Disusun Oleh :
Rumayah (140641110)
Kelompok 6
Kelas: SD14.A4
Semester 5
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan mengenai “Bentuk-
bentuk layanan Bimbingan Konseling”.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang telah membantu, terutama pertolongan dari Allah, sehingga makalah kami
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan segala kerendahan hati. Kami
sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami
dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Layanan bimbingan konseling.......................................3
B. Bentuk – bentuk layanan bimbingan konseling...............................4
C. Kegiatan pendukung layanan bimbingan konseling........................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................19
B. Saran.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat
memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa
bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana
layanan bimbingan disekolah mutlak diperlukan oleh pengawas.
Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial
yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada dalam
lingkup binaannya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses
perkembangan individu. Bimbingan dan konseling akan merupakan
bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan
(developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat
sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas
tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam
penyesuaian dirinya didalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan
konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam
proses perkembangannya.
Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-
prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling. Perlunya layanan bimbingan dan
konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang
menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan
psikologis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan dan konseling ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling ?
3. Bagaimana bentuk pendukung layanan bimbigan konseling ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui layanan bimbingan konseling.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling.
3. Untuk mengetahui pendukung kegiatan layanan bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Layanan Orientasi
Menurut Prayitno, (2004) dalam Amsyah Zulkifli (2008),
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik memahami lingkungan yang baru
dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. Pemberian
layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru
bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan
menyenangkan bagi setiap orang.
Orientasi berarti tatapan ke depan kearah dan tentang sesuatu
yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu
layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang
berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru.Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan
sesuatu yang “asing”. Dalam kondisi keterasingan, individu akan
mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dalam hal ini layanan
orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan
suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan
mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun objek baru
agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek
yang baru tersebut.
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Orientasi
Layanan ini ditujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak
lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan
penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap lingkungan
sekolah yang baru dimasukinya.Selain itu Layanan orientasi bertujuan
untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan atau situasi yang baru.
Secara khusus tujuan layanan orientasi berkenaan dengan
fungsi-fungsi tertentu dalam layanan bimbingan dan konseling. Dilihat
DariFungsi Pemahaman, layanan orientasi bertujuan untuk membantu
individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting
dari suasana yang baru saja dijumpainya. Dilihat dari Fungsi
Pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu
agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu
tidak memahami situasi atau lingkungannya yang baru. Sedangkan
dilihat dari Fungsi Pengembangan, apabila individu mampu
menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara
konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka
individu akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.
Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi adalah
dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial,
kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan
siswa. Demikian juga orang tua siswa, dengan memahami kondisi,
situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan dapat memberikan
dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya itu.
b. Materi Umum Layanan Orientasi
Untuk lingkungan sekolah, materi layanan orientasi mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1) Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah
2) Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
3) Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa
4) Peranan kegiatan bimbingan karier
5) Penyelenggaraan pengajaran
6) Kurikulum yang ada
7) Staf pengajar dan tata usaha
8) Peranan layanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala
jenis masalah dan kesulitan siswa.
2. Layanan Informasi
Menurut Akhmad sudrajat,(2008) layanan informasi yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak yang
lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik
(terutama orang tua) menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
untuk kepentingan peserta didik sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu
diselenggarakan yaitu:
1) Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan
dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
2) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya.
3) Setiap individu adalah unik. (Akhmad sudrajat,2008).
Tujuan dari layanan informasi adalah untuk membekali individu
dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola
kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman
yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan
dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-
cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari, dan dalam mengambil
keputusan.
Menurut Diding nurarifin, (2014) Materi yang dapat diangkat
melalui layanan informasi khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan
dan konseling yaitu: informasi pendidikan, informasi jabatan, dan
informasi sosial budaya. Dari ketiga jenis informasi tersebut dapat
digabungkan sebagai berikut:
1) Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan
perkembangan pribadi.
2) Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta
bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
3) Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
4) Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan
berkembang di masyarakat.
5) Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program
khusus, dan program tambahan.
6) System penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti ujian
akhir.
7) Fasilitas penunjang dan sumber belajar.
8) Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
9) Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan atau karier serta
prospeknya.
10) Langkah-langkah yang ditempuh guna mendapatkan jabatan.
11) Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita-cita karier.
4. Layanan Pembelajaran
Menurut Hikmah huda (2014) dalam Layanan pembelajaran yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
Tujuan layanan pembelajaran dimaksudkan agar siswa dengan
kemandiriannya dapat memahami dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, serta mendapatkan keterampilan dan materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta
tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan
dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Menurut Akhmad sudrajat (2008) dalam Materi kegiatan layanan
bimbingan pembelajaran meliputi:
a) Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman
sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan
penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya,
dan usaha-usaha pencapaian cita-cita dan perencanaan masa depan.
b) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku
dalam hubungan social dengan teman sebaya, guru, dan
masyarakat luas.
c) Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan
berlatih secara efektif dan efisien.
d) Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan
teknologi dan kesenian.
e) Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak
dikembangkan melalui orientasi dan informasi karier, orientasi dan
informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan
karier yang hendak dikembangkan.
f) Pengembangan keterampilan belajar, meliputi: membaca, mencatat,
menulis, dan bertanya serta menjawab.
5. Layanan Konseling Individual
Menurut Hikmah huda (2014) dalam konseling individual adalah
proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara
antara seorang konselor dan seorang konseli (peserta didik). Konseli
mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan sendiri,
kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang professional
dalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi.
Konseling ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi
kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan, dan sosial di mana ia
tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Konseling ialah proses
belajar yang bertujuan agar konseli (peserta didik) dapat mengenal diri
sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian
dengan lingkungannya. Dalam konseling yang diharapkan konseli dapat
mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan
pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.Dengan demikian konseling
perorangam bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami oleh
klien.
Fungsi utama dari layanan konseling individual yaitu fungsi
pengentasan. Dalam usaha pengentasan permasalahan yang dialami siswa,
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pengenalan dan pemahaman permasalahan
b) Analisis yang tepat sebab-sebab timbulnya masalah
c) Aplikasi dan pemecahan masalah
d) Evaluasi
e) Tindak lanjut.
Amsyah, Zulkifli (2008) Melihat kepada teknik penyelenggaraan
konseling perorangan terdapat berbagai macam teknik yang sangat
ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa. Teknik konseling
perorangan yang sederhana ialah melalui proses atau tahapan-tahapan
berikut:
1) Tahap pembukaan
2) Tahap penjelasan
3) Tahap pengubahan tingkah laku
4) Tahap penilaian atau tindak lanjut.
Materi layanan konseling individual mencakup berbagai macam,
diantaranya yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Namun
secara umum materi yang dikedepankan dalam pemberian layanan adalah
sebagai berikut:
1) Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan
minat serta penyalurannya.
2) Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan
menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah,
sekolah dan masyarakat.
4) Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan
sosial dan lain-lain. (Menurut Hikmah huda, 2014)
b) Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:
1) Materi layanan,
2) Tujuan yang ingin dicapai
3) Sasaran kegiatan
4) Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok
5) Rencana penilaian
6) Waktu dan tempat. (Diding nurarifin, 2014)
c) Pelaksanaan Tahap-tahap Kegiatan
1) Tahap Pertama (Pembentukan)
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri
atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok.
Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok
menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan
kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan
permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga
menunjukkan sikap hangat, tulus, dan penuh empati.
2) Tahap Kedua (Peralihan)
Kegiatan dalam tahapan ini ialah: menjelaskan kegiatan
yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, menawarkan atau
mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan
pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi, dan
meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.
3) Tahap Ketiga (Kegiatan)
Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-
masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan
tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya
kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa
kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.
4) Evaluasi Kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada
perkembangan pribadi peserta didik dan hal-hal yang dirasakan
mereka berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan oleh para
peserta merupakan isi penilaian yang sebenarnya. Penilaian
terhadap bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik
melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Penilaian
terhadap bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan,
yaitu mengenali kemajuan dan perkembangan positif yang terjadi
pada diri anggota kelompok.
5) Analisis Lanjutan
Analisis dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan
para peserta dan langkah penyelenggaraan layanan. Dari sini akan
dikaji apakah hasil pembahasan atau pemecahan masalah sudah
tuntas atau masih ada aspek yang belum dijangkau dalam
pembahsan tersebut. Dalam analisis, konselor sebagai pemimpin
kelompok perlu meninjau kembali secara cermat hal-hal tertentu
yang perlu diperhatikan seperti: pertumbuhan dan jalannya
dinamika kelompok, peranan dan aktivitas sebagai peserta,
homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok, kedalaman dan
keluasan pembahasan, kemungkinan keterlaksanaan alternatif
pemecahan masalah yang dimunculkan dalam kelompok, dampak
pemakaian teknik tertentu oleh pemimpin kelompok, dan
keyakinan penerapan teknik-teknik baru, masalah waktu, tempat,
bahan acuan, perlunya narasumber lain, dan sebagainya. Dengan
demikian, analisis tersebut dapat merupakan evalusi dari apa yang
sudah terlampaui dan dapat pula tinjauan ke depannya. (Amsyah,
Zulkifli, 2008)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran