Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN AIR

KANGKUNG AIR
(Ipomoea aquatica)

OLEH : KELOMPOK 02
KLAS: M01
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (KALAU ADA)
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
II. NAMA LATIN SPECIES
III. NAMA DAERAH
IV. GAMBAR LENGKAP
V. KLASIFIKASI
VI. KARAKTERISTIK
a. MORFOLOGI DAN ANATOMI DAN FUNGSI
i. AKAR
ii. BATANG
iii. DAUN
iv. BUNGA
v. BUAH
b. TERMASUK GOLONGAN TUMBUHAN AIR YG BGMN
VII. HABITAT
a. Dimana tumbuhnya
b. penyebarannya
VIII. REPRODUKSI
IX. DESKRIPSI
a. GULMA/BUKAN – BILA BUKAN JELASKAN MANFAATNYA
b. BILA GULMA JELASKAN MENGAPA
c. BAGAIMANA PENANGULANGANNYA
X. REFERENSI
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Tumbuhan Air Kangkung Air (Ipomoea aquatica) dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 26 November 2018

Penyusun
DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN
KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)

Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk


jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual
di pasar-pasar. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak
terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai di
hampir dimana-mana terutama di kawasan berair.

Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) di seluruh Indonesia Kangkung air


memiliki nama daerah yang sama yaitu Kangkung Air dan termasuk
tumbuhan sayur yang sangat populer pada umumnya. Biasa dibuat tumis,
cah atau lalap. Kangkung ternyata juga berkhasiat sebagai anti racun dan bisa
mengobati berbagai gangguan kesehatan. Tanaman kangkung berasal dari
India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan,
Australia dan Afrika. Di Cina, sayuran ini dikenal sebagai weng cai. Di negara
Eropa, tumbuhan ini biasa disebut swamp cabbage, water convovulus atau
water spinach.

I. NAMA LATIN SPECIES


Ipomoea aquatica.

II. NAMA DAERAH

III. GAMBAR LENGKAP


a. Bagian lengkap pada kangkung air
b. Akar Kangkung Air

c. Daun Kangkung Air

d. Batang Kangkung Air


IV. KLASIFIKASI
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Sub Divisio :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Convolvulales
Famili :Convolvulacae
Genus :Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica.

I. KARAKTERISTIK
a. MORFOLOGI DAN ANATOMI DAN FUNGSI
i. AKAR
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari
satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan
cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah
sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada
radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Akar berukuran
kecil sampai sedang, ulet kadang-kadang rapuh, berkayu atau lunak, kompak
atau berongga, percabangan akar banyak atau sedikit, bentuk kerucut atau
filiformis, warna putih-coklat, kuning-coklat atau kuning kotor. Akar I.
crassicaulis berkayu, kompak, ulet, percabangan banyak, bentuk kerucut,
memanjang ke bawah, warna putih-coklat, panjang 0,15-1,0 m, diameter 1-
2,5 cm. Akar I. aquatica dan I. reptans lunak, rapuh, sedikit kompak,
percabangan banyak, agak menyebar, bentuk filiformis, warna putih
kekuningan. I. aquatica panjang 15-40 cm, diameter 1-3 mm. I. reptans
panjang 20-4o cm, diameter 1-4 mm. Akar I. leari berkayu, kompak, ulet,
percabangan sedikit, memanjang ke bawah, bentuk kerucut, warna kuning
kotor, panjang 15-45 cm, diameter 2-4 mm.

ii. BATANG
Berkayu atau herbaseus (banyak mengandung air), bulat, kompak atau
berongga, tumbuh menjalar, membelit, condong atau tegak. Percabangan
batang monopodial, cabang merupakan sirung pendek, arah tumbuh batang
condong. Batang bergetah atau tidak, permukaan batang licin, berambut
halus atau banyak lentisel. Batang I. crassicaulis berkayu, bulat, kompak,
permukaan batang banyak lentisel, bergetah, tinggi batang 1,5-2,5 m,
diameter 0,5-3 cm. Batang I. aquatica dan I.reptans herbaseus, bulat
berongga, permukaan batang licin, bergetah bening hingga putih keruh, arah
tumbuh menjalar, dari buku batang keluar akar. Panjang I. aquatica 0,5-3 m,
diameter 4-5 mm. I. reptans panjang 1-1,5 m, diameter 5-6 mm. Batang I. leari
sedikit berkayu, bulat, kompak, permukaan batang berambut, tidak bergetah,
batang membelit, panjang batang 1-1,5 m, diameter 1-3 mm.

iii. DAUN
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Untuk lengkapnya bagian-bagian daun
akan dijelaskan sbb :
 Tersusun alternatus/distichous, terdiri dari tangkai dan helai daun,
pulvinus tidak jelas. Tidak terdapat stipula, tunas dan bunga/infloresensi
terdapat pada ketiak daun. Daun tunggal atau soliter. Jarak antara daun
bervariasi. I.crassicaulis 3,5-4 cm, I. aquatica 3-4 cm, I. reptans 3-3,25 cm, I.
leari 5-8 cm.
 Petiolus (Tangkai Daun). Kompak atau berongga, licin atau berambut.
Tangkai daun I. crassicaulis berongga,licin, panjang 5-7 cm, diameter 3-5
mm. Tangkai daun I.aquatica dan I. reptans berongga, licin, I. aquatica
panjang 5-6 cm, diameter 1,5-2,5 mm, I. reptans panjang 3-5 cm, diameter
1,5-2,5 mm. Tangkai daun I. leari kompak, berambut, panjang 5-6 cm,
diameter 1-2 mm.
 Lamina (Helai Daun). Helai daun terbanyak terletak pada ½-2/3 dari
ujung batang, di ujung batang helai daun jarang atau kecil. Bentuk bervariasi,
memanjang atau jantung, ujung runcing, meruncing atau tumpul. Pangkal
daun berlekuk, tepi daun rata dan pertulangan menyirip atau menjari. Daun
berdaging lunak/herbaseus,permukaan licin atau berambut halus. Warna
helai atas dan bawah sama yaitu hijau, terkadang warna helai bawah lebih
muda. Helai daun I.crasssicaulis bentuk jantung, ujung runcing, pangkal
berlekuk, pertulangan daun menyirip, permukaan licin, tepi rata, ukuran
helai 5-20 x 4-14 cm. Helai daun I. aquatica bentuk memanjang, ujung
tumpul, pangkal berlekuk, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin,
ukuran helai 5-7×2-5 cm. Helai daun I. reptans bentuk memanjang, ujung
runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, pertulangan rata, permukaan licin,
ukuran helai 4-7×2-4 cm. Helai daun I. leari bentuk jantung, ujung meruncing,
pangkal berlekuk, tepi rata, pertulangan daun menjari, permukaan daun
berambut, ukuran helai 3-6×2-5 cm.

iv. BUNGA
Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga,
berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung
umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih
atau merah lembayung . Bagian -bagian bunga beberapa jenis kangkung
adalah sebagai berikut :
 Infloresensi. Terletak aksiler, condong, bunga soliter tunggal atau
majemuk, bunga biseksual, pedunculus panjang, infloresensi berupa
dichasium atau tandan.Terdapat 2 brakteola yang berhadapan (prophylla),
kecil, gugur atau permanen. Panjang tangkai infloresensi I. crassicaulis 8-12
cm, dichasium, prophylla kecil, rontok, panjang 2-3 mm. Bunga I. aquatica
biasanya soliter tunggal, prophylla kecil permanen, panjang 1-2 mm.
Infloresensi I. reptans tandan, kadang-kadang tunggal, panjang infloresensi
5-7 cm, tangkai pendukung infloresensi 4-5 cm, prophylla kecil, panjang 1-2
mm. Bunga I. leari soliter tunggal aksiler, prophylla kecil, permanen, panjang
1-2 mm.
 Flos (Bunga). Bunga berbentuk lonceng, aktinomorf, berwarna putih
polos atau putih merah. Terdiri dari 5 sepala yang berlekatan,5 petala yang
berlekatan,5 stamen dalam 1 lingkaran dan 1 gynoecium yang terdiri dari 2-
3 bagian. Sepala berlekatan membentuk tabung pendek, sedang petala
berlekatan membentuk bangun lonceng yang dibedakan menjadi tabung
mahkota/tubus dan limbus (sisi samping petala).
 Calyx (Kelopak). Sepala berlekatan membentuk tabung kecil, tepi
berlekuk,3 sepala terletak di bagian luar, lebih besar,2 sepala terletak di
dalam, lebih kecil. Sepala berbentuk bulat telur dengan ujung tumpul atau
runcing, warna hijau. Sepala I.crassicaulis berbentuk bulat telur,ujung
tumpul, ukuran sepala 6-8×5-7 mm. Sepala I. aquatica dan I. reptans
berbentuk bulat telur, ujung runcing, ukuran sepala I. aquatica 5-7×3,5-5
mm. I.reptans 5-7×3,5-4,5 mm. Sepala I. leari berbentuk bulat telur, ujung
runcing, ukuran sepala 4-5×2-3 mm.
 Corolla (Mahkota). Mahkota dibedakan menjadi tabung mahkota/tubus dan
limbus, mahkota berlekatan di tepi berlekuk warna bervariasi: putihpolos,
putih-merah muda. Mahkota I. crassicaulis bewarna putih-merah muda,
tabung mahkota 3-4×0,5-1 cm, ukuran limbus 4-5×2,5-3 cm.
Mahkota I.aquatica bewarna putih dan kemerahan di tengah, tabung
mahkota 2-3×0,5-1 cm, ukuran limbus 2-3×2-2,5 cm. Mahkota I.reptans
berwarna putih polos, tabung mahkota 2-3×0,4-1 cm, ukuran limbus 2-3×2-
2,5 cm. Mahkota I. leari bewarna putih polos, tabung mahkota 1-2×0,5-0,7
cm, ukuran limbus 1-1,5×0,5-1 cm.
 Stamen (Benang Sari). Stamen berjumlah 5, tanpa perlekatan, dalam satu
lingkaran, stamen tidak sama panjang,1 stamen panjang,1 stamen sedang,3
stamen pendek. Stamen terdiri dari filamen, anthera, connectivum. Warna
stamen putih. Filamen (tangkai benang sari) panjang, ramping, putih.
Panjang filamen pada I. crassicaulis 1-2 cm, I.aquatica 0,6-1,8 cm, I. reptans
0,5-1,9 cm, I. leari 0,5-1 cm.
 Anthera (Kepala Sari). Duduk tegak (basifiks) pada filamen, terdiri dari
dua ruang, warna putih, panjan anthera pada I.crasssicaulis 0,6-1,0 cm, I.
aquatica 0,1- 0,5 cm, I. reptans 0,1-0,5 cm dan I. leari 0,1-0,3 cm
 Connectivum (Penghubung ruang sari). Berupa celah sempit memanjang,
terletak diantara 2 ruang anthera 0,5 mm, I. reptans 3-5×0,1-0,5 mm, I. leari
1-5×0,1-0,5 mm. Connectivum pada I. crassicaulis 3-6×0,1-0,5 mm, I.aquatica
2-5×0,2 mm.
 Stigma (Kepala Putik). Berbentuk bola rangkap, letak terminal, di ujung
stylus dekat anthera, warna putih- coklat, putih polos, putih-merah muda.
Stigma I. crassicaulis putih-coklat, ukuran 0,5-2×1-1,5 mm, I. aquatica putih-
merah,1-2×0,5-1 mm, I. reptans putih polos 1-2×0,5-1 mm. I. leari putih polos
1-1,5×0,5-1 mm.

v. BUAH
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah
hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil
sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung
bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan
termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung
berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative. Bagian-
bagian dari beberapa jenis buah buah kangkung adalah sbb :
 Ovarium (Bakal Buah). Superior, trilokuler atau bilokuler, Carpella 2 atau
3, berbentuk bulat telur atau agak kerucut, ukuran pada saat mekar I.
crassicaulis 1- 4×1-2 mm, I.aquatica 1-2×0,5-1,5 mm, I. reptans 0,5-1×0,5-1
mm, I. leari 0,5-1×0,5-1 mm.
 Fructus (Buah). Buah kotak atau kapsul, bentuk bulat telur, terdapat sisa
kelopak, warna putih-hijau,permukaan licin, saat tua pecah menjadi 2-3 bila
ditekan. Ukuran buah pada I.crassicaulis 1-1,5×0,5-1 cm, I.aquatica 1-
1,5×0,4-1 cm, I.reptans 1,1-1,5×0,5-1 cm, I. leari 0,5-1×0,5-1 cm.
 Semen (Biji). Jumlah biji 4-6, bewarna putih muda, coklat/ hitam waktu
tua, gundul atau berambut halus,testa tipis lunak atau keras jika telah tua,
segmen sangat tipis, endosperm ada sedikit. Bentuk biji pipih panjang,
persegi panjang atau pendek bersegi. Biji I. crassicaulis berjumlah 6,
berambut halus, ukuran 7-8×4-6×1-2 mm. Biji I. aquatica berjumlah 4,
berambut halus, ukuran 5- 8×4-5×3-5 mm. Biji I. reptans berjumlah 4,
berambuthalus, ukuran 5-8×4-6×3-5 mm. Biji I.leari berjumlah 4, gundul,
ukuran 4-6×4-5×2-4 mm.

I. HABITAT
a. Dimana tumbuhnya
Kangkung air merupakan tanaman air yang banyak ditemukan di
beberapawilayah Asia Tenggara, India dan Cina bagian Tenggara. Tanaman ini
tumbuh dengan cara merambat dan dapat mengapung di atas air. Kangkung
air termasuk tanaman yang mampu melakukan adaptasi dengan baik pada
kondisi tanah atau lingkungan dengan kisaran toleransi yang luas. Tanaman
kangkung dapat tumbuh pada kondisi dengan sumber nitrogen sangat
terbatas.
Pertumbuhan kangkung air sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada daerah
tropika basah, kangkung air tumbuh baik pada suhu 28 – 350C. Suhu
pertumbuhan optimum kangkung air pada daerah savana saat musim panas
adalah 30 – 400C dan 20 – 300C pada saat musim dingin. Sedangkan pada
daerah pegunungan, kangkung air dapat tumbuh baik pada suhu 15 – 300C.
Namun pada umumnya kisaran suhu optimum untuk budidaya kangkung air
adalah 25 – 300C.

b. Penyebarannya
Pada awalnya kangkung berasal dari India, kemudian banyak pedagang
yang membawanya berlayar ke berbagai negara seperti Myanmar, Cina
Selatan, Australia, Afrika, Malaysia dan Indonesia. Di Cina, kangkung disebut
dengan nama weng cai, di Eropa swamp cabbage, water conuoiibis, atau ada
pula yang menyebutnya water spinach.
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat. Di
Kecamatan Muling Kabupaten Merauke, Papua, kangkung merupakan
lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar,
kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk dikonsumsi sendiri maupun
dijual ke pasar.

XI. REPRODUKSI
Tanaman kangkung mempunyai bentuk bunga yang menyerupai
terompet. Daun mahkota bunga berwarna putih atau ungu. Buah kangkung
berbentuk bulat oval yang berisi tiga butir biji di dalamnya yang terlihat
melekat pada bijinya. Warna buah kangkung muda adalah hijau, dan akan
menghitam jika sudah tua. Buah ini berukuran kecil, sekitar 10mm dan
umumnya tidak lama. Kangkung air dapat dibiakkan dengan cara stek dan
melalui biji. Pertumbuhan kangkung air yang dibiakkan melalui stek pucuk
tanaman lebih cepat dibandingkan yang dibiakkan melalui stek pangkal
tanaman. Sedangkan kangkung air memiliki pertumbuhan yang paling lambat
jika dibiakkan melalui biji.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung dalam
menyerap unsur hara yang terkandung di media tanamnya untuk tumbuh
subur. Seperti dasar teori totipotensi yang ditulis Schleiden dan Schwann.
Mereka menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang
hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang
sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi menjadi tanaman yang
subur.
Kangkung merupakan salah satu contoh tanaman yang berkembang biak
secara generative, yaitu berkembang biak dengan menggunakan biji.
Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak
secara generatif. Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya
bunga perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan
secara kawin atau seksual. Pada proses perkembangbiakan generatif ini
dibutuhkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.
Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya
pembuahan. Pembuahan adalah peleburan sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina yang kemudian menghasilkan zigot. Zigot berkembang
menjadi individu baru. Pembuahan pada tumbuhan adalah proses dari
peleburan benang sari (sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina).
Karena adanya proses pembuahan maka perkembangbiakan secara generatif
menghasilkan individu yang memiliki perpaduan sifat-sifat dari kedua
induknya.
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa
penyerbukan dan kemudian diiringi peristiwa pembuahan. Penyerbukan
adalah peristiwa sampainya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan dapat
terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia dan binatang. Setelah
terjadi penyerbukan maka berlangsunglah proses pembuahan.

XII. DESKRIPSI
a. GULMA/BUKAN – BILA BUKAN JELASKAN MANFAATNYA
Tanaman Kangkung Air tidak termasuk ke dalam gulma air dikarenakan
secara fisiologi, Kangkung Air dapat menghasilkan metabolit sekunder yang
dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kangkung Air merupakan
tanaman yang mengandung serat tinggi. Selain itu tanaman kangkung yang
juga mengandung vitamin A dan C serta mineral terutama zat besi yang
berguna untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia.
Kangkung Air termasuk tumbuhan terna yaitu tumbuhan yang batangnya
lunak karena tidak membentuk kayu. Selain itu, tumbuhan ini memiliki
panjang sekitar 3 m. Batang bulat, beruas dan berongga, gundul, bercabang,
berwarna hijau, dan tumbuh menjalar. Daun tunggal, bertangkai panjang,
letak berseling. Helaian daun berbentuk segitiga memanjang, tepi rata,
pangkal berbentuk baji, ujung runcing, pertulangan meriyirip, panjang 6-15
cm, lebar 3-9 cm, warna permukaan atas hijau tua, bagian bawah lebih muda.
Bunga majemuk dengan karangan bunga keluar dari ketiak daun. Mahkota
bunga berbentuk corong, tumbuh tegak, diameter sekitar 5 cm, ungu muda
dengan tepi pucat atau putih. Buah kotak, berbentuk bulai telur, berbiji 2-4
(Dalimartha, 2006).
Kangkung Air diduga memiliki mengandung komponen bioaktif yang
sangat berguna bagi tubuh. Kangkung telah banyak dimanfaatkan sebagai
obat tradisional di kalangan masyarakat, namun masih belum cukup
informasi untuk menjelaskan hal-hal tersebut secara ilmiah. Kangkung air
merupakan salah satu objek yang penting dan menarik untuk diuji komponen
bioaktif dan aktivitas antioksidan alami yang terkandung di dalamnya.
Antioksidan merupakan atau senyawa yang dapat menghambat atau
mencegah terjadinya oksidasi pada substrat yang mudah teroksidasi dan
telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kangkung air diketahui mengandung senyawa polifenol, saponin,
flavonoid. Pustaka lain menyebutkan adanya senyawa sitosterol, karotenoid
dan hentriakontan di dalam tanaman ini (Muchtadi 2000). Penelitian lebih
lanjut telah dilakukan isolasi senyawa 7-O-β-D-gluko piranosil –
dihidrokuersetin – 3-O-α-D-glukopiranosid yang bertanggung jawab terhadap
efek antioksidan (Prasad et al. 2005). Penelitian lain juga menyebutkan,
simplisia daun kangkung air yang diperoleh dari daerah Kopo, Bandung
Selatan mengandung senyawa flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid. Dua
flavonoid yang terdapat dalam simplisia daun kangkung air adalah kuersetin
dan kuersetin 3-Omonoglikosida (Wirasutisna, 2012). Ipomoea aquatica
Forsskal (kangkung air) merupakan tanaman yang banyak dikenal oleh
masyarakat. Bagian daun dimanfaatkan untuk pengobatan bisul, sakit perut,
sakit kepala, demam, penyakit kulit, dan sembelit. Bagian akar dimanfaatkan
sebagai obat wasir dan cacar (Heyne 1987). Pada penelitian lain juga
menyebutkan ekstrak daun tanaman memberikan hasil yang positif pada uji
aktivitas antidiabetes (Malalavidhanes et al. 2003).
I. REFERENSI

Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. 2nd Ed. Jakarta:
Puspa Swara, Anggota IKAPI.

Dina, K. F. 2017. Kang Kung.


https://www.scribd.com/document/361077449/Kang-Kung. Diakses
pada tanggal 19 November 2018.

Heyne K, 1987, Tanaman Berguna Indonesia, vol. 3, terj. Badan Litbang


Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta, 1662-1663.

Kuncoro, I. E. W. 2016. Kangkung Air.


https://id.scribd.com/doc/315002575/Kangkung-Air. Diakses pada
tanggal 21 November 2018.

Malalavidhanes, Wcikramasinghe SMDN, Jansz ER, 2003, Oral Hypoglycaemic


Activity of Ipomoea aquatica in Streptozotocin-induced, Diabetic
Wistar Rats and Type II Diabetics. PTR, Phytother. Res. 17(9): 1098-
1100.

Prasad KN, Divakar S, Gyarahally S, Mallikarjuna AS, 2005, In Vitro Cytotoxic


Properties of Ipomoea aquatica Leaf, Indian J. Pharmacol. 37(6): 397-
398.

Suratman, Priyanto, D., dan A. D. Setyawan. 2000. Analisis Keragaman Genus


Ipomoea Berdasarkan Karakter Morfologi. Surakarta. UNS.

Veronica, Gabriella. 2018. Kangkung air (Ipomoea aquatica).


https://www.academia.edu/22480781/Kangkung_air_Ipomoea_aq
uatica. Diakses pada tanggal 19 November 2018.

Wirasutisna. K. R., Nawawi. A., dan Sari. N. 2012. Telaah Fitokimia Daun
Kangkung Air (Ipomoea aquatic Forsskal). Acta Pharmaceutica
Indonesia, Vol. XXXVII, No. 2. Tersedia di:
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Documents/4039-14128-1-
PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai