▼
Friday, November 3, 2017
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)
Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi dari
sumber lainnya.
Download Filenya Disini
Epidemiologi
Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak
menular berbasis rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa
jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870 orang, dan
berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di Sulawesi selatan pada tahun
2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 654 orang sedangkan pada tahun
2009 sebanyak 746 orang (Lindawati, 2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian
rekam medik, Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma
bronchial pada tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan
yaitu sebanyak 121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 138
penderita.
Penyebab
Etiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronchial:
Faktor predisposisi
Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun
belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah
terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.
Faktor presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Contohnya : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Ingestan, yang masuk melalui mulut
Contohnya : makanan dan obat-obatan
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.
Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberta serangan asma yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala
asma juga belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Lingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Aktifitas Fisik
Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma
selama atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan
istirahat, penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak melalui hidung, udara
itu dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut,
nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat
menyebabkan otot yang peka di sekitar saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara
menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah
gejalagejala asma (Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas
menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperaktivitas saluran pernafasan seseorang yaitu :
Inflamasi saluran pernafasan
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma
dan HSN (Hiperaktivitas Saluran Napas).
Kerusakan epitel
Salah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen, mediator inflamasi serta
mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom.
Mekanisme neurologis
Pada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.
Gangguan instrinsik
Otot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga berperan dalam
HSN.
Obstruksi saluran napas
Meskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono,
Slamet. 2002: 22).
Menurut NANDA etiologi dari asma adalah :
Lingkungan, seperti asap rokok.
Jalan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok pasif, sekresi yang tertahan, dan sekresi di
bronkus.
Fisiologi, seperti inhalasi, penyakit paru obstruksi kronik
(Nanda, 2005: 4-5)
Tanda dan Gejala
Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian
penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat
didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk
tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik
yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).
Tanda dan gejala yang ditemukan pada anak dengan asma bronchial adalah:
Sesaknapas/dispnea.
Batuk yang disertailendir/batukkering.
Nyeri dada.
Adanya suara nafas mengi (wheezing), yang bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari
dan memburuk pada malam hari.
Kemerahan pada jaringan.
Gejala pada asma yang lebih berat, antara lain
Barrel chest
Sianosis
Gangguan kesadaran
Takikardi
Peningkatan tekanan darah
Pernafasan yang cepat dan dangkal.
Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh
spasme atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan
hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan
kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang
timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah
besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada
asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka
antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada
sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,
zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada
dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan
spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.
Diameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena
bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan
eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan
ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru
menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi
dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
Clinical Pathway
Bronkospasme
Sekresi mucus
Inflamasi
Edema mukosa
Serangan paroksimal
Intoleransi Aktifitas
Alveoli tertutup
Hipoksemia
Gangguan pertukaran gas
Anoreksia
Faktor Ekstrinsik
Infeksi kuman
Infeksi sal.nafas
Faktor Intrinsik
Pemeriksaan Diagnostik
Pengukuran fungsi paru (Spirometri)
Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik dan
untuk mengetahui gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk
menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi
respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada
pasien yang sudah normal atau mendekati normal.
Uji provokasi bronkus
Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus. Uji
provokasi bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau lebih.
Pemeriksaan kulit
Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
Analisa Gas Darah (AGD/ astrup)
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis
respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut:
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
atau asidosis.
Kadang-kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu
infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan
menurun pada waktu bebas dari serangan.
Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada
bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang merupakan cast cell (sel
cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium
Aspergillus fumigatus.
Pemeriksaan eosinofil total
Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat
membantu dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.
Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.
Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan
untuk mengetahui adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma
seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002)
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
Pengobatan non farmakologik:
· Memberikan penyuluhan
· Menghindari faktor pencetus
· Pemberian cairan
· Fisiotherapy
· Beri O2 bila perlu.
Pengobatan farmakologik :
· Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
· Simpatomimetik / andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan.
Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent,
Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel
yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
Santin (teofilin)
Nama obat :
Aminofilin (Amicam supp)
Aminofilin (Euphilin Retard)
Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian :
Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-
lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau
sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit
lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria
yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita
karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya
adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-
sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L.
kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 )
Penatalaksanaan Keperawatan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
Pengkajian
Tanggal / jam MRS : 03 Maret 2015, pukul 14.00 WIB
Ruang : Alamanda
No. Register : –
Dx. Medis : Asma Bronkial
Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB
Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa
Bahasa : Jawa, Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Sudah menikah
Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
Penanggung jawab :
Nama : Tn. J
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
Hubungan dgn klien : Suami
Keluhan Utama
Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.
Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir
menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.
· Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS Paru
Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani
pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat
debu dan mencium bau yang menyengat.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.
Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakit/puskesmas.
Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS : bubur kasar
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
Pola eliminasi
Buang air besar :
Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
Selama sakit : 1x sehari, warna kuning
Buang air kecil :
Sebelum sakit : 6 – 7x sehari,warna kuning.
Selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC
Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
Makan/minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi / rom
V
Ket :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oranglain
3 = dibantu orang lain dan alat
Selama sakit :
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
Makan/minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi / rom
V
Ket :
= mandiri
= alat bantu
= dibantu oranglain
= dibantu orang lain dan alat
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : klien tampak sesak
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Frekuensi nafas : 36x/menit
Nadi :76x/menit
Suhu : 37o C
Pemeriksaan fisik head to toe
Kepala
Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya
langsung +/+
Thorax
Paru
– Inspeksi : gerakan dada kanan dan kiri simetris
– Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)
– Auskultasi : suara napas klien terdengar wheezing
Jantung
– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
– Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V
– Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : perut cembung, asites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas
Superior : Oedem (-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Inferior : Oedem(-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a. suara napas klien terdengar wheezing
b. sputum berwarna putih kental
c. tingkat kesadaran: kompos mentish
d. TTV: RR = 36x/menitBersihan jalan nafas tidak efektifBronkopasme à dispnea, wheezing,
batuk sputumRZ203 Maret 2015DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2. Pasien mengatakan merasa gelisah karena adanya penumpukan sekret
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a. suara napas klien terdengar wheezing
b. resonan pada perkusi dinding dada
c. sputum berwarna putih kental
d. tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen
(Alveoli Tertutup à hipoksemia)
3. 03 Maret 2015
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a. Klien tampak cemas
b. suara napas klien terdengar wheezing
c. TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o CIntoleransi aktivitasKelemahan dan keletihan à
ketidakadequatan suplai OksigenRZ403 Maret 2015DS :
1. Pasien mengaku tidak nafsu makan
2. Intake makanan :
a. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
b. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
3. Intake cairan :
a. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
b. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
1. Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia à
deficit cairan dan nutrisi
Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme) ditandai dengan
DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
retraksi dinding dada (+)
suara napas klien terdengar wheezing
resonan pada perkusi dinding dada
sputum berwarna putih kental
TTV: RR = 36x/menit
Dx IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai dengan
DS:
Pasien mengaku tidak nafsu makan
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
Makanan pasien tidak habis
Implementation
No Dx I
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi Formatif
Paraf
1.
03 Maret 2015
15.00
WIB
a. Mengauskultasi bunyi nafas. Mencatat adanya bunyi nafas
b. Mengukur frekuensi pernafasan. Mencatat rasio inspirasi-ekspirasi.
c. Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
d. Membantu klien nafas dalam
e. Berkolaborasi pemberian obat golongan B2
f. Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama. Terdengar bunyi nafas klien
wheezing
b. Fase inspirasi klien lebih lambat dari pada fase ekspirasi.
c. Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur
d. Klien dapat mengontrol dispneu
e. Klien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun
f. Klien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan benarZK
No Dx II
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi Formatif
Paraf
1.
03 Maret 2015
19.00 WIB
a. Mengkaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
b. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c. Berkolaborasi untuk pemantauan analisis GDA
d. Berkolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan olebih tinggi
No Dx III
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi formatif
Paraf
1.
04 Maret 2015
07.00 WIB
a. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Mencatat laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.
b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
d. Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase penyembuhan
e. melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
a. TD=110/70
S = 36,8 C
N =98x/menit
RR= 30x/ menit
b. pasien beristirahat
c. pasien mengerti dan mau melakukannya
d. Pasien terlihat lebih baik dan lebih nyamanZK
No Dx IV
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi formatif
Paraf
1.
04 Maret 2015
14.00 WIB
a. Mencatat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat
kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
b. Memastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai
c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Pasien terlihat lebih baik
b. Pasien mau makan namun hanya setengah porsiZK
Evaluasi/SOAPIE
No
Tanggal/Jam
No. Dx
Evaluasi
Paraf
1.
05 Maret 2015
15.00 WIB
S = Sesak berkurang, batuk berdahak masih ada
O = TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C, Nadi 97 x/menit, Nafas : 24 x/ menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi lanjutkan
I = Ajarkan klien batuk efektif
E = Klien memperagakan latihan batuk efektif dengan tepatZK2.05 Maret 2015
19.00 WIB
S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, dan keadaannya lebih baik
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi dilanjutkan
I = Ajarkan klien nafas dalam
E = Klien memperagakan latihan nafas dalam dengan tepatZK3.06 Maret 2015
07.00 WIB
S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, namun merasa masih lemah
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C, nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = Anjurkan pasien untuk istirahat
E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015
14.00 WIB
S = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual
O = makanan habis ¼ porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien
E = pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiZK
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
PERTEMUAN I
Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - Perawat : Afif
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
ü Kondisi pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Suara nafas klien Whezzing
2. Sputum berwana putih kental
3. RR: 36x/menit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Intervensi :
1. Auskultasi Bunyi Nafas
2. Ukur Frekuensi Pernafasan
3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman
4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Afif , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu
boleh tahu nama mbak siapa?
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase Kerja
1. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.
2. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit
3. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih
meninggikan bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan
membantu mbak untuk meninggikan bagian kepala mbak
4. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
1. Evaluasi
ü S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?
ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
2. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat
kembali
3. Kontrak
Nanti Siang ada teman saya yang akan memeriksa kondisi mbak selanjutnya, terimakasih atas
waktunya ya mbak
PERTEMUAN II
Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - Perawat : Nila
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Afif
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø Kondisi pasien :
DS: 1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO: Pemeriksaan Fisik
retraksi dinding dada (+)
suara napas klien terdengar wheezing
resonan pada perkusi dinding dada
sputum berwarna putih kental
TTV:
RR : 36x/mnt
Suhu : 37o C
TD : 130/70 mmHg
N : 80x/mnt
Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas
Diagnosa Medis : Asma Bronkeal
v Intervensi :
· Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
· Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
· Observasi TTV
· Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
· Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
· Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
- Selang oksigen
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
2. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di keluhkan saat ini ? Apakah sudah baikan
setelah saya priksa?
3. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?
IV. Terminasi
4. Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?
5. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya Putri yang akan mengecek TTV atau
tanda-tanda vital mbak selanjutnya.
6. Kontrak
Baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehatan. untuk malam hari nanti mbak akan bertemu
dengan suster Putri yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan
semoga cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN III
I. Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - - Perawat : Putri
- Pasien : Afif
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø
ü Kondisi pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Klien tampak cemas
2. Suara nafas klien terdengar wheezing
3. Pemeriksaan fisik
TTV : RR : 25x/menit , suhu : 37,5’C
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktifitas
Intervensi :
1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas, catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau
kelelahan & perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas.
2. Observasi TTV
3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
1. Persiapan Alat :
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
2. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
3. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?
IV. Terminasi
Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?
V. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama Agustin yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.
VI. Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Erika yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN IV
Fase Pra Orientasi :
ü Role Play :
- Perawat : Agustin
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Afif & Falah
Kondisi pasien : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
DS:
Pasien mengaku tidak nafsu makan
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
Makanan pasien tidak habis
DX Medis : Asma Bronkial
Intervensi :
a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat
kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai
c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien
kecuali kontraindikasi
d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Berguna dalam mendefinisikan
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
e. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat
memperbaiki masukan diet
f. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
g. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet
1. Persiapan Alat :
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
I. Fase Orientasi
4. Salam terapeutik
Selamat malam mbak ?
Perkenalkan nama saya Agustin, saya salah mahasiswa praktek disini pada shift pagi. Kalau
saya boleh tahu, nama mbak siapa ?
5. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
6. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?
1. Terminasi
1. Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?
2. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama perawat Falah yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.
PERTEMUAN V
Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - Perawat : Falah
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Afif
ü Kondisi pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Suara nafas klien Whezzing
2. Sputum berwana putih kental
3. RR: 36x/menit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Intervensi :
1. Auskultasi Bunyi Nafas
2. Ukur Frekuensi Pernafasan
3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman
4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Falah , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu
boleh tahu nama mbak siapa?
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase Kerja
2. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.
3. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit
4. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih
meninggikan bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan
membantu mbak untuk meninggikan bagian kepala mbak
5. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
3. Evaluasi
ü S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?
ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
4. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat
kembali
5. Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Falah yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN VI
I. Fase Pra-Orientasi
Ø Role Play : - Perawat : Ilmi
- Pasien : Putri
- Narrator : Afif
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø Kondisi pasien :
DS : Px mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang
telah dirasakan selama 1 minggu.Keluhan ini terjadi saat klien,sesak dan batuk sewaktu bangun
pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas
DO : Px tampak cemas
Suara nafas px terdengar wheezing
Pemeriksaan Fisik RR : 36x/ menit suhu : 37
Ø Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
Ø Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak kuatan suplai O2
ditandai dengan sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
Ø Intervensi :
- Kaji frekuensi pernafasan / TTV
- Bantu Px untuk memilih posisi yang mudah
- Kolaborasikan pemberian brongkoldilator secara aerosol
- Ajak keluarga berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
- Beri obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Ø Persiapan Alat : -Stetoskop
-Tensi meter
-Thermometer
- Jam detik
- obat-obatan
- buku catatan
a. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S : apakah mbak sudah mengerti apa yang saya anjurkan tadi?
O : Coba mbak sebutkan sedikit apa yang saya anjurkan tadi kepada mbak
Keyword :
askep asma bronkial, askep asma bronkial pdf, askep asma bronkial pada anak pdf, askep asma
bronkial lengkap, askep asma bronkial nanda nic noc, askep asma bronkial pada anak, askep asma
bronkial pada dewasa, askep asma bronkial di ruang igd, askep asma bronkial pada orang dewasa,
askep asma bronkial pada lansia, askep asma bronkial pada bayi, latar belakang askep asma
bronkial, contoh pengkajian askep asma bronkial, contoh askep asma bronkial, contoh askep asma
bronkial pada anak, contoh makalah askep asma bronkial, contoh kasus askep asma bronkial pada
anak, contoh kasus askep asma bronkial, catatan perkembangan askep asma bronkial, askep asma
bronkial doc, askep asma bronkial di igd, askep asma bronkial di ruang ugd, askep asma
bronchial.doc, askep asma bronchial di igd, askep asma bronkial menurut doenges, askep dengan
asma bronkial, evaluasi askep asma bronkial, askep gadar asma bronkial, askep gerontik asma
bronkial, askep gawat darurat asma bronkial, askep gerontik dengan asma bronkial, askep anak
dengan gangguan asma bronkial, askep gawat darurat asma bronkial pdf, askep asma bronkial
pada ibu hamil, askep ibu hamil dengan asma bronkial, askep asma bronkial igd, askep asma
bronkial intoleransi aktivitas, implementasi askep asma bronkial, pathway asma bronkial pada ibu
hamil, jurnal askep asma bronkial askep kasus asma bronkial askep keluarga asma bronkial
konsep askep asma bronkial askep kegawatdaruratan asma bronkial askep kgd asma bronkial kti
askep asma bronkial askep kmb asma bronkial askep keperawatan asma bronkial asuhan
keperawatan asma bronkial lengkap asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia lp askep asma
bronkial lp dan askep asma bronkial laporan pendahuluan askep asma bronkial laporan kasus
askep asma bronkial laporan pendahuluan dan askep asma bronkial askep lengkap pada pasien
asma bronkial askep asma bronkial menurut nanda askep asma bronkial menurut nanda nic noc
askep asma bronkial menurut nic noc asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc
pengertian asma bronkial menurut para ahli pengertian asma bronkial menurut who pengertian
asma bronchial menurut para ahli makalah askep asma bronkial makalah askep asma bronkial
pada anak askep asma bronkial nic noc askep asma bronkial nic noc pdf askep asma bronchial nic
noc askep asma bronkhial nic noc askep asma bronkial pada ny askep asma bronkial pada tn askep
asma bronkial ppt resume askep asma bronkial askep asma bronkial scribd patofisiologi asma
bronkial scribd pathway asma bronkial scribd askep asma bronkial terbaru askep teoritis asma
bronkial askep tentang asma bronkial askep teori asma bronkial pertanyaan tentang askep asma
bronkial askep tentang penyakit asma bronkial askep asma bronkial di ugd www.askep asma
bronkial asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma asuhan keperawatan
asma bronkial asuhan keperawatan asma pdf asuhan keperawatan asma bronkial nanda nic noc
asuhan keperawatan asma bronchial pada anak asuhan keperawatan asma bronkial pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma pada lansia asuhan
keperawatan asmatikus asuhan keperawatan asma nanda nic noc asuhan keperawatan asma
bronkial anak asuhan keperawatan asma attack asuhan keperawatan asma akut asuhan
keperawatan asma anak asuhan keperawatan asma pada anak pdf diagnosa keperawatan asma pada
anak asuhan keperawatan asma bronkhial pada anak contoh asuhan keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial pdf asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia asuhan
keperawatan asma bronkitis contoh asuhan keperawatan asma contoh asuhan keperawatan asma
bronkial contoh kasus asuhan keperawatan asma contoh kasus asuhan keperawatan asma bronkial
contoh asuhan keperawatan penyakit asma contoh asuhan keperawatan tentang asma contoh
asuhan keperawatan pada asma contoh asuhan keperawatan pasien asma contoh asuhan
keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan dengan asma asuhan keperawatan dengan asma
bronkial asuhan keperawatan dengan asma bronchial diagnosa keperawatan dengan asma asuhan
keperawatan keluarga dengan asma asuhan keperawatan gawat darurat asma asuhan keperawatan
keluarga dengan asma bronkial asuhan keperawatan keluarga dengan asma pdf asuhan
keperawatan gawat darurat asma bronkial asuhan keperawatan anak dengan asma evaluasi asuhan
keperawatan asma format asuhan keperawatan asma format pengkajian asuhan keperawatan asma
asuhan keperawatan gadar asma asuhan keperawatan gerontik asma asuhan keperawatan gerontik
dengan asma asuhan keperawatan gerontik dengan asma bronkial asuhan keperawatan gawat
darurat asma bronchial asuhan keperawatan gerontik pada pasien asma asuhan keperawatan asma
pada ibu hamil asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma asuhan keperawatan ibu hamil dengan
asma bronkial jurnal asuhan keperawatan asma jurnal asuhan keperawatan asma pdf jurnal asuhan
keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan asma kardial rencana asuhan keperawatan
keluarga asma asuhan keperawatan pada kasus asma bronchial asuhan keperawatan keluarga
dengan kasus asma asuhan keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan kasus asma asuhan
keperawatan kegawatdaruratan asma asuhan keperawatan komunitas asma diagnosa keperawatan
keluarga asma asuhan keperawatan asma pada keluarga asuhan keperawatan asma lengkap asuhan
keperawatan asma bronkial lengkap diagnosa keperawatan asma pada lansia laporan asuhan
keperawatan asma contoh asuhan keperawatan pada pasien asma lengkap laporan pendahuluan
asuhan keperawatan asma laporan pendahuluan asuhan keperawatan asma bronkial asuhan
keperawatan pada lansia dengan asma asuhan keperawatan asma menurut nanda diagnosa
keperawatan asma menurut nanda asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc
makalah asuhan keperawatan asma makalah asuhan keperawatan asma bronkial makalah asuhan
keperawatan asma pada anak makalah asuhan keperawatan asma bronchiale makalah asuhan
keperawatan asma pdf makalah asuhan keperawatan penyakit asma makalah asuhan keperawatan
tentang asma asuhan keperawatan asma nic noc diagnosa keperawatan nanda asma asuhan
keperawatan asma pada orang dewasa asuhan keperawatan asma pada anak asuhan keperawatan
asma ppt asuhan keperawatan asma pada bayi asuhan keperawatan penyakit asma asuhan
keperawatan pada asma rencana asuhan keperawatan asma rencana asuhan keperawatan asma
bronkial standar asuhan keperawatan asma standar asuhan keperawatan asma bronkial asuhan
keperawatan tentang asma asuhan keperawatan tentang asma bronkial asuhan keperawatan teoritis
asma bronkial diagnosa keperawatan tentang asma asuhan keperawatan tentang penyakit asma
diagnosa keperawatan untuk asma Obat Hernia Cara Mengobati Buah Zakar Besar Sebelah
CaraMengobatiHerniapadaBayi Obat Hidrokel Obat Herbal Hernia Obat Turun Berok Obat Hernia
Bayi Obat Hernia Anak Obat Hidrokel Anak Cara Menyembuhkan.