Askep Hendri Asli
Askep Hendri Asli
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
Wallace membagi tubuh bagian 9 % atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of
nine atau rule of Wallace, yaitu:
1) Kepala sampai leher :9%
2) Lengan kanan :9%
3) Lengan kiri :9%
4) Dada sampai prosessus sipoideus :9%
5) Prosessus sipoideus sampai umbilicus :9%
6) Punggung :9%
7) Bokong :9%
8) Genetalia :1%
9) Paha sampai kaki kanan depan :9%
10) Paha sampai kaki kanan belakang :9%
11) Paha sampai kaki kiri depan :9%
12) Paha sampai kaki kiri belakang :9%
100%
H. Komplikasi
1) Syok hipovolemik
2) Kekurangan cairan dan elektrolit
3) Hypermetabolisme
4) Infeksi
5) Gagal ginjal akut
6) Masalah pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia bakteri,
edema.
7) Paru dan emboli
8) Sepsis pada luka
9) Ilius paralitik.
I. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
1) Jauhkan dari sumber trauma
a. Api dipadamkan
b. Kulit yang panas disiram dengan air
c. Bahan kimia disiram dengan air mengalir.
d. Cara mematikan api :
Pasien dibaringkan
Ditutup dengan kain basah atau berguling – guling.
2) Cooling
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir
selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama
pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian
luka bakar – Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang
terlokalisasi – Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah
mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan
risiko hipotermia – Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah
mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih.
3) Bebaskan jalan nafas, misalnya :
a. Buka baju
b. Lendir diisap
c. Trakheotomi dilakukan bila ada keraguan akan jalan napas.
4) Perbaiki pernapasan ( resusitasi pernapasan )
5) Terbakar di ruangan tertutup, persangkaan keracunan CO, maka diberikan O2
murni.
6) Perbaiki sirkulasi ( infus RL / NaCl )
7) Trauma asam / basa, bilas dengan air mengalir terus – menerus.
8) Baju , alas & penutup luka/ tubuh, diganti dengan yang steril.
Tindakan Sebelum RS Untuk Melindungi Luka :
1) Isolasi luka dari sekitarnya
2) Jaga agar luka tidak dehidrasi
3) Jaga agar luka dalam keadaan istirahat.
Gangguan Yang Segera Terjadi :
1) Akibat listrik : Apnea, fibrillasi ventrikel
2) Rasa sakit : Bilas dengan air dingin
3) Keracunan CO : Sakit kepala, muntah – muntah ( berikan O2 murni)
4) Edema luas & mendadak, gangguan sirkulasi terjadi karena :
a. Perubahan permeabilitas pembuluh darah. Koloid dengan molekul 300.000 dapat
keluar dari pembuluh darah → menurunkan tekanan onkotik → edema
b. Potensial membrane sel menurun → Na& air masuk → K keluar sel →
peristaltik usus menurun.
J. Terapi Cairan
Tujuan : Memperbaiki sirkulasi & mempertahankan keseimbangancairan
Indikasi :
1) Luka bakar derajat 2 – 3 dan > 25 %
2) Tidak dapat minum
3) Terapi cairan stop “intake” oral dapat menggantikan parenteral
K. Resusitasi Cairan
a. Jenis cairan
Terdapat tiga jenis cairan secara umum yaitu kristaloid, cairan hipertonik dan
koloid:
Larutan Kristaloid
Larutan ini terdiri atas cairan dan elektrolit. Contoh larutan ini adalah Ringer
Laktat dan NaCl 0,9%. Komposisi elektrolit mendekati kadarnya dalam plasma
atau memiliki osmolalitas hampir sama dengan plasma. Pada keadaan normal, cairan
ini tidak hanya dipertahankan di ruang intravaskular karena cairan ini banyak
keluar ke ruang interstisial. Pemberian 1 L Ringer Laktat (RL) akan
meningkatkan volume intravaskuer 300 ml.
Larutan Hipertonik
Larutan ini dapat meningkatkan volume intravaskuler 2,5 kali dan
penggunaannya dapat mengurangi kebutuhan cairan kristaloid. Larutan garam
hiperonik tersedia dalam beberapa konsentrasi, yaitu NaCl 1,8%, 3%, 5 %, 7,5%
dan 10%. Osmolalitas cairan ini melebihi cairan intraseluler sehingga cairan akan
berpindah dari intraseluler ke ekstraseluler. Larutan garam hipertonik
meningkatkan volume intravaskuler melalui mekanisme penarikan cairan dari
intraseluler.
Larutan Koloid
Contoh larutan koloid adalah Hydroxy-ethyl starch (HES) dan Dextran. Molekul
koloid cukup besar sehingga tidak dapat melintasi membran kapiler, oleh karena
itu sebagian akan tetap dipertahankan didalam ruang intravaskuler. Pada luka
bakar dan sepsis, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler sehingga molekul akan
berpindah ke ruang interstisium. Hal ini akan memperburuk edema interstisium
yang ada.
HES merupakan suatu bentuk hydroxy-substitued amilopectin sintetik, HES
berbentuk larutan 6% dan 10% dalam larutan fisiologik. T ½ dalam plasma
selama 5 hari, tidak bersifat toksik, memiliki efek samping koagulopati namun
umumnya tidak menyebabkan masalah klinis. HES dapat memperbaiki
permeabilitas kapiler dengan cara menutup celah interseluler pada lapisan endotel
sehingga menghentikan kebocoran cairan, elektrolit dan protein. Penelitian
terakhir mengemukakan bahwa HES memiliki efek antiinflamasi dengan
menurunkan lipid protein complex yang dihasilkan oleh endotel, hal ini diikuti
oleh perbaikan permeabilitas kapiler. Efek antiinflamasi diharapkan dapat
mencegah terjadinya SIRS.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan cairan adalah efek
hemodinamik, distribusi cairan dihubungkan dengan permeabilitas kapiler,
oksigen, PH buffering, efek hemostasis, modulasi respon inflamasi, faktor
keamanan, eliminasi praktis dan efisien. Jenis cairan terbaik untuk resusitasi
dalam berbagai kondisi klinis masih menjadi perdebatan terus diteliti. Sebagian
orang berpendapat bahwa kristaloid adalah cairan yang paling aman digunakan
untuk tujuan resusitasi awal pada kondisi klinis tertentu. Sebagian pendapat koloid
bermanfaat untuk entitas klinik lain. Hal ini dihubungkan dengan karakteristik
masing-masing cairan yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada kasus luka
bakar, terjadi kehilangan ciran di kompartemen interstisial secara masif dan
bermakna sehingga dalam 24 jam pertama resusitasi dilakukan dengan pemberian
cairan kristaloid.
Pada 24 jam pertama: separuh jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama,
sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada bayi, anak dan orang tua,
kebutuhan cairan adalah 4 ml. Bila dijumpai cedera inhalasi maka kebutuhan
cairan 4 ml ditambah 1% dari kebutuhan.
Pemantauan untuk menilai sirkulasi sentral melalui tekanan vena sentral (minimal
6-12cm H20) sirkulasi perifer (sirkulasi renal). Jumlah produksi urin melalui
kateter, saat resusitasi (0,5- 1ml /kg BB/jam maka jumlah cairan ditingkatkan
50% dari jam sebelumnya.
Pemeriksaan fungsi renal (ureum, kreatinin) dan urinalisis (berat jenis dan
sedimen).
Pemberian cairan yang menggunakan glukosa dan dibagi rata dalam 24 jam. Jenis
cairan yang dapat diberikan adalah glukosa5% atau 10% 1500-2000 ml. Batasan
ringer laktat dapat memperberat edema interstisial.
Pemantauan sirkulasi dengan menilai tekanan vena pusat dan jumlah produksi uin
<1-2 ml/kgBB/jam,berikan vasoaktif samapi 5 mg/kgBB
Rumus Baxter:
Pada dewasa:
Hari I:
RL:dex 5% = 17:3
(2cc x kgBB x % luas luka bakar) + keb. faal
Kebutuhan Faal:
<1 thn = kgBB X 100cc
5-15 thn = kgBB X 75cc
>15 thn = kgBB X 50cc
Formula Parkland:
Hari I (24jam pertama):
L. Penatalaksanaan
1) Perawatan Luka
a. Pencucian dengan larutan detergen encer
b. Kulit compang – camping dibuang
c. Bila luka utuh > 5 cm cairan dihisap, < 5 cc dibiarkan
d. Luka dikeringkan, diolesi dengan mercurochrome atau silver sulfadiazine.
e. Perawatan terbuka atau tertutup dengan balutan
f. Pasien dirawat di ruangan steril
2) Perawatan Di Ruangan
a. Perawatan terbuka dengan krim SSD (Silver Sulfadiazine), merupakan obat
yang dapat menembus eskar.
b. Mandi 2 hari sekali dengan air mengalir
c. Eskratomi dilakukan bila ada penekanan saraf / pembuluh darah.
d. “Skin Graft” dilakukan setelah mulai ada granulasi
3) Antibiotik :
a. Disesuaikan dengan epid. Kuman di ruangan.
b. Pemberian selanjutnya disesuaikan hasil kultur
4) Toxoid – ATS :
Diberikan semua pasien 1 cc tiap 2 minggu/ 3 x, selama 5 hari.
