Anda di halaman 1dari 34

Anton Tasik


Friday, November 3, 2017
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)

Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi dari
sumber lainnya.
Download Filenya Disini

BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN


Definisi
Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan
saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat
maupun dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma adalah suatu penyakit jalan nafas
obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif
terhadap stimulus tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi.

Epidemiologi
Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak
menular berbasis rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa
jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870 orang, dan
berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di Sulawesi selatan pada tahun
2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 654 orang sedangkan pada tahun
2009 sebanyak 746 orang (Lindawati, 2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian
rekam medik, Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma
bronchial pada tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan
yaitu sebanyak 121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 138
penderita.

Penyebab
Etiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronchial:
Faktor predisposisi
Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun
belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah
terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.
Faktor presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Contohnya : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Ingestan, yang masuk melalui mulut
Contohnya : makanan dan obat-obatan
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.
Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberta serangan asma yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala
asma juga belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Lingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Aktifitas Fisik
Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma
selama atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan
istirahat, penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak melalui hidung, udara
itu dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut,
nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat
menyebabkan otot yang peka di sekitar saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara
menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah
gejalagejala asma (Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas
menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperaktivitas saluran pernafasan seseorang yaitu :
Inflamasi saluran pernafasan
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma
dan HSN (Hiperaktivitas Saluran Napas).
Kerusakan epitel
Salah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen, mediator inflamasi serta
mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom.
Mekanisme neurologis
Pada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.
Gangguan instrinsik
Otot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga berperan dalam
HSN.
Obstruksi saluran napas
Meskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono,
Slamet. 2002: 22).
Menurut NANDA etiologi dari asma adalah :
Lingkungan, seperti asap rokok.
Jalan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok pasif, sekresi yang tertahan, dan sekresi di
bronkus.
Fisiologi, seperti inhalasi, penyakit paru obstruksi kronik
(Nanda, 2005: 4-5)
Tanda dan Gejala
Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian
penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat
didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk
tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik
yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).
Tanda dan gejala yang ditemukan pada anak dengan asma bronchial adalah:
Sesaknapas/dispnea.
Batuk yang disertailendir/batukkering.
Nyeri dada.
Adanya suara nafas mengi (wheezing), yang bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari
dan memburuk pada malam hari.
Kemerahan pada jaringan.
Gejala pada asma yang lebih berat, antara lain
Barrel chest
Sianosis
Gangguan kesadaran
Takikardi
Peningkatan tekanan darah
Pernafasan yang cepat dan dangkal.

Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh
spasme atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan
hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan
kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang
timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah
besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada
asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka
antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada
sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,
zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada
dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan
spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.

Diameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena
bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan
eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan
ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru
menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi
dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

Clinical Pathway

Pengaktifan respon imun (sel mast)

Pengaktifan mediator kimiawi (histamin, serotonin, kinin)

Bronkospasme

Penyempitan jalan nafas

Sekresi mucus

Inflamasi

Edema mukosa

Serangan paroksimal

Dispnea, wheezing, batuk sputum

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Kelemahan dan keletihan

Ketidakadequatan suplai oksigen

Intoleransi Aktifitas

Alveoli tertutup

Hipoksemia
Gangguan pertukaran gas

Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Defisit cairan dan nutrisi

Faktor Ekstrinsik

Infeksi kuman

Infeksi sal.nafas

Alergen + Faktor genetic

Faktor Intrinsik

Pemeriksaan Diagnostik
Pengukuran fungsi paru (Spirometri)
Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik dan
untuk mengetahui gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk
menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi
respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada
pasien yang sudah normal atau mendekati normal.
Uji provokasi bronkus
Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus. Uji
provokasi bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau lebih.
Pemeriksaan kulit
Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
Analisa Gas Darah (AGD/ astrup)
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis
respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut:
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
atau asidosis.
Kadang-kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu
infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan
menurun pada waktu bebas dari serangan.

Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada
bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang merupakan cast cell (sel
cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium
Aspergillus fumigatus.
Pemeriksaan eosinofil total
Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat
membantu dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.
Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.
Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan
untuk mengetahui adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma
seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002)
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
Pengobatan non farmakologik:
· Memberikan penyuluhan
· Menghindari faktor pencetus
· Pemberian cairan
· Fisiotherapy
· Beri O2 bila perlu.

Pengobatan farmakologik :
· Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
· Simpatomimetik / andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan.
Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent,
Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel
yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
Santin (teofilin)
Nama obat :
Aminofilin (Amicam supp)
Aminofilin (Euphilin Retard)
Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian :
Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-
lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau
sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit
lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria
yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita
karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya
adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-
sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L.
kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 )
Penatalaksanaan Keperawatan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.

BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN


Contoh Kasus
Ny. H usia 29 tahun,agama islam, suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat tinggal
Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit
karena keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
Hasil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna
putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer).
Klien terlihat cemas. Klien mengaku tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan mempunyai
riwayat asma sejak kecil dan klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang
memiliki riwayat asma, yaitu ibunya.
Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+),
taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar wheezing, resonan pada
perkusi dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil:
tingkat kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 130/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR =
76x/menit, suhu = 37o C.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit = 17.000/mm3,
trombosit 260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan terapi: IVFD RL 20 tts/i,
Pulmicort, Ventolin, Bisolvon dan O2 dengan nasal kanul 2 L. Pada pemeriksaan penunjang X-
ray dada/thorax, didapatkan hasil paru dalam batas normal.

Pengkajian
Tanggal / jam MRS : 03 Maret 2015, pukul 14.00 WIB
Ruang : Alamanda
No. Register : –
Dx. Medis : Asma Bronkial
Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB

Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa
Bahasa : Jawa, Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Sudah menikah
Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

Penanggung jawab :
Nama : Tn. J
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
Hubungan dgn klien : Suami
Keluhan Utama
Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.
Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir
menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.
· Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS Paru
Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani
pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat
debu dan mencium bau yang menyengat.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.
Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakit/puskesmas.
Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS : bubur kasar
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

Pola eliminasi
Buang air besar :
Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
Selama sakit : 1x sehari, warna kuning
Buang air kecil :
Sebelum sakit : 6 – 7x sehari,warna kuning.
Selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC
Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
Makan/minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi / rom
V
Ket :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oranglain
3 = dibantu orang lain dan alat
Selama sakit :
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
Makan/minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi / rom
V
Ket :
= mandiri
= alat bantu
= dibantu oranglain
= dibantu orang lain dan alat

Pola tidur dan istirahat


· Lama tidur siang 2 jam
· Lama tidur malam 7 jam
· Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya
Pola kognitif dan persepsi sensori
Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya
dapat mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan
asma berulang akan semakin tinggi.
Pola persepsi diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
Pola seksualitas dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
Pola peran hubungan
Klien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan
baik dengan keluarganya.
Pola managemen koping – stress
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.
Sistem nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : klien tampak sesak
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Frekuensi nafas : 36x/menit
Nadi :76x/menit
Suhu : 37o C
Pemeriksaan fisik head to toe
Kepala
Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya
langsung +/+
Thorax
Paru
– Inspeksi : gerakan dada kanan dan kiri simetris
– Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)
– Auskultasi : suara napas klien terdengar wheezing
Jantung
– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
– Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V
– Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)

Abdomen
Inspeksi : perut cembung, asites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas
Superior : Oedem (-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Inferior : Oedem(-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal

Hasil Pemeriksaan Diagnostik


Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Ny.H didapatkan hasil sebagai berikut.
Sputum berwarna putih kental
Hb = 15,5 gr%
Leukosit = 17.000/mm3
Trombosit 260.000/mm3
Ht = 47vol%

Hasil Pemeriksaan Radiologi


Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat
bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
Hasil Pemeriksaan Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan
disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch
block).
Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya
depresi segmen ST negative.
Hasil Pemeriksaan X-ray dada/thorax
Hal pemeriksaan yang didapatkan hasil paru dalam batas normal.
Problem List
No
Tanggal
Data
Problem
Etiologi
Paraf
1
03 Maret 2015
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

DO:
Pemeriksaan Fisik:
a. suara napas klien terdengar wheezing
b. sputum berwarna putih kental
c. tingkat kesadaran: kompos mentish
d. TTV: RR = 36x/menitBersihan jalan nafas tidak efektifBronkopasme à dispnea, wheezing,
batuk sputumRZ203 Maret 2015DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2. Pasien mengatakan merasa gelisah karena adanya penumpukan sekret
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a. suara napas klien terdengar wheezing
b. resonan pada perkusi dinding dada
c. sputum berwarna putih kental
d. tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen
(Alveoli Tertutup à hipoksemia)
3. 03 Maret 2015
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a. Klien tampak cemas
b. suara napas klien terdengar wheezing
c. TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o CIntoleransi aktivitasKelemahan dan keletihan à
ketidakadequatan suplai OksigenRZ403 Maret 2015DS :
1. Pasien mengaku tidak nafsu makan
2. Intake makanan :
a. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
b. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
3. Intake cairan :
a. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
b. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
1. Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia à
deficit cairan dan nutrisi

· Prioritas Diagnosis Keperawatan


Dx I : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme ditandai dengan
DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
suara napas klien terdengar wheezing
resonan pada perkusi dinding dada
sputum berwarna putih kental
TTV: RR = 36x/menit

Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme) ditandai dengan
DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
retraksi dinding dada (+)
suara napas klien terdengar wheezing
resonan pada perkusi dinding dada
sputum berwarna putih kental
TTV: RR = 36x/menit

3. Dx III : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadequatan suplai Oksigen ditandai dengan


DS:
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah
dirasakan selama 1 minggu terakhir.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika
beraktivitas.
DO:
Klien tampak cemas
Suara napas klien terdengar wheezing
Pemeriksaan Fisik:
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o C

Dx IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai dengan
DS:
Pasien mengaku tidak nafsu makan
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
Makanan pasien tidak habis

Nursing Care Plan / Intervensi


No
Tanggal
Jam
No Dx
Perencanaan
Paraf
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1).
03 Maret 2015
15.00 WIB
I. Menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 2×24 jam,
yang ditandai oleh:
1. Mempunyai jalan nafas yang paten
2. Klien tidak merasa sesak nafas
3. Klien dapat mengeluarkan secret secara efektif
4. Irama nafas teratur
5. Pada pemeriksaan auskultasi:Whezing (-)
a. Frekuensi pernafasan (20-30 x/menit)
b. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas
c. Ukur frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi-ekspirasi
d. Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
e. Bantu klien nafas dalam
f. Kolaborasi pemberian obat golongan B2 (Agonis),Kortikosteroid
g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti warna, karakter,
jumlah, dan bau:
a. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas
b. Pernafasan dapat melambat
c. Peninggi kepala tempat tidur mempermudah pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
d. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam
jalan nafas.
e. Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami
spasme sehingga lebih cepat berdilatasi
f. Mencegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasien
2). 03 Maret 201519.00 WIBIIPertukaran gas adekuat setelah dilakukan perawatan selama
2×24 jam dengan
Kriteria hasil:
1. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD dalam
batas normal (pH = 7,35 – 7,45; PaO2 = 80 – 100 mmhg; PaCO2 =38 – 45 mmhg)
2. RR 16-20 x/menit
3. Sianosis (-)
4. Dispnea (-)
5. Klien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuan
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c. Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
d. Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
a. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan
b. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi semifowler
c. PaCO2 yang meningkat dapat menandakan terjadinya kegagalan penafasan
d. Untuk memberikan aksi bronkodolator langsung kedalam pernafasan sehingga dapat
memperbaiki pertukaran gas
e. Keluarga adalah orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih banyak
mengenai kondisi klien
04 Maret 201507.00 WIB
III. Setelah dilakukan perawatana selama 2×24 jam, pasien dapan menoleransi aktivitas yang biasa
dilakukan ditandai dengan.
1. Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan tidak
adanya dyspnea dan kelemahan yang berlebihan.
2. TTV dalam batas normal.
3. Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala. Evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan
tanda vital selama dan setelah aktivitas.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong
penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan aktivitas
dan istirahat
d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas
selama fase penyembuhan
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien
a. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
b. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
c. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan
metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon
individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan
d. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
e. menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikan
4). 04 Maret 201514.00 WIB .Pemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan
intervensi selama 3×24 jam dengan kriteria hasil :
a. nafsu makan pasien akan kembali normal
b. menunjukan pemahaman kebutuhan diet individu
c. menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium normalb.
a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah
b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai
c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet :
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu
dapat memperbaiki masukan diet
c. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
d. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet

Implementation
No Dx I
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi Formatif
Paraf
1.
03 Maret 2015
15.00
WIB
a. Mengauskultasi bunyi nafas. Mencatat adanya bunyi nafas
b. Mengukur frekuensi pernafasan. Mencatat rasio inspirasi-ekspirasi.
c. Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
d. Membantu klien nafas dalam
e. Berkolaborasi pemberian obat golongan B2
f. Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama. Terdengar bunyi nafas klien
wheezing
b. Fase inspirasi klien lebih lambat dari pada fase ekspirasi.
c. Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur
d. Klien dapat mengontrol dispneu
e. Klien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun
f. Klien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan benarZK

No Dx II
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi Formatif
Paraf
1.
03 Maret 2015
19.00 WIB
a. Mengkaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
b. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
c. Berkolaborasi untuk pemantauan analisis GDA
d. Berkolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan olebih tinggi

No Dx III
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi formatif
Paraf
1.
04 Maret 2015
07.00 WIB
a. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Mencatat laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.
b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
d. Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase penyembuhan
e. melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
a. TD=110/70
S = 36,8 C
N =98x/menit
RR= 30x/ menit
b. pasien beristirahat
c. pasien mengerti dan mau melakukannya
d. Pasien terlihat lebih baik dan lebih nyamanZK

No Dx IV
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi formatif
Paraf
1.
04 Maret 2015
14.00 WIB
a. Mencatat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat
kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
b. Memastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai
c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Pasien terlihat lebih baik
b. Pasien mau makan namun hanya setengah porsiZK
Evaluasi/SOAPIE
No
Tanggal/Jam
No. Dx
Evaluasi
Paraf
1.
05 Maret 2015

15.00 WIB
S = Sesak berkurang, batuk berdahak masih ada
O = TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C, Nadi 97 x/menit, Nafas : 24 x/ menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi lanjutkan
I = Ajarkan klien batuk efektif
E = Klien memperagakan latihan batuk efektif dengan tepatZK2.05 Maret 2015
19.00 WIB
S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, dan keadaannya lebih baik
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi dilanjutkan
I = Ajarkan klien nafas dalam
E = Klien memperagakan latihan nafas dalam dengan tepatZK3.06 Maret 2015

07.00 WIB
S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, namun merasa masih lemah
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C, nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = Anjurkan pasien untuk istirahat
E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015

14.00 WIB
S = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual
O = makanan habis ¼ porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien
E = pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiZK
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

PERTEMUAN I
Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - Perawat : Afif
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
ü Kondisi pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Suara nafas klien Whezzing
2. Sputum berwana putih kental
3. RR: 36x/menit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Intervensi :
1. Auskultasi Bunyi Nafas
2. Ukur Frekuensi Pernafasan
3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman
4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik

Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Afif , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu
boleh tahu nama mbak siapa?
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?

Fase Kerja
1. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.
2. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit
3. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih
meninggikan bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan
membantu mbak untuk meninggikan bagian kepala mbak
4. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
1. Evaluasi
ü S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?
ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?

2. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat
kembali

3. Kontrak
Nanti Siang ada teman saya yang akan memeriksa kondisi mbak selanjutnya, terimakasih atas
waktunya ya mbak
PERTEMUAN II
Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - Perawat : Nila
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Afif
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø Kondisi pasien :
DS: 1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO: Pemeriksaan Fisik
retraksi dinding dada (+)
suara napas klien terdengar wheezing
resonan pada perkusi dinding dada
sputum berwarna putih kental
TTV:
RR : 36x/mnt
Suhu : 37o C
TD : 130/70 mmHg
N : 80x/mnt
Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas
Diagnosa Medis : Asma Bronkeal

v Intervensi :
· Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir
· Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas
· Observasi TTV
· Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
· Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
· Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

Persiapan Alat :
- Selang oksigen
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik

II. Fase Orientasi


1. Salam terapeutik
Selamat siang mbak ..
Perkenalkan nama saya Nila, saya adalah salahsatu mahasiswa yang praktek disini, siang ini
saya akan merawat mbak dari pukul 12.00-17.00. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?

2. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di keluhkan saat ini ? Apakah sudah baikan
setelah saya priksa?
3. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

III. Fase Kerja


1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa frekuensi, kedalaman pernafasan, coba
mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian
hembuskan.
2. Mari mbak saya bantu untuk mengatur posisi kepala mbak, dengan meninggikan kepala
tempat tidur, ini dilakukan agar mbak posisinya nyaman dan mudah bernafas.
3. Sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan
darah mbak 130/70mmHg, suhu mbak 37o C perjnafasan mbak 36x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
4. Selnjutnya saya akan memberikan pemberian bronkodilator secara aerosol.
5. Kemudian saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan
mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak
mengalami stress atau kelelahan untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak dalam
melakukan aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk
membantu. dan jika mbak ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu
ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.

IV. Terminasi
4. Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

5. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya Putri yang akan mengecek TTV atau
tanda-tanda vital mbak selanjutnya.
6. Kontrak
Baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehatan. untuk malam hari nanti mbak akan bertemu
dengan suster Putri yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan
semoga cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN III
I. Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - - Perawat : Putri
- Pasien : Afif
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø
ü Kondisi pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Klien tampak cemas
2. Suara nafas klien terdengar wheezing
3. Pemeriksaan fisik
TTV : RR : 25x/menit , suhu : 37,5’C
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktifitas

Intervensi :
1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas, catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau
kelelahan & perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas.
2. Observasi TTV
3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

1. Persiapan Alat :
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik

II. Fase Orientasi


1. Salam terapeutik
Selamat malam mbak ?
Perkenalkan nama saya Putri, saya salah mahasiswa praktek disini, malam ini saya akan
merawat mbak dari pukul 21.00-07.00. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?

2. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
3. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

III. Fase Kerja


1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada pernafasan mbak coba
mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian
hembuskan
2. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi,
tekanan darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu
tekanan darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,5'C, pernafasan mbak 18x/menit, dan nadi
mbak 80x/menit.
3. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan
mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak
mengalami stress untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan
aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika
mbak Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi
tolong pihak keluarga juga membantu.

IV. Terminasi
Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

V. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama Agustin yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.
VI. Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Erika yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb

PERTEMUAN IV
Fase Pra Orientasi :
ü Role Play :
- Perawat : Agustin
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Afif & Falah
Kondisi pasien : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
DS:
Pasien mengaku tidak nafsu makan
Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
Makanan pasien tidak habis
DX Medis : Asma Bronkial
Intervensi :
a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat
kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai
c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien
kecuali kontraindikasi
d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Berguna dalam mendefinisikan
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
e. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat
memperbaiki masukan diet
f. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
g. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan diet

1. Persiapan Alat :
- Thermometer
- Tensimeter
- Stetoskop
- Jam detik
I. Fase Orientasi
4. Salam terapeutik
Selamat malam mbak ?
Perkenalkan nama saya Agustin, saya salah mahasiswa praktek disini pada shift pagi. Kalau
saya boleh tahu, nama mbak siapa ?
5. Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
6. Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

II. Fase Kerja


4. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada mata mbak coba mbak
membuka dan menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tolong jawap pertannyaan saya
siapa nama lengkap mbak ?, dan sekarang tolong tangan mbak di gerakkan ke atas ya mbak.
5. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi,
tekanan darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu
tekanan darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,’C, pernafasan mbak 25x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
6. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi
kesembuhan mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. untuk
keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan aktifitas , misalnya jika
ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak Erika ingin mandi
sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga
juga membantu.

1. Terminasi
1. Evaluasi
ü S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?
ü O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak
jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

2. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan
dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama perawat Falah yang akan
mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.

PERTEMUAN V
Fase Pra Orientasi :
Ø Role Play : - Perawat : Falah
- Pasien : Putri
- Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Afif
ü Kondisi pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Suara nafas klien Whezzing
2. Sputum berwana putih kental
3. RR: 36x/menit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Intervensi :
1. Auskultasi Bunyi Nafas
2. Ukur Frekuensi Pernafasan
3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman
4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik

Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Falah , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu
boleh tahu nama mbak siapa?
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase Kerja
2. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada
bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu
hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.
3. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan
untuk rentang normalnya 18-20x/menit
4. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih
meninggikan bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan
membantu mbak untuk meninggikan bagian kepala mbak
5. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
3. Evaluasi
ü S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?
ü O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?

4. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat
kembali

5. Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami
keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan
Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Falah yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat
sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN VI

I. Fase Pra-Orientasi
Ø Role Play : - Perawat : Ilmi
- Pasien : Putri
- Narrator : Afif
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø Kondisi pasien :
DS : Px mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang
telah dirasakan selama 1 minggu.Keluhan ini terjadi saat klien,sesak dan batuk sewaktu bangun
pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas
DO : Px tampak cemas
Suara nafas px terdengar wheezing
Pemeriksaan Fisik RR : 36x/ menit suhu : 37
Ø Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
Ø Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak kuatan suplai O2
ditandai dengan sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
Ø Intervensi :
- Kaji frekuensi pernafasan / TTV
- Bantu Px untuk memilih posisi yang mudah
- Kolaborasikan pemberian brongkoldilator secara aerosol
- Ajak keluarga berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma
- Beri obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Ø Persiapan Alat : -Stetoskop
-Tensi meter
-Thermometer
- Jam detik
- obat-obatan
- buku catatan

II. Fase Orientasi


1) Salam Terapeutik
Selamat siang mbak , saya Ilmi Mahasiswa Bina Sehat PPNI yang praktek dirumah sakit ini ,
kebetulan saya shift pada siang hari ini, mohon maaf sebelumnya nama mbak siapa?
2) Evaluasi
Bagaimana Mbak keadaannya sekarang ? Apa yang ibu rasakan saat ini mbak?
3) Kontrak
Baiklah, Mbak. Siang ini saya akan melakukan observasi TTV selama 10 menit, apa mbak
bersedia?
III. Fase Kerja
a. Baik mbak disini saya akan memeriksa TTV dan frekuensi pernafasan mbak, bisakah mbak
membuka sedikit baju mbak? Agar saya bisa memeriksa keadaan mbak dengan baik
b. Permisi mbak, mari saya bantu untuk memilih posisi yang mudah dalam mbak mengambil
pernafasan.
c. Setelah itu saya akan berkolaborasi pemberian obat kepada dokter untuk memudahkan mbak
dalam pernafasan
d. Untuk keluarga mbak bila mana mbak mengalami asma lagi bapak atau ibu bisa memencet
tombol untuk memanggil perawat

a. Fase Terminasi
1) Evaluasi
S : apakah mbak sudah mengerti apa yang saya anjurkan tadi?
O : Coba mbak sebutkan sedikit apa yang saya anjurkan tadi kepada mbak

2) Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Baik mbak saya akan memberikan obat kepada mbak sesuai dengan resep yang telah diberikan
dokter ,apabila mbak ada keluhan / kambuh lagi segara mbak konsultasi ke dokter
3) Kontrak
Nanti malam rekan saya akan melihat keadaan mbak lagi untuk melihat kemajuan kondisi mbak

Keyword :
askep asma bronkial, askep asma bronkial pdf, askep asma bronkial pada anak pdf, askep asma
bronkial lengkap, askep asma bronkial nanda nic noc, askep asma bronkial pada anak, askep asma
bronkial pada dewasa, askep asma bronkial di ruang igd, askep asma bronkial pada orang dewasa,
askep asma bronkial pada lansia, askep asma bronkial pada bayi, latar belakang askep asma
bronkial, contoh pengkajian askep asma bronkial, contoh askep asma bronkial, contoh askep asma
bronkial pada anak, contoh makalah askep asma bronkial, contoh kasus askep asma bronkial pada
anak, contoh kasus askep asma bronkial, catatan perkembangan askep asma bronkial, askep asma
bronkial doc, askep asma bronkial di igd, askep asma bronkial di ruang ugd, askep asma
bronchial.doc, askep asma bronchial di igd, askep asma bronkial menurut doenges, askep dengan
asma bronkial, evaluasi askep asma bronkial, askep gadar asma bronkial, askep gerontik asma
bronkial, askep gawat darurat asma bronkial, askep gerontik dengan asma bronkial, askep anak
dengan gangguan asma bronkial, askep gawat darurat asma bronkial pdf, askep asma bronkial
pada ibu hamil, askep ibu hamil dengan asma bronkial, askep asma bronkial igd, askep asma
bronkial intoleransi aktivitas, implementasi askep asma bronkial, pathway asma bronkial pada ibu
hamil, jurnal askep asma bronkial askep kasus asma bronkial askep keluarga asma bronkial
konsep askep asma bronkial askep kegawatdaruratan asma bronkial askep kgd asma bronkial kti
askep asma bronkial askep kmb asma bronkial askep keperawatan asma bronkial asuhan
keperawatan asma bronkial lengkap asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia lp askep asma
bronkial lp dan askep asma bronkial laporan pendahuluan askep asma bronkial laporan kasus
askep asma bronkial laporan pendahuluan dan askep asma bronkial askep lengkap pada pasien
asma bronkial askep asma bronkial menurut nanda askep asma bronkial menurut nanda nic noc
askep asma bronkial menurut nic noc asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc
pengertian asma bronkial menurut para ahli pengertian asma bronkial menurut who pengertian
asma bronchial menurut para ahli makalah askep asma bronkial makalah askep asma bronkial
pada anak askep asma bronkial nic noc askep asma bronkial nic noc pdf askep asma bronchial nic
noc askep asma bronkhial nic noc askep asma bronkial pada ny askep asma bronkial pada tn askep
asma bronkial ppt resume askep asma bronkial askep asma bronkial scribd patofisiologi asma
bronkial scribd pathway asma bronkial scribd askep asma bronkial terbaru askep teoritis asma
bronkial askep tentang asma bronkial askep teori asma bronkial pertanyaan tentang askep asma
bronkial askep tentang penyakit asma bronkial askep asma bronkial di ugd www.askep asma
bronkial asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma asuhan keperawatan
asma bronkial asuhan keperawatan asma pdf asuhan keperawatan asma bronkial nanda nic noc
asuhan keperawatan asma bronchial pada anak asuhan keperawatan asma bronkial pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial 2010 asuhan keperawatan asma pada lansia asuhan
keperawatan asmatikus asuhan keperawatan asma nanda nic noc asuhan keperawatan asma
bronkial anak asuhan keperawatan asma attack asuhan keperawatan asma akut asuhan
keperawatan asma anak asuhan keperawatan asma pada anak pdf diagnosa keperawatan asma pada
anak asuhan keperawatan asma bronkhial pada anak contoh asuhan keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial pdf asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia asuhan
keperawatan asma bronkitis contoh asuhan keperawatan asma contoh asuhan keperawatan asma
bronkial contoh kasus asuhan keperawatan asma contoh kasus asuhan keperawatan asma bronkial
contoh asuhan keperawatan penyakit asma contoh asuhan keperawatan tentang asma contoh
asuhan keperawatan pada asma contoh asuhan keperawatan pasien asma contoh asuhan
keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan dengan asma asuhan keperawatan dengan asma
bronkial asuhan keperawatan dengan asma bronchial diagnosa keperawatan dengan asma asuhan
keperawatan keluarga dengan asma asuhan keperawatan gawat darurat asma asuhan keperawatan
keluarga dengan asma bronkial asuhan keperawatan keluarga dengan asma pdf asuhan
keperawatan gawat darurat asma bronkial asuhan keperawatan anak dengan asma evaluasi asuhan
keperawatan asma format asuhan keperawatan asma format pengkajian asuhan keperawatan asma
asuhan keperawatan gadar asma asuhan keperawatan gerontik asma asuhan keperawatan gerontik
dengan asma asuhan keperawatan gerontik dengan asma bronkial asuhan keperawatan gawat
darurat asma bronchial asuhan keperawatan gerontik pada pasien asma asuhan keperawatan asma
pada ibu hamil asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma asuhan keperawatan ibu hamil dengan
asma bronkial jurnal asuhan keperawatan asma jurnal asuhan keperawatan asma pdf jurnal asuhan
keperawatan asma bronkial asuhan keperawatan asma kardial rencana asuhan keperawatan
keluarga asma asuhan keperawatan pada kasus asma bronchial asuhan keperawatan keluarga
dengan kasus asma asuhan keperawatan keluarga asma asuhan keperawatan kasus asma asuhan
keperawatan kegawatdaruratan asma asuhan keperawatan komunitas asma diagnosa keperawatan
keluarga asma asuhan keperawatan asma pada keluarga asuhan keperawatan asma lengkap asuhan
keperawatan asma bronkial lengkap diagnosa keperawatan asma pada lansia laporan asuhan
keperawatan asma contoh asuhan keperawatan pada pasien asma lengkap laporan pendahuluan
asuhan keperawatan asma laporan pendahuluan asuhan keperawatan asma bronkial asuhan
keperawatan pada lansia dengan asma asuhan keperawatan asma menurut nanda diagnosa
keperawatan asma menurut nanda asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc
makalah asuhan keperawatan asma makalah asuhan keperawatan asma bronkial makalah asuhan
keperawatan asma pada anak makalah asuhan keperawatan asma bronchiale makalah asuhan
keperawatan asma pdf makalah asuhan keperawatan penyakit asma makalah asuhan keperawatan
tentang asma asuhan keperawatan asma nic noc diagnosa keperawatan nanda asma asuhan
keperawatan asma pada orang dewasa asuhan keperawatan asma pada anak asuhan keperawatan
asma ppt asuhan keperawatan asma pada bayi asuhan keperawatan penyakit asma asuhan
keperawatan pada asma rencana asuhan keperawatan asma rencana asuhan keperawatan asma
bronkial standar asuhan keperawatan asma standar asuhan keperawatan asma bronkial asuhan
keperawatan tentang asma asuhan keperawatan tentang asma bronkial asuhan keperawatan teoritis
asma bronkial diagnosa keperawatan tentang asma asuhan keperawatan tentang penyakit asma
diagnosa keperawatan untuk asma Obat Hernia Cara Mengobati Buah Zakar Besar Sebelah
CaraMengobatiHerniapadaBayi Obat Hidrokel Obat Herbal Hernia Obat Turun Berok Obat Hernia
Bayi Obat Hernia Anak Obat Hidrokel Anak Cara Menyembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai