Anda di halaman 1dari 9

TUMBUHAN AIR

“Eceng Gondok”
Makalah

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Umi Zakiyah, M.Si

Disusun Oleh :

Ryan Nugraha (175080101111014)

M01

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Ekskresi dan
Osmoregulasi” dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 02 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 4

1.3. Tujuan ................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5

2.1. Sistem Eksresi dan Osmoregulasi........................Error! Bookmark not defined.

2.2. Proses Sistem Eksresi dan Osmoregulasi Pada Hewan AirError! Bookmark not
defined.

2.3. Gangguan Pada Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Pada Hewan Air ................. 9

BAB III PENUTUP ...............................................................Error! Bookmark not defined.

3.1. KESIMPULAN ...................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Eceng Gondok ( Eichorniacrassipes ) termasuk dalam kelompok gulma perairan.
Tanaman ini memiliki kecepatan berkembang biak vegetatif yang sangat tinggi, terutama di
daerah tropis dan subtropis. Selain itu, eceng gondok juga mempunyai kemampuan yang
sangat besar untuk menyesuaikan ditimbulkan sudah cukup mencemaskan. Namun ironisnya,
hingga sekarang belum ditemukan cara yang optimal untuk memberantasnya. Bisa
dibayangkan, selama 106 tahun berada di bumi Indonesia eceng gondok telah menyebar ke
seluruh perairan yang ada dan memenuhi setiap jengkalnya, baik waduk, rawa, danau,
maupun sungai. Berbagai gangguan yang banyak. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh
yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan
perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Akhir-akhir ini perkembangan tumbuhan air enceng gondok di perairan sungai, danau, hingga
ke perairan payau sangat pesat. Sekilas tanaman enceng gondok tidak berguna. Bagi
masyarakat di sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit yang hanya
mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap karena
enceng gondok terlalu banyak. Begitu pula bagi para masyakat disekitar pinggiran danau
yang menganggap enceng gondok yang banyak didanau adalah penggau yang menghalangi
aktivitas mereka di danau tersebut. Meskipun cukup merepotkan, keberadaan eceng gondok
bisa juga bermanfaat secara komersial. Tak seorang pun dapat menduga sebelumnya, bahwa
usaha pemerintah yang habis bisa untuk membasmi eceng gondok yang belum mencapai hasil
yang optimal justru membuahkan penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan tambahan penghasilan dari penggunaan eceng gondok.

1.1. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja morfologi beserta bagian-bagian dari tumbuhan eceng gondok?
2. Bagaimanakah penyebaran dan habitat dari tumbuhan eceng gondok?
3. Apakah manfaat dan pengaruh dari tumbuhan eceng gondok?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat di ambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui secara lebih rinci mengenai morfologi beserta bagian bagian
dari tumbuhan eceng gondok.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah proses penyebaran dan habitat dari tumbuhan
eceng gondok.
3. Untuk mengetahui apa manfaat dan pengaruh dari tumbuhan eceng gondok
terhadap lingkungan perairan dan sekitarnya.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1.Morfologi dan bagian-bagian eceng gondok
2.1.1 Klasifikasi Eceng gondok

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia ( Kunth)
Spesies : E. crassipes
Binomial Nomenclature
Eichhornia crassipes (Mart.) Solms

2.2 Ciri-ciri Eceng Gondok


Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam
tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya
tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai
daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Memiliki
bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya
berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna
hijau. Akarnya merupakan akar serabut.

2.3 Morfologi
Berikut adalah morfologi dari eceng gondok :

 Akar
Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang
berserabut, berfungsi sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Sebagian
besar peranan akar untuk menyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dari
dalam air. Pada ujung akar terdapat kantung akar yang mana di bawah
sinar matahari kantung akar ini berwarna merah, susunan akarnya dapat
mengumpulkan lumpur atau partikel-partikal yang terlarut dalam air
(Ardiwinata, 1950).

 Daun
Daun eceng gondok tergolong dalam makrofita yang terletak di atas
permukaan air, yang di dalamnya terdapat lapisan rongga udara dan
berfungsi sebagai alat pengapung tanaman. Zatn hijau daun(klorofil) eceng
gondok terdapat dalam sel epidemis. Dipermukaan atas daun dipenuhi
oleh mulut daun(stomata) dan bulu daun. Rongga udara yang terdapat
dalam akar, batang, dan daun selain sebagai alat penampungan juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan O2 dari proses fotosintesis.
Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi tumbuhan
dimalam hari dengan menghasilkan CO2 yang akan terlepas kedalam air
(Pandey, 1980).

 Tangkai
Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di dalamnya
penuh dengan udara yang berperan untuk mengapaungkan tanaman di
permukaan air. Lapisan terluar petiole adalah lapisan epidermis, kemudian
dibagian bawahnya terdapat jaringan tipis sklerenkim dengan bentuk sel
yang tebal disebut lapisan parenkim, kemudian didalam jaringan ini
terdapat jaringan pengangkut (xylem dan floem). Rongga-rongga udara
dibatasi oleh dinding penyekat berupa selaput tipis berwarna putih
(Pandey, 1950).
 Bunga
Eceng gondok berbunga bertangkai dengan warna mahkota lembayung
muda. Berbunga majemuk dengan jumlah 6 - 35 berbentuk karangan
bunga bulir dengan putik tunggal. Eceng gondok juga memiliki ciri-ciri
morfologi sebagai berikut, eceng gondok merupakan tumbuhan perennial
yang hidup dalam perairan terbuka, yang mengapung bila air dalam dan
berakar didasar bila air dangkal. Perkembangbiakan eceng gondok terjadi
secara vegetatif maupun secara generatif, perkembangan secara
vegetatif terjadi bila tunas baru tumbuh dari ketiak daun, lalu membesar
dan akhirnya menjadi tumbuhan baru. Setiap 10 tanaman eceng gondok
mampu berkembangbiak menjadi 600.000 tanaman baru dalam waktu 8
bulan, hal inilah membuat eceng gondok banyak dimanfaatkan guna
untuk pengolahan air limbah. Eceng gondok dapat mencapai ketinggian
antara 40 - 80 cm dengan daun yang licin dan panjangnya 7 - 25 cm.

2.5 Ciri-ciri Fisiologis Enceng Gondok

Eceng gondok memiliki daya adaptasi yang besar terhadap berbagai


macam hal yang ada disekelilingnya dan dapat berkembang biak dengan
cepat. Eceng gondok dapat hidup ditanah yang selalu tertutup oleh air
yang banyak mengandung makanan. Selain itu daya tahan eceng gondok
juga dapat hidup ditanah asam dan tanha yang basah (Anonim, 1996).
Kemampuan eceng gondok untuk melakukan proses-proses sebagai
berikut
a.Transpirasi

Jumlah air yang digunakan dalam proses pertumbuhan hanyalah


memerlukan sebagian kecil jumlah air yang diadsorbsi atau sebagian
besar dari air yang masuk kedalam tumbuhan dan keluar meninggalkan
daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan proses
transpirasi, sebagian menyerap melalui batang tetapi kehilangan air
umumnya berlangsung melalui daun. Laju hilangnya air dari tumbuhan
dipengaruhi oleh kwantitas sinar matahari dan musim penanaman. Laju
teraspirasi akan ditentukan oleh struktur daun eceng gondok yang
terbuka lebar yang memiliki stomata yang banyak sehingga proses
transpirasi akan besar dan beberapa factor lingkungan seperti suhu,
kelembaban, udara, cahaya ,angin

b.Fotosintesis

Fotosintesis adalah sintesa karbohidrat dari karbondioksida dan air


oleh klorofil. Menggunakan cahaya sebagai energi dengan oksigen
sebagai produk tambahan. Dalam proses fotosintesis ini tanaman
membutuhkan CO2 dan H2O dan dengan bantuan sinar matahari akan
menghasilkan glukosa dan oksigen dan senyawa-senyawa organic lain.
Karbondioksida yang digunakan dalam proses ini berasal dari udara dan
energi matahari (Sastroutomo,1991).

c.Respirasi

Sel tumbuhan dan hewan mempergunakan energi untuk


membangun dan memelihara protoplasma, membran plasma dan dinding
sel. Energi tersebut dihasilkan melalui pembakaran senyawa-senyawa.
Dalam respirasi molekul gula atau glukosa (C6H12O6) diubah menjadi zat-
zat sedarhana yang disertai dengan pelepasan energi.

2.2.Penyebaran beserta habitat dari tumbuhan eceng gondok


2.2.1. Penyebaran Tumbuhan Eceng Gondok

Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) merupakan gulma air yang telah banyak dikenal orang.
Penyebarannya yang sangat cepat membuat eceng gondok menjadi sebuah masalah baru perairan
yang dapat mengganggu ekosistem. Hal ini disebabkan eutrofikasi yang terjadi di badan air.
Eutrofikasi merupakan peristiwa meningkatnya bahan organik dan nutrien (terutama unsur nitrogen
dan fosfor) yang terakumulasi di badan air. Peningkatan bahan organik dan nutrien ini berasal dari
limbah domestik, limbah pertanian, dan lain-lain (Merina dkk, 2011).
International Union for Conservation of Nature(IUCN) telah mengelompokkan eceng gondok
sebagai satu dari seratus tanaman yang termasuk spesies invasif (Te’lezz dkk, 2008), bahkan dikenal
sebagai tanaman yang penyebarannya berdampak buruk di seluruh dunia. Masalah eceng gondok
juga telah menjadi perhatian khusus di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Utara (Shanab dkk, 2010).

2.2.2. Habitat Eceng Gondok


Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa,
aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai dan
badan air lainnya . Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama
disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang
kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan
garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi
pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok
akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan
garam naik pada musim kemarau.

2.3.Manfaaat dan pengaruh dari tumbuhan eceng Gondok

Anda mungkin juga menyukai