Antasid→ Mengurangi asam lambung
Nutrisi → Jumlah kalori + protein ( TKTP )→ Kalori> 60 % dari perhitungan
Reborantin diberikan → Vitamin C, B Compleks, Vitamin A (10.000/Mgg ).
Fisioterapi → Dilakukan lebih awal berupa latihan pernafasan &pergerakan otot
atau sendi.
5) Nilai Lab :
a. Pemeriksaan Hb, Ht tiap 8 jam → 2 hari I. dan tiap – tiap 2 hari pada 10 hari
berikutnya.
b. Fungsi hati & ginjal tiap minggu
c. Elektrolit / hari → I minggu pertama
d. Analisa gas darah bila nafas > 32 x / menit.
e. Kultur jaringan pada hari I, III, VIII
M. Pemeriksaan Penunjang
1) Sel darah merah (RBC)
Dapat terjadi penurunan sel darah merah (Red Blood Cell) karena kerusakan sel
darah merah pada saat injuri dan juga disebabkan oleh menurunnya produksi sel
darah merah karena depresi sumsum tulang.
8) Glukosa serum
Meningkat sebagai refleksi respon terhadap stres.
9) BUN/Creatinin
Meningkat yang merefleksikan menurunnya perfusi/fungsi renal, namun demikian
creatinin mungkin meningkat karena injuri jaringan.
10) Urin
Adanya albumin, Hb, dan mioglobin dalam urin mengindikasikan kerusakan
jaringan yang dalam dan kehilangan/pengeluaran protein. Warna urine merah
kehitaman menunjukan adanya mioglobin
11) Rontgen dada
Untuk mengetahui gambaran paru terutama pada injuri inhalasi.
12) Bronhoskopi
Untuk mendiagnosa luasnya injuri inhalasi. Mungkin dapat ditemukan adanya
edema, perdarahan dan atau ulserasi padasaluran nafas bagian atas.
13) ECG
Untuk mengetahui adanya gangguan irama jantung pada luka bakar karena elektrik.
14) Foto Luka
Sebagai dokumentasi untukmembandingkan perkembanganpenyembuhan luka
bakar.
2. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
2) Sirkulasi
Tanda : (Dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi(syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yangcedera; vasokontriksi perifer
umum dengan kehilangan nadi,kulit putih dan dingin (syok listrik);
takikardia(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema
jaringan(semua luka bakar)
3) Integritas ego
Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan,kecacatan.
Tanda : Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarikdiri,
marah.
4) Eliminasi
Tanda : Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,mengindikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi);
penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakarkutaneus lebih besar dari
20% sebagai stres penurunanmotilitas/peristaltik gastrik.
5) Makanan/cairan
Tanda : Oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
6) Neurosensori
Gejala : Area batas; kesemutan.
Tanda : Perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendondalam
(RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syoklistrik); laserasi korneal;
kerusakan retinal; penurunanketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur
membranetimpani (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliransaraf).
7) Nyeri/kenyamanan:
Gejala : Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secaraeksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara danperubahan suhu; luka bakar
ketebalan sedang derajat keduasangat nyeri; smentara respon pada luka bakar
ketebalanderajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; lukabakar derajat
tiga tidak nyeri.
8) Pernafasan
Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinancedera
inhalasi).
Tanda : Serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasicedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan
nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret
jalan nafas dalam (ronkhi).
B. Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan
Diagnosa
No
Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
5 Kerusakan integritas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kerusakan integritas kulit
kulit berhubungan keperawatan selama 3x 24 jam di harapkan 2. Observasi kerusakan integritas kulit
dengan kerusakan tidak terjadi kerusakan integritas kulit. 3. Lakukan tindakan perawatan luka
4. Anjurkan klien jaga kebersihan kulit
jaringan
5. Penatalaksanaan pemberianterapi
Kriteria Hasil :
6. Berikan tehnik distraksi pada pasien
7. Berikan kalori tinggi, protein tinggi dan
a. Tidak adanya infeksi pada luka
makanan kecil
b. Kelembaban luka tetap terjaga
8. Berikan vitamin tambahan dan mineral-
c. Adanya jaringan granulasi
mineral
9. Tutup daerah terbakar untuk mencegah
nekrosis jaringan
10. Monitor vital sign untuk mengetahui
tanda infeksi
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny “i”
Usia : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Hub dengan klien : Istri
Luka bakar dialami sejak ± 4 minggu yang lalu yang lalu sebelum masuk
RSUP Wahidin Sudirohusodo, karena klien tersengat listrik saat hendak
memasang palfon rumah tempat pasien bekerja namun tanpa sengaja klien
menyentuh kabel kabel listrik. Klien kemudian jatuh, Kedua tangan klien
melepuh beserta paha kiri dan paha kanan, dan dada sebelah kiri. Karena
keadaan tersebut keluarga kemudian memutuskan untuk membawa klien ke
RSUD Daya. Saat tiba di RSUD Daya klien kemudian segera di tindaki dengan
perawatan luka bakar, namun luka bakar yang dialami klien sangat parah
sehingga klien dirujuk ke dirujuk ke RSUP Wahidin SudiroHusodo pada
tanggal 18 September 2018. Di RS kemudian dilakukan operasi fasciotomy
pada luka bakar <17%, ligasi arteri ulnaris sinistra.
Pada saat dikaji tanggal 01 Oktober 2018, klien terbaring di tempat tidur,
klien mengatakan merasa nyeri luka bakar akibat tersengat listrik pada area
luka pada paha kiri depan dan paha kanan depan, tangan kiri dan tangan kanan,
dan dada bagian kiri. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan bersifat hilang
timbul sekitar 1-3 menit dengan skala nyeri 3 (0-10) Nyeri dirasakan
bertambah saat klien bergerak dan saat ganti verban. Terdapat nyeri tekan pada
area luka. Klien mengatakan dioperasi pada tanggal 19/09/2018 pukul 02.00,
tampak luka tertutup verban pada kedua tangan dan kedua paha, tampak
ekspresi meringis pada wajah, tampak luka pada tangan kiri dan kanan
berwarna merah mudah, paha kiri berwarna putih dan paha kanan berwarna
abu-abu masih basah dan dada sebelah kiri berwarna merah muda semua luka
tampak masih basah.
II. Primary survey
A. Airway
1. Pengkajian jalan napas
Bebas Tersumbat
Trachea di tengah : Ya Tidak
a. Resusitasi : -
b. Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan : -
3. Intervensi/ Implementasi : -
4. Evaluasi :-
B. Breathing
1. Fungsi pernapasan :
a. Dada simetris : Ya Tidak
b. Sesak napas : Ya Tidak
c. Respirasi : 22 x/menit
d. Krepitasi : Ya Tidak
e. Suara napas : Teratur (vesicular), dan tidak ada suara napas tambahan
f. Saturasi 02 : -
g. Assesment :-
h. Resusitasi :-
i. Re evaluasi :-
2. Masalah keperawatan :-
3. Intervensi/Implementasi :-
4. Evaluasi :-
C. Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
a. Tensi : 120/64 mmHg
b. Nadi : 86 x/menit
Kuat , Regular
c. Suhu axial : 37,6oC
d. Temperatur kulit : Hangat
e. Gambaran kulit:
1) Warna sawo matang
2) Kulit nampak kering
f. Pengisian kapiler >2 detik
g. Hb : 17,1 g/dl
h. Assesment : Perfusi perifer tidak efektif
i. Resusitasi : -
j. Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan : Resiko ketidak efektifan perfusi perifer
3. Intervensi/Implementasi :
Kriteria hasil :
a. Pengisian ulang kapiler <2 detik
b. Kulit pada ektremitas hangat dan Aktivitas kolaboratif :
dingin 7. Kolaborasi pemberian medikasi
c. Klien tidak pucat.
d. Tidak terjadi anemia
A. HASIL LABORATORIUM :
1. Kimia Darah Tanggal, 21-09-2018
KIMIA
DARAH
Fungsi hati
Albumin 2.8 3.5-5.0 gr/dl
Kesan : Hipoalbuminemia
2. Darah Rutin Tanggal, 18-09-2018
Pemeri Hasil Nilai Satu
ksaan rujukan an
Kesan/Saran:
a. Leukositosis
B. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
Tidak ada
C. PENGOBATAN :
1. Infus RL 28 tetes/menit
2. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/intravena
3. Ketorolac 30 mg/8 jam/intravena
4. Paracetamol 1 gr/8 jam/intravena
5. Metronidazole 500 gr/8 jam/intravena
6. Omeprazole 40 mg/12 jam
H. ANALISA DATA
No. RM : 856292
Data Masalah
Keperawatan
DS :
Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri
Q : Seperti ditusuk-tusuk
DO :
DS :
Kerusakan
Pasien mengatakan ada luka pada kedua pergelangan Integritas Kulit
tangan dan kedua paha
DO :
Faktor Resiko :
Risiko Infeksi
a. Luka masih basah
b. Pasien mengalami leukositosis (WBC: 21,99 10^3/uL)
c. Post operasi debridement luka <17%
d. Luka pada tangan kanan : Luka bakar grade III dengan luas
2,25 %.
e. Luka pada tangan kiri : Luka bakar grade IIA dengan
luas 5,5 %.
f. Luka pada paha kanan : Luka bakar grade III dengan luas
2%.
g. Luka pada paha kiri : Luka bakar grade III dengan luas
2 %.
h. Luka pada dada kiri : Luka bakar grade IIB dengan
luas 1%.
I. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Kode : 00132
Domain 4 : Aktivitas/Latihan
Kode : 00228
Kode : 00046
4. Resiko infeksi
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 1 : infeksi
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b/d agen cidera Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 1400. Manajemen Nyeri
jam, maka diharapkan pasien akan :
Dibuktikan dengan: Aktivitas Keperawatan:
a. Menunjukkan Tingkat Nyeri (2102), yang
DS : dibuktikan oleh indikator : 4 (ringan), dan 5 1. Observasi reaksi nonverbal dari
(tidak ada). ketidaknyamanan.
Pasien mengeluh nyeri 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
b. Memperlihatkan Pengendalian Nyeri (1605), komprehensif termasuk lokasi, karakterisitik,
P : Nyeri akibat luka bakar listrik yang dibuktikan oleh indkator sebagai berikut : 4 durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
(sering), dan 5 (selalu). presipitasi.
Q : Seperti ditusuk-tusuk 3. Ajarkan teknik non farmakologis : tekni
Kriteria Hasil: relaksasi napas dalam, distraksi, kompres
R :Pada paha kanan dan kiri, tangan kanan dan hangat.
kiri dada sebelah kiri a. Melaporkan nyeri berkurang dari skala 5 4. Berikan informasi mengenai nyeri seperti
(sedang) menjadi skala 2-1 (ringan). penyebab nyeri, berapa lama nyeri dirasakan.
T : Hilang timbul sekitar 1-3 menit b. Memperlihatkan tehnik relaksasi secara
individual yang efektif 2210. Pemberian Analgesik
c. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
DO : d. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Aktivitas Keperawatan:
menggunakan manajemen nyeri.
a. Tanda – tanda vital : e. Tidak mengalami gangguan dalam frekuensi 1. Cek adanya riwayat alergi obat
pernapasan, denyut nadi, dan tekanan darah. 2. Pilih rute pemberian analgesic (Intravena,
Tekanan Darah : 120/64 mmHg Intramuskular atau per Oral)
Nadi : 86x/menit 3. Kolaborasi pemberian obat analgetik
Pernapasa : 22 x/menit
Suhu : 37,6 ºC
2 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 2660. Manajemen sensasi perifer
perifer b/d penurunan suplai darah ke jam, diharapkan :
perifer Aktivitas keperawatan:
a. Menujukkan Status sirkulasi (0401), yang
Dibuktikan dengan ; dibuktikan oleh indikator 4-5 (devisiasi ringan 1. Kaji warna dan suhu kulit
dari kisaran normal – tidak ada devisiasi dari 2. Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi
a. Waktu pengisian kapiler >2 detik (memanjang) kisaran normal) perifer seperti memriksa nadi perifer, edema,
b. Menunjukkan Perfusi jaringan : perifer (0407), pengisian kapiler dan warna kulit.
yang dibuktikan oleh indikator 4-5 (devisiasi 3. Kaji adanya kesemutan pada ektermitas
ringan dari kisaran normal – tidak ada devisiasi bawah
dari kisaran normal) 4. Pantau status hidrasi
5. Pantau hasil laboratorium
Kriteria hasil : 6. Ajarkan manfaat latihan fisik pada sirkulasi
perifer
a. Pengisian ulang kapiler <2 detik
b. Kulit pada ektremitas hangat dan dingin
c. Tidak terjadi anemia
Aktivitas kolaboratif :
3 Kerusakan Integritas Kulit berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 3520. Perawatan Luka
dengan gangguan turgor kulit. jam, pasien diharapkan :
Aktivitas Keperawatan:
Dibuktikan dengan : a. Menunjukkan Penyembuhan Luka : Primer
(1102), yang dibuktikan dengan indicator sebagai 1. Persiapkan lingkungan yang steril dan
DS : berikut: (4-5 = besar-sangat besar) pertahankan maksimum aseptic selama
proses tindakan perawatan luka
Pasien mengatakan ada luka pada kedua Kriteria Hasil: 2. Lepaskan balutan/ perban bagian luar dengan
pergelangan tangan, pada kedua paha dan cara menggunting dan membasahi dengan
pada dada kiri a. Persentase kesembuhan area luka bakar cairan saline atau air
meningkat 3. Lakukan debridement luka, sesuai kebutuhan.
DO : b. Pertumbuhan jaringan granulasi meningkat 4. Aplikasikan agen topical pada luka, sesuai
c. Menunjukkan pemahaman dalam proses kebutuhan
Nampak luka bakar pada daerah : perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera 5. Berikan balutan oklusif tanpa melakukan
berulang tekanan
d. Warna dasar luka pink (epitelisasi) 6. Jaga agar luka tetap lembab untuk membantu
a. Tangan kanan : Luka bakar grade III
e. Tidak ada eritema disekitar luka proses penyembuhan luka.
dengan luas 2,25%.
7. Ajarkan keluarga untuk menjaga kulit pasien
b. Tangan kiri : Luka bakar grade III
agar tetap kering
dengan luas 5,5 %. 8. Anjurkan keluarga untuk mobilisasi setiap 2
c. Paha kanan : Luka bakar grade III jam
dengan luas 2 %. 9. Monitor kulit dan daerah luka akan adanya
d. Paha kiri : Luka bakar grade III tanda kemerahan
dengan luas 2%.
e. dada kiri : luka bakar grade IIB dengan
luas 1%
a. Luka masih basah a. Status imunitas meningkat 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
b. Pasien mengalami leukositosis b. Pengendalian resiko; proses infeksius sistemik lokal
(WBC: 21,99 10^3/uL) 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap
c. Pasien mengalami Kriteria hasil : kegiatan perawatan pasien
hipoalbuminemia (Albumin : 2,8 g/dL) 3. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan
d. Post operasi debridement luka a. Menunjukkan peningkatan albumin gejala infeksi
<17% b. Jumlah sel darah putih dalam batas normal (4-10 4. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, udem,
e. Luka pada tangan kanan 10^3/uL) kemerahan)
: Luka bakar grade III c. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
dengan luas 2,25 %. Aktivitas kolaboratif :
f. Luka pada tangan kiri
: Luka bakar grade III 1. Kolabasi dengan ahli gizi untuk program diet
2. Kolaborasi pemberian antibiotic
dengan luas IIA %.
g. Luka pada paha kanan
: Luka bakar grade III
dengan luas 2 %.
h. Luka pada paha kiri
: Luka bakar grade III
dengan luas 2%.
i. Luka pada dada kiri : luka
bakar grade IIB dengan luas 1%
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN HARI I
No. RM : 856292
Hasil : Pasien minum sedikit sekitar 50-60 cc tapi sering, A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 10
membarn mukosa kering, turgor kulit tidak elastis menit masalah resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
11.
2. Memantau tanda-tanda infeksi (demam, udem, a. Pasien tidak demam dengan suhu 36,3oC.
30
kemerahan) b. Luka masih basah
c. Luka bakar pada paha, tangan dan genetalia
Hasil : Pasien tidak demam dengan suhu 36,3 oC. Luka d. WBC 21.99 103/mm3
12: masih basah e. Albumin 2.8 gr/dl
00
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah setiap kegiatan A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 10
perawatan pasien menit resiko infeksi belum teratasi
23.
00 Hasil : Tangan dicuci dengan menggunakan handrub P:
sebelum dan sesudah pemberian obat injeksi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap kegiatan
4. Penatalaksanaa pemberian antibiotic perawatan pasien
2. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
Hasil : Telah diberikan paracetamol 1 gr/intravena dan local
metronidazole 500 gr/intravena 3. Anjurkan klien untuk istrhat yang cukup
4. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi
5. Pantau hasil laboratorium dan tanda-tanda infeksi.
6. Batasi jumlah pegunjung
7. Tatalaksana pemberian antibiotic
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN HARI II
No. RM : 88 31 13
P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Kelurga pasien mengatakan takut melalukan a. Tangan kanan : Luka bakar grade III dengan
luas 2,25 %.
mobilisasi karena pasien merasa kesakitan jika bergerak b. Tangan kiri : Luka bakar grade III dengan
14. luas 5,5%.
50 3. Memonitor kulit dan daerah luka akan adanya tanda c. Paha kanan : Luka bakar grade III dengan
kemerahan luas 2 %.
d. Paha kiri : Luka bakar grade III dengan
Hasil : Terdapat luka pada paha kanan, paha kiri, tangan luas 2%.
kanan, tangan kiri dan dada sebelah kiri yang tertutup e. Genetalia : luka bakar grade IIB dengan
verban dan terdapat pembekakan pada area tangan yang luas 1%.
diverban.
A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5
menit masalah kerusakan integritas jaringan belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
15.
2. Penatalaksanaa pemberian antibiotic a. Pasien tidak demam dengan suhu 37,2oC.
00
b. Luka masih basah Hendri
Hasil : Telah diberikan paracetamol 1 gr/intravena dan c. Pasien mengalami leukositosis (WBC: 21.99 suman
15. metronidazole 500 gr/intravena 10^3/uL) salurapa’
10 d. Terdapat luka pada paha kanan, paha kiri, tangan
3. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik kanan, tangan kiri dan dada kiri
local A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 20
menit resiko infeksi belum teratasi
15.
13 Hasil : Terdapat luka pada paha kanan III, paha kiri III,
tangan kanan grade III , tangan kiri IIA dan dada kiri P :
grade IIB. 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap kegiatan
19. perawatan pasien
00 4. Memantau hasil laboratorium dan tanda-tanda infeksi 2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi
Hasil : Pasien mengalami leukositosis (WBC: 21,99 3. Pantau hasil laboratorium dan tanda-tanda infeksi
10^3/uL) (demam, udem, kemerahan)
4. Batasi jumlah pegunjung
5. Penatalaksanaa pemberian antibiotic 5. Tatalaksana pemberian antibiotic
Hasil : Telah diberikan ceftriaxone 1 gr/intravena
No. RM : 88 31 13
10.
2. Mengajar pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala a. Luka masih basah
32
infeksi b. Pasien mengalami leukositosis (WBC:21.99
10^3/uL)
Hasil : Pasien dan kelurga nampak mengerti tentang c. Tanda- tanda vital: TD: 114/55, N: 88X/mnt,
10. tanda-tanda infeksi P: 20x/Mnt, S: 38,60C.
37
3. Memantau hasil laboratorium dan tanda-tanda infeksi A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
15 menit resiko infeksi belum teratasi
12.
00 Hasil : Pasien mengalami leukositosis (WBC: 21.99
10^3/uL) P:
12.
30 4. Penatalaksanaa pemberian antibiotic 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap
kegiatan perawatan pasien
Hasil : Telah diberikan ceftriaxone 1 gr/intravena 2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi
5. Membatasi jumlah pengunjung 3. Pantau hasil laboratorium dan tanda-tanda
Hendri S
infeksi (demam, udem, kemerahan)
Salurapa
Hasil : Pengunjung hanya boleh masuk 2 orang. 4. Batasi jumlah pegunjung
’
5. Tatalaksana pemberian antibiotic
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN HARI IV
No. RM : 88 31 13
Hasil : Telah diberikan obat injeksi ketorolac 30 Tanda – tanda vital : TD : 114/55 mmHg,
mg/intravena nadi : 88, pernapasan : 20x/menit, suhu :
36,6 36,7oC.
10.3. Mengajurkan teknik non farmakologis : teknik relaksasi
20 dengan bercerita. A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 30 menit tujuan belum tercapai
Hasil: Klien bercerita dengan saudaranya untuk (Masalah nyeri akut belum teratasi)
mengalihkan nyeri yang dialami. Dan merasa nyerinya
berkurang saat bercerita P : Lanjutkan intervensi