bergantung pada struktur fisik jaringan. Kulit relatif tidak dapat
ditembus zat kimia, sehingga absorpsi menjadi lambat. Membran mukosa dan
saluran nafas mempercepat absorpsi akibat vaskularitas yang tinggi pada
mukosa dan permukaan kapiler-alveolar. Karena obat yang diberikan per oral
harus melewati sistem pencernaan untuk diabsorpsi, kecepatan absorpsi
secara keseluruhan melambat.
B. Saran
Tim penyusun sangat menyadari makalah ini belum seluruhnya
sempurna. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat konstruktif, untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA